Disusun oleh:
QURROTA A’YUNIN
NIM. 051814153004
1. STRUKTUR SURFAKTAN
1.1 PENGERTIAN SURFAKTAN
1.2 SIFAT MOLEKUL SURFAKTAN
2. BAHAN SURFAKTAN
2.1 BAHAN HIDROFILIK
2.2 BAHAN HIDROFOBIK
I.
2
1. STRUKTUR SURFAKTAN
1.1 PENGERTIAN SURFAKTAN
Senyawa kimia yang mana bila dilarutkan atau didispersikan dalam sebuah
cairan, maka akan diadsorbsi pada permukaan cair-cair, cair-gas, cair padat,
dengan cara menurunkan tegangan permukaan atau tegangan antar muka.
Untuk dapat diabsorbsi sempurna, surfaktan harus memiliki 2 (dua) sifat yang
berbeda dalam 1 (satu) molekul. Dalam waktu bersamaan harus menarik
keduanya, yaitu cairan dimana zat larut dan pada antar muka. Surfaktan
memiliki 2 (dua) karakter karena memiliki 2 (dua) bagian yang berbeda pada
molekul. Secara sederhana, gambar yang dapat memvisualisasikan surfaktan
adalah sebagai berikut
ekor kepala
nonpolar polar
Gambar 1. Molekul surfaktan
Ekor yang nonpolar bersifat tidak suka air (hidrofobik), tetapi suka minyak
(lipofilik). Kepala yang polar bersifat suka air (hidrofilik), tetapi tidak suka
minyak (lipofobik). Kepala yang polar bisa jadi tidak memiliki muatan ion atau
bermuatan ion. Jika memiliki muatan, kepala dapat memiliki muatan positif
dan negatif. Keseimbangan antara muatan dari kedua sifat ini menjadikan
surfaktan tertentu memiliki aktifitas permukaan yang spesifik.
3
Ketika “kepala dan ekor” surfaktan ditambahkan pada cairan, maka surfaktan
tidak dapat bekerja sebagai mana mestinya. Jika cairannya air, ekor yang
hidrofobik tidak akan dapat larut. Jika cairannya minyak, kepala yang
hidrofilik tidak dapat larut. Untuk memecahkan masalah dan membuat
surfaktan dapat bekerja, molekul surfaktan berpindah ke permukaan. Di
permukaan surfaktan memposisikan diri sesuai sifat kepala dan ekornya,
dengan posisi yang sama sifatnya dengan sifat cairan. Pada antar muka
air/udara, ekor yang hidrofobik dapat menonjol ke permukaan, kesamaan
molekul ini membuat surfaktan dapat berenang bebas.
Jika antar muka diantara air dan zat padat, katakanlah dinding gelas beaker,
ekor yang hidrofobik akan menempel dengan kaca sekuat mungkin,
meminimalkan kontak ekor dengan air. Kondisi ini diilustrasikan pada gambar
2.
Molekul surfaktan diadsorbsi pada antar muka air/udara,
ekor menonjol ke udara
LARUTAN SURFAKTAN
Antar muka yang khusus akan menjadi pilihan surfaktan dan yang akan
diadsorbsi pada antar muka ini terlebih dulu. Hanya jika tidak terdapat ruangan
pada antar muka ini, maka akan diadsorbsi pada antar muka lain. Pilihan ini
4
tergantung pada keseimbangan sifat dalam molekul surfaktan dan sifat bahan
pada antar muka.
2. BAHAN SURFAKTAN
Sebelum membahas lebih detail tentang surfaktan, akan membantu jika kita
mengenal tentang dari bahan apa surfaktan dibuat. Bahan baku utama yang
digunakan dalam pembuatan surfaktan untuk kosmetik dan perlengkapan
mandi terdapat dalam tabel 1. Surfaktan dibagi menjadi dua kategori, yaitu
kemampuan bahan yang menjadikan ekor bersifat tidak suka air (hidrofobik)
dan kepala yang suka air (hidrofil) dalam molekul surfaktan
Tiga bahan baku yang mengandung sulfur digunakan dalam reaksi sulfasi
(sulphation) atau sulfonasi (sulphonation). Reaksi sulfasi terjadi saat gugus
SO3 ditangkap oleh molekul hidrofobik melalui atom oksigen. Reaksi sulfonasi
terjadi saat gugus SO3 ditangkap oleh molekul hidrofobik secara langsung
melalui atom karbon.
Fosfor pentaoksida digunakan untuk membuat fosfat anionik.
2.1.1 ORGANIK
Contoh penting dari bahan baku organik secara garis besar sebagai berikut
5
a. Etilen oksida
Etilen oksida adalah contoh terpenting dalam surfaktan anionik dan
nonionik. Sebagian besar surfaktan nonionik merupakan hasil kondensasi
dari etilen oksida dengan bahan hidrofob yang sesuai, menghasilkan
produk yang dikenal dengan etoksilat. Etilen oksida berfungsi sebagai
perantara produksi surfaktan anionik. Gambar 3 menunjukkan reaksi kimia
Etilen oksida.
6
Etilen oksida juga akan beraksi dengan air dari etilen glikol. Masing-
masing dari gugus yang menghasilkan hidroksil dapat digunakan untuk
reaksi selanjutnya dengan etilen oksida yang lebih banyak. Hasil dari
reaksi ini adalah pembentukan polietilen glikol. Polietilen glikol ini juga
digunakan sebagai senyawa hidrofil. Proses esterifikasi dengan asam
lemak menghasilkan surfaktan nonionik.
b. Propilen oksida
Penggunaan bahan ini sama dengan etilen oksida, tetapi tidak
diaplikasikan dalam kosmetik. Propilen oksida digunakan untuk pelumas.
c. Poliol
Poliol mengandung 2 (dua) sampai 6 (enam) gugus hidroksil yang dapat
dilakukan proses esterifikasi dengan asam lemak untuk menghasilkan
surfaktan nonionik. Contoh bahan yang termasuk poliol anatara lain :
glikol, poliglikol, gliserin, poligliserin, sorbitol (gliserin terhidroginasi)
dan karbohidrat (pati, glukosa, dll)
d. Alkanolamin
Alkanolamin adalah hasil reaksi dari ammonia dan etilen oksida.
Monoatanolamin (MEA) dan dietanolamin (DEA) keduanya dapat
dikondensasi dengan asam lemak untuk menghasilkan alkanolamin
nonionik.
7
Tiga bahan baku hidrofobik yang paling penting adalah alkohol lemak sintetik,
alkohol lemak alami, dan asam lemak alami. Bahan tersebut digunakan dalam
pembuatan sebagian besar surfaktan untuk kosmetik dan perlengkapan mandi.
Sumber dan tahapan pembuatan dijelaskan sebagai berikut.
a. Alkohol lemak sintetik
Diagram alir berikut menunjukkan alur pembuatan alkohol lemak sintetik
Etilen n-Parafin
alfa-Olefin i-Olefin
n-Alkanol OXO-alkohol
Titik awal untuk membuat alkohol lemak sintetik adalah minyak mentah
dan gas alam. Dari sini 2 (dua) bahan baku paraffin dan etilen dapat dibagi
dengan pemecahan.
Etilen juga dapat direaksikan untuk menghasilkan olefin. Olefin ini juga
dapat dikonversi menjadi alkohol lemak melalui proses OXO. Etilen juga
dapat dikonversi secar langsung menjadi alkohol lemak linier melalui
proses Ziegler.
8
Karena semua proses ini, pembuatan alkohol lemak sintetik ini biasanya
membutuhkan lebih banyak energi intensif dibandingkan proses yang lebih
singkat dalam pembuatan alkohol lemak alami.
2. Proses Ziegler
9
Proses Ziegler melibatkan oksidasi trialkil aluminium untuk
menghasilkan aluminium alkohol. Reaksi ini diikuti hidrolisis untuk
menghasilkan alkohol primer linier dengan rantai karbon rantai genap.
Tidak seperti alkohol lemak alami, alkohol lemak sintetik dapat memiliki
lebih banyak cabang pada rantai karbonnya. Hal ini dapat mengurangi
kemampuan biodegradasi potensial dari surfaktan yang dihasilkan,
dikarenakan bakteri tidak dapat mencerna molekul yang bercabang
sebagaimana mencerna molekul linier. Perbedaan lain dari alkohol lemak
alami adalah alkohol lemak sintetik dapat dimasukkan dalam campuran
rantai karbon bernomor ganjil dan genap.
10
Semua faktor ini membuat sifat alir surfaktan yang berasal dari alkohol
sintetik berbeda dengan yang berasal dari alkohol alami. Alkohol lemak
sintetik dari proses Ziegler memiliki permasalahan sifat alir yang lebih
sedikit dan terkesan mirip dengan dengan alkohol lemak alami.
Minyak kelapa dan kelapa sawit kernel menghasilkan sesuatu yang disebut
“potongan detergen”, terutama campuran fraksi C12 dan C14. Potongan ini
sangat penting dalam pembuatan surfaktan anionik, kekuatan optimum
membersihkan dan pembentukan busa diperoleh dari panjang rantai C12.
11
Lemak dan minyak sapi adalah sumber penting dari C16 dan C18, yang
digunakan dalam pembuatan surfaktan nonionik untuk emulsifikasi.
Berikut penamaan asam lemak (O’Lenick, 2014) :
Purifikasi
12
Hidrolisis
Esterifikasi
Gliserol Metil ester Gliserol
Hidrogenasi
Alkohol lemak
Berikut tahap purifikasi dari minyak atau lemak, tersedia 2 petunjuk yang
data dipilih.
Rute kedua adalah memecah gliserin dari asam lemak dengan proses
hidrolisis. Asam lemak kemudian dapat dihidrogenasi secara langsung, atau
dapat diesterifikasi dengan metanol di permulaan reaksi.
13
Seperti alkohol lemak alami, tahap pertama dalam adalah pemurnian
minyak dan lemak. Kemudian dipecah menjadi komponen konstituen,
gliserin dan asam lemak. Metode yang digunakan untuk memecah
trigliserida adalah hidrolisis tekanaan tinggi. Pada kenaikan suhu dan
tekanan, air tercampur dengan minyak atau lemak yang merupakan hasil
hidrolisis. Gliserin bebas larut pada air dan asam lemak bebas, tidak
terlarut dalam air, terpisah. Kemudian asam lemak dapat disuling secara
fraksional menjadi potongan yang luas atau sempit, atau panjang rantai
karbon individu. Untuk benar-benar memisahkan fraksi jenuh dan tidak
jenuh, proses berikutnya perlu dilaksanakan.
Purifikasi
Hidrolisis Gliserol
Asam lemak
Proses pembuatan dilakukan pada suhu dan tekanan sampai 260 oC dan 60
bar. Dibawah kondisi ini, fase air terlarut sebagian (sampai 23%) dalam
fase lemak. Hal ini menyebabkan hidrolisis. Gliserin yang bebas dari
minyak larut dalam sisa dari fase air. Hasil dari proses ini adalah asam
lemak mentah dan larutan air yang mengandung 15% gliserin.
14
Kristalisasi secara fraksional dengan bantuan larutan organik contohnya
methanol hanyalah sebuah metode. Asam lemak jenuh (contoh : asam
stearate) lebih tidak larut dalam pelarut organik dibandingkan dengan
asam lemak tidak jenuh (contoh : asam oleat).
DAFTAR PUSTAKA
15
CHECKLIST : STRUKTUR SURFAKTAN
1. Definisikan dan ilustrasikan istilah berikut :
a. Surfaktan :
Senyawa yang dapat mengaktifkan keseimbangan tegangan di batas
antara cairan dan zat yang tidak terlarut. Batasan atau tegangan antar
muka dapat berupa cair/cair, cair/gas atau cair/padat. Surfaktan
mengendalikan aktivitas ini karena diadsorbsi baik pada antar muka
akan mempengaruhi sifat antar muka, yaitu dengan cara menurunkan
tegangan permukaan atau tegangan antar muka.
ekor kepala
nonpolar polar
hidr hidr
ofob ofil
lipofi lipof
l ob
b. Hidrofilik :
Hidro = air
Filik = suka
Hidrofilik = suka air = memiliki daya tarik yang tinggi terhadap air
c. Hidrofobik
Hidro = air
Fobik = takut
Hidrofilik = takut air = memiliki daya tarik yang sangat rendah
terhadap air
Ringkasan Hidrofilik vs Hidrofobik
Molekul hidrofobik adalah Molekul hidrofilik adalah
molekul yang tidak dapat larut molekul yang dapat larut air
air
Disebut hidrofob Disebut hidrofil
Menolak molekul air Menarik molekul air
Ketika ditambahkan air, energy Ketika ditambahkan air, energy
bebas Gibbs menjadi bermuatan bebas Gibbs menjadi bermuatan
16
positif negatif
Ketika ditambahkan air, entropi Ketika ditambahkan air, entropi
menurun naik
Pelarutan molekul di air adalah Pelarutan molekul di air adalah
reaksi endotermal reaksi eksotermal
d. Lipofilik :
Lipo = minyak
Filik = suka
Lipofilik = suka minyak = memiliki daya tarik yang tinggi terhadap
minyak
e. Lipofobik :
Lipo = minyak
Fobik = takut
Lipofobik = takut minyak = memiliki daya tarik yang sangat rendah
terhadap minyak
Klasifikasi :
https://www.ukessays.com/essays/biology/examining-the-structure-and-properties-of-surfactants-biology-essay.php
diakses 4/12/2018 6.53 WIB
Contoh :
17
https://www.artofsmart.com.au/surfact/ diakses 4/12/2018 6.57 WIB
18
A
C
B
(https://www.researchgate.net/publication/264442158_Preparation_of_multiwall_carbon_nanotubes_MWCNTs_stabilised_by_highly
_branched_hydrocarbon_surfactants_and_dispersed_in_natural_rubber_latex_nanocomposites/figures?lo=1,
19
CHECKLIST : BAHAN BAKU SURFAKTAN
1. Membuat daftar dan menjelaskan bahan baku utama hidrofobik dan
hidrofilik
Bahan baku hidrofobik utama Bahan baku hidrofilik utama
Alkohol dari asam lemak alami Sulfat
Alkohol dari asam lemak sintetik Sulfonat
Asam lemak alami Fosfat
Alfa-Olefin Etoksilat
n-Parafin Gugus Amin
Alkil Benzena Poliol
Alkil Fenol
Bahan baku hidrofobik adalah seluruh bahan organik yang berasal dari sintetik
atau bahan alam. Dalam bahasan ini petrochemical origin dianggap sebagai
sintetik. Alami berarti dibuat secara asli dari minyak dan lemak alami, tercakup
dalam istilah oleochemicals. Minyak dan lemak alami memiliki banyak
manfaat dalam teknik dan lingkungan.
20
21
22