Anda di halaman 1dari 12

DUPLIK

&
REPLIK DALAM REKONPENSI

Perkara Perdata Nomor 54/Pdt.G/2018/PN.Gto

Antara

FATMAH ABDJUL --------------------------------------------------------- PENGGUGAT


Melawan
PT BCA Finance
Cq PT BCA Finance Cabang Gorontalo ------------------------------------- TERGUGAT

Gorontalo, 28 September 2018

Kepada Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
Perkara Perdata No. 54/Pdt.G/2018/PN.Gto
Pengadilan Negeri Gorontalo
Di –
Gorontalo

Dengan hormat,

Yang bertandatangan di bawah ini,


1. ANDO REINHARD;
2. APRIANTO SILALAHI;
3. WINDA DWI RACHMAWATI;
4. SAMUEL PARTOGI SAMOSIR;
5. ANDREAS POP SIBORO;

dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai Para Litigation Specialist dan Para
Litigation Staff PT BCA Finance (Tergugat) berkedudukan di Jakarta Selatan, beralamat di
Wisma BCA Pondok Indah Lantai 2, Jalan Metro Pondok Indah No. 10, Jakarta 12310 dan
memiliki kantor cabang di Gorontalo, serta sah mewakili PT BCA Finance Cabang Gorontalo
yang beralamat di Jl. Pangeran Hidayat No. 158, Kec. Liliwo, Kec. Kota Tengah, Gorontalo,
96159 berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 115/VIII/2018/K-Leg/BCAF tertanggal 06
Agustus 2018, dengan ini hendak mengajukan Duplik dan Replik Dalam Rekopensi terhadap
Replik PENGGUGAT pada perkara Nomor 54/Pdt.G/2018/PN.Gto, sebagai berikut :

Page 1 of 12
I.DALAM KONPENSI

Bahwa Tergugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana dikemukakan dalam Jawabannya


tertanggal 12 September 2018 sebelumnya dan Tergugat menolak seluruh dalil yang
dikemukakan oleh Penggugat kecuali hal-hal yang diakui secara tegas dalam Duplik ini;
1. Bahwa segala hal yang telah diuraikan Tergugat dalam Jawaban tertanggal 12
September 2018 sebelumnya termasuk atau sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari dalam Duplik Tergugat terhadap dalil-dalil Penggugat dalam Repliknya;
2. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 2 (dua) dalam Konpensi bagian
Replik Dalam Pokok Perkara, Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat yang
menyatakan penjelasan Tergugat tidak Relevan dengan apa yang menjadi dasar
Gugatan Penggugat, bahwa justru berdasarkan penjelasan Tergugat pada
keseluruhan point 2 (dua) tersebut terdapat sebuah Kewajiban dari Penggugat yang
telah disepakati dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak
1100010470-PK-001 tertanggal 03 Februari 2017 untuk membayar angsuran
Kendaraan a-quo secara terus-menerus dan tidak terputus setiap bulannya. Dimana
kemudian diketahui berdasarkan jadwall angsuran Konsumen pada sistem
pembayaran Konsumen Penggugat sudah tidak melaksanakan kewajibannya sejak
angsuran ke 14 (empat belas) yang jatuh tempo pada tanggal 03 Februari 2017,
maka berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Penggugat sah dianggap telah
lalai/wanprestasi;
3. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 3 (tiga) dalam Konpensi bagian
Replik Dalam Pokok Perkara, perlu Tergugat sampaikan bahwa justru Penggugatlah
yang tidak memahami secara cermat Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Jaminan Fidusia dan secara gegabah menuding Tergugat tidak memahami peraturan
tersebut dan menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan tindakan
pengamanan objek jaminan fidusia yang dilakukan Tergugat tersebut tidak
mempunyai dasar hukum. Bahwa telah jelas diatur didalam Undang-undang Nomor
42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia seperti pada pasal 15 (lima belas) ayat 2
(dua) dan ayat 3 (tiga) yang menyatakan:
- Ayat 2 (dua)
”Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap” maka jelas
dapat dipahami yang dimaksud dengan kekuatan eksekutorial adalah langsung
dapat dilaksanakan tanpa melalui putusan pengadilan dan bersifat final serta

Page 2 of 12
mengikat para pihak untuk melaksanakan putusan tersebut, hal inilah yang
menjadi dasar Tergugat sebagai Penerima Fidusia melakukan Pengamanan objek
jaminan fidusia yaitu Kendaraan a-quo;

- Ayat 3 (tiga)
”Apabila Debitor cidera janji, Penerima Fidusia mempunyai hak untuk
menjual Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaannya
sendiri” maka jelas dapat dipahami dimana Debitor telah cidera janji,
lalai/wanprestasi terhadap sesuatu perjanjian yang telah disepakati yang dalam
hal ini adalah Penggugat sebagai Debitor tidak melaksanakan kewajibannya
membayar angsuran Kendaraan a-quo sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan
Konsumen Nomor Kontrak 1100010470-PK-001 tertanggal 03 Februari 2017.
Maka menimbulkan hak bagi Tergugat sebagai Penerima Fidusia untuk menjual
Benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaannya sendiri sehingga
dilakukanlah pengamanan terhadap Kendaraan a-quo, dimana untuk selanjutnya
akan dilakukan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia tersebut untuk menutupi
segala piutang Debitor yaitu Penggugat kepada Kreditor yaitu Tergugat.
Majelis Hakim yang terhormat, berdasarkan penjelasan Pasal 15 (lima belas)
pada ayat 2 (dua) dan 3 (tiga) Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Jaminan Fidusia tentu Majelis Hakim yang memeriksa perkara a-quo sependapat
dengan Tergugat bahwa justru Penggugatlah yang keliru dalam menafsirkan
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia tersebut dan
tindakan pengamanan objek jaminan fidusia tersebut mempunyai dasar hukum
yang kuat dimana dasar hukum terhadap pengamanan objek jaminan fidusia
tersebut adalah Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
dan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak 1100010470-PK-001
tertanggal 03 Februari 2017 itu sendiri, sehingga sudah sepatutnya dalil
Penggugat dalam Repliknya tersebut dapat ditolak;
4. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 4 (empat) dalam Konpensi bagian
Replik Dalam Pokok Perkara maka Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat
yang menyatakan Tergugat tidak pernah memberikan peringatan, perlu Tergugat
sampaikan kembali sesuai dengan Jawaban Tergugat terdahulu, bahwa sebelum
Tergugat melakukan Pengamanan objek jaminan fidusia tersebut Tergugat telah
melakukan segala upaya untuk mendapatkan haknya yaitu pembayaran angsuran
Kendaraan a-quo setiap bulannya yang dimulai dengan keterlambatan-keterlambatan

Page 3 of 12
sejak angsuran ke 8 (delapan) hingga angsuran ke 13 (tiga belas) dan pada
angsuran ke 14 (empat belas) Penggugat telah sama sekali tidak melakukan
pembayaran angsuran Kendaraan a-quo. Bahwa terhadap perbuatan Penggugat
tersebut, Tergugat melakukan penagihan melalui petugas internal Tergugat yang
kemudian diikuti dengan Surat Peringatan No. 0068/SP-COLL/KP/IV/2018 tertanggal
13 April 2018 yang Tergugat kirimkan kealamat Penggugat sesuai dengan yang
tertera pada sistem melalui jasa pengiriman yaitu PT Pos Indonesia, namun terhadap
hal tersebut Penggugat masih tidak dapat melaksanakan kewajibannya sehingga
Tergugat kembali melayangkan Surat Peringatan Terakhir No. 0087/SPT/-
COLL/KP/IV/2018 tertanggal 20 April 2018 dan terhadap Surat Peringatan Terakhir
Tersebut Penggugat tetap tidak melaksanakan kewajibannya sampai dengan
angsuran ke 15 (lima belas) hingga akhirnya dilakukan pengamanan objek jaminan
fidusia tersebut oleh Tergugat;
5. Bahwa terhadap dalil Penggugat pada point 4 (empat) itu juga, Tergugat menolak
dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat mempunyai niat buruk,
melawan hukum dan mempersulit Penggugat untuk membayar angsuran yang
menunggak. Perlu Tergugat sampaikan bahwa Tergugat tidak mempunyai niat buruk
dan melawan hukum, justru Penggugatlah yang mempunyai itikad tidak baik dimana
penggugat telah melanggar Perjanjian Pembiayaan Konsumen yang telah disepakati
keduabelah pihak dengan tidak melaksanakan kewajibannya. Sebagaimana juga
yang telah Tergugat sampaikan pada Jawabannya terdahulu bahwa tidak diterimanya
angsuran tertunggak yang hendak dibayarkan oleh Penggugat didasari pada
Perjanjian yang telah disepakati keduabelah pihak dalam Perjanjian Pembiayaan
Konsumen Nomor Kontrak 1100010470-PK-001 tertanggal 03 Februari 2017 itu
sendiri, dimana pada pasal 10 (sepuluh) ayat 3 (tiga) yang menyatakan:
“jika setelah terjadinya peristiwa kelalaian sebagaimana tersebut
dalam Perjanjian ini, sebagai penyelesaian di luar pengadilan atau
diluar lelang eksekusi jaminan, Debitor berkewajiban membayar
secara tunai dan sekaligus seluruh jumlah kewajiban tertunggak dan
seluruh kewajiban yang belum jatuh tempo yang meliputi utang
pokok, bunga, angsuran serta Biaya-biaya yang menurut ketentuan
Perjanjian ini menjadi beban dan wajib dibayar oleh Kreditor”
oleh karena itu sudah sepatutnya Tergugat meminta pelunasan terhadap seluruh
kewajiban Penggugat dikarenakan telah dilakukannya pengamanan objek jaminan

Page 4 of 12
fidusia akibat kelalaian/wanprestasi Penggugat sesuai dengan apa yang telah
disepakati dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen tersebut;
6. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 5 (lima) dalam Konpensi bagian
Replik Dalam Pokok Perkara menunjukkan bahwa Penggugat keliru dalam
menafsirkan terhadap Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia dan juga gegabah menyatakan bahwa Penggugat tidak memahami peraturan
tersebut, Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat tidak memahami peraturan
tersebut namun justru Penggugat sendiri tidak mempunyai argumen hukum dan
penjelasan terhadap eksekusi jaminan fidusia sebagaimana yang telah Tergugat
jelaskan pada point 3 (tiga) dalam Duplik ini yang menjadi dasar dilakukanya
pengamanan objek jaminan fidusia tersebut, Hal ini justru menimbulkan pertanyaan
apakah Tergugat yang tidak memahami peraturan tersebut atau justru Penggugatlah
yang tidak memahami ? karena jika Penggugat memahami betul peraturan tersebut
maka sudah tentu Penggugat tidak akan melakukan perbuatan lalai/wanprestasi,
karena paham akan resiko jika terjadinya perbuatan lalai/wanprestasi tersebut,
sehingga terhadap dalil Penggugat tersebut sudah sepatutnya dapat ditolak;
7. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 6 (enam) dan 7 (tujuh) dalam
Konpensi bagian Replik Dalam Pokok Perkara maka perlu Tergugat sampaikan bahwa
Penggugat tidak dapat memberikan dasar hukum terhadap dalilnya tersebut,
Penggugat juga kembali menunjukkan ketidakpahaman Penggugat terhadap Undang-
undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, dimana pada Pasal 15 (lima
belas) ayat 2 (dua) telah jelas diamanatkan bahwa:
”Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang telah memperolah kekuatan hukum tetap”,
maka jelas pengamanan objek jaminan fidusia tersebut langsung dapat dilaksanakan
tanpa melalui putusan pengadilan. Bahwa Penggugat juga telah keliru mengutip
sumber yang menyatakan pada prinsipnya eksekusi sebagai tindakan paksa
menjalankan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
baru merupakan pilihan hukum apabila hak yang dikalahkan tidak mau menjalankan
atau memenuhi isi putusan secara sukarela, dimana hal tersebut sebagaimana terjadi
dalam perkara dalam persidangan di Pengadilan Negeri yang dimana tidak ada sama
sekali kolerasinya dengan pengamanan objek jaminan fidusia tersebut, oleh karena
itu dalil Penggugat tersebut patut untuk ditolak;

Page 5 of 12
8. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 8 (delapan) dalam Konpensi bagian
Replik Dalam Pokok Perkara maka Tergugat tetap pada pendiriannya sebagaimana
pada Jawabannya tertanggal 12 September 2018 terdahulu dimana Penggugat
dianggap lalai/wanprestasi berdasarkan pada Perjanjian Pembiayaan Konsumen
Nomor Kontrak 1100010470-PK-001 tertanggal 03 Februari 2017 yang kemudian
dilakukan pembebanan jaminan fidusia dan juga tidak lepas dari Pasal 1238 KUHP
yang menyatakan:
” Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan
sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya
sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap
lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”
Dimana dalam hal ini sesuai dengan jadwal angsuran konsumen pada sistem
Tergugat, Penggugat tidak melaksanakan kewajibannya hingga melewati waktu yang
ditentukan yang dalam hal ini tanggal jatuh tempo yang telah disepakati dalam
Perjanjian Pembiayaan Konsumen, sehingga hal tersebut cukup menyatakan bahwa
Penggugat telah lalai/wanprestasi.

II. DALAM REKONPENSI


Majelis Hakim yang terhormat, sebagaimana telah Penggugat Rekonpensi/Tergugat
Konpensi sampaikan pada Jawaban terdahulu bahwa tuduhan dan tuntutan dari
Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi sangatlah tidak adil bagi Penggugat
Rekonpensi/Tergugat Konpensi. Bahwa berkaitan dengan Jawaban Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi atas gugatan Rekonpensi Penggugat
Rekonpensi/Tergugat Konpensi, dengan ini dapat Penggugat Rekonpensi/Tergugat
Konpensi sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi mohon segala yang terurai dalam


Konpensi secara mutatis mutandis merupakan bagian dari Rekonpensi;
2. Bahwa Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi tetap pada gugatan rekonpensinya
dan menolak secara tegas apa yang disampaikan Tergugat Rekonpensi/Penggugat di
dalam Repliknya;
3. Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada point 3
(tiga) dalam Rekonpensi bagian Jawaban Dalam Rekonpensi, perlu Penggugat
Rekonpensi/Tergugat Konpensi jelaskan kembali bahwa ditolaknya pembayaran
angsuran tertunggak Kendaraan a-quo karena telah sesuai dengan apa yang

Page 6 of 12
diperjanjikan dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak 1100010470-
PK-001 tertanggal 03 Februari 2017 pada pasal 10 (sepuluh) ayat 3 (tiga) yang
menyatakan:
“jika setelah terjadinya peristiwa kelalaian sebagaimana tersebut
dalam Perjanjian ini, sebagai penyelesaian di luar pengadilan atau
diluar lelang eksekusi jaminan, Debitor berkewajiban membayar
secara tunai dan sekaligus seluruh jumlah kewajiban tertunggak dan
seluruh kewajiban yang belum jatuh tempo yang meliputi utang
pokok, bunga, angsuran serta Biaya-biaya yang menurut ketentuan
Perjanjian ini menjadi beban dan wajib dibayar oleh Kreditor”
oleh karena itu sudah sepatutnya Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi
meminta pelunasan terhadap seluruh kewajiban Penggugat dikarenakan telah
dilakukannya pengamanan objek jaminan fidusia akibat kelalaian/wanprestasi
Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi sesuai dengan apa yang telah disepakati
dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen tersebut;
4. Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada point 4
(empat) dalam Rekonpensi bagian Jawaban Dalam Rekonpensi, dimana Penggugat
Rekonpensi/Tergugat Konpensi tetap pada pendirian dan fakta yang dapat dibuktikan
dimana sebelum Tergugat melakukan Pengamanan objek jaminan fidusia tersebut
Tergugat telah melakukan segala upaya untuk mendapatkan haknya yaitu
pembayaran angsuran Kendaraan a-quo setiap bulannya yang dimulai dengan
keterlambatan-keterlambatan sejak angsuran ke 8 (delapan) hingga angsuran ke 13
(tiga belas) dan pada angsuran ke 14 (empat belas) Penggugat sama sekali tidak
melakukan pembayaran angsuran Kendaraan a-quo. Bahwa terhadap perbuatan
Penggugat tersebut, Tergugat melakukan penagihan melalui petugas internal
Tergugat yang kemudian diikuti dengan Surat Peringatan No. 0068/SP-
COLL/KP/IV/2018 tertanggal 13 April 2018 yang Tergugat kirimkan kealamat
Penggugat sesuai dengan yang tertera pada sistem melalui jasa pengiriman yaitu PT
Pos Indonesia, namun terhadap hal tersebut Penggugat masih tidak dapat
melaksanakan kewajibannya sehingga Tergugat kembali melayangkan Surat
Peringatan Terakhir No. 0087/SPT/-COLL/KP/IV/2018 tertanggal 20 April 2018 dan
terhadap Surat Peringatan Terakhir Tersebut Penggugat tetap tidak melaksanakan
kewajibannya hingga pada angsuran ke 15 (lima belas) hingga akhirnya dilakukan
pengamanan objek jaminan fidusia tersebut;

Page 7 of 12
5. Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada point 5
(lima) dalam Rekonpensi bagian Jawaban Dalam Rekonpensi maka Penggugat
Rekonpensi/Tergugat Konpensi tetap pada pendiriannya bahwa dasar Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi dinyatakan lalai/wanprestasi terhadap Perjanjian
tersebut adalah berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak
1100010470-PK-001 tertanggal 03 Februari 2017 yang kemudian dilakukan
pembebanan jaminan fidusia dan juga tidak lepas dari Pasal 1238 KUHP yang
menyatakan:
” Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan
sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya
sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap
lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”
Dimana dalam hal ini sesuai dengan jadwal angsuran konsumen pada sistem
Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi, Tergugat Rekonpensi/Penggugat
Konpensi tidak melaksanakan kewajibannya hingga melewati waktu yang ditentukan
yang dalam hal ini tanggal jatuh tempo yang telah disepakati dalam Perjanjian
Pembiayaan Konsumen;
6. Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada point 6.1
(enam titik satu) dalam Rekonpensi bagian Jawaban Dalam Rekonpensi maka
Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi menolak dengan tegas dalil Tergugat
Rekonpensi tersebut, bahwa sesunguhnya Penggugat Rekonpensi telah mengirimkan
Surat Pemberitahuan Hutang dan Lelang tertanggal 17 Mei 2018 dimana Penggugat
Rekonpensi meminta kepada Tergugat Rekonpensi untuk melaksanakan seluruh
kewajibannya namun tidak ada itikad baik dari Penggugat untuk melaksanakan
kewajibannya;
7. Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada point 6.2
(enam titik dua) dalam Rekonpensi bagian Jawaban Dalam Rekonpensi maka
Penggugat Rekonpensi menolak dengan tegas dalil Tergugat Rekonpensi tersebut
dan tetap pada pendiriannya, bahwa perbuatan Perbuatan lalai/wanprestasi Tergugat
Rekonpensi menimbulkan kerugian bagi Penggugat Rekonpensi, dimana perbuatan
Tergugat Rekonpensi menyebabkan Non-Performing Loan Penggugat Rekonpensi
meningkat, yang berdampak pada reputasi dan nama baik Penggugat Rekonpensi
sebagai perusahaan pembiayaan di hadapan mata para investor menjadi kurang
baik, sehingga pendanaan kepada Penggugat Rekonpensi pun menemui kendala
akibat perbuatan Tergugat Rekonpensi yang tidak melaksanakan kewajibannya dan

Page 8 of 12
terhadap penolakan pembayaran tunggakan angsuran sebagaimana yang didalilkan
Tergugat Rekonpensi maka Penggugat Rekonpensi tetap pada pendiriannya
sebagaimana yang telah disampaikan diatas;
8. Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada point 6.3
(enam titik tiga) dalam Rekonpensi bagian Jawaban Dalam Rekonpensi maka
Penggugat Rekonpensi menolak dengan tegas dalil Tergugat Rekonpensi tersebut,
bagaimana mungkin Tergugat Rekonpensi mendalilkan bahwa Penguggat Rekonpensi
tidak memahami Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
sementara Tergugat Rekonpensi tidak memiliki sebuah argument hukum, bantahan
hukum, alasan-alasan hukum mengenai Peraturan tersebut sejauh yang dipahami
Tergugat Rekonpensi jika memang lebih memahami peraturan tersebut dari
Penggugat Rekonpensi. Yang dimana dalam hal ini juga Tergugat Rekonpensi tidak
mempunyai dalil, bantahan, argument hukum lain yang menurut suatu peraturan
perbuatan Penggugat Rekonpensi adalah melawan hukum. Tergugat Rekonpensi
juga gagal paham bahwa eksekusi yang memerlukan persetujuan ketua Pengadilan
Negeri dalam hal ini eksekusi terhadap putusan perkara perdata dengan eksekusi
objek jaminan fidusia adalah hal yang berbeda, dimana berdasarkan pasal 15 (lima
belas) ayat 2 (dua) telah jelas diamanatkan bahwa:
”Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang telah memperolah kekuatan hukum tetap”
Sehingga sangat mengada-ada jika Tergugat Rekonpensi mendalilkan Penggugat
Rekonpensi merampas hak dari pada Ketua Pengadilan terlebih lagi tidak jelas dasar
hukumnya Tergugat Rekonpensi mendalilkan hal tersebut. Oleh karena itu sudah
sepatutnya dalil Tergugat Rekonpensi untuk ditolak;
9. Bahwa Penggugat Rekonpensi tidak perlu menanggapi dalil Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada point 6.4 (enam titik empat) dan 6.5 (enam
titik lima) dalam Rekonpensi bagian Jawaban Dalam Rekonpensi karena hanya
merupakan pengulangan dan telah Penggugat Rekonpensi jawab sebelumnya;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana terurai di atas yang akan didukung


dengan bukti-bukti yang tidak dapat diingkari kebenarannya, maka Penggugat
Rekonpensi/Tergugat Konpensi memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a-quo memutuskan sebagai berikut :

Page 9 of 12
I. DALAM KONPENSI

1. Menerima dalil-dalil Tergugat untuk seluruhnya;


2. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya, atau setidak-tidaknya menyatakan
Gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
3. Menyatakan Penggugat telah lalai/wanprestasi terhadap Perjanjian Pembiayaan
Konsumen nomor kontrak 1100010470-PK-001 tertanggal 03 Februari 2017;
4. Menyatakan pengamanan dan pelelangan objek jaminan fidusia yaitu kendaraan
dengan merk DAIHATSU, Tipe GRAN MAX PICK UP 1.3 STD, Tahun 2016, Warna
ABU-ABU METALIK, Nomor Polisi DM 8489 AC, No. Rangka MHKP3BA1JGK124487,
No. Mesin K3MG86931 yang dilakukan Tergugat sah menurut hukum dan tidak
menyalahi prosedur maupun peraturan yang berlaku;
5. Menyatakan Tergugat tidak melakukan perbuatan melawan hukum;
6. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini;

II. DALAM REKONPENSI


1. Menerima Gugatan balik (Rekonpensi) Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi
untuk seluruhnya;
2. Mengabulkan Gugatan balik (rekonpensi) Penggugat Rekonpensi/Tergugat
Konpensi untuk seluruhnya;
3. Menyatakan Tergugat Rekonpensi telah lalai/wanprestasi dalam melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan nomor
kontrak 1100010470-PK-001 tertanggal 03 Februari 2017;
4. Menghukum Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi membayar kerugian yang
diderita Penggugat Rekonpensi/tergugat Rekonpensi atas Perbuatan
lalai/wanprestasi Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi sehingga menimbulkan
kerugian Materiil sebesar Rp. 36.787.078.12,- (tiga puluh enam juta tujuh
ratus delapan puluh tujuh ribu tujuh puluh delapan point dua belas
rupiah), kerugian Materiil tersebut didapat setelah dilakukan perhitungan hasil
pelelangan Kendaraan a-quo dengan seluruh kewajiban Tergugat Rekonpensi pada
Penggugat Rekonpensi dengan perincian sebagai berikut:

Kewajiban Konsumen :

Denda : Rp. 6.117.397.40,-


Angsuran Tertunggak : Rp. 16.714.200.00,-
Angsuran Pokok : Rp. 67.292.581.00,-
Bunga : Rp. 198.270.67,-

Page 10 of 12
Penalty : Rp. 3.364.629.05 ,-
Biaya Pengamanan Kendaraan : Rp. 5.500.000.00,-

TOTAL (A) : Rp. 99.187.078.12,-

Sedangkan berdasarkan hasil pelelangan Kendaraan a-quo adalah sebesar Rp.


64.000.000.00,- (enam puluh empat juta rupiah) dan jumlah tersebut dikurangi
dengan biaya lelang sebesar Rp. 1.600.000.00,- (satu juta enam ratus rupiah)
dengan perincian sebagai berikut:

Harga Jual Lelang : Rp. 64.000.000.00,-


Biaya Lelang : Rp. 1.600.000.00,-
TOTAL (B) : Rp. 62.400.000.00,-

Sehingga kekurangan pembayaran kewajiban yang menjadi Kerugian Materiil


kepada Penggugat Rekonpensi senilai Rp. 36.787.078.12,- (tiga puluh enam
juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu tujuh puluh delapan point dua
belas rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

TOTAL (A) : Rp. 99.187.078.12,-


TOTAL (B) : Rp. 62.400.000.00,-
SISA KEWAJIBAN : Rp. 36.787.078.12,-

5. Menghukum Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi membayar Kerugian


Immateriil yang diderita Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah);
6. Menyatakan putusan yang dijatuhkan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih
dahulu meskipun ada bantahan (verzet), banding atau kasasi (uitvoerbaar bij
voorraad);
7. Menghukum Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi untuk membayar biaya
perkara yang timbul dalam perkara ini;

Page 11 of 12
III. DALAM KONPENSI/REKONPENSI
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo berpendapat lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat kami,
PT BCA Finance

ANDO REINHARD APRIANTO SILALAHI


Litigation Specialist Litigation Specialist

WINDA DWI RACHMAWATI SAMUEL PARTOGI SAMOSIR


Litigation Staff Litigation Staff

ANDREAS POP SIBORO


Litigation Staff

Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai