Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hamzah Ahmad Syuja’i

NIM : 41032103191001
Matkul : Perubahan Sosial
Dosen : Dr. Kingking Muttaqien, M.Pd.
Saktiak Rohmah Fajarwati, M.Pd.

Pengaruh Unsur-unsur kebudayaan terhadap terjadinya perubahan sosial di


masyarakat

1. Alat Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh
para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam
mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah. Kemudian bahan tersebut dijadikan
sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup
lainnya yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat
produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal,
perumahan, dan alat-alat transportasi.
Tentunya alat teknologi sangat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial di masyarakat.
Seperti contoh Smart Phone (telepon pintar) yaitu salah satu teknologi informasi dan
komunikasi yang berkembang sangat cepat pada saat ini, yang sangat merubah perilaku
masyarakat dalam hal cara berkomunikasi dan mendapatkan informasi dari luar. Smart Phone
ini memudahkan masyarakat dalam menerima informasi dan melakuakan kegiatan-
kegiatannya sehari-hari, tetapi disisi lain membahayakan jika tidak dipergunakan dengan
bijak apalagi dipergunakan oleh anak-anak.
Perkembanagan alat telekomunikasi yang sangat cepat ini pula yang akhirnya melahirkan
istilah IoT ( Internet of Thing). Sederhananya istilah Internet of Things ini mengacu pada
mesin atau alat yang bisa diidentifikasikan sebagai representasi virtual dalam strukturnya
yang berbasis Internet, contohnya aplikasi-aplikasi dalam smart phone yaitu market place
online, ojek online, internet bangking, belajar online dan lain sebagainya. Aplikasi-aplikasi
tersebut adalah beberapa teknologi yang menghasilkan perubahan sosial paling terasa di
masyarakat indonesia terutama kota-kota besar saat ini.
Bagaimana dengan adanya aplikasi tersebut yang biasanya berbelanja harus selalu ke
pasar atau ke toko-toko yang memerlukan ongkos mahal karena jarak yang jauh, kini ada
alternatif lain yaitu dengan berbelanja di aplikasi market place online yang bisa belanja lintas
daerah tanpa harus keluar rumah.
2. Sistem ekonomi
Sistem ekonomi disebut juga sistem mata pencaharian. Dalam sistem ini manusia
memenuhi kebutuhan mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi. Mata pencaharian adalah
suatu usaha yang dilakukan seseorang atau segolongan besar anggota masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara garis besar sistem ekonomi terbagi tiga, yaitu:
a) Sistem ekonomi tradisional
b) Sistem ekonomi pasar/liberal/kapitalis
c) sistem ekonomi campuran
Tentunya setiap sistem ekonomi akan mempengaruhi perilaku sosial di masyarakat.
Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:
a) berburu dan meramu
b) beternak
c) bercocok tanam di ladang
d) menangkap ikan
e) bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang
berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di
daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi. Berbeda hal nya
dengan daerah yang memang sudah terpapar oleh arus modernisai, dimana masyarakat
tersebut akan beralih kepada sistem ekonomi industri dan jelas akan merubah pola-pola
perilaku sosial mereka. Di dalam masyarakat industri, seseorang lebih mengandalakan
pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
3. Keluarga
Sebagai sub sistem dari kehidupan sosial atau sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri,
keluarga memiliki sejumlah peranan. Lima peranan dan fungsi pokok keluarga menurut
WHO yaitu :
a) fungsi sosialisasi dan edukasi
b) fungsi psikologis
c) fungsi ekonomis
d) fungsi dalam memenuhi kebutuhan biologis dan perlindungan pisik
e) fungsi prorekreasi.
Dalam menjalankan fungsi sosialisasi-edukasi, orangtua bertugas memasyarakatkan serta
menanamkan berbagai nilai, norma, pengetahuan, dan keterampilan anak-anaknya dengan
tujuan agar anak-anaknya dapat hidup secara produktif serta mampu menyesuaikan diri
secara baik dengan masyarakat sekitarnya.
maka dari itu keluarga sebagai unit sosial terkecil di masyarakat namun memiliki peran
strategis dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai sosial sejak dini dan intensif.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting sebagai bagian dari perubahan sosial
dalam masyarakat. Kekuatan dan ketahanan keluarga akan menciptakan masyarakat yang
kokoh terhadap tantangan perubahan sosial yang sangat complicated (rumit) di masyarakat
mendatang. Kehidupan keluarga tidak terlepas dari sistem nilai yang ada di masyarakat,
antara lain agama dan adat istiadat
Pada era teknologi digital saat ini dimana transfer informasi dan nilai nilai global sangat
cepat dan mudah diperoleh akan sangat mempengaruhi nilai nilai positif dan negatif, serta
nilai nilai baru dan lama akan terus berkembang dalam kehidupan sosial kemasyarakatan
seiring perkembangan jaman. Dengan demikian posisi keluarga tentunya menjadi sangat
strategis dalam menyaring nilai nilai tersebut.
Keluarga sebagai basis pembinaan awal berperan penting dalam pembinaan terhadap
anggota keluarga terutama anak-anak sehingga pada saatnya nanti mereka siap untuk
berperilaku baik dimasyarakat dan memberikan perubahan sosial yang lebih baik di
lingkungan masyarakat sekitarnya.
4. Kekuatan politik
Kekuatan politik merupakan aktor-aktor politik maupun lembaga-lembaga yang
memainkan peranan dalam kehidupan politik yang bertujuan untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan politik. Kekuatan-kekuatan politik berperan sebagai penopang sistem
politik melalui pengaruh terhadap pemerintahan.
Maka dari itu jika sebuah kekuatan politik telah berkuasa di pemerintahan dan akhirnya
mengeluarkan berbagai kebijakan, akan sangat berpengaruh terhadap perubahan sosial di
masyarakat. Sebagai contoh kecil, jika pada suatu negara yang pemerintahannya di kuasai
oleh kekuatan politik yang berideologi komunis, maka kebijakan-kebijakan yang di
keluarkannya cenderung kurang pro aktif terhadap golongan-golongan masyarakat yang
agamis. Sehingga menyulitkan masyarakat tersebut untuk menerapkan nilai-nilai agama
yang dianutnya.
Jika kebijakan tersebut telah di keluarakan melalui pemerintahan dengan sistem hukum
tata negara yang telah mengikat, maka mau tidak mau masyarakat tersebut harus menerima
kebijakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai