Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan yang
menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa. 

PERATURAN & UU KETENAGAKERJAAN


Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan dijelaskan bahwa
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga kerja baik pada waktu
sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Peraturan tersebut dilandasi dengan tujuan  sebagai
berikut:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan  tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
3. Memberikan pelindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya
 
Pasal 5 UU 13/2013 menegaskan bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh pekerjaan tanpa adanya diskriminasi.

Lebih lanjut, tenaga kerja dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja yang mempunyai keahlian pada bidang tertentu atau khusus yang diperoleh dari
bidang pendidikan. Sebagai contoh: dosen, dokter, guru, pengacara, akuntan dan sebagainya.
b.Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja yang memiliki keahlian pada bidang tertentu atau khusus yang diperoleh dari
pengalaman dan latihan. Sebagai contoh: supir, tukang jahit, montir dan sebagainya.
c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih
Tenaga kerja yang mengandalkan tenaga, tidak memerlukan pendidikan maupun pelatihan
terlebih dahulu. Sebagai contoh: kuli, pembantu rumah tangga, buruh kasar dan sebagainya.

Klasifikasi diatas mendorong pengaturan terkait pelatihan kerja sebagaimana diatur dalam Bab V
UU 13/2013, agar kualifikasi tenaga kerja Indonesia dapat semakin baik.
Dalam pelaksanaan ketenagakerjaan, pelaku usaha dan tenaga kerja mengikatkan diri dalam
suatu hubunga hukkum melalui ikatan atau perjanjian kerja yang sudah disepakati oleh kedua
belah pihak, bersifat tertulis atau lisan dan dilandasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan yang berlaku. Hak dan kewajiban antara pengusaha dan tenaga kerja
juga menjadi perhatian demi menciptakan keamanan dan kenyamanan saat melakukan aktivitas
pekerjaan.
Apabila timbul perselisihan antara pengusaha dan tenaga kerja, maka hukum yang mengatur
adalah Undang Undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial. Setiap bentuk perselisihan memiliki cara atau prosedur yang berlaku dan harus diikuti
oleh kedua belah pihak baik itu melalui cara berunding, mediasi, konsiliasi, arbitrase maupun
diselesaikan di Pengadilan Hubungan Industrial.

MASALAH KETENAGAKERJAAN
Masalah ketenagakerjaan dapat timbul karena beberapa faktor seperti pendidikan, kesempatan
kerja maupun pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah. Hal ini dialami oleh banyak negara
yang termasuk Indonesia, karena hingga saat ini masih banyak pengangguran atau lebih tepatnya
lagi orang yang tidak dapat bekerja karena minimnya lapangan pekerjaan.

Tiga masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di Indonesia:


1. Banyaknya Pengangguran
Disebabkan karena tingginya jumlah penduduk dan tidak diikuti dengan lapangan kerja yang
cukup, permasalah ini merupakan yang paling utama di Indonesia. Begitu juga dengan rendahnya
kualitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang menjadi faktor utama dalam timbulnya
masalah ini.
2. Lapangan Kerja yang Rendah
Timbul akibat jumlah angkatan kerja yang produktif tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang disediakan. Hal ini menjadi salah satu pemicu masalah pengangguran.
3. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah baik formal maupun non formal. Kemampuan ekonomi
masyarakat Indonesia tergolong rendah menyebabkan ketidakmampuan untuk meraih pendidikan
yang tinggi.
Kelompok tenaga kerja
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk telah berusia 15-64 tahun. Sementara di usia
kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun tidak termasuk tenaga kerja.

1. Angkatan kerja
Angkatan kerja merupakan kelompok penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau sedang
mencari pekerjaan. Pada angkatan kerja dikenal juga sebagai kelompok usia produktif.
2. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja merupakan penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja. Tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan. Kelompok tenaga kerja bukan angakatan
kerja disebut juga sebagai pengangguran

Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia


1. Pendidikan
Sektor pendidikan salah satu yang menjadi sorotan. Penyebabnya adalah tidak meratanya
kualitas standar pengajar, rendahnya kualitas calon tenaga kerja, karakter kebiasaan calon tenaga
kerja yang kurang baik, serta kurangnya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang pendidikan.
Hal tersebut menandakan bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin calon tenaga kerja terdidik
mendapatkan pekerjaan baik sesuai bidang maupun di luar bidang studi.

2. Keterampilan
Memiliki sejumlah keterampilan sangat diperlukan bagi tenaga kerja. Dengan mengantongi
keterampilan tertentu dapat menjadi nilai tambah para tenaga kerja dalam persaingan
mendapatkan pekerjaan.
Biasanya, faktor ekonomi turut berperan dalam menghambat para tenaga kerja mendapatkan
keterampilan tertentu lantaran keterbatasan biaya. Namun bukan berarti skill atau
keterampilan sulit didapatkan.
Saat ini sudah banyak program pelatihan, workshop, maupun sertifikasi yang bisa diakses secara
gratis guna meningkatkan daya saing.

3. Alih Daya atau Outsourcing


Sedari dulu tenaga kerja alih daya atau outsourcing selalu menjadi permasalahan berulang
terlebih saat ketok palu UU Cipta Kerja.
Sebelum diberlakukannya UU Cipta Kerja, tenaga kerja alih daya kerap mendapatkan upah di
bawah standar minimum regional dan tidak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.

4. PHK
Pesangon karyawan PHK seringkali tidak sesuai nominalnya, lama prosesnya, bahkan tidak
dibayarkan.
PHK karyawan bisa terjadi karena banyak hal di antaranya perusahaan pailit, peleburan,
pemisahan, pengusaha tidak bersedia menerima tenaga kerja di perusahaan.
Selain itu, kondisi pandemi corona juga membuat ekonomi lesu yang mengakibatkan banyak
perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan membuat pekerja kehilangan
pekerjaan.

5. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata


Pulau Jawa masih menjadi sasaran bagi warga luar pulau untuk mengadu nasib dan mencari
penghasilan atau pun pekerjaan yang lebih baik.
Hal ini tentu berdampak pada tidak meratanya pembangunan dan pengembangan sumber daya di
daerah lain.
Contoh kasus:
Pelanggaran Ketenagakerjaan Pabrik Korek Api yang Tewaskan 30 Orang

Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan tim pengawas gabungan yang diturunkan mencatat


sedikitnya enam pelanggaran dilakukan PT Kiat Unggul, pabrik korek api di Sumatra Utara yang
terbakar pada Jumat (21/6/2019) dan menewaskan sedikitnya 30 orang. Menteri Ketenagakerjaan
M. Hanif Dhakiri menyebutkan pelanggaran yang ditemukan mulai dari tidak adanya
perlindungan pekerja hingga tidak adanya laporan perusahaan adanya cabang yang terbakar yang
menelan korban jiwa dalam jumlah besar tersebut
Menurutnya, penemuan pelanggaran ini setelah tim gabungan pengawas ketenagakerjaan baik
dari pusat dan daerah menyelesaikan investigasi tahap awal di pabrik yang berlokasi Desa
Sabirejo, Binjai, Langkat, Sumut, tersebut
Enam pelanggaran ketenagakerjaan itu terdiri atas: perusahaan tidak memberikan perlindungan
kepada pekerja terkait kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan. Selanjutnya didapati
perusahaan mempekerjakan pekerja anak atas nama Rina umur 15 tahun. 
Kesalahan lainnya, perusahaan belum membuat wajib lapor ketenagakerjaan untuk lokasi
kejadian. Diketahui, pabrik tersebut merupakan cabang dari PT Kiat Unggul yang berada di Jalan
Medan-Binjai KM 15,7, Kabupaten Deli Serdang.
Perusahaan tidak melaporkan keberadaan cabang perusahaan tersebut kepada Dinas
Ketenagakerjaan, sehingga keberadaannya tak tercatat oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Utara. Perusahaan masuk kategori ilegal. 

Pengawas juga menemukan perusahaan membayar upah tenaga kerja lebih rendah dari ketentuan
upah minimum Kabupaten Langkat. 
Perusahaan juga tidak mengikut sertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial yang
diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. “Hanya satu pekerja yang
sudah didaftarkan pada BPJS Ketenagakerjaan, selebihnya belum.”
Selanjutnya Hanif menyebutkan perusahaan belum melaksanakan sepenuhnya syarat-syarat
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3). 
Dari olah tempat kejadian perkara, diketahui sumber api berasal dari pintu belakang yang
menjadi akses keluar masuk pekerja. Sedangkan pintu depan terkunci. Sehingga saat terjadi
kebakaran para pekerja tak bisa keluar menyelamatkan diri karena tidak ada jalur evakuasi.
Perusahaan juga tidak memiliki alat pemadam kebakaran dan sirkulasi udara yang memenuhi
syarat. Pabrik tidak dilengkapi fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), tidak
tersedia alat pelindung diri (APD), serta berbagai pelanggaran lain.

Sumber:
https://www.dslalawfirm.com/pengertian-masalah-peraturan-ketenagakerjaan/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/14/130000269/ketenagakerjaan-pengertian-
kelompok-dan-klasifikasi-tenaga-kerja?page=all
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210223144414-104-609845/5-masalah-
ketenagakerjaan-di-indonesia
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/14/154500069/masalah-ketenagakerjaan-di-
indonesia?page=all
https://kabar24.bisnis.com/read/20190624/15/937237/ini-deretan-pelanggaran-ketenagakerjaan-
pabrik-korek-api-yang-tewaskan-30-orang.

Anda mungkin juga menyukai