Anda di halaman 1dari 3

Rahasia Meede

Cerita dalam novel ini bermula dari proses perundingan Konferensi Meja Bundar
(1949) di Den Haag. Bung Hatta akhirnya menyetujui klausul terakhir yang diajukan Belanda
bahwa Indonesia bersedia menanggung beban hutang Hindia Belanda sebagai syarat
pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Dokumen tentang harta VOC, telah merubah
penolakan mereka menjadi persetujuan. Dari sinilah semua bermula. Hasil perundingan
Konferensi Meja Bundar 1949 di Den Haag memang mengundang kontroversi. Kesediaan
delegasi Indonesia untuk menanggung hutang Hindia Belanda sebesar 6.1 miliar gulden,
sebagai syarat diakuinya kedaulatan Indonesia oleh Belanda adalah harga yang sangat mahal,
baik dilihat secara ekonomi maupun dilihat dari martabat bangsa.

Sebuah kabar menyatakan bahwa Bung Hatta akhirnya menerima klausul tersebut
karena sebuah informasi tentang adanya dana atau harta tersembunyi peninggalan VOC yang
nilainya masih jauh lebih tinggi dari jumlah hutang yang dituntutkan Belanda. Sehingga
penerimaan klausul itu tidak akan merugikan Indonesia secara ekonomi, dan yang pasti
akhirnya kemerdekaan Indonesia diakui. Sayangnya dokumen tersebut sebagian hilang dalam
pengiriman dari Den Haag ke Jakarta. Pejabat VOC Cornelis Speelman, bersama dua orang
pribumi yang memiliki pengikut setia Kapitan Jonker, dan Arung Palakka pada tahun 1666
“Monsterverbond” yang secara de facto menjadi pengendali VOC. Pada masa kekuasaan
mereka, dilakukan penggalian emas besar-besaran di Salido Sumatera Barat tapi selalu
dilaporkan tidak berhasil menemukan banyak emas dan tidak ada emas yang dikirim ke
Belanda. Setelah Speelman meninggal, para pesaing politiknya berusaha menyingkirkan
Kapitan Jonker dan Arung Palakka.

Jonker difitnah dan dipancung. Arung Palakka dibiarkan sibuk sebagai raja di Bone,
daerah kecil di Sulawesi Selatan. Rahasia harta yang ditimbun Monsterverbond tidak
terungkap. Rahasia itu diduga disimpan oleh anggota keempat Monsterverbond, Pieter
Erberveld. Pieter Erberveld senior meninggal dengan tenang. Anaknya yang juga bernama
Pieter Erberveld-lah yang menjadi sasaran. Seorang opsir bernama Clusse ditugaskan
memata-matai Pieter. Clusse mengorek informasi dengan pura-pura menjalin cinta dengan
anak perempuan Pieter yang bernama Meede. Pieter Erberveld yunior dan para pengikutnya
akhirnya difitnah dan ditumpas oleh Gubernur Jenderal Belanda pada saat itu. Pieter
Erberveld disiksa secara sadis hingga tewas. Namun Meede, anak perempuannya,
menghilang tanpa jejak.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah

1.Verba Material
A. Clusse mengorek informasi dengan pura-pura menjalin cinta dengan anak
perempuan Pieter.

B. Bung Hatta akhirnya menyetujui klausul terakhir yang diajukan Belanda.

C. Dokumen tentang harta VOC, telah merubah penolakan mereka menjadi


persetujuan.

2.Verba Mental
A. Indonesia bersedia menanggung beban hutang Hindia Belanda sebagai syarat
pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.

3.Konjungsi Temporal
A. Pada masa kekuasaan mereka, dilakukan penggalian emas besar-besaran di Salido
Sumatera Barat.

B. Setelah Speelman meninggal, para pesaing politiknya berusaha menyingkirkan


Kapitan Jonker dan Arung Palakka

C. Pieter Erberveld Junior dan para pengikutnya akhirnya difitnah dan ditumpas oleh
Gubernur Jenderal Belanda pada saat itu.

4.Kalimat Langsung
-
5.Kalimat Tidak Langsung
A. Sebuah kabar menyatakan bahwa Bung Hatta akhirnya menerima klausul tersebut
karena sebuah informasi tentang adanya dana atau harta tersembunyi peninggalan
VOC
6.Kata Sifat
A. penggalian emas besar-besaran di Salido Sumatera Barat tapi selalu dilaporkan
tidak berhasil menemukan banyak emas dan tidak ada emas yang dikirim ke Belanda

B. Pejabat VOC Cornelis Speelman, bersama dua orang pribumi yang memiliki
pengikut setia Kapitan Jonker

7.Kalimat Bermakna Lampau


A. Proses perundingan Konferensi Meja Bundar (1949) di Den Haag.

B. informasi tentang adanya dana atau harta tersembunyi peninggalan VOC yang
nilainya masih jauh lebih tinggi dari jumlah hutang yang dituntutkan Belanda.

Anda mungkin juga menyukai