Anda di halaman 1dari 15

Perkuliahan Online Sementara/Temporer (POST)

Fakultas Teknik
Universitas Mercu Buana Jakarta

KEWIRAUSAHAAN I
Diajukan Guna Memenuhi Syarat TUGAS BESAR 1 dan TUGAS BESAR 2

Pada Program Sarjana Strata Satu (S1)

TUGAS MINGGUAN 13 (kelompok 1)

Grup Kerja Bagian: RAK KAYU

Disusun Oleh :

1. Roisman Anugerah Harefa(41117210051)

2. Farhan

3. Muhammad khairyl

4. Ferry

5. Aldi maulana

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2020
Tugas 13

Apa yang bisa ditunjukkan dengan Performance dari Produk Unggulan yang segala
sesuatunya benar-benar memahami dan mampu melakukan tahapan Fisibility:

1. Sumber Daya Manusia


2. Operasioal Produksi
3. Management Resiko

Jelaskan masing-masing, diatas , sebagai cerminan kalian adalah pelaku kerja yang
memahami dan mampu serta layak untuk tetap dipertahankan dalam
kekaryawanannya, yang dimasa sekarang ini perusahaan di tempat kalian bekerja
sedang melakukan screening kapabilitas, Pastinya bila tidak memenuhi persyaratan
dipersiapan kandidat pengurangan pegawai.

Jawab :

 Sumber Daya Manusia

1. Produktivitas

Produktivitas dalam kerja merupakan hasil interaksi antara kemampuan kerja


(ability) dan motivasi (motivation). Sebagai karyawan di perusahaan ini, harus
memiliki ke-2 interaksi tersebut dengan baik. Kemampuan dibentuk dan dipengaruhi
oleh pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan yang dimaksud berupa Pendidikan,
pengalaman, pelatihan, dan keinginan. Keterampilan yang dimaksud yaitu berupa
bakat, kecerdasan dan kepribadian. Produktivitas kerja juga digambarkan melalui
tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan-tujuannya,

2. Penguatan Kapasitas

Penguatan kapasitas di dalam perusahaan misalnya melalui pelatihan –


pelatihan sumber daya manusia dan pengembangan sistem manajeria. Penguatan
kapasitas ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan individu, kelompok,
organisasi dan sistem – sistem yang ada didalam sebuah perusahaan.
Dalam perusahaan ini diperlukan kemampuan individu dan kelompok yang
tinggi dengan menguasai 3 keilmuan dasar yang terukur secara internasional yakni
math, science and reading, penguasaan bahasa Inggris. Di samping subjek keilmuan
yang sifatnya eksak, kemampuan membaca dan menyampaikan pemikiran secara lisan
maupun tulisan juga perlu diasah dari sejak pendidikan dasar.

3. Kapabilitas

Kapabilitas adalah sebuah kemampuan yang memiliki lebih dari hanya


keterampilan pada suatu hal yang menjadi keunggulan bersaing dan menguasai
kemampuan dari titik kelemahan atau bisa dikatakan bahwa kapabilitas merupakan
gabungan antara capacity dan ability (skill) yang menunjukkan tingkat kemampuan
(qualities) atau kepandaian seseorang dalam menyelesaikan tugas tertentu yaitu
kemampuan lebih spesifik dengan tingkat kemahiran yang lebih dari sekedar
'mampu'.

Dalam usaha ini kapabilitas yang digunakan yaitu untuk mengembangkan ide
dari sebuah produk dan menjalankan sampai dengan menyelesaikan ide tersebut, serta
mampu untuk mengetahui atau membaca titik kelemahan dari produk pesaing supaya
produk tetap menjadi produk unggulan.

 Operasioal Produksi :

1. Proses produksi menurut ujud proses pada umumnya akan dipergunakan dalam
hubungannya dengan kebijaksanaan umum industri dan pemasaran dari produk
perusahaan tersebut.

Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:

a) Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi yang menitikberatkan pada
adanya proses analisis atau sintesa senyawa kimia. Misalnya produksi alkohol,
obat-obatan, accu, dll.
b) Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan proses produksi dimana dalam
pelaksanaan proses produksinya dititikberatkan pada adanya perubahan bentuk
masukan menjadi keluaran untuk menciptakan nilai tambah. Misalnya perusahaan
meubel, garmen, sepatu, dll.
c) Proses Produksi Assembling, merupakan proses produksi yang dalam pelaksanaan
proses produksinya akan lebih mengutamakan pada proses penggabungan beberapa
komponen menjadi suatu produk tertentu. Misalnya, Mobil, alat-alat elektronik, dll.
d) Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu proses produksi dengan jalan
menciptakan jasa pemindahan sesuatu dari dan ke tempat tertentu. Misalnya
pengiriman Paket, Angkutan Kota, dll.
e) Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu proses produksi penciptaan
jasa administrasi kepada pihak lain yang memerlukan, misalnya jasa penyusunan
laporan keuangan, Biro Statistik, dll

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk memproduksi produk unggulan ini


menggunakan proses produksi perubahan bentuk, karena adanya perubahan yang
sebelumnya hanya berbentuk kayu biasa menjadi rak dinding dengan bentuk yang
unik.

2. Proses produksi menurut arus proses pada umumnya akan dipergunakan dalam
penyusunan letak sarana dan fasilitas yang akan dipergunakan.

Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam kategori ini antara lain:

a) Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi intermitten.


dalam pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan terdapat beberapa pola atau
urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau
bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses
produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
b) Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut sebagai pola produksi kontinyu.
Pada proses produksi semacam ini terdapat pola atau urutan proses produksi yang
pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk memproduksi produk unggulan ini


menggunakan proses produksi terus menerus, karena proses pembuatan yang pasti dan
tidak berubah – ubah sesuai dengan urutan pembuatan.
3. Proses produksi menurut keutamaan proses, pada umumnya dimaksudkan
untuk pengendalian proses dalam perusahaan.

Atas dasar keutamaan proses, proses produksi dalam perusahaan umumnya akan
dapat dipisahkan menjadi dua kelompok yakni:

a) Proses Produksi Utama,


Merupakan proses produksi sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan
yang bersangkutan. Jadi merupakan kegiatan inti perusahaan. Yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain:

 Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana terdapat pola
atau urutan proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke
waktu.
 Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana terdapat beberapa
pola atau urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang
digunakan hari atau bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau
urutan pelaksanaan proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan
datang.
 Proses Produksi Proses, merupakan proses produksi dimana pelaksanaan
pengolahan baha baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses
persenyawaan atau pemecahan. dengan demikian pelaksanaan proses produksi
akan sangat bergantung pada jenis bahan baku dan bahan penolong yang
digunakan.
 Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses produksi dimana
terdapat beberapa pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi
meski produk yang dihasilkan berbeda-beda.
 Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses produksi yang
dilaksanakan katrena adanya beberapa program khusus atau adanya kepentingan
khusus. Apabila proses produksi yang dilaksanakan untuk program tersebut
selesai, maka proses produksi juga akan berakhir.
 Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi dimana terdapat berbagai
macam aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi yang sangat
komplek. Sedemikian kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi
subproses-subproses.

b) Proses Produksi Bukan Utama,


Merupakan proses produksi yang dilaksanakan sehubungan dengan
adanya kepentingan khusus. Proses produksi bukan utama ini hanya merupakan
kegiatan penunjang dalam perusahaan yang bersangkutan. yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain:

 Penelitian
 Model
 Prototype
 Percobaan
 Demonstrasi

4. Proses produksi menurut penyelesaian proses dimaksudkan untuk pengendalian


kualitas dalam perusahaan yang bersangkutan

Berdasarkan penyelesaian proses, terdapat beberapa jenis proses produksi yang


diantaranya:

1) Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses produksi dimana dalam setiap
tahap proses produksi yang dilaksanakan dapat diperiksa dengan mudah. dengan
demikian pengendalian dan pengawasan kualitas dapat dilaksanakan pada setiap tahap
proses produksi.
2) Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses produksi dimana dalam penyelesaian
proses produksi terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses
produksi, sehingga pengendalian dan pengawasan hanya dapat dilakukan pada
beberapa tahap tertentu.
3) Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi dengan jalan melakukan proses
penggabungan atau pemasangan (assembling) komponen-komponen menjadi suatu
produk jadi tertentu.
4) Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi yang mempergunakan mesin dan
peralatan yang terotomatisasi, dan dilengkapi dengan alat pengendalian dan
pengawasan proses.
5) Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi dari perusahan-perusahaan
dagang dan jasa.

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk memproduksi produk unggulan ini


menggunakan proses produksi TIPE A, karena disetiap proses dapat dilihat dan dicek
secara langsung untuk mengetahui apakah produk memiliki kualiatas yang baik atau
tidak.

 Manajemen Resiko:

1. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko terdiri dari :

1) Risk Identification

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan


risiko yang dapat terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk
mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut
dalam berbagai aspek seperti sosial, hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan
teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan diklasifikasikan menurut
kategorinya masing – masing agar mempermudah proses selanjutnya.

2) Risk Assessment

Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut,


selanjutnya akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya.
Dalam hal ini, diperlukan kemampuan individu disetiap bidangnya untuk
memberikan penilaian terhadap risiko – risiko yang telah diidentifikasi. Tujuannya
adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang tepat.

3) Risk Response

Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah


pengelolaan risiko. Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan
portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga
risiko dapat dihadapi dengan baik. Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam
kategori seperti berikut:

o Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat


menyebabkan risiko terjadi
o Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau
dampak atau keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal
perusahaan/organisasi
o Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa
risiko melalui asuransi, outsourcing atau hedging.
o Risk Acceptence, Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi
risiko, melainkan menerima risiko tersebut terjadi.
o Create a Risk Management Plan

Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing


kategori risiko. Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang
sesuai.

4) Implementation

Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau


menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada.

5) Evaluate and Review

Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan seluruhnya dapat


berjalan dengan lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi
sebelumnya akan menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah
dibuat, oleh karena itu perlu dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi
risiko yang akan mungkin terjadi.

2. Identifikasi Risiko

Adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada


perusahaan. Bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh
perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial, hukum, ekonomi,
produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan
diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah proses
selanjutnya. Proses identifikasi risiko :

Input Teknik Output


- Faktor lingkungan - Documentation review Daftar risiko
- Aset proses orginasasi - Brainstroming
- Daftar risiko
- Pernyataan ruang - Delpi
teridentifikasi
lingkup proyek - Wawancara
- Daftar respon potensial
- Rencana manajemen - Identifikasi akar
- Risiko akar penyebab
proyek permasalahan
- Kategori risiko yang
- Rencana manajemn - SWOT
update
risiko - Analisis Checklist
- Teknik diagram

3. Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Risiko

Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan telah menemukan bentuk dan format
risiko yang dimaksud. Bentuk-bentuk risiko yang diidentifikasi disi telah mampu
dijelaskan secara detail, seperti ciri-ciri risiko dan faktor-faktor timbulnya risiko
tersebut. Bentuk – bentuk risiko :

a) Risiko Murni (Pure Risk)


Bentuk resiko yang kalau terjadi akan menimbulkan kerugian (Loss) atau
tidak menimbulkan kerugian (No Loss/Breakeven). Contoh: Resiko Kebakaran,
Resiko Kecelakaan.

b) Risiko Spekulatif (Speculative Risk):


Resiko kalau terjadi dapat menimbulkan kerugian (Loss), tidak menimbulkan
kerugian (No Loss) atau mendatangkan keuntungan (Gain). Contoh: Resiko
Produksi, Resiko Moneter (Kurs Valuta Asing).
c) Risiko Fundamental (Mendasar):
Resiko-resiko yang kalau terjadi dampak kerugiannya bisa sangat luas atau
bersifat catastrophic. Contoh: Resiko Perang, Gempa Bumi, Polusi Udara.
d) Risiko Khusus (Particular):
Resiko yang kalau terjadi, dampak kerugiannya bersifat lokal, tidak
menyeluruh atau non catastrophic. Contoh: Resiko Kebakaran, Resiko Kecelakaan,
Pencurian.

4. Menempatkan Ukuran-Ukuran Risiko

Pada tahap ini manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran atau skala
yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi penelitian yang akan digunakan.
Data-data yang masuk juga dapat diterima, baik yang berbentuk kualitatif dan
kuantitatif serta pemilihan data dilakukan berdasarkan pendekatan metodologi yang
digunakan. Dengan kepemilikan rancangan metodologi penelitian yang ada diharapkan
pihak manajemen perusahaan telah memiliki fondasi kuat guna melakukan pengolahan
data.

Untuk dipahami bahwa penggunaan ukuran dengan berdasarkan format


metodologi penelitian yang digunakan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan
penuh kecermatan karena jika salah atau tidak sesuai dengan kasus yang ditangani
maka hasil yang akan diperoleh nantinya juga dianggap tidak akan akurat.

5. Menempatkan Alternatif-Alternatif

Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan telah melakukan pengolahan data.
Hasil pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif beserta
akibat-akibat atau pengaruh-pengaruh yang akan timbul juga keputusan tersebut
diambil. Berbagai bentuk penjabaran yang dikemukakan tersebut dipilah dan
ditempatkan sebagai alternatif keputusan.

6. Menganalisis Setiap Alternatif

Pada tahap ini dimana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan
dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek-efek yang mungkin timbul. Dampak
yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang dipaparkan secara
komprehensif dan sistematis, dengan tujuan mampu diperoleh suatu gambaran secara
jelas dan tegas. Kejelasan dan sangat penting guna membantu pengambilan keputusan
secara tepat.
7. Memutuskan satu alternatif

Pada tahap ini setelah berbagai alternative dipaparkan dan dijelaskan baik
dalam bentuk lisan dan tulisan oleh para manajemen perusahaan maka diharapkan
pihak manajer perusahaan sudah memiliki pemahaman secara khusus dan mendalam.
Pemilihan satu alternatif dari berbagai alternatif yang ditawarkan artinya mengambil
alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang ditawarkan termasuk dengan
menolak berbagai alternatif lainnya.

Dengan pemilihan satu alternatif sebagai solusi dalam menyelesaikan berbagai


permasalahan diharapkan pihak manajer perusahaan sudah memiliki fondasi kuat
dalam menugaskan pihak manajemen perusahaan untuk bekerja berdasarkan konsep
dan koridor yang ada.

8. Melaksanankan alternatif yang dipilih

Pada tahap ini setelah alternatif dipilih dan ditegaskan serta dibentuk tim
untuk melaksanakan ini, maka artinya manajer perusahaan sudah mengeluarkan surat
keputusan (SK) yang dilengkapi dengan rincian biaya. Rincian biaya yang
dialokasikan tersebut telah disetujui oleh bagian keuangan serta otoritas pengambil
penting lainya.

9. Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut

Pada tahap ini alternatif yang dipilih telah dilaksanakan dan pihak tim
manajemen beserta para manajer perusahaan. Tugas utama manajer perusahaan adalah
melakukan control yang maksimal guna menghindari timbulnya berbagai risiko yang
tidak diinginkan.

10. Mengevaluasi jalanya alternative yang dipilih

Pada tahap ini setelah alternatif dilaksanakan dan control dilakukan maka
selanjutnya pihak tim manajemen secara sistematis melaporkan kepada pihak manajer
perusahaan. Pelaporan tersebut berbentuk data yang bersifat fundamental dan teknikal
serta dengan tidak mengesampingkan informasi yang bersifat lisan. Tujuan
melakukan evaluasi dari alternatif yang dipilih tersebut adalah bertujuan agar
pekerjaan tersebut dapt terus dilakasankan sesuai dengan yang direncanakan.

11. Cara Melakukan Manajemen Risiko

Untuk melakukan manajemen risiko kita perlu melalui beberapa proses yaitu:

o Lingkungan Internal “Internal Environment”

Berkaitan dengan lingkungan perusahaan beroperasi, mulai dari risk-


management philosophy, integrity, risk-perspective, risk- appetite “penerimaan
risiko”, ethical values, struktur organisasi, hingga pendelegasian wewenang yang
dilakukan oleh perusahaan.

o Penentuan Sasaran “Objective Setting”

Langkah selanjutnya ialah penentuan tujuan dari organisasi agar risiko dapat
didentifikasi, diakses dan dikelola sesuai dengan tujuan tersebut. Objective ini bisa
kita klasifikasikan menjadi dua yaitu strategic objective yang berfokus pada
perwujudan visi misi dan activity objective bertujuan pada aktivitas seperti operasi,
reportasi dan kompliansi.

o Identifikasi Peristiwa “Event Identification”

Berikutnya ialah mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial yang


mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi, kejadian tidak pasti
tersebut bisa berdampak positif “opportunities”, namun dapat pula sebaliknya yang
lebih sering kita sebut sebagai risiko “risks”.

o Penilaian Risiko “Risk Assessment”

Langkah ini menilai sejauh mana kejadian atau keadaan tadi dapat
mengganggu pencapian tujuan. Besarnya dampak dapat dianalisis melalui dua
perspektif yaitu: likelihood “kecenderungan atau peluang” dan impact/consequence
“besaran dari terealisirnya risiko”.

o Tanggapan Risiko “Risk Response”


Setelah itu organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko.
Tanggapan ini dapat berupa menghindari “avoidance” risiko, mengurangi
“reduction” risiko, memindahkan “sharing” risiko dan menerima “acceptance”
risiko, tergantung dengan risiko yang dihadapi.

o Aktivitas Pengendalian “Control Activities”

Proses ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dan prosedur-


prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas
pengendalian ini berupa pembuatan kebijakan dan prosedur, pengamanan kekayaan
organisasi, delegasi wewenang dan pemisahan fungsi dan supervisi atasan.

o Informasi Dan Komunikasi “Information anda Communication”

Fokus dari langkah ini ialah menyampaikan informasi yang relevan kepada
pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai dan tepat. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi dan komunikasi ialah kualitas
informasi, arah komunikasi dan alat komunikasi.

o Pemantauan “Monitoring”

Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus “ongoing” maupun


terpisah “separate evaluation”. Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya
kendala seperti reporting deficiencies yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau
bahkan berlebihan “tidak relevan”.

12. Langkah-Langkah Manajemen Risiko

Langkah-langkah dalam manajemen risiko yaitu:

1) Perencanaan

Proses perencanaan ini bisa disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Untuk


perusahaan ini hanya memerlukan beberapa spreadsheet yang fokus pada risiko dari
beberapa produk.
Perencanaan ini dimulai dengan mendaftar risiko yang mungkin terjadi.
Kemudian dilanjutkan dengan penilaian risiko mana yang mungkin terjadi dan
bagaimana tingkat keberhasilan mengatasi risiko tersebut. Terakhir menentukan
rencana tindakan yang akan diambil.

Tujuan perencanaan ini ialah mengidentifikasi risiko utama, memprioritasikan


risiko tersebut berdasarkan kecenderungan dan dampak dan menilai seberapa efektif
kendali saat ini pada risiko yang dihadapi.

2) Penanganan

Untuk penangan risiko kita bisa menggunakan empat cara yaitu menghindari,
mengurangi, memindahkan dan menerima. Menangani risiko dengan menghindar
bisa sangat efektif bila keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan risiko yang
akan diterima. Tapi strategi ini juga tidak bisa digunakan sebagai cara utama karena
kita mungkin melewatkan keuntungan besar dari risiko yang kita hadapi.

Cara yang kedua ialah dengan mengurangi risiko yang diterima, cara ini bisa
dibilang paling umum dan cocok pada rentang risiko yang luas. Kita tetap bisa
beraktivitas seperti biasa namun dengan bahaya yang berkurang. Namun
kekurangannya ialah saat kontrol kita tidak efektif risiko yang kita takutkan bisa
terjadi.

Memindahkan risiko ini sering sekali kita gunakan, risiko dapat dipindahkan
melalui asuransi. Properti, kendaraan, ruamh yang memiliki risiko seperti hilang,
rusak atau terbakar bisa kita pindahkan risikonya ke perusahaan asuransi dengan
asuransi yang kita pilih sehingga menjadi lebih aman.

Dalam kasus risiko yang ringan, langkah terbaik yang bisa kita pilih ialah
menerimanya. Untuk risiko yang mendapatkan nilai dampak dan kecendrungan
yang rendah, solusi sederhana dan murah akan lebih menguntungkan jika kita
menerimanya dan melanjutkan bisnis seperti biasa.

3) Monitoring
Monitoring atau mengontrol sistem yang sudah dibuat. Kontrol ini dilakukan
mulai dari proses awal, apakah perlu ada modifikasi pada perencanaan atau yang
lainnya. Begitu juga pada penanganan agar tetap berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai