Anda di halaman 1dari 8

JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

STUDI PENGARUH KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP


COST OVERRUNS PROYEK

Andi Maddeppungeng 1), Rindu Twidi B 2), Diah Hardianti Wibowo3)


1) 2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl.Jenderal Sudirman Km.3 Cilegon 42435
E-mail : andi_made@yahoo.com, bethary_rjf@yahoo.com
3)
Alumni Program Studi S-1 Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman Km 3 Cilegon 42435

ABSTRAK
Studi pengaruh keterlambatan proyek terhadap cost overruns proyek dilakukan di daerah Tangerang yang
meliputi Tangerang Kota, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan yang terdiri dari proyek bangunan
gedung di daerah tersebut. Pada penelitian ini akan membahas pengaruh keterlambatan terhadap cost
overruns proyek. Keterlambatan merupakan faktor yang sering terjadi pada proyek konstruksi yang ada.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor dominan penyebab cost overruns yang
dipengaruhi oleh keterlambatan proyek.
Faktor dominan penyebab cost overruns proyek, akan dianalisa agar dampak yang ditimbulkan dapat
diminimalisir dan dicegah. Kuisioner disebarkan kepada responden dan dianalisa dengan menggunakan
SPSS, yang kemudian dianalisa regresi berganda dengan terlebih dahulu mengujinya dengan pengujian
asumsi klasik.
Dalam penelitian ini didapat hasil bahwa ada empat faktor yang sangat berpengaruh terhadap keterlambatan
yang mengakibatkan cost overruns proyek, yaitu faktor peralatan (X7), Faktor tidak terduga (X10), Faktor
subkontraktor (X11), dan faktor rantai pasok (X12) adalah faktor-faktor yang paling berpengaruh. Dari analisa
yang telah dilakukan juga didapat persamaan Y = -1,353 - 0,011X7 + 0,011 X10 + 0,123X11 – 0,010X12
dilihat dari persamaan tersebut maka dapat dilihat bahwa faktor peralatan (X7) dan faktor rantai pasok (X12)
bernilai negatif yang berarti jika faktor tersebut meningkat maka akan menyebabkan penurunan terhadap
cost overruns. Sedangkan Faktor tidak terduga (X10) dan Faktor subkontraktor (X11) bernilai positif yang
berarti jika faktor tersebut meningkat maka akan menyebabkan peningkatan juga terhadap cost overruns.
Kata Kunci: Keterlambatan, Biaya sisa, Faktor peralatan, Faktor tidak terduga, Faktor subkontraktor, faktor
rantai pasok.

ABSTRACK
Study effect of project delays the cost overruns done in the area that includes the city of tangerang,
Tangerang District, and South Tangerang which includes building projects in the area. In this study
discusses the effect of delays on cost overruns project. The delays is a factor that often occur in a
construction projects. The study aims to find a dominant factors the causes of cost overruns that were
affected by project delays.
The dominant factors cause of cost overruns project, will be analyzed so that the impact can be minimized
and the prevented. Questionnaires distributed to respondents and analyzed using SPSS, multiple regression
was than analyzed by first testing it with a classic assumption test.
The results obtained in this study that are four factors would affect the cost overruns resulting delay the
project, the equipment factor (X7), unpredictable factors (X10), subcontractors factor (X11), and supply
chain factors (X12) is a most influential factors. From the analysis that has been done also obtained equation
Y = -1.353 - 0.011 + 0.011 X7 X10 X11 + 0.123 - 0.010 X12 seen from the equation, it can be seen that the
factor equipment (X7) and supply chain factors (X12) is negative, which means that if the factors is increased
then it would cause a decrease of the cost overruns. While unanticipated factors (X10) and subcontractors
factor (X11) is positive which means if the factor is increased, it will cause an increase in the cost overruns.
Keyword : Delays, Cost Overruns, Equpment factors, Subcontractors factor, Supply chain factors

1. PENDAHULUAN telah ditetapkan. Pembuatan rencana dan


Sebelum memasuki tahap pelaksanaan jadwal pelaksanaan proyek selalu mengacu
konsruksi, kontraktor mempunyai jadwal pada perkiraan dengan data proyek yang lalu.
perencanaan dan rencana anggaran biaya Keterlambatan dan pembengkakan biaya
proyek agar proyek dapat dilaksanakan dan (cost overruns) proyek akan timbul apabila
selesai tepat waktu dengan biaya sesuai yang

151 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

terjadi ketidaksesuaian yang direncanakan 1. Proyek tepat waktu dan biaya sesuai
dengan kenyataan di lapangan. rencana.
Penyebab keterlambatan proyek dapat 2. Proyek lebih cepat dan biaya sesuai
disebabkan oleh tindakan, kelalaian, atau rencana.
kesalahan kontraktor dan pengawas proyek 3. Proyek terlambat dan biaya sesuai
ataupun disebabkan adanya keputusan dari rencana.
pemilik, dapat pula disebabkan oleh 4. Proyek lebih cepat dan biaya lebih
kejadian-kejadian di luar kendali manusia. murah.
Penyebab pembengkakan biaya (cost 5. Proyek tepat waktu dan biaya lebih
overruns) proyek secara umum adalah murah.
kesalahan atau ketidaktepatan estimasi biaya. 6. Proyek terlambat dan biaya lebih murah.
Dalam kenyataan di lapangan banyak 7. Proyek lebih cepat dan biaya lebih
sekali ditemukan proyek yang mengalami mahal.
keterlambatan. Pada umumnya setiap 8. Proyek tepat waktu dan biaya lebih
penambahan waktu akan mengakibatkan juga mahal.
penambahan biaya proyek, yang berarti 9. Proyek terlambat dan biaya lebih mahal.
keterlambatan proyek mengakibatkan biaya
yang dikeluarkan semakin meningkat Grafik dari sembilan kemungkinan di atas
sehingga proyek tersebut mengalami dapat dilihat pada Gambar 1
pembengkakan biaya (cost overruns).
Terutama pada daerah Tangerang yang
meliputi 4 proyek Tangerang Kota , 3 proyek
Kabupaten Tangerang, dan 3 proyek
Tangerang Selatan yang yang merupakan
kota yang terus berkembang.
Pada penelitian perlu untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek
menurut kontraktor, pemilik dan pengawas
proyek, mengetahui faktor-faktor penyebab
pembengkakan biaya (cost overruns) proyek
menurut kontraktor, pemilik dan pengawas Gambar 1. Perkiraan Jadwal dan Biaya
proyek, dan mengetahui pengaruh Pada Akhir Proyek.
keterlambatan proyek dengan pembengkakan
b. Keterlambatan
biaya (cost overruns) proyek.
Keterlambatan proyek dapat terjadi
apabila ketidaksesuaian waktu yang
2. TINJAUAN PUSTAKA
dijadwalkan dengan pelaksanaan dilapangan
Setiap proyek konstruksi memiliki
(melebihi waktu yang telah direncanakan).
rencana jadwal kegiatan dan rencana
Keterlambatan dapat dibedakan menjadi 3
pembiayaan proyek yang dibuat pada saat
bentuk yaitu:
proses pekerjaan di lapangan berjalan.
a. Keterlambatan yang layak mendapatkan
Tujuan dari pembuatan rencana biaya dan
ganti rugi (Compenseble Delay)
jadwal kegiatan tersebut adalah agar proyek
Compenseble Delay adalah keterlambatan
dapat dilaksanakan sesuai dengan acuan yang
yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian
direncanakan oleh kontraktor. Namun pada
atau kesalahan pemilik proyek.
pelaksanaanya, sering terjadi perbedaan
b. Keterlambatan yang tidak dapat
antara jadwal kegiatan dengan realisasi yang
dimaafkan (Non-Excusable Delay) Non-
terjadi di lapangan. Pelaksanaan yang tidak
Excusable Delay adalah keterlambatan
sesuai dengan jadwal dapat mengakibatkan
yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian
keterlambatan yang akan menyebabkan
atau kontraktor proyek.
perubahan pada biaya proyek.
c. Keterlambatan yang dapat dimaafkan
a. Hubungan Waktu dan Biaya (Excusable Delay) Excusable Delay
Hubungan waktu dan biaya yang terjadi adalah keterlambatan yang disebabkan
pada proyek konstruksi dapat digambarkan
dalam sembilan kemungkinan yaitu:
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 152
JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik bobot = bobot penilaian pada skala / kode i
pemilik maupun kontraktor. = I (Xm) = nilai mean
2. Uji Asumsi Klasik
3. METODOLOGI PENELITIAN - Uji Normalitas
Pada studi pengaruh keterlambatan - Uji Autokorelasi
proyek terhadap cost overruns dilakukan - Uji Multikolinieritas
metode penelitian kuantitatif yang - Uji Heteroskedastititas
menekankan pada data-data numerik (angka) - Uji Liniearitas
yang diolah dengan metode statistika. Untuk 3. Analisa Regresi Linier Berganda
mengarahkan pembahasan studi secara Model analisa regresi linier dapat
terstruktur mulai dari penelitian, dimodelkan hubungan antar dua peubah
pendahuluan, penemuan masalah, (variabel) atau lebih. Pada model ini terdapat
pengamatan, pengumpulan data baik dari variabel tidak bebas (Y) yang mempunyai
referensi tertulis maupun observasi langsung hubungan fungsional dengan satu atau lebih
dilapangan atas permasalahan yang diteliti. variabel bebas (X). Analisa regresi linier
Penyusunan kuisioner dibuat menjadi berganda merupakan pengembangan dari
tiga bagian yaitu: (A) Data Umum, (B) regresi linier sederhana, dimana pada kasus
Penyebab Keterlambatan Proyek, (C) ini lebih banyak variabel bebasnya.
Penyebab Cost Overruns Proyek. Kuisioner Persamaan di bawah ini memperlihatkan
disusun berdasarkan pada faktor-faktor bentuk umum metode analisa linier berganda.
penyebab keterlambatan proyek dan cost Y = A + B1X1 + B2X2 + ..... +
overruns proyek dalam bentuk pertanyaan B13X13...................(3)
dengan skala penilaian yaitu: dengan :
Skala 1 = sangat tidak setuju Y = variabel tidak bebas
Skala 2 = tidak setuju X1....X13 = variabel bebas
Skala 3 = setuju A = konstanta regresi
Skala 4 = sangat setuju B1.....B13 = koefisien regresi
a. Analisa Data
1. Analisa Nilai Mean dan Nilai Varian 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari hasil yang didapat, untuk a. Analisa data umum
menunjukkan peringkat tiap-tiap pertanyaan 1) Latar Belakang Pendidikan
dapat dilihat dari besarnya nilai mean. Untuk
menentukan peringkat tertinggi yaitu dengan
melihat mean yang terbesar.
..................... (1)
dimana :
= I(Xm) = nilai mean
ni = frekuensi pada skala/kode i
i = bobot penilaian pada skala/kode i Gambar 2. Presentase dan Komposisi Latar
Perhitungan nilai mean diatas Belakang Pendidikan Responden
memungkinkan terjadinya nilai yang sama (Sumber: Pengolahan Data, 2013)
pada dua atau lebih jenis pertanyaan dalam Pada gambar 2 menunjukkan latar
kuisioner. Untuk membedakan penyebaran belakang pendidikan responden sebagian
frekuensi pada nilai mean yang sama, maka besar adalah sarjana Srata 1 sebanyak 25
dilakukan perhitungan nilai varian dari orang, lulusan Diploma sebanyak 4 orang,
masing-masing mean. dan lulusan Strata 2 sebanyak 1 Orang.
...................(2) 2) Jabatan responden
Pada gambar 3 menunjukkan jabatan
responden sebagian besar adalah Site
dimana:
Manager (SM), yaitu 10 orang, Engineer
v = varian
(ENG) 9 orang, Project Manager (PM) 8
n = jumlah total responden
orang, Supervisor (SPV) 2 orang, dan
ni = frekuensi pada skala / kode i
selebihnya yang lain-lain.
153 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

Tabel 1. Peringkat Dari Beberapa Faktor


Keterlambatan proyek (Lanjutan)
Faktor-Faktor
Peringkat
Keterlambatan Proyek
Lambatnya proses 6
pengambilan keputusan
Bencana alam 7
Gambar rencana proyek 8
Gambar 3. Presentase dan Komposisi Jabatan yang tidak jelas
Responden Mobilitas subkontraktor 9
(Sumber: Pengolahan Data, 2013)
yang lambat
3) Pengalaman Responden di Bidang Tidak tersedianya material 10
Konstruksi dengan adanya metode
konstruksi yang baru
Sumber: Pengolahan Data, 2013

Dari tabel 1 yaitu peringkat dari faktor-


faktor keterlambatan proyek mulai dari yang
terbesar hingga yang terkecil dari Tabel 5,
dapat dilihat dalam bentuk bar chart dibawah
Gambar 4. Presentase dan Komposisi ini.
Pengalaman Responden di Bidang
Konstruksi
(Sumber: Pengolahan Data, 2013)
Pada gambar 4 menunjukkan
pengalaman responden di bidang konstruksi
selama 1 – 5 tahun sebanyak 10 orang, > 5 –
10 tahun sebanyak 8 orang, dan > 10 tahun
sebanyak 12 orang.
b. Analisa Faktor Keterlambatan Proyek
Hasil jawaban responden pada kuisioner
ditabulasikan untuk mengetahui peringkat
dengan melihat nilai mean dan varian. Dari Gambar 5. Peringkat Keterlambatan Proyek
81 pertanyaan yang ada maka di dapatkan 10 Sumber: Pengolahan Data, 2013
peringkat faktor keterlambatan proyek yang
dilihat dari nilai mean dan variansnya. Dari gambar 5 dapat dilihat peringkat
dari faktor-faktor keterlambatan proyek
Tabel 1. Peringkat Dari Beberapa Faktor mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil.
Keterlambatan proyek Yang dimulai dengan kesulitan finansial yang
Faktor-Faktor bernilai 5,333 kemudian mobilitas sumber
Peringkat
Keterlambatan Proyek daya (material, alat, tenaga kerja) yang
Kesulitan Finansial 1 lambat yang bernilai 5,167 kemudian
Mobilitas sumber daya 2 ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja
(material, alat, tenaga kerja) yang bernilai 4,333 kemudian keterlambatan
yang lambat penyediaan alat akibat kelalaian kontraktor
Ketidaktepatan perencanaan 3 yang bernilai sama kemudian metode
tenaga kerja konstruksi/teknik pelaksanaan yang
Keterlambatan penyediaan 4 salah/tidak tepat yang bernilai 3,83 kemudian
alat akibat kelalaian lambatnya proses pengambilan keputusan
kontraktor yang bernilai 3,667 kemudian bencana alam
Metode konstruksi/teknik 5 yang bernilai sama kemudian gambar rencana
pelaksanaan yang salah/tidak proyek yang tidak jelas yang bernilai 3,567
tepat kemudian mobilitas subkontraktor yang

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 154


JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

lambat yang bernilai 2,667 dan yang terakhir d. Analisa Korelasi Pearson
yaitu tidak tersedianya material dengan Korelasi dan regresi keduanya memiliki
adanya metode konstruksi yang baru yang hubungan yang sangat erat. Setiap regresi
bernilai 0,667. pasti ada korelasinya, tetapi korelasi belum
tentu dilanjutkan dengan regresi. Yang selalu
c. Analisa Kenaikan Cost Overruns melekat dalam analisa regresi adalah analisa
Proyek dari RAB Rencana korelasi, karena jika variabel independen (X)
Hasil jawaban responden pada kuisioner berpengaruh nyata terhadap variabel
ditabulasikan untuk mengetahui peringkat dependen (Y) atau disebut berkorelasi kuat,
dengan melihat nilai mean dan varian. maka sudah otomatis segala perubahan pada
Besarnya nilai mean untuk masing-masing nilai X tersebut akan sangat berpengaruh
pertanyaan beserta hasilnya dapat dilihat pada nilai (Y). Perbedaan antara analisa
dibawah ini. regresi dan analisa korelasi terletak pada
Tabel 2. Peringkat Dari Beberapa kenaikan pengkuran yang dilakukan. Analisa korelasi
Cost Overruns proyek dari RAB rencana mengukur besar hubungan antara dua
variabel, sedangkan analisa regresi mengukur
Beberapa kenaikan Cost hubungan yang terjadi antara variabel bebas
Peringkat
Overruns proyek dan variabel terikat (Supranto, 2005).
>4% dari RAB rencana 1
< 1% dari RAB rencana 2 Tabel 3.Hasil Korelasi Pearson

1% - 2% dari RAB rencana 3


2% - 3% dari RAB rencana 4
3% - 4% dari RAB rencana 5
Sumber: Pengolahan Data, 2013

Dari tabel 2 dapat dilihat peringkat


kenaikan cost overruns proyek dari RAB
rencana mulai dari yang terbesar hingga yang
terkecil dari Tabel 6, dapat dilihat dalam
bentuk bar chart dibawah ini.

Sumber: Pengolahan Data, 2013

Pada tabel 3 yaitu hasil pengujian


korelasi dengan menggunakan metode
Pearson terlihat bahwa variabel faktor
peralatan (X7) mempunyai korelasi rendah
terhadap cost overruns proyek yaitu 0,375,
Gambar 6. Peringkat Cost Overruns Proyek faktor tidak terduga (X10) mempunyai
Sumber: Pengolahan Data, 2013 korelasi rendah terhadap cost overruns
proyek yaitu 0,400, faktor subkontraktor
Dari gambar 6 dapat dilihat peringkat (X11) mempunyai korelasi cukup terhadap
kenaikan cost overruns proyek dari RAB cost overruns proyek yaitu 0,552, dan faktor
rencana mulai dari yang terbesar hingga yang rantai pasok (X12) mempunyai korelasi cukup
terkecil yaitu terdiri dari >4% dari RAB terhadap cost overruns proyek. Selanjutnya
rencana yang bernilai 4,167 kemudian < 1% dari hasil korelasi pearson tersebut variabel
dari RAB rencana yang bernilai -4,33 dari faktor-faktor di atas akan di coba satu
kemudian 1% - 2% dari RAB rencana yang persatu kedalam persamaan dan kemudian
bernilai -4,0 kemudian 2% - 3% dari RAB akan dianalisa regresi berganda dan akan
rencana yang bernilai -3,333 Kemudian 3% - dipilih persamaan yang terbaik dari
4% dari RAB rencana yang bernilai -2,833 kesepuluh persamaan tersebut. Sebelum
dianalisa regresi berganda persamaan-

155 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

persamaan tersebut haruslah lolos dalam uji Dari tabel 4 yaitu hasil persamaan regresi
asumsi klasik. didapat persamaan-persamaan diatas
Uji asumsi klasik ini untuk dapat persamaan yang memenuhi kriteria sebagai
mengetahui apakah persamaan-persamaan persamaan terbaik adalah
yang telah di dapat dari hasil korelasi Y = -1,353 - 0,011X7 + 0,011 X10 + 0,123X11
pearson itu terjadi gejala linearitas, – 0,010X12 dimana X7 adalah faktor
multikolinearitas, normalitas, autokorelasi, peralatan, X10 adalah faktor tidak terduga,
dan heterodastisitas. Karena persamaan yang X11 adalah faktor subkontraktor dan X12
baik adalah persamaan yang lolos dalam faktor rantai pasok. Dilihat dari nilai R2
pengujian asumsi klasik. Sehingga dapat mempunyai nilai 0,390 dimana nilai tersebut
disimpulkan bahwa persamaan yang ada telah adalah nilai yang paling mendekati 1
lolos dalam pengujian asumsi klasik. Selain dibandingkan nilai R2 dari persamaan
dengan menggunakan analisa regresi lainnya.
berganda persamaan tersebut akan Nilai SEE atau standar error of estimate
dibandingkan juga dengan menggunakan juga mempunyai nilai yang mendekati 0,
metode stepwise agar didapat persamaan yang berarti nilai estimasi kesalahan pada
terbaik. persamaan tersebut tergolong kecil. Nilai
e. Persamaan Regresi Berganda dari intersep pada persamaan -1,353 pun
Hasil Analisis mendekati 0. Dilihat dari persamaan tersebut
Setelah melalui tahap-tahap perhitungan maka dapat dilihat bahwa faktor peralatan
model secara statistik, didapat beberapa (X7) dan faktor rantai pasok (X12) bernilai
persamaan regresi, yaitu: negatif yang berarti jika faktor tersebut
meningkat maka akan menyebabkan
Tabel 4.Hasil Persamaan Regresi penurunan terhadap cost overruns.
No Persamaan R2 SEE Sedangkan Faktor tidak terduga (X10) dan
1 Y = 10,262 + 0,040X7 0,142 1,355
Faktor subkontraktor (X11) bernilai positif
+ 0,165X10 yang berarti jika faktor tersebut meningkat
maka akan menyebabkan peningkatan juga
2 Y = 8,407 - 0,038X7 + 0,299 1,422 terhadap cost overruns.
0,241 X11

3 Y = 10,487 + 0,069X7 0,165 1,241 f. Perbandingan Metode Regresi


+ 0,062 X12 Berganda dengan Metode Regresi
Stepwise
4 Y = 8,310 + 0,010X10 + 0,296 1,448
0,216 X11 Dari dua metode yang digunakan yaitu
metode regresi berganda dan metode stepwise
5 Y = 9,772 + 0,129X10 + 0,200 1,336
0,055 X12 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5. Perbandingan Metode Regresi
6 Y = 8,112 + 0,267X11 - 0,303 1,470 Berganda dengan Metode Regresi Stepwise
0,028 X12

7 Y = 8,311 - 0,068X7 + 0,303 1,468


0,052 X10 + 0,230X11

8 Y = 9,816 - 0,057X7 + 0,240 1,363


0,167 X10 + 0,062X12

9 Y = 8,183 - 0,030X7 + 0,305 1,518 Sumber: Pengolahan Data, 2013


0,280 X11 - 0,026X12 Dari persamaan dengan dua metode
yang berbeda yaitu metode regresi berganda
10 Y = -1,353 - 0,011X7 + 0,390 0,914 dan metode stepwise dapat disimpulkan
0,011 X10 + 0,123X11 –
0,010X12 bahwa persamaan yang terbaik adalah Y = -
1,353 - 0,011X7 + 0,011 X10 + 0,123X11 –
Sumber: Pengolahan Data, 2013 0,010X12 hal ini dapat dilihat dari syarat

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 156


JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

untuk memilih persamaan terbaik yaitu i) Mobilitas subkontrktor yang lambat


didasarkan pada : j) Tidak tersedianya material dengan
- Pada persamaan dengan metode regresi adanya metode konstruksi yang baru.
berganda R2 mempunyai nilai 0,390 2) faktor-faktor penyebab pembengkakan
dimana nilai tersebut adalah nilai yang biaya (cost overruns) proyek setelah
paling mendekati 1 dibandingkan dengan melalui analisa regresi berganda antara
metode stepwise yaitu 0,307. lain:
- Nilai SEE (standar error of estimate) a. Faktor peralatan
juga mempunyai nilai yang kecil yaitu b. Faktor tidak terduga
0,914 lebih kecil dibandingkan dengan c. Faktor subkontraktor
metode stepwise yaitu 0,996. d. Faktor rantai pasok
- Nilai intersep pada persamaan regresi 3) Melihat pengaruh keterlambatan proyek
berganda paling mendekati 0 yaitu dengan pembengkakan biaya (cost
- -1,353 dibandingkan dengan metode overruns) proyek dari dua metode yang
stepwise yaitu 10,048. dipakai yaitu metode regresi berganda
- Selanjutnya pada persamaan regresi dengan metode stepwise, maka metode
berganda mempunyai variabel bebas regresi bergandalah yang paling
yang bervariasi di bandingkan dengan menghasilkan persamaan regresi terbaik
metode stepwise. Pada metode regresi yaitu: Y = -1,353 - 0,011X7 + 0,011 X10
berganda ada 4 variabel bebas yaitu + 0,123X11 – 0,010X12 dimana X7
faktor peralatan (X7), faktor tidak terduga adalah faktor peralatan, X10 adalah faktor
(X10), faktor subkontraktor (X11) dan tidak terduga, X11 adalah faktor
faktor rantai pasok (X12). Sedangkan subkontraktor dan X12 faktor rantai
dalam metode stepwise hanya ada 1 pasok. Pada persamaan ini R2
variabel bebas yaitu faktor subkontraktor mempunyai nilai 0,390 dimana nilai
(X11). tersebut adalah nilai yang paling
mendekati 1 dibandingkan nilai R2 dari
5. KESIMPULAN DAN SARAN persamaan lainnya. Nilai SEE atau
a. Kesimpulan standar error of estimate juga
Dari penelitian yang telah dilakukan mempunyai nilai yang mendekati 0, yang
dapat diambil beberapa kesimpulan antara berarti nilai estimasi kesalahan pada
lain: persamaan tersebut tergolong kecil. Nilai
1) relita di lokasi penelitian. faktor-faktor intersep pada persamaan -1,353 pun
penyebab keterlambatan proyek menurut mendekati 0. Dan yang terakhir
kontraktor, pemilik dan pengawas persamaan tersebut mempunyai banyak
proyek. Dari analisa nilai mean dan variabel bebas yang lebih bervariasi
varians maka didapat 10 faktor-faktor dimana lebih menggambarkan
keterlambatan proyek menurut b. Saran
kontraktor, pemilik dan pengawas proyek Sedangkan saran untuk penelitian lebih
antara lain: lanjut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kesulitan finansial 1) Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
b) Mobilitas sumber daya (material, alat, dengan repsonden yang lebih banyak
tenaga kerja) yang lambat agar kevalidan data lebih baik lagi.
c) Ketidaktepatan perencanaan tenaga 2) Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
kerja dengan objek penelitian yang berbeda
d) Keterlambatan penyediaan alat akibat dengan penelitian yang telah dilakukan,
kelalaian kontraktor misalnya dengan objek jalan tol,
e) Metode konstruksi/teknik pelabuhan, bandara, dll. Agar hasilnya
pelaksanaan yang salah/tidak tepat dapat dibandingkan dengan penelitian
f) Lambatnya proses pengambilan yang telah dilakukan.
keputusan 3) Dapat dilakukan penelitian lebuh lanjut
g) Bencana alam dengan area penelitian yang berbeda, dan
h) Gambar rencana proyek yang tidak hasinya dapat dibandingkan dengan
jelas penelitian yang telah dilakukan.
157 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
JURNAL FONDASI , Volume 2 Nomor 2 2013

4) Perlu dilakukan studi kasus pada ISO 5807. Processing Diagramming Symbols
penelitian selanjutnya agar dapat and Convention.
diketahui berapa besar nilai perubahan Kampey, Frangky (2009). “Analisis Faktor-
RAB yang terjadi secara lebih mendetail. Faktor Keterlambatan Pada Proyek
Bangunan Keairan”. TA Universitas
6. DAFTAR PUSTAKA Tadulako, Palu.
Andi. et al, (2003), “On Representing Factors Latan Hengky & Temalagi
Influencing Time Performance Of Selva,(2012),”Analisis Multivariate:
Shop-House Construction In Surabaya”, Teknik dan Aplikasi Menggunakan
Penelitian Universitas Kristen Petra, Program IBM SPSS 20.0”, Alfabeta,
Ariefasa Ryan, (2011), “Faktor Bandung.
Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi Le-hoai, long, et-al. 2008. Delays and Cost
Bangunan Gedung Bertingkat yang Overruns in Vietnam Large
Berpengaruh Terhadap Perubahan Construction Projects : A Comperisons
Anggaran Biaya Pada Pekerjaan with Other Selected Countries. KSCE
Struktur”, TA Universitas Indonesia, Journal of Civil Engineering.
Depok. Leonda, Gesti, (2008).”Studi keterlambatan
Ashworth, Michael. Construction Delay in Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada
Florida: An Empirical Study. Tahun 2007 di Daerah Belitung”. TA
Internasional Journal of Project Universitas Islam Indonesia,
Management, Florida Internasional Yogyakarta.
University, Miami. Mauludin, Hanif, 2010. Modul pengolahan
El-Razek, M.E.Abd, et-al. 2008. Cause of Data SPSS.
Delay in Building Construction Project Odeh, Abdalah M. 2001, Cause of
in Egypt. Journal of Construction Construction Delay : Tradisional
Engineering and Management Vol. 134, Contract. Internasional Journal of
No. 11, November 2008. Project Managemen : 20.
Ferhad, Muhammad, (2013), “Pemodelan Proboyo, Budiman. (1999), “Keterlambatan
Bangkitan Pergerakan Pada Perumahan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi
Pondok Cilegon Indah Kota Cilegon”, dan Peringkat dari Penyebab-
TA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Penyebabnya”, Vol1, No.1, Jurnal
Banten. Teknik Sipil dan Perencanaan
Frank, D.K, et-al. 2010. Delays in Building Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Construction Project in Ghana. Santoso, Indriani. (1999), “Analisa Overruns
Australasian Journal of Construction Pada Beberapa Tipe Proyek
Economic and Building Vol 10, No. Konstruksi”, Vol1, No.1, Jurnal Teknik
103-116. Sipil dan Perencanaan Universitas
Hameed, Aftab Memon, et-al. 2011. Kristen Petra, Surabaya.
Preliminary Study on Causative Factors Sugiyono, 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Leading to Construction Cost Overruns. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Internasional journal of Sustainable Sutowijoyo, Hedro, et-al. “Manajemen
Construction Engineering & Technology Risiko Pada Supply Chain Konstruksi
Vol. 2,Issue 1, June 2011. Gedung di Surabaya”, Jurnal Teknik
Haseeb, Muhammad, et-al. 2011. Cause and Sipil Institut Teknologi Sepuluh
Effect of Delays in Large Construction November, Surabaya.
Projects of Pakistan. Kuwait Chapter of Tumi, Saleh al Hadi, et-al. (2009). Cause of
Arabian Journal of Business and Delay in Construction Industry in Libya.
Management Review Vol. 1, No.4; Yono Indra Chandra & Wahyudin Riswanto,
December 2011. (2006), Pengaruh Keterlambatan Proyek
Ichwanudin, Wawan, et-al, 2010. Modul Terhadap Pembengkakan Biaya
Praktikum Alat Analisis Statistik. Proyek”, TA Universitas Kristen Petra,
Laboratorium Studi Manajemen Jurusan Surabaya.
Manajemen – Fakultas Ekonomi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 158

Anda mungkin juga menyukai