Anda di halaman 1dari 7

Di dalam sistem periodik, besi terletak pada golongan VIII B atau merupakan logam

transisi, memiliki konfigurasi elektron seperti di bawah ini:


26Fe = 2, 8, 14, 2.
1. Keberadaan di Alam
Di alam, besi tidak dijumpai dalam bentuk unsur, akan tetapi didapat dalam bentuk
senyawa dengan unsur-unsur lainnya. Kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah
sebagai oksida besi, seperti oksida besi magnetit (Fe 3O4) mengandung besi 65 %, hematite
(Fe2O3) mengandung 60 – 75 % besi, limonet (Fe 2O3 . H2O) mengandung besi 20 % dan
siderit (Fe2CO3). Bijih besi yang umum adalah hematit, yang sering terlihat sebagai pasir
hitam sepanjang pantai dan muara aliran.
Dalam kehidupan, besi merupakan logam yang paling banyak dan paling beragam
penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya :
1. Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
2. Pengolahannya relaif mudah dan murah
3. Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Logam besi juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya adalah unsur
besi (Fe) dan karbon (C), tetapi juga mengandung unsur lain seperti: silisium, mangan, fosfor,
belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah
yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur zat arang (karbon)
yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama kekerasannya.
2. Sifat-Sifat Besi:
1. Sifat Fisik Besi
Sifat Uraian
Fase Padat
Masa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm3
Masa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm3
Titik lebur 1811 K (1538 oC, 2800 oF)
Titik didih 3134 K (2861 oC, 5182 oF)
Kalor peleburan 3134 K
Kalor penguapan 340 kJ/mol
Kapasitas kalor (25oC)25,10J/(mol.K)

2. Sifat Kimia Besi


Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom Besi, Fe, 26
Deret kimia Logam transisi
Golongan, Periode, Blok 8,4,d
Penampilan Metalik mengkilap keabu-abuan
Masa atom 55,845 g/mol
Konfigurasi elektron 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 14, 2

Sifat-sifat besi diantaranya adalah:


1. Mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Karena memiliki ikatan ganda
dan ikatan kovalen logam.
2. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi membentuk besi
(III) oksida hidrat.
Jenis logam besi adalah sebagai berikut:
a. Besi Tuang
Komposisinya yaitu besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4 %, sifatnya rapuh tidak dapat
ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan.
b. Besi Tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99 % besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak dapat
dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar, kait keran
dan landasan kerja pelat.
c.Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1 % - 0,3%, mempunyai sifat dapat
ditempa dan liat.
d. Baja Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar 0,4 % - 0,6 %. Sifat lebih kenyal dari yang
keras.
e. Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7 % - 1,5%. Sifat dapat ditempa, dapat
disepuh keras, dan dimudakan.
f. Baja Karbon Tinggi Dengan Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau tungsten. Sifat rapuh,
tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras, dan dimudakan.
(Indiyanto, 2011)
3. Proses Pembuatan
Penambangan dan Pengolahan Biji Besi

Bahan baku awal dalam pembuatan besi adalah biji besi (iron core). Biji besi yang
didapatkan dari alam umumnya merupakan senyawa besi dengan oksigen seperti hematite
(Fe2O3); magnetite (Fe3O4); limonite (Fe2O3); atau siderite (Fe2CO3). Pembentukan senyawa
besi oksida tersebut sebagai proses alam yang terjadi selama beribu-ribu tahun. Kandungan
senyawa besi dibumi ini mencapai 5 % dari seluruh kerak bumi ini. Penambangan biji besi
tergantung keadaan dimana biji besi tersebut ditemukan. Jika biji besi ada di permukaan bumi
maka penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open-pit mining), dan jika biji besi berada
didalam tanah maka penambangan dilakukan dibawah tanah (underground mining). Biji besi
didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan kotoran-kotoran lainnya maka
sebelum dilakukan peleburan biji besi tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian
untuk mendapatkan konsentrasi biji yang lebih tinggi (25 - 40%). Proses pemurnian ini
dilakukan dengan metode: crushing, screening, dan washing (pencucian). Untuk
meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%) serta memudahkan dalam
penanganan berikutnya, dilakukan proses agglomerasi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :

o Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel halus (serbuk).


o Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan
cara pemisahan magnet (magnetic separator) atau metode lainnya.
o Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa bola-bola kecil
berdiameter antara 12,5 - 20 mm.
o Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan hingga
temperatur 1300oC agar pellet tersebut menjadi keras dan kuat sehingga tidak
mudah rontok.

Proses Reduksi

Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi.
Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida
(CO). Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak
langsung.
a. Proses Reduksi Langsung

Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge iron)
atau sering disebut besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas reduktor yang
dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan
gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :

CH4 + H2O CO + 3H2

Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses
reduksi terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :

Fe2O3 + 3H2 2Fe + 3H2O atau

Fe2O3 + 3CO 2Fe+3CO2


b. Proses Reduksi Tidak Langsung

Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang disebut tanur tinggi
(blast furnace). Biji besi hasil penambangan dimasukkan ke dalam tanur tinggi tersebut dan
didalam tanur tinggi dilakukan proses reduksi tidak langsung yang cara kerjanya sebagai
berikut :

Bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah
dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya berfungsi
sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai
reduktor. Untuk menimbulkan proses pembakaran maka ke dalam tanur tersebut ditiupkan
udara dengan menggunakan blower sehingga terjadi proses oksidasi sebagai berikut :

2C + O2 2CO + Panas

Gas CO yang terjadi dapat menimbulkan reaksi reduksi terhadap biji yang
dimasukkan ke dalam tanur tersebut. Sedangkan panas yang ditimbulkan berguna untuk
mencairkan besi yang telah tereduksi tersebut. Untuk mengurangi kotoran-kotoran
(impuritas) dari logam cair, ke dalam tanur biasanya ditambahkan sejumlah batu kapur
(limestone). Batu kapur tersebut akan membentuk terak (slag) dan dapat mengikat kotoran-
kotoran yang ada didalam logam cair. Karena berat jenis terak lebih rendah dari berat jenis
cairan besi maka terak tersebut berada dipermukaan logam cair sehingga dapat dikeluarkan
melalui lubang terak.
Besi hasil proses tanur tinggi ini disebut juga besi kasar (pig iron). Besi kasar ini
merupakan bahan dasar untuk membuat besi tuang (cast iron) dan baja (steel). Komposisi
kimia unsur-unsur pemadu dalam besi kasar ini terdiri dari 3-4 %C; 0,06-0,10 %S; 0,10- 0,50
%P; 1-3 %Si dan sejumlah unsur-unsur lainnya, sebagai bahan impuritas. Karena kadar
karbonnya tinggi, maka besi kasar mempunyai sifat yang sangat rapuh dengan kekuatan
rendah serta menampakkan wujud seperti grafit. (Daryus, 2008)

Tanur tinggi ( Blast Furnace)

4. Manfaat
1.Dalam Bidang Kesehatan
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan
dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb)
yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin
terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe).
Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh : sebagai alat angkut oksigen
dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai
bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.
2.Besi Tuang
Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan ragum, bagian – bagian mesin
bubut, blok silinder dan cincin torak.
3. Besi Tempa
Digunakan untuk membuat bahan senjata, plat penamballubang, penyambung konstruksi besi.
4. Baja Lunak
Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa dan keperluan umum dalam pembangunan.
5. Baja Karbon Sedang
Digunakan untuk membuat As roda dari alat berat, Alat tempa, dan rel kereta.
6. Baja Karbon Tinggi
.Digunakan untuk membuat kikir, pahat, gergaji, tap, stempel dan alat mesin bubut.
7. Baja Karbon Tinggi Dengan Campuran
Digunakan untuk membuat mesin bubut dan alat – alat mesin.
8. Sebagai aksesoris dan peralatan rumah tangga
Contohnya pembuatan kunci rumah, peralatan dapur.
5. Efek Negatif
1. Besi mudah mengalami korosi

Korosi adalah reaksi redoks (reduksi-oksidasi) antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan

besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat pada logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat kemerahan yang
bersifat rapuh dan berpori. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti
tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam
lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri
(kerapatan atau kasar halusnya permukaan).

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.Reaksi reduksi-oksidasi pada anoda:

Fe(s) ↔ Fe2+ (aq) + 2e Eº = +0.44 V

Reaksi reduksi-oksidasi pada katoda :

O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V


atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe 2O3. xH2O, yaitu karat
besi.
Cara-cara pencegahan korosi besi, yaitu :
a. Pengecatan.
b. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
c. Pembalutan dengan Plastik.
d. Tin Plating (pelapisan dengan timah)
e. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
f. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium).
(Ferdiansyah, 2013)
2. Dalam bidang kesehatan: Anemia
Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada ibu hamil terjadi
peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume darah tanpa
ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu (mencegah kehilangan darah pada
saat melahirkan) dan pertumbuhan janin.

Daftar Pustaka
Daryus, Asyari. 2008. Diktat Kuliah Proses Produksi. Jakarta: Universitas Darma Persada.
Ferdiansyah, Ervan. 2013. Ilmu Bahan Teknik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Indiyanto, Rus. 2011. Diktat Pengantar Pengetahuan Bahan Teknik. Surabaya: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”.

Anda mungkin juga menyukai