OLEH
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Jantung
Gambar 1
Anatomi Jantung
Secara anatomis jantung terletak di dalam rongga dada (thoraks) yaitu pada rongga
mediastinum dan di antara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut
paru.
2. Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan yang langsung melapisi jantung, yang
Struktur Fungsi
Vena cava Sebagai reservoir dan jalan darah menuju atrium kanan.
Atrium Kanan Menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kanan.
Katup Mencegah aliran darah balik selama ventrikel melakukan
Atrioventrikular kontraksi (sistolik).
Katup
Trikuspidalis
Ventrikel kanan Memompa darah yang mengandung karbon dioksida ke
sirkulasi pulmonary
Katup semilunar Mencegah aliran darah balik selama ventrikel melakukan
Katup pulmonar relaksasi (diastolik).
Katup aorta
Arteri pulmonar Membawa darah yang mengandung karbon dioksida ke
sirkulasi pulmonar dari ventrikel kanan
Vena pulmonar Mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke atrium kiri.
2. Fisiologi Jantung
Fisiologi jantung menurut Syaifuddin, (2013) yaitu:
Fungsi jantung sebagai pompa. Tiap siklus jantung terdiri atas sistole dan diastole
secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang terbuka dan tertutup.
Fungsi atrium sebagai pompa. Dalam keadaan normal, darah mengalir terus menerus
dari vena-vena besar kedalam atrium. Kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir
dari atrium ke ventrikel walaupun atrium belum berkontraksi, selanjutnya kontraksi
atrium mengadakan pengisian 30% karena atrium hanya berfungsi sebagai pompa
primer untuk meningkatkan keaktifan ventrikel.
Fungsi ventrikel sebagai pompa :
1. Pengisian ventrikel selama sistole. Ventrikel sejumlah darah tertimbun dalam
atrium karena atrium dan ventrikel tertutup. Setelah sistole berakhir, tekanan
ventrikel turun sampai ke diastolik terendah.
2. Pengosongan ventrikel selama sistole. Bila kontraksi ventrikel mulai, tekana
ventrikel menutup, untuk proses ini diperlukan penambahan waktu 0,02-0,03
detik.
3. Periode ejeksi. Bila tekanan ventrike kiri meningkat sedikit di atas 80 mmHg,
maka tekanan ventrikel kanan meningkat sedikit di atas 8 mmHg. Tekanan
ventrikel mendorong terbukanya katup seminularis sehingga darah mulai keluar
segera dari ventrikel.
4. Proto (rangkaian) diastole. Hampir tidak ada aliran darah dari ventrikel yang
masuk ke arteri besar walaupun otot ventrikel tetap berkontraksi.
5. Periode relaksasi sistemik. Pada akhir sistole, relaksasi ventrikel dimulai dengan
tiba-tiba dan memungkinkan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat.
Volume akhir diastole. Selama diastole pengisian ventrikel dalam keadaan normal
yaitu meningkatkan setiap ventrikel sekitar 120-130 ml, volume ini dinamakan
volume akhir diastolik. Pada waktu ventrikel kosong selama sistole, volume
berkurang 70 ml, dan dinamakan isi kuncup, volume yang tersisa dalam tiap-tiap
ventrikel 50-60 ml dinamakan akhir sistolik.
C. Etiologi
Menurut Menurut Long (1995), TIM POKJA RS Harapan Kita (2003) dan Yayasan jantung
Indonesia (2007) dalam (Ode,S,L, 2012) menyatakan penyebab hipertensi dapat dibedakan
menurut jenis hipertensi yaitu :
1. Hipertensi primer (essensial) merupakan tekanan darah tinggi yang disebabkan karena
retensi air dan garam yang tidak normal , sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas,
hiperkolesteroemia, emosi yang terganggu/stress dan merokok.
2. Hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang disebabkan karena penyakit
kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra
kranial, yang disebabkan tumor otak, dan pengaruh obat tertentu misal obat kontraspsi.
Menurut Apriyanti, 2009 Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90% dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat adanya penyakit
lain.
Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang lebih sering terjadi pada banyak orang.
Penyebab dasar yang mendasarinya tidak selalu diketahui, namun dapat terdiri dari
beberapa faktor antara lain :
1. Tekanan darah tidak terdeteksi (diastolik < 90 mmHg, Sistolik > 105 mmHg)
2. Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)
3. Kebiasaan merokok/ alcohol
4. Kelebihan berat badan / kegemukan / obesitas
5. Kurang olahraga
6. Penggunaan garam yang berlebihan
7. Peradangan ditandai peningkatan reactive
8. Gagal ginjal
9. Faktor genetik
Faktor ini bisa dikendalikan. jika seseorang memiliki orangtua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi
yang lebih besar. Statistik menunjukan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih
tinggi pada kembar identik dari pada yang kembar tidak identik.
10. Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah anda saat muda akan sama ketika anda bertambah
usia.
E. Klasifikasi
Menurut Andra S W & Yessie (2013), hipertensi diklasifikasikan berdasarkan etiologi yaitu:
1. Hipertensi Esensial (primer), dimana sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara
pasti. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi esensial, seperti :
faktor genetic, stress dan psikologis, serta faktor lingkungan dan diet (peningkatan
penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau kalsium).
2. Hipertensi Sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui dengan jelas sehingga
lebih mudah untuk dikendalikan dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder di
antaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta,
dan kelainan endokrin lainnya seperti obesitas dan lain-lain.
Berdasarkan Joint National Committee VII
F. Komplikasi
Menurut Adapun Menurut Ode, S, L (2012), ada beberapa jenis penyakit lain yang bisa
ditimbulkan akibat seseorang menderita Hipertensi, yaitu :
1. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak,Transient Ischemic Attack
(TIA).
2. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, Infark Miocard Acut (IMA).
3. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina dan oedema pupil
G. Patofisiologi
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Udjianti,W, J (2010) yaitu :
1. Hitung darah lengkap meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit untuk menilai
viskositas dan indiktor faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. Kimia darah
a. BUN, kreatinin : peningkatan kadar menandakan penurunan perfusi atau faal renal
b. Serum glukosa: hiperglisemia (diabetes mellitus adalah presipitator hipertensi)
c. Kadar kolesterol atau trigliserida: peningkatan kadar mengindikasikan predisposisi
pembentukan plaque atheromatus
d. Kadar serum aldosteron: menilai adanya hipertirodisme primer
e. Asam urat: hiperuricemia merupakan implikasi faktor risiko hipertensi.
3. Elektrolit
a. Serum potasium atau kalium
b. Serum kalsium bila meningkat berkontribusi terhadap hipertensi
4. Urine
a. Analisis urine adanya darah, protein, glukosa dalam urine mengindikasikan
disfungsi renal atau diabetes.
b. Urine VMA (catecholamine metabolite): peningkatan kadar mengindikasikan adanya
pheochromacytoma.
c. Steroid urin: peningkatan kadar mengindikasikan hiperadrenalisme,
pheochromacytoma atau disfungsi pituitary
5. EKG : menilai adanya hipertrofi miokard, pola strain, gangguan konduksi atau disritmia
dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi :
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet
Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
c. Edukasi psikologis
Teknik biofeedback adalah teknik yang dipakai untuk menunjukan pada subjek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subjek dianggap tidak
normal. Biasanya dipakai untuk mengatasi gangguan somatic seperti nyeri kepala
dan migraine, juga untuk gangguan kecemasan seperti kecemasan dan ketegangan.
Teknik relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
L. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan NANDA Nursing Intervention Clasification (NIC) Nursing
Monitor Cairan
- Tentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminasi
- Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan
- Monitor berat badan
- Monitor tanda dan gejala
dari oedema
Medika, Jakarta
Nurarif, A, H & Kusuma, H, 2013, Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NOC jilid I,
Wijaya,A,S & Putri,Y, 2013, Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa), Nuha
Medika, Yogyakarta