Anda di halaman 1dari 7

CEDERA KEPALA

NADIA FERLITA HANDAYANI RAHAYU

NIM.1810033031

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2020
Cedera Kepala
Cedera kepala terbagi menjadi 2 istilah yaitu :

1. Cedera kepala terbuka dan tertutup


a. Cedera kepala terbuka ialah dimana keadaan yang mengalami laserasi kulit
kepala atau peluru yang menembus otak.
b. Sedangkan cedera tertutup dapat disamakan pada pasien dengan gegar ringan
dengan edema serebral yang luas.
2. Cedera kepala kup dan kontrakup
Dimana keadaan ini menggambarkan lokasi yang kebanyakan memiliki
kerusakan internal yang berhubungan dengan sisi yang terbentur.
a. Cedera kup ialah keadaan yang mengakibatkan banyak nya kerusakan yang
relatif dekat pad daerah yang terbentur.
b. Sedangkan kerusakan cedera kontrakup dimana kondisi berlawanan pada sisi
desakan saat benturan.
MENINGEN DAN LCS

BERAT CK BERDASARKAN SKALA KOMA GLASGOW


(GCS)

Klasifikasi Deskripsi Frekuensi


Ringan - SKG 13-15 55%
- Kehilangan kesadaran
(amnesia) kurang dari 30
menit
- Tidak ada fraktur tengkorak,
tidak ada kontusio serebral,
hematoma
Sedang - SKG 9-12 24%
- Kehilangan kesadaran dan
atau amnesia lebih dari 30
menit tetapi kurang dari 24
jam
- Dapat mengalami fraktur
tengkorak
Berat - SKG 3-8 21%
- Kehilangan kesadaran dan
atau amnesia lebih dari 24
jam
- Juga meliputi kontusio
serebral, laserasi, atau
hematoma intrakranial

GLASGOW COMA SCALE


Spontan 4
EYE / respon Terhadap bicara 3
membuka mata Terhadap nyeri 2
Tidak ada respon 1
Orientasi baik 5
Percakapan membingungkan 4
Respon verbal Kata- kata yang tidak sesuai 3
Suara menggumam 2
Tidak ada respon 1
Respon motorik Mengikuti perintah 6
Menunjuk tempat rangsangan 5
Menghindar/ menarik 4
ekstremitas dari stimulasi
rangsangan nyeri
Menjauhi rangsangan 3
Ekstensi spontan 2
Tidak ada respon 1

Mekanisme Cedera

Pada mekanisme cedera terdapat 4 yaitu:

1. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika benda yangsedang bergerak membentu

kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena

lemparan benda tumpul.

2. Cedera perlambatan (deserelasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara

relatif tidak bergerak,seperti badan mobil atau tanah.


Sehingga kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan
kepala tiba-tiba tanpa kontak lansung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara
kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada
kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi aalba dan
batang otak .
3. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan lokal, yang meliputi kontusio serebral dan
hematom intraserebral, serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan
massa lesi, pergeseran otak, atau hernia.
4. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan
terjadi dalam empat bentuk yaitu; cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia,
pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil Multipel pada seluruh otak . jenis cedera
ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera
menyebar pada hemisfer serebral, batang otak, atau dua-duanya, situasi yang terjadi pada
hampir 50% pasien yang mengalami cedera kepala berat bukan karena peluru.
5. Cedera primer, terjadi pada waktu benturan ; memar pada permukaan otak, laserasi
substansia alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat (cedera sekunder) :
penurunan kemampuan autoregulasi atau tak ada pada area cedera hiperemiam
(peningkatan volume darah) pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta
vasodilatasi arterial peningkatan isi intrakranial dan akhirnya peningkatan
tekanan intrakranial (TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak
sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi.

. Cedera Spesifik Otak-Kepala

1. Fraktur Tengkorak
Susunan lapisan tengkorak sampai kulit kepala membantu
menghilangkan energi benturan kepala sehingga sedikit kekuatan
ditransmisikan ke permukaan otak, sekalipun demikian fraktur tengkorak
merupakan masalah yang umum terjadi pada pasien dengan cedera kepala
berat (12%-80%). Umumnya anak-anak kurang rentan dari pada orang
dewasa.
Bentuk fraktur tengkorak :
a. Fraktur linier

b. Fraktur basiler
Lobus otak terdiri dari
a. Frontal lobe
b. Occipital lobe
c. Parietal lobe
d. Temporal lobe
2. Gegar serebral
Gegar adalah sindrom yang melibatkan bentuk ringan dari cedera otak menyebar.
a. Disfungsi neurologis sementara dan bersifat dapat pulih dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran.
b. Jika ada penurunan kesadaran mungkin hanya beberapa detik atau beberapa
menit, sesudah itu pasien dpt mengalami disorientasi dan bingungdalam waktu
yang relatif singkat.
c. Gejala lain meliputi sakit kepala, tidak mampu untuk berkonsentrasi, gangguan
memori sementara, pusing dan peka. Beberapa penderita mengalami amnesia
retrograd.
d. Kebanyakan pasien sembuh sempurna dan cepat, tetapi beberapa penderita
lainnya berkembang kearah sindrom pascagegar dan dapat mengalami gejala
lanjut selama beberapa bulan.
3. Kontusio serebral
Kontusio serebral menggambarkan area otak yang mengalami "memar" tanpa
mengalami gg fungsi atau laserasi. Memar ini umumnya pada permukaan dan terdiri
dari area hemoragi kecil-kecil yang tersebar melalui substansi otak pada daerah
tersebut.
Merupakan lesi yang paling banyak & tampak setelah cedera kepala. Tanda
dan gejala (bervariasi), tergantung pada lokasi dan derajat.

4. Hematoma epidural
a. Suatu akumulasi darah pada ruang antara tulang tengkorak bagian dalam dan
lapisan meninges paling luar (dura)
b. Terjadi karena robekan cabang kecil arteri meningeal tengah atau arteri
meningeal frontal.
5. Hematoma subdural
a. Akumulasi darah di bawah lapisan meningeal duramater dan di atas lapisan
araknoid yang menutupi otak
b. Penyebabnya biasanya robekan permukaan vena atau pengeluaran kumpulan
darah vena (sinus).
5. Hematoma Intrakranial
a. Pengumpulan darah 25 ml atau lebih dalam parenkim otak.
b. Sulit untuk membedakan secara radiologis antara kontusio otak dengan
perdarahan dalam di dalam substansi otak itu sendiri.
c. Penyebab trauma meliputi fraktur depresi tulang tengkorak, cedera penetrasi
peluru, dan gerakan aselerasi-deselerasi tiba-tiba.
d. Penanganan masih bersifat kontroversial seperti apakah harus dilakukan
pembedaha atau tindakan penanganan medis. Pada umumnya intervensi bedah
digunakan hanya bila lesi terus meluas dan menyebabkan penyimpangan
neurologis lanjut.

Aktivitas Menelan

a. Nutrisi adekuat proses penyembuhan penyakit


b. Katabolisme dan keseimbangan nitrogen
c. Pemecahan protein tubuh.
d. Aktivitas mengunyah dan menelan ? Terintegrasi antara batang otak dg saraf
kranial.
e. Menelan melalui proses tiga tahap :
1) Fase oral
2) Fase faringeal
3) Fase esofagus

Anda mungkin juga menyukai