Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Konsep Defisit Pengetahuan

1.1 Definisi Defisit Pengetahuan

Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif


yang berkaitan dengan topik tertentu (sdki, ). Defisit pengetahuan adalah
ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu (nurmah, 2016 ). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang
dari indera yang dimilikinya (notoatmodjo, 2012).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), pengetahuan adalah


sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.

1.2 Jenis Pengetahuan

Pengetahuan merupakan bagian dari kesehatan. Jenis pengetahuan di antaranya


sebagi berikut :

- Pengetahuan implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam


bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat
nyata seperti keyakinan pribadi,perspektif, dan prinsip.

- Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan


atau disimpan dalam wujud nyata, bisa perilaku kesehatan.

1.3 Faktor yang mempengaruhi defisit Pengetahuan

a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik formal maupun informal),
berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan proses belajar, makin
tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi.

b. Informasi
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebar
informasi dengan tujuan tertentu informasi dapat diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

c. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik biologis maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap
Lingkungan dapat mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam
individu karena terdapat interaksi timbul balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan individu. Lingkungan yang baik maka
didapatkan pengetahuan yang baik, dan sebaliknya.
d. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri
sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
e. usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin bertambah pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yanag diperolehnya semakin membaik.
1.4 Tahapan Pengetahuan
Tahapan menurut Benjamin S. Bloom (1956) ada 6 tahapan, yaitu sebagai
berikut :
a. Tahu (Know)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan definisi,
fakta – fakta, gagasan, pola urutan, metodologi, prinsip dasar dan
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikana sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yng diketahui, dan dapat menginterprestasikan matero
tersebut secara benar
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi tersebut
secara benar.
d. Analis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthrsis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek
1.5 pengukuran tingkat pengetahuan
pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal – hal sebagai
berikut :
- Bobot I : tahap tahu dan pemahaman
- Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, dan analisis
- Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesione yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau
responden. Menurut Arikunto (2006) membuat kategori peningkatan
pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai
presentase yaitu sebagai berikut :

- Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥75%


- Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%
- Tigkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya <55%
2. Tinjauan asuhan Keperawatan
asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan
keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, penyusunan
perencanaan, pelaksanaan rencana asuhan keperawatan dan penilaian hasil.
(Padila,2012)
2.1 Pengkajian
1. Data Umum
- Nama kepala keluarga
Identifikasi siapa nama KK sebagai penanggung jawab penuh terhadap
keberlangsungan keluarga
- Alamat lengkap dan telpon
Identifikasi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi sehingga
memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan
- Pekerjaan dan pendidikan KK
- Identifikasi pekerjaan dan latar belakang pendidikan kepala keluarga dan
anggota keluarga yang lainnya sebagai dasar dalam menentukan tindakan
keperawatan selanjutnya.
- Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi
sebagai bagian dari keluarga mereka.
- Genogram

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang


menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan
genogram merupakan alat pengkajian informatif yang digunakan
untuk mengetahui keluarga, riwayat, serta sumber – sumber keluarga.
- Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
- Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
- Identitas Agama
Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
- Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lainnya, pertanyaan yang
dapat diajukan :
a. Berapa jumlah pendapatan per bulan ?
b. Darimana sumber – sumber pendapatan per bulan ?
c. Berapa jumlah pengeluaran per bulan ?
d. Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga ?
e. Bila tidak, bagaimana keluarga mengaturnya ?
- Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama–
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi.
2. Data Perkembangan Dan sejarah Keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga itu.
- Tahap perkembangan yang belum Terpenuhi
Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi
- Riwayat Keluarga Inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, dijelaskan
mulai lahir hingga saat ini yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga.
- Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri atau kelurga asal ke dua orang tua
3. Data lingkungan
- Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll).
Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini. Gambarkan
kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Amati sumber air,
fasilitas mandi, amati kebersihan rumah, amati pembuangan sampah
- Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Kaji tipe lingkungan/komunitas, tipe tempat tinggal, keadaan tempat
tinggal dan jalan raya, kebiasaan atau kesepakatan aturan penduduk
setempat.
- Mobilitas Geografis Keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan berpindah
tempat
a. Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini
b. Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal
- Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga
interaksinya dengan masyarakat.
- Sistem Pendukung Keluarga
Sistem pendukung keluarga adalah sejumlah keluarga yang sehat,
termasuk fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis, atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat.
4. Data Struktur Keluarga
- Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antaranggota keluarga.
Kejelasan dalam menyampaikan pesan, bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi, pola komunikasi yang digunakan ( secara langsung atau
tidak langsung).
- Struktur Kekuatan Keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk mengubah perilaku. Siapa yang membuat keputusan, siapa
yang memutuskan dalam penggunaan keuangan, dan bagaimana cara
keluarga dalam mengambil keputusan.
- Struktur Peran
Menjelaskan peran dari massing-massing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
- Nilai Kebudayaan
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
5. Data Fungsi Keluarga
- Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan terciptan pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
- Fungsi Sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
- Fungsi Perawatan Kesehatan
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan, serta meawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.
Tugas fungsi kesehatan munurut friedmaan (1998) ada 5, Yaitu :
f. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
g. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
h. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
i. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat
j. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
6. Data Stress dan koping keluarga
- Stressor jangka Pendek

Stressor yang dialami keluarga tetapi bisa ditangani dalam jangka waktu
kurang dari 6 bulan.
- Stressor jangka panjang
Stressor yang dialami keluarga dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan.

7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

1) Aktivitas/istirahat

a) Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup

b) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,


takipnea
2) Sirkulasi

a) Gejala :

(1) Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner dan penyakit


serebrovaskuler
(2) Episode palpitasi

b) Tanda :

(1) Peningkatan tekanan darah

(2) Denyutan nadi jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardia


(3) Murmur stenosis vulvular

(4) Distensi vena jugularis

(5) Kulit pucat, sianosis, suhu dingin


(6) Pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda

3) Integritas ego

a) Gejala :

Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multipel


(hubungan, keuangan, berkaitan dengan pekerjaan)
b) Tanda :

Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan


meledak, otot muka tegang, menghela napas, peningkatan pola bicara.
4) Eliminasi

Gejala : Gangguan saat ini atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang
lalu
5) Makanan/cairan

a) Gejala :

(1) Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,


lemak serta kolestrol
(2) Mual,muntah dan perubahan BB saat ini (meningkat/menurun)
b) Tanda :

(1) BB normal atau obesitas

(2) Adanya edema

(3) Glikosuria

6) Neurosensori

a) Gejala :

(1) Keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital (terjadi saat


bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
(2) Gangguan penglihatan

b) Tanda :
(1) Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
proses piker

7) Nyeri

Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit


kepala
8) Pernapasan

a) gejala

(1) Dispnea yang berkaitan dari aktivitas, takipnea,ortopnea

(2) Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum

(3) Riwayat merokok

b) Tanda :

(1) Distress pernapasan atau penggunaan otot alsesori pernapasan


(2) Bunyi napas tambahan (cracles/mengi)

(3) Sianosis

9) Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

10) Pembelajaran penyuluhan

a) Gejala :

(1) Faktor risiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis, penyakit


jantung DM
(2) Faktor lain seperti penggunaan pil kb atau hormon lain,
penggunaan alkohol atau obat.

Harapan keluarga

Harapan keluarga mengenai kesehatan anggota keluarga nya dan harapan


keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang digunakan.

Analisa Data
Setelah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah membuat analisis data
dengan mengelompokan masing-masing data yang digunakan untuk
merumuskan masalah keperawatan keluarga yang terjadi pad keluarga
dengan format :

Analisa Data

Nama KK :

Umur :

No. Kelompok data masalah penyebab


1. DS :

DO :
2. DS :

DO :
Tabel

Prioritas masalah

Data yang sudah dikelompokan dan dianalisa kemudian di prioritaskan


berdasarkan masalah. Penentuan prioritas masalah pada asuhan keperawatan
keluarga menggunakan skala menyusun prioritas atau skoring berdasarkan
Bailon dan Maglaya (1976), dengan mengikuti format sebagai berikut :

PRIORITAS MASALAH

Nama KK :

Umur :

Diagnosa keperawatan keluarga :

No. Kriteria skor bobot Rasional


1. Sifat masalah

- Aktual
- Resiko/resiko tinggi

- potensial
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah

- mudah

- sebagian

- tidak dapat
3. Potensial masalah untuk dicegah

- tinggi

- cukup

- rendah
4. Menonjolnya masalah

- masalah berat harus segera ditangani

- ada masalah tapi tidak perlu ditangani

- masalah tidak dirasakan

Perumusan diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,


keluarga, atau komunikasi terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensia. Penulisan pernyataan diagnosis keperawatan pada umumnya
meliputi tiga komponen, yaitu komponen P (problem), E (etiologi), dan S
(simtom atau dikenal dengan batasan karakteristik). Pada penulisan diagnosis
keperawatan keluarga menggunakan pernyataan problem saja tanpa etiologi
dan simtom. Dengan demikian penulisan diagnosis keperawatan keluarga
adalah dengan menentukan masalah keperawatan yang terjadi

Penulisan diagnosa keluarga :


- Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
- Diagnosa resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
pernah terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan
aktual terjadi cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
- Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
sumber penunjang kesehatan yang mungkin dapat ditingkatkan.
(Gusti,2013).

8. Intervensi

9. Implementasi

10. Evaluasi

3. Tinjauan Konsep Penyakit

3.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu tekanan darah sistolik dan diastolik yang tidk
normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima
berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik
yang berkisar antara 140 – 190 mmHg dan diastolik antara 90 – 95 mmHg
dianggap merupakan garis batas dari hipertensi (Sylvia a, piercee, 1999)

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat


melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan
usia. Hipertensi adalah faktor penyebab timbulnya penyakit berat seperti
serangan jantung, gagal ginjal, dan stroke.

3.2 Etiologi

Berdasarkan factor penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :


1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer : penyebab dari hipertensi ini
belum diketahui, namun faktor resiko yang diduga kuat adalah karena
beberapa fakto berikut ini :

- Keluarga dengan riwayat hipertensi

- Pemasukan sodium berlebih

- Konsumsi kalori berlebih

- Kurangnya aktivitas fisik

- Pemasukan alkohol berlebih

- Rendahnya pemasukan potasium

- Lingkungan

2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal : penyebab dari hipertensi jenis


ini secara spesifik seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
veskuler renal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

3.3 Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut sebab nya ada dua yaitu sekunder dan primer

a. Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya.


Hipertensi primer diperkirakan disebabkan oleh faktor berikut ini:

- Keturunan

- Umur

- Kebiasaan hidup

b. Hipertensi sekunder terjadi aibat penyebab yang jelas. Penyebab lain dari
hipertensi sekunder, antara lain feokromositoma, yaitu tumor penghasil
epinefrindi kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan denyut
jantung dan volume sekuncup, dan penyakit Cushing, yang menyebabkan
peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR
karena hipersensitivitas sistem saraf simpatis aldosteronisme primer
(peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebabnya) dan hipertensi yang
berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi
sekunder (Aspiani, 2014).

3.4 Patofisiologi

mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak dipusat vasomotor, pada mendula di otak. berbagai faktor seperti
kecemasan dan kekuatan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokontriksi. individu dengan hiperrtensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.

paada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang


pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. mendulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktursl


dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. perubahan tersebut
meliputi ateroskeloris, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang ada pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan dayaregang pembuluh darah. konsekuensinya aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (vilume sekuncup) mengakibatkan
penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smletzer, 2001).

pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi


palsu” disebabkan kekuatan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh
cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

Pathway
3.5 Tanda dan gejala

kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau
mengalami gejala, meskipun tekanan darah mencapai level tinggi yang
membahayakan kesehatan. secara umum orang dengan hipertensi terlihat sehat
dan sebagian besar tidak menimbulkan gejala. tapi ada pula gejala umum yang
mungkin timbul dari hipertensi yaitu :

1) sakit kepala

2) perdarahan dari hidung

3) pusing

4) wajah kemerahan

5) kelelahan

6) vertigo

7) nyeri dada

8) mual muntah

9) perubahan pengelihatan

10) kesemutan pada kaki dan tangan

3.6 Penatalaksanaan Hipertensi

a. pemeriksaan penunjang

1. Hematokrit

pada penderita kadar hematokrit dalam darah meningkatnya kadar


natrium dalam darah. pemeriksaan hematokrit diperlukan juga untuk
mengikuti perkembangan pengobatan hipertensi

2. Kalium serum

peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi

3. kreatinin serum

hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar kreatinin


dalam darah meningkat sehingga berdampat pada fungsi ginjal

4. urinalisa

darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan adanya


diabetes.

5. elektrokardiogram

pembesaran vertikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat dideteksi


dengan pemeriksaan ini. dapat juga menggambarkan apakah hipertensi
telah lama berlangsung.

b. pemeriksaan non farmakologis

terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan


sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. terapi tanpa
obat ini meliputi :

1. diet

diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a) diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

b) penurunan berat badan

c) penurunan asupan etanol

d) menghentikan merokok

2. Latihan fisik

latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olahraga yang mempunyai empat
prinsip yaitu :

a) macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, joging,
bersepeda, berenang dan lain-lain

b) intensitas olah raga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik
atau 72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan

c) lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona


latihan

d) frekuensi latihan sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x


perminggu

3. edukasi psikologis

pemberian edukassi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a) teknik biofeedback

biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk menunjukan


pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal. penerapan biofeedback terutama
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan
migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan

b) teknik relaksasi

relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk


mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks.

c) pendidikan kesehatan (penyuluhan)

tujuan pendidikan kesehtan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan


pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga
pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi
lebih lanjut.

c. pemeriksaan farmakologis

tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja


tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. pengobatan standar yang dianjurkan oleh
komite dokter ahli hipertensi (joint national commite on detection,
evaluation and treatment of high blood pressure, usa 1998) menyimpulkan
bahwa obat diuretika,, penyekat beta, antagonis kalsium, atau menghambat
ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
mempeerhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.

pengobatannya meliputi :

1) step 1

obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker. Ca antagonis, ACE


inhibitor

2) Step 2

alternatif yang bisa diberikan :

a) dosis obat pertama dinaikkan

b) diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

c) ditambah obat ke -2 jenis lain, dapat brupa diuretika, beta blocker,


Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

3) Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh

obat ke-2 diganti, ditambah obat ke-3 jenis lain

4) Step 4 : alternatif pemberian obatnya

a) ditambah obat ke -3 dan ke-4

b) re-evaluasi dan konsultasi

5) Follow up untuk mempertahankan terapi

untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi


dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
(perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan

4. Tinjauan Konsep keluarga


4.1 Definisi Keluarga

keluarga telah didefinisikan dalam berbagai hal, perbedaan drfinisi krluarga


bergantung pada orientasi teoritis yang digunakan oleh “pendefinisi” yaitu,
menurut jenis penjelasan yang dibuat oleh profesional mengenai keluarga.
istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan
anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. bagi lainnya,
istilah ini memiliki arti yang berlawanan.

Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan


melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 1996).

keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,


dan adopsi yang bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Duvall, 1986)

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dan dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
1988).

keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam inteleransi sosial,
peran dan tugas (Spradley dan Allender, 1996).

dari pengertian tentang keluarga diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik


keluarga adalah :

- Terdiri dari dua atau lebih individu diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi

- anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain

- anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing – masing


mempunyai peran sosial yaitu sebagai suami, istri, anak, kakak dan adik

- mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya dan


meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial para anggotanya.
4.2 Tujuan dasar Keluarga

tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :

- keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap


perkembangan individu

- keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluaraga


dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat

- keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota


keluaraga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan
kebutuhan seksual

- keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas


seorang individu dan perasaan harga diri

4.3 fungsi keluarga

menurut friedman fungsi keluarga ada lima atara lain berikut ini :

a. fungsi afektif

fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan


psikososial anggota keluarga. melalui pemenuhan fungsi ini, maka
keluaraga dapaat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat
kemanusiaan dalam diri anggot keluarga, stabilitas kepribadian dan tingkah
laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.

b. fungsi sosialisasi dan penempatan sosial

sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu
secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi
yang terpola secara sosial yang mereka alami. sosialisasi merupakan proses
perkembangan atau perubahan yang diamlami oleh seorang individu sebagai
hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.

c. fungsi reproduksi

keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumbeer


daya manusia.

d. fungsi ekonomi

keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi


dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

e. fungsi perawatan kesehatan

menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.perawatan kesehatan


dan praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi status kesehatan anggota
keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan dari
fungsi perawatan kesehatan.

1) kemampuan keluaga mengenal maslah kesehatan keluarga.

2) kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.

3) kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami


gangguan kesehatan.

4) kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan


suasana rumah yang sehat.

5) kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

4.4 Tipe Keluarga

seiring dengan tuntutan keluarga untuk beradaptasi dengan lingkungan


sosial dan budaya maka bentuk keluarga pun akan berubah sesuai dengan
tuntutan tersebut. dalam sosiologi keluarga, berbagai bentuk keluarga
digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu bentuk tradisional dan
nontradisional.

a. Keluarga tradisional

1. Tradisional Nuclear/keluarga inti merupakan satu bentuk keluarga


tradisional yang dianggap paling ideal. keluarga ini adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak, tinggal dalam satu rumah, dimana ayah
adalah pencari nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga.

2. the dyad family (keluarga dyad)


suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak. hal yang
perlu diketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak
mempunyai anak.

3. single parent

keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat).

4. single adult

suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. tipe keluarga ini
dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.

5. extended family

keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya.

6. middle-aged or elderly couple

orang tua yang tinggal sendiri dirumah (baik suami/istri atau keduanya),
karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah
menikah.

7. kin-network family

keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan


barag-barang pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

b. keluarga Nontradisional

bentuk-bentuk varian keluarga nontradisional meliputi bentuk-bentuk


keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun
dinamika nya. tipe keluarga ini tidak lazim ada di indonesia, bentuk-bentuk
keluarga ini meliputi :

- Unmaried parent and child

adalah keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa
nikah.

- cohabitating couple
orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.keluarga yang terdiri dari dua orang atau satu
pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin

- gay and lesbian family

adalah seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal dalam


satu rumah sebagaimana pasangan suami istri

- the nonmarital heterosexxual cohabiting family

keluarga yang hidup bersama beganti-ganti pasangan tanpa melalui


pernikahan.

- foster family

keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

4.5 Tahap perkembangan keluarga

terdapat delapan tahap perkembangan keluarga, yaitu :

a. keluarga baru menikah atau pemula

tugas perkembangannya adalah

1) membangun perkawinan yang saling memuaskan

2) membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial

3) mendiskusikan rencana memiliki anak

b. tahap keluarga dengan anak baru lahir

tugas perkembangannya adalah :

1) membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap


mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga

2) rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan


kebutuhan anggota keluarga

3) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

4) memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan


peran-peran orang tua dan kakek nenek

c. tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah

tugas perkembangannya adalah :

1) memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain,


privaci dan keamanan

2) mensosialisasikan anak

3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi


kebutuhan anak yang lain

4) mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan diluar


keluarga

d. keluarga dengan anak usia sekolah

tugas perkembangannya adalah :

1) mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah


dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

2) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3) memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

e. keluarga dengan anak remaja

tugas perkembangannya adalah :

1) menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja


menjadi dewasa dan semakin mandiri

2) memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3) berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak

f. keluarga melepas anak usia dewasa muda

tugas perkembangannya adalah :

1) memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga


baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak

2) melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali


hubungan perkawinan
3) membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri

g. keluarga dengan usia pertengahan

tugas perkembangannya adalah :

1) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

2) mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan


para orang tua lansia dan anak-anak

3) memperkokoh hubungan perkawinan

h. keluarga dengan usia lanjut

tugas perkembangannya adalah :

1) mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

2) menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

3) mempertahankan hubungan perkawinan

4) menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

5) mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi

6) menerusskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup)

Anda mungkin juga menyukai