Anda di halaman 1dari 2

Dua pengendalian transmisi data yang umum lainnya adalah checkrum dan bit paritas.

1. Checksum. Sebuah pengendalian transmisi data yang menggunakan sebuah hash dari sebuah
file untuk memverifikasi ketepatannya.
2. Bit paritas. Sebuah bit ekstra yang ditambahkan ke setiap karakter, digunakan untuk mengecek
ketepatan transmisi.

Pengecekan paritas adalah sebuah pengendalian transmisi data di mana perangkat penerima
menghitung ulang bit paritas untuk memastikan ketepatan dari data yang ditransmisikan.

- Pengendalian input. Dirancang dengan tujuan untuk mendapatkan keyakinan bahwa data
transaksi yang dimasukkan adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan
penyalahgunaan.
- Pengendalian pemrosesan. Merupakan satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa
elemen proses pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu di
setiap siklus transaksi. Pengendalian umum mempengaruhi semua pemrosesan transaksi.
- Pengendalian output. Pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai informasi yang
disajikan tidak akurat, tidak lengkap, tidak mutakhir datanya, atau didistribusikan kepada orang-
orang yang tidak berhak.
- Pengendalian integritas pemrosesan dalam spreadsheet. Menurut prinsip integritas
pemrosesan, sistem yang andal adalah sistem yang menghasilkan informasi yang akurat,
lengkap, tepat waktu, dan valid.

Ketersediaan
Tujuan utamanya adalah untuk meminimalkan risiko penghentian sistem. Meskipun demikian,
ketersediaan sistem dan informasi mustahil untuk sepenuhnya mengeliminasi risiko penghentian. Oleh
karena itu, organisasi juga perlu memiliki pengendalian yang didesain untuk memungkinkan pelanjutan
cepat dari operasi normal setelah ada kejadian yang mengganggu ketersediaan sistem.

Tujuan dan Pengendalian Utama

1. Untuk meminimalkan risiko penghentian sistem. Pengendalian utamanya yaitu, pemeliharaan


preventif, toleransi kesalahan, lokasi dan desain pusat data, pelatihan, manajemen patch dan
perangkat lunak antivirus.
2. Pemulihan yang cepat dan lengkap serta pelanjutan operasi normal. Pengendalian utamanya
yaitu, Prosedur backup, Disaster recovery plan, Business continuity plan.

Toleransi kesalahan adalah kemampuan dari sebuah sistem untuk terus berfungsi ketika ada kegagalan
perangkat keras. Redundant arrays of independent drive adalah Sebuah teknik toleransi kesalahan yang
mencatat data dalam disk drive bukan hanya satu untuk mengurangi risiko kehilangan data.
Uninterruptible power supply adalah sebuah perangkat suplai daya alternative yang melindungi dari
kehilangan daya dan fluktuasi di dalam tingkat daya dengan menggunakan daya baterai untuk
mengaktifkan sistem beroperasi cukup lama untuk mem-backup data penting dan mematikan dengan
aman.

Backup adalah sebuah Salinan dari sebuah database, file, atau program perangkat lunak. Recovery point
objective adalah Jumlah data yang ingin dimiliki organisasi untuk dimasukkan kembali atau secara
potensial hilang. Recovery time objective adalah Waktu maksimum yang dapat ditoleransi untuk
mengembalikan sistem informasi sebuah organisasi setelah sebuah bencana, merepresentasikan jangka
waktu yang akan diupayakan organisasi untuk berfungsi tanpa sistem informasinya. Real-time
monitoring adalah pemeliharaan salinan-salinan lengkap dari sebuah database pada dua pusat data
terpisah dan memperbarui kedua salinan secara real-time setiap transaksi terjadi.

Prosedur backup data

Ada beberapa prosedur backup yang berbeda. Backup full yaitu salinan persis dari keseluruhan sebuah
database. Backup parsial terbagi menjadi 2 jenis, Backup inkremental yaitu sebuah jenis dari backup
parsial yang melibatkan penyalinan hanya item data yang telah berubah sejak backup parsial, Backup
differensial yaitu salah satu jenis backup parsial yang melibatkan penyalinan seluruh perubahan yang
dibuat sejak backup penuh terakhir. Arsip adalah sebuah salinan dari sebuah database, file induk, atau
perangkat lunak yang ditahan tanpa batas sebagai sebuah catatan historis, biasanya untuk memenuhi
persyaratan hokum dan peraturan

Perencanaan pemulihan bencana dan kelangsungan bisnis

Disaster recovery plan adalah sebuah rencana untuk mengembalikan kemampuan TI sebuah organisasi
akibat kejadian pusat datanya dihancurkan. Situs dingin adalah sebuah pilihan pemulihan bencana yang
bergantung pada akses terhadap sebuah fasilitas alternative yang diberi kabel sebelumnya untuk akses
telepon dan internet yang diperlukan, tetapi tidak memuat peralatan komputasi apapun. Situs panas
adalah sebuah pilihan pemulihan bencana yang bergantung pada akses terhadap sebuah pusat data
alternative operasional keseluruhan yang tidak hanya diberi kabel sebelumnya, tetapi juga memuat
seluruh perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan. Business continuity plan adalah sebuah
rencana yang menspesifikasikan cara merangkum tidak hanya operasi TI, tetapi seluruh proses bisnis
akibat terjadinya kerusakan besar.

Efek dari virtualisasi dan komputasi cloud

Virtualisasi dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pemulihan bencana dan
penerusan operasi normal. Sebuah mesin virtual hanyalah sebuah kumpulan file perangkat lunak. Oleh
karena itu, jika server fisik yang menampung file tersebut gagal, maka file dapat dipasang pada mesin
penampung lainnya dalam beberapa menit. Jadi virtualisasi secara signifikan mengurangi RTO.
Komputasi cloud memiliki efek positif dan negative dalam ketersediaan. Komputasi cloud biasanya
memanfaatkan bank atas server berlebih dalam berbagai lokasi, sehingga menurunkan risiko bahwa
sebuah kerusakan tungal dapat mengakibatkan penghentian sistem dan hilangnya semua data. Meski
demikian, jika sebuah penyedia cloud publik keluar dari bisnis, ini mungkin sulit, jika memungkinkan,
untuk mendapatkan kembali semua data yang disimpan dalam cloud tersebut.

Anda mungkin juga menyukai