Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabila Nur Syahirah

NIM : A1J119047

Kelompok : 8

Pada poin 4 faktor kimia perairan yaitu ammonia, dikatakan bahwa ammonia dapat bersifat
toksik bagi biota jika kadarnya melebihi ambang batas maksimum. Jadi pertanyaan saya pada
kadar berapa ammonia dikatakan toksik? Dan apakah ketoksikan itu berlaku untuk semua
hidrobiota di perairan tersebut?

Jawab:

Toksisitas amonia dipengaruhi oeh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan
bersifat racun jika jumah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya
dengan jumlah amonia yang sedikit akan bersifat racun. Pada dasar perairan
kemungkinan terdapat amonia dalam jumlah yang lebih banyak dibanding perairan
dibagian atasnya karena oksigen terlarut pada bagian dasar relatif lebih kecil. Konsentrasi
amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat
pada perairan tersebut

Nama :Rusniati Sari

Nim : (A1J119021)

Kelompok : 8

sebagaimana telah dinyatakan bahwa perairan dengan salinitas lebih rendah atau lebih tinggi dari
pada pergoyangan normal air laut merupakan faktor penghambat untuk penyebaran biota laut.
Pertanyaannya mengapa perairan yang salinitasnya tinggi atau rendah dari pergoyangan normal
air laut tersebut dapat menjadi penghambat penyebaran biota laut tertentu?

Jawab:
Salinitas(kadar garam)disamping suhu merupakan faktor abiotik yang sangat menentukan
penyebaran biota laut. Perairan dengan salinitas lebih rendah atau lebih tinggi dari pada
pergoyangan normal air laut merupakan faktor penghambat (limiting factor) untuk
penyebaran biota laut tertentu. Keragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad
jasad hidup akuatik berdasarkan kemampuan pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan
osmotik. pergoyangan air laut normal secara global berkisar antara 33 %o sampai dengan
37 dengan nilai tengah sekitar 35 %o. Walaupun demikian terdapat kodisi ekstrim alami,
seperti di Laut Merah pada saat tertentu salinitas air laut dapat mencapai 40 ataupun
seperti contoh di Laut Baltik, terutama di sekitar Teluk Bothnia salinitas air laut dapat
mencapai titik terendah yaitu sekitar 2 %c. Perairan muara sungai dan estuaria biasanya
mempunyai salinitas lebih rendah dari air laut normal dan disebut sebagai perairan payau
(brackish water). Batas pergoyangan air payau ini berkisar 0,5 %o sampai dengan 30 %
Perairan sekitar Pulau-pulau Seribu sebagaimana halnya perairan Laut Jawa, terutama
perairan dekat pantai mempunyai salinitas yang relatif lebih rendah dari pada salinitas
perairan samudera, yaitu berkisar antara 31,44 % 0 sampai dengan 33,16 .Hal ini
dimungkinkan karena tingginya curah hujan.

Nama : Siti Hasina

Nim :(A1J119025)

Kelompok :6

Pertanyaan saya berasal dari manakah gas sulfida tersebut dan bagaimana dampak buruk yang
dapat ditimbulkan nya dalam perairan?

Jawab:

Sulfida (H2S) merupakan gas yang dihasil dari dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh
bakteri anaerob dan merupakan gas yang sangat berbahaya bagi biota perairan serta
menghasilkan bau yang tidak enak. Penyumbang terbentuknya hidrogen sulfida berbesar yaitu
kawasan pemukiman, pelabuhan dan industri. Sulfida yang tidak terionisasi bersifat toksik
terhadap kehidupan biota perairan.

Anda mungkin juga menyukai