Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH BIOKONSERVASI

“Beberapa Kegiatan Manusia yang Menyebabkan Keanekaragaman Hayati Berkurang”

OLEH:

MUHAMAD ARSYAD

(A1J118035)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKTULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1 Kegiatan – kegiatan manusia yang berdampak pada kerusakan biodiversitas.....................2

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................4

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................4

3.2 Saran.....................................................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan dalam menerangkan
keanekaragaman, variabilitas, dan keunikan gen, spesies dan ekosistem dari makhluk
hidup. Keanekaragaman hayati ini memiliki peran yang dapat dibagi menjadi enam, yaitu
berdasarkan nilai eksistensi, nilai jasa lingkungan, nilai warisan, nilai pilihan, nilai
konsumtif dan nilai produkif, yang keenamnya sangat berhubungan sekali dengan
komponen yang ada di dalamnya dan juga bagi yang memanfaatkannya yaitu kita sebagai
umat manusia.
Kerusakan keanekaragaman hayati di negara kita, Indonesia dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yang meliputi faktor teknis yang meliputi kegiatan manusia, teknologi
yang digunakan dan kondisi alam itu sendiri; faktor struktural yang meliputi paradigma
pembangunan yang dianut oleh pemerintah selama era 1970an – 1990an dan belum
terbentuknya tata kelola yang baik. Dari catatan kepunahan, 99% spesies yang punah
disebabkan oleh kegiatan manusia. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai beberapa kegiatan atau faktor penyebab kerusakan keanekaragaman hayati oleh
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini meliputi:

Apa saja kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang menjadi faktor penyebab
kerusakan keanekaragaman hayati?

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan – kegiatan manusia yang berdampak pada kerusakan biodiversitas

a. Kegiatan politik
Yang termasuk dalam kegiatan ini misalnya yang telah terjadi pada negara
indonesia ini pada era reformasi silam. Terdapat perbedaan dalam pengelolaan
hutan sebelum dan sesudah era reformasi tersebut. Sebelum era reformasi,
masyarakat dapat secara bebas masuk ke kawasan hutan untuk bertani dan
bercocok tanam dalam cakupan yang besar, hal ini menyebabkan pemerintah
melakukan gerakan dalam rangka menurunkan jumlah masyarakat yang berada di
kawasan hutan dengan melakukan reboisasi dengan harapan hutan dapat kembali
terbentuk. Namun yang terjadi malah sebaliknya, setelah era reformasi masyarakat
kembali memasuki kawasan hutan dengan jumlah yang lebih besar, disebabkan
oleh aturan yang longgar serta kebebasan yang tinggi kepada masyarakat pada era
itu (Darma, 2013: 207).

b. Kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi yang merusak keanekaragaman hayati ini dapat terjadi
melalui eksploitasi berlebihan untuk kebutuhan biaya hidup. Ekspoloitasi secara
berlebihan ini nantinya akan menyebabkan menurunnya kelimpahan atau jumlah
individu dari jenis – jenis yang dieksploitasi yang pada akhirnya mengakibatkan
kelangkaan atau kepunahan dari jenis – jenis tersebut. Hal ini dapat terlihat pada
kegiatan intensifikasi pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan yang akan
mengakibatkan berkurang atau hilangnya keanekaragaman hayati bahkan
rusaknya ekosistem.

c. Kegiatan pembangunan

Kegiatan pembangunan ini sering terjadi di wilayah perkotaan. Pesatnya


kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik di wilayah perkotaan dan
sekitarnya telah berdampak pada berkurangnya populasi tegakan pohon, baik yang
berada di ruang – ruang terbuka publik, maupun yang berada di ruang – ruang

2
milik privat. Dampak akumulasi aneka jenis polutan di lingkungan kota, termasuk
di udara akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas udara, dan mengurangi
tingkat kesehatan, kenyamanan dan estetika lingkungan udara di wilayah
perkotaan.

Salah satu contoh kegiatan pembangunan yang lain yaitu dibangunnya waduk.
Contoh kasus di indonesia dimana berbagai kegiatan yang menyebabkan erosi
tanah seperti penebangan hutan, pembukaan lahan pertanian, pembukaan jalan
baru, menyebabkan kandungan sedimen pada aliran permukaan meningkat yang
akhirnya bermuara akan bermuara di waduk. Sedimen yang tersuspensi dalam
bentuk partikel halus dan kasar akan menimbulkan dampak negatif terhadap biota
dalam ekosistem waduk. Biota yang langsung terkena dampaknya adalah biota
yang hidup di dasar perairan karena sedimen pada akhirnya akan mengendap di
dasar sehingga menyebabkan biota sulit bernafas dan akhirnya akan mati lemas.
Sedimen juga meningkatkan kekeruhan air yang akan menghalangi penetrasi
cahaya dan mengganggu organisme dalam fotosintesis.

d. Kegiatan transisi budaya


Kerusakan keanekaragaman hayati oleh kegiatan budaya ini dapat terjadi,
salah satunya melalui budaya perpindahan penduduk dalam upaya pemenuhan
kebutuhan hidup. Kerusakan yang terbesar pada lingkungan akan terjadi apabila
sekelompok masyarakat mendiami daerah yang baru (membuka kawasan alam).
Kerusakan yang lebih besar akan terjadi dibandingkan dengan apa yang telah
dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang berada di sana sejak ratusan tahun
yang lalu. Masyarakat baru ini seringkali dalam fase pertanian tradisional yang
baru mengenal ekonomi pasar dan pada fase ini perhatian terhadap perlindungan
alam sangat rendah.

3
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa apa saja yang dilakukan
manusia pastinya akan memberikan pengaruh pada lingkungan sekitarnya. Pengaruh
yang dimaksud bisa saja berbentuk negatif maupun positif tergantung bagaimana niatan
orang atau pihak yang melakukan hal tersebut.

3.2 Saran

Saran saya dalam makalah ini, yaitu kepada para pelanggar peraturan yang telah
dibuat pemerintah agar dapat ditindaklanjut lebih baik lagi oleh pemerintah agar timbul
perasaan jera dalam diri para pelanggar itu, dan agar keanekaragaman hayati dapat
segera pulih kembali.

4
DAFTAR PUSTAKA

Darma, Azi Hafid, Bintoro Afif, Duryat. 2013. Faktor-Faktor Penentu Perubahan
Kondisi Keanekaragaman Flora Dan Fauna Di Sub-Sub DAS khilau, Sub DAS
Bulog, DAS Sekampung. Jurnal Syiva Lestari. 7(2): 207.

Krishnamurti, Yani. 1997. Perlindungan Keanekaragaman Hayati dan Permasalahnnya.


Seminar Pusat Pengembangan Teknik dan Lingkungan Hidup: 7.

Kusmana, Cecep. 2015. Makalah Utama: Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)


sebagai Elemen Kunci Ekosistem Kota Hijau. Pros. Sem. Nas. Masy. Biodiv.
Indon: 1749.

Meridzam, Wardiyono, Pratiwi Sudhiani. 2004. Wilayah Kritis Keanekaragaman hayat


indonesia: instrumen penilaian dan pemindaian indikatif/cepat bagi pengantar
kebijakan.

Samedi. 2015. Konservasi keanekargaman hayati di indonesia: rekomendasi perbaikan


undang – undang konservasi. Jurnal hukum lingkungan. 2 (2):9.

Widiyati, Ani, Prihadi Heru Tri. 2007. Dampak Pembangunan Waduk Terhadap
Kelestarian Biodiversity. Media Akuakultur. 2(2): 115.

Wuisang, Cynthia. 2015. Konservasi Biodiversitas di Wilayah Perkotaan: Evaluasi


Lansekap Koridor Hijau di Kota Manado. Media Matrasain. 12 (2): 48.

Anda mungkin juga menyukai