Anda di halaman 1dari 68

TUGAS MATA KULIAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN


DESA PAYAMAN KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO 2016

Penyusun:
Eka Cipta Halim 1013
Joko Prayitno 101511123008
Adila Rahana 101511123077
Katarina Canggih Pythagoras 101511123087

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tugas
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dengan tepat waktu.
Makalah ini telah penyusun buat dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 7 Maret 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Depan …………………………………………………… 1


Kata Pengantar …………………………………………………… 2
Daftar Isi …………………………………………………… 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………
1.3 Tujuan ……………………………………………………………
1.4 Manfaat ……………………………………………………………
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Pemberdayaan Masyarakat ……………………………………
2.2 Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat …………………….
Tolong diedit??
Bab III Penerapan Teori
3.1 Persiapan …………………………………………………………….
3.2 Pengkajian …………………………………………………….
3.3 Perencanaan Alternatif Program …………………………………….
3.4 Formulasi Rencana Aksi …………………………………………….
3.5 Implementasi ……………………………………………………..
3.6 Evaluasi …………………………………………………….
3.7 Terminasi ……………………………………………………
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan …………………………………………………….
4.2 Saran ……………………………………………………………
Daftar Pustaka ……………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain peningkatan

prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan,

pengembangan usaha ekonomi desa, pengembangan Lembaga Keuangan Desa,

serta kegiatan- kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

menaikkan hasil produksinya. Pemberdayaan masyarakat adalah proses

pembangunan dimana masyarakat memiliki inisiatif untuk memulai proses kegiatan

sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri (Christenson, 2009).

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat bawah (grass root), yang dalam kondisi sekarang tidak

mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

Dengan kata lain, pemberdayaan (empowering) adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat miskin. (Sunyoto, 2004) menyatakan bahwa

pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi

juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya moderen seperti kerja

keras, hemat, keterbukaan, kebertanggungjawaban, adalah bagian pokok dari upaya

pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan lembaga-lembaga sosial dan

pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di

dalamnya.

4
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebagai tindakan sosial dimana penduduk

sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan dan

tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan

sosial sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimilikinya. Masyarakat

miskin seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya baik karena hambatan

internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari lingkungannya

(Suwondo, 2005). Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu

pilar kebijakan penanggulangan kemiskinan terpenting. Kebijakan pemberdayaan

masyarakat dianggap resep mujarab karena hasilnya dapat berlangsung lama. Isu-isu

kemiskinan pun senantiasa cocok diselesaikan akar masalahnya melalui pendekatan

pemberdayaanmasyarakat.

Ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk lebih memahami proses

pemberdayaan masyarakat. Langkah-langkah tersebut meliputi persiapan,

pengkajian, perencanaan alternative program, formulasi rencana aksi, implementasi,

evaluasi, dan terminasi. Langkah-langkah diatas, berhubungan erat antara satu

dengan lainnya.

Dengan pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk menelisik lebih dalam

mengenai langkah-langkah pemberdayaan masyarakat beserta penerapan teorinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana langkah-langkah pemberdayaan masyarakat beserta penerapan teorinya?

5
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Menganalisa langkah-langkah pemberdayaan masyarakat beserta penerapan
teorinya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi langkah pemberdayaan masyarakat di tahap persiapan.
1.3.2.2 Mengidentifikasi langkah pemberdayaan masyarakat di tahap pengkajian.
1.3.2.3 Mengidentifikasi langkah pemberdayaan masyarakat di tahap perencanaan
alternative program.
1.3.2.4 Mengidentifikasi langkah pemberdayaan masyarakat di tahap formulasi
rencana aksi.
1.3.2.5 Mengidentifikasi langkah pemberdayaan masyarakat di tahap implementasi.
1.3.2.6 Mengidentifikasi langkah pemberdayaan masyarakat di tahap evaluasi.
1.3.2.7 Mengidentifikasi langkah pemberdayaan masyarakat di tahap terminasi.

1.4 MANFAAT
Tolong ditambahi???

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan,
memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-
kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Konsep pemberdayaan
(masyarakat desa) dapat dipahami juga dengan dua cara pandang.
1) Pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri
masyarakat.
Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang
tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam
posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang berbuat secara
mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggungjawab negara.
Pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi dan
seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban) negara.
Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan
kapasitas mengembangkan potensi- kreasi, mengontrol lingkungan dan
sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut
menentukan proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan pemerintahan (Sutoro Eko, 2002).
2) Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan
perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya
yakni mulai dari aspek intelektual, Sumber Daya Manusia, aspek material dan
fisik, sampai kepada aspek manajerial. Aspek-aspek tersebut bisa jadi
dikembangkan menjadi aspek sosial budaya, ekonomi, politik, keamanan
danlingkungan.
3) Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,

7
kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan
keterlibatan yang besar dari perangkat Pemerintah daerah serta berbagai pihak
untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang
dicapai. Permendagri RI No 7 tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi
yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk
menunjukkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (pasal 1 ayat8).
Melihat dari penjelasan diatas inti dari pemberdayaan masyarakat adalah merupakan
strategi untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Dan perberdayaan
bisa diartikan memberi kemampuan kepada orang yang lemah. Bukan hanya dalam arti
tidak terbatas kemampuan ekonomi, tapi juga kemampuan lainnya yang bisa membuat
orang lain berdaya seperti dalam politik, budaya, sosial, agama dan lainnya. Harus
dicatat, kemampuan ini bukan hanya berarti mampu memiliki uang, modal, tapi kekuatan
atau mobilitas yang tinggi pun itu kemampuan pemberdayaan diri sendiri.

2.2 Tugas dalam Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan oleh banyak elemen: Pemerintah,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pers, partai politik, lembaga donor,
aktor- aktor masyarakat sipil, atau oleh organisasi masyarakat lokal sendiri. Birokrasi
Pemerintah tentu saja sangat strategis karena mempunyai banyak keunggulan dan
kekuatan yang luar biasa ketimbang unsur-unsur lainnya: mempunyai dana, aparat
yang banyak, kewenangan untuk membuat kerangka legal, kebijakan untuk pemberian
layanan publik, dan lain-lain. Proses pemberdayaan bisa berlangsung lebih kuat,
komprehensif dan berkelanjutan bila berbagai unsur tersebut membangun kemitraan
dan jaringan yang didasarkan pada prinsip saling percaya dan menghormati (Sutoro
Eko,2002)
Konsep pemberdayaan berangkat dari asumsi yang berbeda dengan pembinaan.
Pemberdayaan berangkat dari asumsi hubungan yang setara antar semua elemen
masyarakat dan negara. Para ahli mengatakan bahwa pemberdayaan sangat percaya

8
bahwa “kecil itu indah”, bahwa setiap orang itu mempunyai kearifan yang perlu
dibangkitkan dan dihargai. Kalau konsep pembinaan cenderung mengabaikan prinsip
kearifan semua orang itu. Dalam konteks pemberdayaan, semua unsur (pejabat,
perangkat negara, wakil rakyat, para ahli, politisi, orpol, ormas, LSM, pengusaha,
ulama, mahasiswa, serta rakyat banyak) berada dalam posisi setara, yang tumbuh
bersama melalui proses belajar bersama-sama. Masing- masing elemen harus
memahami dan menghargai kepentingan maupun perbedaan satu sama lain.
Perberdayaan tersebut dimaksudkan agar masing-masing unsur semakin meningkat
kemampuannya, semakin kuat, semakin mandiri, serta memainkan perannya masing-
masing tanpa mengganggu peran yang lain. Justru dengan pemberdayaan kemampuan
dan peran yang berbedabeda tersebut tidak diseragamkan, melainkan dihargai dan
dikembangkan kerjasama, sehingga bisa terjalin kerjasama yang baik.

2.3 Prinsip dan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat


Menurut (Suharto, 2006) prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat adalah
sebagai berikut:
1) Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Oleh karena itu harus ada
kerjasamasebagai patner.
2) Proses pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai aktor atau subjek yang
kompeten dan mampu menjangkau sumber-sumber dankesempatan-kesempatan.
3) Masyarakat harus melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting yang dapat
mempengaruhiperubahan.
4) Kompetensi diperoleh dan dipertajam melalui pengalaman hidup, khususnya
pengalaman yang memberikan perasaan mampu padamasyarakat.
5) Solusi-solusi yang berasal dari situasi khusus, hasus beragam dan menghargai
keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang berada pada situasi masalah
tersebut.
6) Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang penting bagi
penurunan ketegangan dan meningkatkan kompetensi serta kemampuan untuk
mengendalikanseseorang.

9
7) Masyarakat harus berpartisipasi dalam memberdayakan diri mereka sendiri, tujuan,
cara dan hasil harus dirumuskan oleh merekasendiri.
8) Tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan, karena pengetahuan
dan mobilisasi tindakan bagiperubahan.
9) Pemberdayaan melibatkan akses terhadap sumber-sumber dan kemampuan untuk
menggunakan sumber-sumber tersebut secaraefektif.
10) Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, dinamis, evolutif, dikarenakan
permasalahan selalu memiliki beragamsolusi.
11) Pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personal lain melalui
pembangunan ekonomi secaraparalel.

2.4 Tahapan dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat

Nugroho (2007) pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi” bukan “proses


instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran,
pengkapasitasan, dan pendayaan.

Gambar 2.1 Tiga Tahapan Proses Pemberdayaan


Masyarakat

Penyadaran Pengkapasitasan Pendayaan

1. Dalam tahap penyadaran, target sasaran adalah masyarakat yang kurang mampu
yang harus diberikan pemahaman bahwa mereka mempunyai hak untuk menjadi
berada atau mampu. Disamping itu juga mereka harus dimotivasi bahwa mereka
mempunyai kemampuan untuk keluar dari kemiskinannya. Proses ini dapat
dipercepat dan dirasionalisasikan hasilnya dengan hadirnya upayapendampingan.
2. Tahap pengkapasitasan bertujuan untuk memampukan masyarakat yang kurang
mampu sehingga mereka memiliki keterampilan untuk mengelola peluang yang

10
akan diberikan. Dimana tahap ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan-
pelatihan, lokakarya dan kegiatan sejenisnya yang bertujuan untuk meningkatkan
life skill dari masyarakattersebut.
3. Pada tahap pendayaan, masyarakat diberikan peluang yang disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif dan berkelanjutan yang
ditempuh dengan memberikan peran yang lebih besar secara bertahap, sesuai
dengan kapasitas dan kapabilitasnya serta diakomodasi aspirasinya dan dituntun
untuk melakukan self evaluation terhadap pilihan dan hasil pelaksanaan atas
pilihantersebut.
Menurut (Suharto, 2006), pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan
pemberdayaan masyarakat dapat dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan
yang disingkat menjadi 5P, yaitu:
1. Pemungkinan, menciptakan suasana atau iklim memungkinkan potensi
masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu
membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan strukturak
yangmenghambat.
2. Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat
dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Pemberdayaan harus menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan
kepercayaan diri masyarakat yang menunjangkemandirian.
3. Perlindungan, melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar
tidak tertindas oleh kelompok yang kuat, menghindari persaingan yang tidak
seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan yang lemah dan mencegah
terjadinya eksploitasi kelompok yang kuat dan kelompok yang lemah.
Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan
dominasi yang menguntungkan masyarakkecil.
4. Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus
mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam posisi yang semakin
lemah dan terpinggirkan.

11
5. Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tidak terjadi keseimbangan
distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan
harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan
setiap orang memperoleh kesempatanberusaha.

2.5 Kebijakan dalam Pemberdayaan Masyarakat


Gagasan pemberdayaan berangkat dari realitas obyektif yang merujuk pada
kondisi struktural yang timpang dari sisi alokasi kekuasaan dan pembagian akses
sumberdaya masyarakat. Pemberdayaan sebenarnya merupakan sebuah alternatif
pembangunan yang sebelumnya dirumuskan menurut cara pandang
developmentalisme/modernisasi.
Adapun kebijakan-kebijakan tentang pemberdayaan masyarakat adalah sebagai
berikut:
a) Kebijakan Pemerintah tentang pemberdayaan masyarakat secara tegas tertuang
didalam GBHN Tahun 1999, serta Undang-undang Nomor: 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah. Didalam GBHN Tahun 1999, khususnya didalam
“Arah Kebijakan Pembangunan Daerah”, antara lain dinyatakan
“mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga politik,
lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat dan lembaga swadaya
masyarakat, serta seluruh potensi masyarakat dalam wadah NKRI“.
b) Sedangkan didalam Undang-undang. Nomor: 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah, antara lain ditegas-kan bahwa “Hal-hal yang mendasar dalam Undang-
undang ini adalah mendorong untuk memberdayakan masyarakat,
menumbuhkembangkan prakarsa dan kreativitas, serta meningkatkan peran serta
masyarakat“.
c) Mencermati rumusan kebijakan Pemerintah didalam dua dokumen kebijakan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa “kebijakan pemberdayaan masyarakat
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan otonomi daerah”. Setiap
upaya yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan secara

12
langsung mendukung upaya pemantapan dan penguatan otonomi daerah, dan
setiap upaya yang dilakukan dalam rangka pemantapan dan penguatan otonomi
daerah akan memberikan dampak terhadap upaya pemberdayaanmasyarakat.
d) Dalam Undang-undang Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan Program Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) dinyatakan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penguatan lembaga dan
organisasi masyarakat setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan
sosial masyarakat, peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu
masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial danpolitik”.
e) Dalam rangka mengemban tugas dalam bidang pemberdayaan masyarakat,
Badan Pemberdayaan Masyarakat telah menetapkan visi, misi, kebijakan, strategi
dan program pemberdayaanmasyarakat.
2.6 Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat
1. Persiapan
a) Persiapan Petugas
- Tim yang solid.
- Pembagian job description.
- Pemahaman yang komprehensif antar anggota tim terhadap tujuan dan
sasaran pemberdayaan yang akan dilakukan.
- Bias dalam bentuk sosialisasi dan diskusi hingga pelatihan.
- Penyamaan persepsi anggota tim.
- Membangun komitmen pada community worker.
b) Persiapan Lapangan
- Studi literatur dan studi awal atau mengenal daerah sasaran dengan
mendatanginya.
- Daerah layak yang merupakan daerah masih perlu untuk diberdayakan.
- Komunikasi antar community worker, masyarakat dan stakeholder terkait.
- Menjalin kontak dan kontrak dengan masyarakat yang dapat dilakukan
dengan melalui tokoh informal kemudian mendapatkan dukungan.

13
- Melakukan pengurusan perijinan dan keadministrasian (formal) melalui
surat menyurat, proposal dan lain-lain sehingga mendapatkan ijin secara
formal.
2. Pengkajian
- Mengidentifikai masalah (kebutuhan yang dirasakan) masyarakat. Ada
kebutuhan normative yang dirasakan oleh masyarakat sehingga memerlukan
sebuah edukasi.
- Mengidentifikasi sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat.
- Melibatkan masyarakat.
3. Perencanaan Alternatif Solusi
- Mengidentifikasi maslaha, mencari solusi dari permasalahan yang ada,
merancang program dan kegiatan.
- Melakukan formulasi tujuan dengan SMART.
- Melibatkan masyarakat.
4. Pemformulasian Rencana Aksi
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
- Merumuskan sasaran dan metode kegiatan.
- Merumuskan program dan kegiatan.
- Merumuskan prosedur operasional atau urutan pelaksanaan kegiatan.
- Personalia dan penanggungjawab.
- Menyusun timeline dan rencana anggaran.
- Perencanaan evaluasi meliputi indikator keberhasilan dan indikator
keberdayaan, menentukan metode evaluasi dan memilih jenis evaluasi
(formatif dan summative)
- Melibatkan masyarakat.
5. Implementasi
- Melaksanakan kegiatan sesuai rencana dengan prosedur operasional.
- Perlu kerjasama yang baik antara petugas dan masyarakat, yang terkadang
ada pertentangan.
- Meningkatkan peran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan.

14
- Melibatkan masyarakat.
6. Evaluasi
- Evaluasi pada komponen proses dan output.
- Evaluasi program atau kegiatan dan evaluasi keberdayaan.
- Menentukan hal yang akan dievaluasi (indikator).
- Merumuskan metode evaluasi (kualitatif atau kuantitatif).
- Memilih jenis evaluasi formatif dan sumatif.
- Evaluasi bersama masyarakat.
- Menjawab pertanyaan berupa:
 Apakah rencana sudah dilaksanakan?
 Apakah tujuan sudah tercapai?
 Apakah program sudah berjalan efektif?
 Apakah program sudah berjalan efisien?
- Meningkatkan kesadaran dan keinginan untuk berubah, antara lain:
 Berapa banyak sasaran yang memahami program?
 Berapa banyak sasaran yang dapat merasakan pentingnya program?
- Meningkatkan kemampuan individu untuk berubah, meningkatkan
kesempatan untuk memperoleh akses, yaitu:
 Berapa banyak sasaran yang telah melakukan kegiatan seperti program?
 Berapa banyak sasaran yang ingin melanjutkan kegiatan seperti program?
 Berapa banyak sasaran yang ingin memperoleh kesempatan lebih baik?
- Tindakan individu untuk menghadapi hambatan, sebagai berikut:
 Berapa banyak sasaran tetap melakukan kegiatan walau ada hambatan
input?
 Hambatan apa saja yang muncul berkaitan pengembangan diri dan
masyarakat?
- Meningkatkan solidaritas atau tindakan bersama orang lain, sebagai berikut:
 Apa tindakan bersama yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan
wilayahnya?

15
 Apa upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kondisi yang telah baik?
7. Terminasi
- Proses perpisahan formal dengan masyarakat sasaran tetapi tidak sekaligus.
- Mengakhiri program dengan pelan.
- Perlu dijaga kontak antara CW dan masyarakat.
- Terminasi hanya terjadi pada pelaksanaan program yang hanya sekali.
- Terminasi tidak perlu terjadi jika program berkelanjutan.
(Adi, 2002)

16
BAB III
PENERAPAN TEORI

3.1 Langkah-langkah pemberdayaan masyarakat.


3.1.1 Persiapan
1) Persiapan Petugas
a. Kegiatan SMS (Saget Milah Sampah)
 Penanggung jawab kegiatan meliputi Almas Ghassani C dan Luluk
Mutmainah. Sedangkan, tenaga pelaksana adalah Fernanda Setyo, Nadya
Nova, Putri Yunia, Elyda Rahmayanti, Akhmad Yusuf, Maulidiyah Dwi
Saadatuddaroini, Rieneke Puspita dan Augyantantri.
 Job desc : Almas Ghassani C dan Luluk Mutmainah memiliki tugas
sebagai penanggung jawab kegiatan, yaitu dimulai dari briefing bersama
anggota dan pelaksanaan kegiatan. Dalam kegiatan briefingdengan
kelompok, mereka bertindak sebagai pembuka hingga penutup diskusi
yang lebih memperdalam pemahaman kepada setiap anggota mengenai
alur kegiatan SMS (Saget Milah Sampah) yang meliputi tujuan, rincian
pelaksanaan, indicator keberhasilan, sasaran, target, volume kegiatan,
lokasi pelaksanaan, tenaga pelaksana, dan jadwal kegiatan. Pada saat
pelaksanaan kegiatan berlangsung, mereka bertugas sebagai pengisi
acara penyuluhan dengan memberikan materi mengenai jenis-jenis
sampah rumah tangga dan cara pemilahan yang baik dan benar untuk
menciptakan lingkungan sehat. Selain itu, mereka juga melakukan
monitoring dan evaluasi kegiatan tersebut. Tenaga pelaksana bertugas
membantu penanggung jawab dalam setiap sesi kegiatan yang
berlangsung mulai dari pembukaan sampai penutupan.
 Pemahaman komprehensif terkait tujuan dan sasaran dengan cara diskusi
secara aktif dari setiap individu. Pemahaman tersebut lebih menekankan
bahwa tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat
terkait pemilahan sampah organic dan anorganik sebesar 10% setelah

17
pemberian informasi, sehingga dapat memberikan mindset perilaku baru
terkait pemilahan sampah di rumah tangga. Pemahaman dalam konteks
sasaran, yaitu ibu PKK dan ibu kader RT 08-14 dusun Merbong dan
Ketawang desa Payaman, perangkat desa (pak lurah dan pak RT 08-14),
tenaga kesehatan desa (bidan desa), dan tokoh masyarakat (tokoh agama
dan ketua tani). Diskusi dalam hal ini juga untuk menyamakan
pemikiran antar masing-masing anggota. Selain itu, diskusi mengenai
SMS (Saged Milah Sampah), digunakan sebagai pembangun komitmen
sebuah organisasi supaya kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan harapan bersama.
b. Kegiatan PETAKU (PElatihan TAkaKUra)
 Penanggung jawab kegiatan meliputi Maulidiyah Dwi dan
Saadatuddaroini. Sedangkan, tenaga pelaksana adalah Fernanda Setyo,
Nadya Nova, Putri Yunia, Almas Ghassani C, Elyda Rahmayanti,
Akhmad Yusuf, Luluk Mutmainah, Rieneke Puspita dan Augyantantri.
 Job desc : Maulidiyah Dwi dan Saadatuddaro ini memiliki tugas
sebagai penanggung jawab kegiatan, yaitu dimulai dari briefing bersama
anggota dan pelaksanaan kegiatan. Dalam kegiatan briefingdengan
kelompok, mereka bertindak sebagai pembuka hingga penutup
sosialisasi dan pelatihan yang lebih memperdalam pemahaman kepada
setiap anggota mengenai alur kegiatan PETAKU (PElatihan TAkaKUra)
yang meliputi tujuan, rincian pelaksanaan, indicator keberhasilan,
sasaran, target, volume kegiatan, lokasi pelaksanaan, tenaga pelaksana,
dan jadwal kegiatan. Pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung,
mereka bertugas sebagai pengisi acara dengan suatu kegiatan pelatihan
yang mengajarkan mengenai teknik pembuatan pupuk organic dengan
media takakura sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemupukan di lahan
pertanian milik warga. Selain itu, mereka juga melakukan monitoring
dan evaluasi kegiatan tersebut. Tenaga pelaksana bertugas membantu

18
penanggung jawab dalam setiap sesi kegiatan yang berlangsung mulai
dari pembukaan sampai penutupan.
 Pemahaman komprehensif terkait tujuan dan sasaran dengan cara
sosialisasi dan pelatihan kepada anggota kelompok. Pemahaman tersebut
lebih menekankan bahwa tujuan kegiatan adalah memberikan pelatihan
kepada masyarakat mengenai teknik pembuatan pupuk dengan media
takakura sehingga 10% sasaran mampu melakukan secara mandiri
setelah mandiri setelah menghadiri satu kali pertemuan. Pemahaman
dalam konteks sasaran, yaitu kelompok tani di RT 08-14 dusun Merbong
dan Ketawang desa Payaman. Sosialisasi dan pelatihan pada anggota
kelompok dalam hal ini juga untuk menyamakan persepsi antar masing-
masing individu. Selain itu, dengan adanya sosialisasi dan pelatihan
mengenai PETAKU (PElatihan TAkaKUra) terhadap anggota kelompok,
hal ini dapat pula digunakan sebagai pembangun komitmen sebuah
organisasi supaya kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
harapan bersama.

c. Kegiatan YUKTUS! (YUK TUkar Sampah!)


 Penanggung jawab kegiatan meliputi Elyda Rahmayanti dan Akhmad
Yusuf. Sedangkan, tenaga pelaksana adalah Fernanda Setyo, Nadya
Nova, Putri Yunia, Maulidiyah Dwi, Saadatuddaroini, Almas Ghassani
C, Luluk Mutmainah, Rieneke Puspita dan Augyantantri.
 Job desc : Elyda Rahmayanti dan Akhmad Yusuf ini memiliki tugas
sebagai penanggung jawab kegiatan, yaitu dimulai dari briefing bersama
anggota dan pelaksanaan kegiatan. Dalam kegiatan briefing, mereka
bertindak sebagai pembuka hingga penutup diskusi yang lebih
memperdalam pemahaman kepada setiap anggota mengenai alur
kegiatan YUKTUS! (YUK TUkar Sampah!) yang meliputi tujuan,
rincian pelaksanaan, indikator keberhasilan, sasaran, target, volume
kegiatan, lokasi pelaksanaan, tenaga pelaksana, dan jadwal kegiatan.

19
Pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, mereka bertugas sebagai
pengisi acara dengan cara melakukan inisiasi pendirian bank sampah
sebagai sarana penukaran sampah (utamanya botol plastik bekas, kardus,
dan plastik bekas bungkus botol) menjadi sejumlah uang sesuai besaran
yang ditukarkan bagi warga RT 08-14 dusun Merbong dan Ketawang
desa Payaman. Selain itu, mereka juga melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan tersebut. Tenaga pelaksana bertugas membantu
penanggung jawab dalam setiap sesi kegiatan yang berlangsung mulai
dari pembukaan sampai penutupan.
 Pemahaman komprehensif terkait tujuan dan sasaran dengan cara diskusi
secara aktif kepada anggota kelompok. Pemahaman tersebut lebih
menekankan bahwa tujuan kegiatan adalah memfasilitasi masyarakat
untuk memanfaatkan sampah menjadi bernilai ekonomis sehingga
masyarakat mendapatkan pendapatan tambahan per bulan minimal Rp
2.000,00. Pemahaman dalam konteks sasaran, yaitu warga RT 08-14
dusun Merbong dan Ketawang desa Payaman. Sosialisasi dan pelatihan
pada anggota kelompok dalam hal ini juga untuk menyamakan persepsi
antar masing-masing individu. Selain itu, dengan adanya inisiasi dan
diskusi mengenai YUKTUS! (YUK TUkar Sampah!) terhadap anggota
kelompok, hal ini dapat pula digunakan sebagai pembangun komitmen
sebuah organisasi supaya kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan harapan bersama.
d. Kegiatan GEMPITA (GErakan Membuang samPah dI TempAtnya)
 Penanggung jawab kegiatan meliputi Rieneke Puspita dan Augyantantri.
Sedangkan, tenaga pelaksana adalah Fernanda Setyo, Nadya Nova, Putri
Yunia, Elyda Rahmayanti, Akhmad Yusuf, Maulidiyah Dwi,
Saadatuddaroini, Almas Ghassani C dan Luluk Mutmainah.
 Job desc : Rieneke Puspita dan Augyantantri ini memiliki tugas
sebagai penanggung jawab kegiatan, yaitu dimulai dari briefing bersama
anggota dan pelaksanaan kegiatan. Dalam kegiatan briefing, mereka

20
bertindak sebagai pembuka hingga penutup diskusi yang lebih
memperdalam pemahaman kepada setiap anggota mengenai alur
kegiatan GEMPITA (GErakan Membuang samPah dI TempAtnya)yang
meliputi tujuan, rincian pelaksanaan, indikator keberhasilan, sasaran,
target, volume kegiatan, lokasi pelaksanaan, tenaga pelaksana, dan
jadwal kegiatan. Pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, mereka
bertugas sebagai pengisi acara penyuluhan dengan memberikan materi
mengenai jenis-jenis sampah dan tempat membuang sampah yang
sesuai. Selain itu, mereka juga melakukan monitoring dan evaluasi
kegiatan tersebut. Tenaga pelaksana bertugas membantu penanggung
jawab dalam setiap sesi kegiatan yang berlangsung mulai dari
pembukaan sampai penutupan.
 Pemahaman komprehensif terkait tujuan dan sasaran dengan cara diskusi
secara aktif kepada anggota kelompok. Pemahaman tersebut lebih
menekankan bahwa tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan
sasaran terkait jenis-jenis sampah sampah dan tempat membuang
sampah yang sesuai sebesar 10% selama masa intervensi (2 minggu).
Pemahaman dalam konteks sasaran, yaitu siswa kelas 3 dan 4 MI
Matholl’ul Falah desa Payaman.Diskusi pada anggota kelompok dalam
hal ini juga untuk menyamakan persepsi antar masing-masing individu.
Selain itu, dengan adanya diskusi mengenai GEMPITA (GErakan
Membuang samPah dI TempAtnya) terhadap anggota kelompok, hal ini
dapat pula digunakan sebagai pembangun komitmen sebuah organisasi
supaya kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan
bersama.
e. Kegiatan Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
 Penanggung jawab kegiatan meliputi Fernanda Setyo, Nadya Nova, dan
Putri Yunia. Sedangkan, tenaga pelaksana adalah Rieneke Puspita,
Augyantantri, Elyda Rahmayanti, Akhmad Yusuf, Maulidiyah Dwi,
Saadatuddaroini, Almas Ghassani C dan Luluk Mutmainah.

21
 Job desc : Fernanda Setyo, Nadya Nova, dan Putri Yunia ini memiliki
tugas sebagai penanggung jawab kegiatan, yaitu dimulai dari briefing
bersama anggota dan pelaksanaan kegiatan. Dalam kegiatan briefing,
mereka bertindak sebagai pembuka hingga penutup diskusi yang lebih
memperdalam pemahaman kepada setiap anggota mengenai alur
kegiatan advokasi sarana pembuangan sampah yang meliputi tujuan,
rincian pelaksanaan, indikator keberhasilan, sasaran, target, volume
kegiatan, lokasi pelaksanaan, tenaga pelaksana, dan jadwal kegiatan.
Pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, mereka bertugas sebagai
pengadvokasi sarana pembuangan sampah (tempat sampah komunal dan
TPS) dilakukan terstruktur dimulai dari tingkat desa, kecamatan hingga
kedinasan terkait. Selain itu, mereka juga melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan tersebut. Tenaga pelaksana bertugas membantu
penanggung jawab dalam setiap sesi kegiatan yang berlangsung mulai
dari pembukaan sampai penutupan.
 Pemahaman komprehensif terkait tujuan dan sasaran dengan cara diskusi
secara aktif kepada anggota kelompok. Pemahaman tersebut lebih
menekankan bahwa tujuan kegiatan adalah menginisiasi advokasi sarana
pembuangan sampah (tempat sampah komunal dan TPS) kepada
stakeholder terkait bekerja sama dengan anggota Karang Taruna desa
Payaman. Pemahaman dalam konteks sasaran, yaitu anggota Karang
Taruna desa Payaman, perangkat desa Payaman, Puskesmas Ngraho, dan
BLH Kabupaten Bojonegoro. Diskusi pada anggota kelompok dalam hal
ini juga untuk menyamakan persepsi antar masing-masing individu.
Selain itu, dengan adanya diskusi mengenai advokasi sarana
pembuangan sampah terhadap anggota kelompok, hal ini dapat pula
digunakan sebagai pembangun komitmen sebuah organisasi supaya
kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan bersama.

22
2) Persiapan Lapangan
a. Kegiatan SMS (Saged Mila Sampah)
 Studi literatur didapatkan dari profil yang diberikan oleh pak Lurah
mengenai daerah Kabupaten Bojonegoro beserta persebaran wilayahnya.
 Studi awal dilakukan dengan mengamati daerah RT 08-14 desa Payaman
lalu melakukan analisis permasalahan yang ada di desa tersebut.
 RT 08-14 desa Payaman merupakan daerah layak yang masih dapat
diberdayakan karena memiliki sumber daya yang kaya.
 Melakukan komunikasi dengan CW (Community Worker), masyarakat
RT 08-14 desa Payaman dan stakeholder meliputi ibu PKK dan ibu
kader RT 08-14 dusun Merbong dan Ketawang desa Payaman, perangkat
desa (pak lurah dan pak RT 08-14), tenaga kesehatan desa (bidan desa),
dan tokoh masyarakat (tokoh agama dan ketua tani) dengan
melaksanakan sosialisasi pemberdayaan masyarakat yang akan
dilakukan.
 Menjalin kontak dan kontrak pada ibu PKK dan ibu kader RT 08-14
dusun Merbong dan Ketawang desa Payaman, perangkat desa (pak lurah
dan pak RT 08-14), tenaga kesehatan desa (bidan desa), dan tokoh
masyarakat (tokoh agama dan ketua tani) supaya mendapatkan dukungan
penuh untuk kesuksesan program.
 Mengurus perijinan dan keadministrasian secara formal dengan surat
menyurat pada ibu PKK dan ibu kader RT 08-14 dusun Merbong dan
Ketawang desa Payaman, perangkat desa (pak lurah dan pak RT 08-14),
tenaga kesehatan desa (bidan desa), dan tokoh masyarakat (tokoh agama
dan ketua tani) dan memberikan proposal pada Kelurahan Ngraho dan
BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut
digunakan agar mendapatkan ijin secara formal dari pihak terkait
sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar.

23
b. Kegiatan PETAKU (PElatihan TAkaKUra)
 Studi literatur didapatkan dari profil yang diberikan oleh pak Lurah
mengenai daerah Kabupaten Bojonegoro beserta persebaran wilayahnya.
 Studi awal dilakukan dengan mengamati daerah RT 08-14 desa Payaman
lalu melakukan analisis permasalahan yang ada di desa tersebut.
 RT 08-14 desa Payaman merupakan daerah layak yang masih dapat
diberdayakan karena memiliki sumber daya yang kaya.
 Melakukan komunikasi dengan CW (Community Worker), masyarakat
terutama kelompok tani di RT 08-14 dusun Merbong dan Ketawang desa
Payaman dan stakeholder meliputi perangkat desa (pak lurah dan pak RT
08-14), dan tokoh masyarakat (tokoh agama dan ketua tani) dengan
melaksanakan sosialisasi pemberdayaan masyarakat yang akan
dilakukan.
 Menjalin kontak dan kontrak pada masyarakat terutama kelompok tani di
RT 08-14 dusun Merbong dan Ketawang desa Payaman dan stakeholder
meliputi perangkat desa (pak lurah dan pak RT 08-14), dan tokoh
masyarakat (tokoh agama dan ketua tani) supaya mendapatkan dukungan
penuh untuk kesuksesan program.
 Mengurus perijinan dan keadministrasian secara formal dengan surat
menyurat pada masyarakat kelompok tani RT 08-14 desa Payaman dan
memberikan proposal pada Kelurahan Ngraho dan Dinas Pertanian
Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut digunakan agar mendapatkan ijin
secara formal dari pihak terkait sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan lancar.
c. Kegiatan YUKTUS! (YUK TUkar Sampah!)
 Studi literatur didapatkan dari profil yang diberikan oleh pak Lurah
mengenai daerah Kabupaten Bojonegoro beserta persebaran wilayahnya.
 Studi awal dilakukan dengan mengamati daerah RT 08-14 desa Payaman
lalu melakukan analisis permasalahan yang ada di desa tersebut.

24
 RT 08-14 desa Payaman merupakan daerah layak yang masih dapat
diberdayakan karena memiliki sumber daya yang kaya.
 Melakukan komunikasi dengan CW (Community Worker), masyarakat
RT 08-14 dusun Merbong dan Ketawang desa Payaman dan stakeholder
meliputi perangkat desa (pak lurah dan pak RT 08-14), dan tokoh
masyarakat (tokoh agama dan ketua tani) dengan melaksanakan
sosialisasi pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan.
 Menjalin kontak dan kontrak pada masyarakat terutama masyarakat RT
08-14 dusun Merbong dan Ketawang desa Payaman dan stakeholder
meliputi perangkat desa (pak lurah dan pak RT 08-14), dan tokoh
masyarakat (tokoh agama dan ketua tani) supaya mendapatkan dukungan
penuh untuk kesuksesan program.
 Mengurus perijinan dan keadministrasian secara formal dengan surat
menyurat pada masyarakat RT 08-14 dusun Merbong dan Ketawang
desa Payaman dan memberikan proposal pada Kelurahan Ngraho dan
BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut
digunakan agar mendapatkan ijin secara formal dari pihak terkait
sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar.
d. Kegiatan GEMPITA (GErakan Membuang sampah dI TempAtnya)
 Studi literatur didapatkan dari profil yang diberikan oleh pak Lurah
mengenai daerah Kabupaten Bojonegoro beserta persebaran wilayahnya
dan pihak sekolah di MI Matholl’ul Falah Payaman.
 Studi awal dilakukan dengan mengamati situasi dan kondisi MI
Matholl’ul Falah Payaman lalu melakukan analisis permasalahan yang
ada di sekolah tersebut.
 MI Matholl’ul Falah Payaman Payaman merupakan sekolah yang masih
dapat diberdayakan karena memiliki sarana prasarana mendukung.
 Melakukan komunikasi dengan CW (Community Worker) pihak sekolah
MI Matholl’ul Falah Payaman serta para murid, dan stakeholder
meliputi perangkat desa (pak lurah), dan tokoh masyarakat (tokoh

25
agama) dengan melaksanakan sosialisasi pemberdayaan masyarakat
yang akan dilakukan.
 Menjalin kontak dan kontrak pada pihak sekolah MI Matholl’ul Falah
Payaman serta para murid dan stakeholder meliputi perangkat desa (pak
lurah), dan tokoh masyarakat (tokoh agama) supaya mendapatkan
dukungan penuh untuk kesuksesan program.
 Mengurus perijinan dan keadministrasian secara formal dengan surat
menyurat pada pihak sekolah MI Matholl’ul Falah Payaman serta para
murid dan memberikan proposal pada Kelurahan Ngraho, BLH (Badan
Lingkungan Hidup) Kabupaten Bojonegoro dan Dinas Pendidikan
Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut digunakan agar mendapatkan ijin
secara formal dari pihak terkait sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan lancar.
e. Kegiatan Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
 Studi literatur didapatkan dari profil yang diberikan oleh pak Lurah
mengenai daerah Kabupaten Bojonegoro beserta persebaran wilayahnya.
 Studi awal dilakukan dengan mengamati daerah RT 08-14 desa Payaman
lalu melakukan analisis permasalahan yang ada di desa tersebut.
 RT 08-14 desa Payaman merupakan daerah layak yang masih dapat
diberdayakan karena memiliki sumber daya yang kaya.
 Melakukan komunikasi dengan CW (Community Worker), anggota
Karang Taruna desa Payaman dan stakeholder meliputi perangkat desa
Payaman, tenaga kesehatan Puskesmas Ngraho, dan BLH (Badan
Lingkungan Hidup) Kabupaten Bojonegoro dengan melaksanakan
sosialisasi pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan.
 Menjalin kontak dan kontrak pada anggota Karang Taruna desa
Payaman dan stakeholder meliputi perangkat desa Payaman, tenaga
kesehatan Puskesmas Ngraho, dan BLH (Badan Lingkungan Hidup)
Kabupaten Bojonegoro supaya mendapatkan dukungan penuh untuk
kesuksesan program.

26
 Mengurus perijinan dan keadministrasian secara formal dengan surat
menyurat pada anggota Karang Taruna desa Payaman, perangkat desa
Payaman, Puskesmas Ngraho, dan BLH (Badan Lingkungan Hidup)
Kabupaten Bojonegoro dan memberikan proposal pada Kelurahan
Ngraho, Puskesmas Ngraho dan BLH (Badan Lingkungan Hidup)
Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut digunakan agar mendapatkan ijin
secara formal dari pihak terkait sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan lancar.

3.1.2 Pengkajian
1) Identifikasi Masalah
Menggunakan PRECEDE
a. Diagnosis Sosial
Mayoritas pekerjaan yang dimiliki oleh warga Desa Payaman adalah
petani, dengan mayoritas pendidikan terakhir SD/sederajat. Selain itu terjadi
peningkatan tren terkait warga berusia produktif yang merantau ke luar kota
maupun ke luar negeri untuk bekerja setelah menamatkan pendidikan
SMA/sederajat. Hal ini mengingat masyarakat akan termotivasi untuk maju
dan memulai suatu usaha apabila telah ada pihak yang mendahului dan
sukses dengan usahanya.
Secara umum warga Desa Payaman memiliki karakteristik agamis,
terbukti dengan rutin dan aktif diselenggarakannya kegiatan keagamaan
berupa pengajian, baik di tingkat RT, dusun, maupun desa. Jenis-jenisnya
antara lain Muslimatan setiap hari Jumat Kliwon, Fathayatan setiap hari
Selasa Pon, dan Manakib yang pelaksanaannya bergilir per dusun diikuti
oleh bapak-bapak. Dengan demikian, tokoh yang disegani oleh warga RT 08
– 14, RW 03 – 04, Dusun Merbong dan Ketawang, Desa Payaman selain
perangkat desa sendiri seperti kepala desa dan kepala dusun, adalah pemuka
agama yang sekaligus merupakan pengurus pondok pesantren yang ada di
Desa Payaman, yakni pak kyai yang berada di Pondok Pesantren As-

27
Syukuriah dan Pondok Pesantren Abu Syukur seperti Imam Kholid, Imam
Baihaqi, dan lainnya.
Warga mulai menyadari pentingnya kesehatan sebagai upaya
peningkatan kualitas hidup dengan kepesertaan asuransi kesehatan seperti
Jaminan Kesehatan Desa (Jamkesda), Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas), BPJS, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan Kartu
Indonesia Sehat (KIS), meskipun belum seluruh anggota keluarga terdaftar.
Namun kesadaran warga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat masih
kurang. Permasalahan yang sering ditemui antara lain belum mengonsumsi
makanan yang beragam dan bergizi seimbang, kebiasaan merokok di dalam
rumah, serta tidak mengelola sampah dengan baik dan benar karena tidak
memiliki tempat penampungan yang layak.
b. Diagnosis Epidemiologi
Berdasarkan data sekunder 10 penyakit terbanyak di Desa Payaman
selama Januari – Juni 2016 yang diperoleh dari Ponkesdes Payaman,
penyakit yang terkait dan mungkin disebabkan oleh masalah sampah adalah
ISPA dan konjungtivitis. Pembakaran sampah yang dilakukan secara
sembarangan dan tidak sesuai dengan prosedur yang benar mengakibatkan
asap pembakaran tersebar secara bebas dan dapat dihirup secara langsung
oleh orang- orang di sekitar lokasi pembakaran sampah tersebut sehingga
memicu sesak nafas sebagai awal dari ISPA. Asap pembakaran juga dapat
menyebabkan mata memerah dan berair yang merupakan tanda radang pada
konjungtiva atau konjungtivitis.
c. Diagnosis Perilaku dan Lingkungan
Masalah utama kesehatan yang menjadi fokus kelompok 6 adalah
masalah sampah yang tidak dikelola secara baik dan benar, yakni dibakar
maupun dibuang secara langsung di Bengawan Solo. Kegiatan ini telah
menjadi kebiasaan bagi warga di RT 08 – 14, RW 03 – 04, Dusun Merbong
dan Ketawang, Desa Payaman karena telah dilakukan secara turun temurun.
Sampah yang terkumpul selain dibakar dan dibuang langsung ke sungai,

28
biasanya dikumpulkan dan dijadikan pupuk di sawah. Warga menganggap
bahwa pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab dari masing- masing
rumah tangga. Selain itu tidak adanya tempat penampungan sampah, petugas
pengangkutan sampah yang belum ditunjuk dan dibentuk oleh perangkat
desa, lokasi yang dekat dengan Bengawan Solo, serta minimnya lahan untuk
dijadikan TPA merupakan faktor- faktor lingkungan yang mendorong
kebiasaan tersebut terus berlanjut.
d. Diagnosis Pendidikan dan Organisasi
1. Predisposing factor dalam hal ini adalah kegiatan yang telah menjadi
tradisi dan kebiasaan karena telah dilakukan oleh para pendahulu dan
terus dilakukan hingga saat ini. Warga juga menganggap bahwa
pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab dari masing- masing
rumah tangga, sehingga tidak ada yang menegur apabila ada yang
membakar dan membuang sampah di sungai. Sehingga hal lain yang
dilakukan untuk mengatasi penumpukan sampah adalah dengan
membawa sampah tersebut, khususnya limbah kotoran hewan ternak dan
dedaunan ke sawah untuk dijadikan pupuk.
2. Reinforcing factor dalam hal ini adalah kegiatan pembakaran sampah
antara lain tidak dilakukannya pemilahan sampah di tingkat rumah
tangga, tidak ada tempat sampah tertutup, serta tidak ada tempat
penampungan dan pengelolaan sampah di tingkat desa. Warga
menyebutkan bahwa tidak adanya tempat penampungan sampah adalah
akibat belum dibentuknya petugas pengangkutan sampah oleh perangkat
desa.
3. Enabling factor yaitu terjadinya pembakaran sampah dan pembuangan
sampah ke sungai semakin besar. Salah satu faktor pemungkin kegiatan
ini adalah minimnya dana akibat masih diandalkannya dana bantuan dari
pemerintah serta belum adanya inisiatif untuk swadaya dari warga
sendiri.

29
e. Diagnosis Administratif dan Kebijakan
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah
nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis. Sampah sebagai dasar dalam pengelolaan limbah domestik.
Di lingkup lokal, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sendiri telah
mencanangkan Gerakan Desa Sehat dan Cerdas melalui Peraturan Bupati
nomor 47 tahun 2014 yang secara resmi diluncurkan pada tanggal 22 Januari
2015. Salah satu indikator kesehatan yang termasuk dalam program tersebut
adalah sanitasi nonODF di mana salah satunya termasuk pengelolaan
sampah. Kabupaten Bojonegoro juga pernah mendapat penghargaan
Adipura pada tahun 2015. Hal ini seharusnya dapat menjadi landasan hukum
yang kuat dan motivasi dalam kegiatan pengelolaan sampah di RT 08 – 14,
RW 03 – 04, Dusun Merbong dan Ketawang, Desa Payaman.

Menggunakan Analisis SWOT


Identifikasi variabel SWOT RT 08 – 14, RW 03 – 04, Dusun Merbong dan
Dusun Ketawang, Desa Payaman terkait masalah pengelolaan sampah adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Variabel Internal Identifikasi SWOT RT 08 – 14 Dusun Merbong dan
Dusun Ketawang Desa Payaman
Strengths Weaknesses
S-1. Sebagian warga sudah W-1. Kurangnya kesadaran dan
memanfaatkan menjadi pupuk. pengetahuan warga terkait pemilahan
S-2. Adanya warga yang berprofesi sampah.
sebagai pengepul botol plastik bekas. W-2. Tidak tersedianya tempat
S-3. Pemanfaatan sisa home industry sampah rumah tangga dan TPS.
kerajinan kayu sebagai media tumbuh W-3. Minimnya alokasi dana untuk
jamur tiram. upaya pengelolaan sampah.
W-4. Belum dibentuknya petugas
pengangkutan sampah.

30
Tabel 3.2 Variabel Eksternal Identifikasi SWOT RT 08–14Dusun Merbong dan
Dusun Ketawang Desa Payaman
Opportunities Threats
O-1. Upaya pemerintah dalam T-1. Tidak adanya tempat penampungan
mempertahankan Penghargaan sampah se-kecamatan.
Adipura yang diperoleh Kabupaten T-2. Lokasi dekat dengan Bengawan
Bojonegoro tahun 2015. Solo.
O-2. Sebagian jalan desa sudah
berpaving sehingga memudahkan
pengangkutan sampah di masa
depan.

Hasil analisis SWOT pada RT 08 – 14, RW 03 – 04, Dusun Merbong dan


Ketawang, Desa Payaman terkait masalah pengelolaan sampah menunjukkan
berada pada kuadran WO (Turn Around) yang berarti menggunakan peluang
untuk memperbaiki kelemahan yang ada.

2) Identifikasi Sumber Daya dan Potensi


a. Sumber Daya
Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro memiliki
sumber daya yang melimpah. Hal tersebut terlihat dari sumber daya manusia
dan sumber daya alam yang ada. Sumber daya manusia meliputi laju
pertumbuhan penduduk, sex ratio, kepadatan penduduk. Laju pertumbuhan
penduduk tahun 2015 adalah 3.168 jiwa. Sex ratio penduduk sebanyak
90,89%, dimana setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 108 jiwa
penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk sebesar 905/km2. Supaya lebih
jelas, berikut data perkembangan penduduk desa Payaman dari tahun 2012
hingga 2015.

31
Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Payaman Tahun 2012-
2015

Jenis Kelamin Kepadat


Pertumbuhan
No. Tahun Jumlah Perubahan an
L P %
km/m2
1. 2012 1479 1431 2910 23 0,06 872
2. 2013 1516 1467 2983 73 0,25 888
3. 2014 1566 1526 3092 109 0,31 893
4. 2015 1596 1572 3168 76 0.25 905
Selain
Selain itu, sumber daya manusia juga dilihat dari jenis pekerjaan
yang dimiliki.
Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Desa Payaman Umur 15 tahun keatas
menurut Mata Pencaharian Tahun 2012 – 2015
TAHUN
No. Lapangan Pekerjaan
2012 2013 2014 2015
1 Pertanian 1.036 1.079 1.079 1.450
2 Bangunan&Pertukangan 424 25 75 95
3 Perdagangan 57 57 58 58
4 PNS 27 29 33 35
5 TNI/POLRI 12 6 6 6
6 Karyawan Swasta 70 80 80 128
7 Pensiunan 10 10 10 10
8 Nelayan - - - -
9 Pemulung - - 1 2
10 Jasa/Lainnya 456 670 668 673

Peningkatan kualitas hidup manusia di bidang pendidikan sebagai


salah satu indikator pertama IPM. Berdasarkan data tingkat pendidikan di
Desa Payaman tahun 2012-2015, terbanyak pada tamatan SD atau sederajat
kemudian secara berurutan tidak atau belum pernah sekolah serta tidak atau
belum tamat SD, SLTP atau sederajat, tamatan SLTA atau sederajat, dan
terakhir Akademi/diploma, S1 dan S2.

32
APK (Angka Partisipasi Kasar) SD merupakan angka hasil
pembagian antara jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD atau sederajat
dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah.
APM (Angka Partisipasi Murni) SD merupakan angka hasil
pembagian antara jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD atau sederajat
dengan jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun.
APK (Angka Partisipasi Kasar) SLTP merupakan angka hasil
pembagian antara jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SLTP atau
sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah.
APM (Angka Partisipasi Murni) SLTP merupakan angka hasil
pembagian antara jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SLTP atau
sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun. APM
SLTP mengalami peningkatan. Gejala ini menunjukkan bahwa pelajar
lulusan SD banyak yang melanjutkan ke tingkat SLTP.
APK (Angka Partisipasi Kasar) SMA merupakan angka hasil
pembagian antara jumlah siswa usia 16-18 tahun di jenjang
SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok
usia sekolah.
APM (Angka Partisipasi Murni) SMA merupakan angka hasil
pembagian antara jumlah siswa usia 16-18 tahun di jenjang
SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok
usia 16-18 tahun. APM SMA juga mengalami peningkatan. Gejala ini
menunjukkan bahwa pelajar lulusan SLTP banyak yang melanjutkan ke
tingkat SMA/MA/SMK/Paket C.
Desa Payaman memiliki kondisi daerah dataran. Desa Payaman
merupakan salah satu desa yang tiang penyangga ekonominya berada pada
sektor pertanian. Melihat kondisi seperti ini, maka jenis tanaman yang cukup
produktif untuk dikembangkan. Sumber daya alam yang ada di desa
Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, meliputi padi,
kacang hijau, kedelai, dan tanaman holtikultura (bawang merah dan

33
semangka). Sementara itu, kondisi topografi di wilayah tersebut yaitu
keadaan iklim tropis dengan suhu rerata 290C, suhu minimum 200C dan suhu
maksimum 360C.
Fasilitas Penunjang yang berada di Desa payaman Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro antara lain :
1. Tempat pendidikan anak sekolah dini berjumlah 2, sekolah taman kanak-
kanak berjumlah 3;sekolah dasar berjumlah 2, sekolah menengah pertama
berjumlah 1 dan sekolah menengah atas 1. Sedangkan tempat
pendidikan;agama berjumlah 2.
2. Tempat ibadah berupa masjid berjumlah 4 yang tersebar di tiap dusun.
3. Tempat pelayanan kesehatan berjumlah 1.
4. Tempat olahraga berupa lapangan 1.

b. Potensi
Desa Payaman dengan luas Tanah 326,086 Ha yang terdiri dari tanah
sawah seluas 122,862 Ha (29,93%). dan tanah bukan sawah seluas 203,224
Ha (7007%). Lahan sawah dikelompokkan berdasarkan penggunaan
irigasinya menjadi sawah irigasi teknis, irigasi ½ teknis dan tadah hujan.
Sedangkan Lahan bukan sawah dikelompokkan menjadi
pekarangan/bangunan, tegalan dan lain-lain sebagaimana disajikan dalam
tabel 4.3 berikut :
Tabel 3.5 Luas Area Penggunaan Lahan di Desa Payaman Tahun 2015
No Jenis Penggunaan Luas ( Ha)
1 Sawah
a. Irigasi Teknis 36,528
b. Irigasi ½ teknis 24,882
c. Tadah Hujan 61.452
2 Bukan Sawah
a. Pekarangan/bangunan 63,490
b. Tegalan 35,000
c. Lain-lain (Jalan, makam, sungai,dll) 104,734

34
c. Melibatkan Masyarakat
1. Kegiatan SMS (Saget Milah Sampah)
Masyarakat akan dilibatkan dalam kegiatan SMS ini. Perumusan
kegiatan serta rencana pelaksanaan disusun bersama masyarakat
setempat dan penyebaran informasi kepada sasaran dilaksanakan melalui
pembagian undangan yang telah dibuat.
2. Kegiatan PETAKU (PElatihan TAkaKUra)
Masyarakat akan dilibatkan dalam kegiatan PETAKU ini. Perumusan
kegiatan serta rencana pelaksanaan disusun bersama masyarakat
setempat dan penyebaran informasi kepada sasaran dilaksanakan melalui
pembagian undangan yang telah dibuat.
3. Kegiatan YUKTUS! (YUK TUkar Sampah!)
Masyarakat dilibatkan dalam serangkaian kegiatan YUK TUS.
Perumusan kegiatan dan rapat bersama hingga sosialisasi dan
pelaksanaannya dilaksanakan bersama masyarakat setempat dan
penyebaran informasi kepada masyarakat dilaksanakan menggunakan
pamflet publikasi dan banner serta jingle YUK TUS yang dinyanyikan
dan disosialisasikan ke pada masyarakat setempat saat pelaksanaan
program YUK TUS pertama.
4. Kegiatan GEMPITA (GErakan Membuang sampah dI TempAtnya)
Warga sekolah dilibatkan dalam serangkaian kegiatan GEMPITA.
Perumusan kegiatan dan rapat bersama hingga rencana pelaksanaan
dilaksanakan bersama kepala sekolah dan guru setempat dan penyebaran
informasi kepada siswadisebarkan melalui undangan yang diberikan
kepada orang tua siswaserta Audio lagu “Ayo Buang Sampah” yang
diputarkan dan disosialisasikan saat pelaksanaan program GEMPITA.
5. Kegiatan Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
Masyarakat dilibatkan dalam serangkaian kegiatan Advokasi Sarana
Pembuangan Sampah. Perumusan kegiatan mulai dari negosiasi,
Pengiriman e-mail permohonan kerjasama dengan BLH, Pembuatan

35
poster alur pemisahan sampahdanPembuatan dan pemasangan papan
informasi dilaksanakan bersama masyarakat setempat khususnya karang
taruna.
3.1.3 Perencanaan Alternatif Program
a. Masalah SolusiProgramKegiatan
1. Masalah
Masalah utama kesehatan yang menjadi fokus kelompok 6 adalah masalah
sampah yang tidak dikelola secara baik dan benar, yakni dibakar maupun
dibuang secara langsung di Bengawan Solo. Kegiatan ini telah menjadi
kebiasaan bagi warga di RT 08 – 14, RW 03 – 04, Dusun Merbong dan
Ketawang, Desa Payaman karena telah dilakukan secara turun temurun.
Sampah yang terkumpul selain dibakar dan dibuang langsung ke sungai,
biasanya dikumpulkan dan dijadikan pupuk di sawah. Warga menganggap
bahwa pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab dari masing- masing
rumah tangga. Selain itu tidak adanya tempat penampungan sampah, petugas
pengangkutan sampah yang belum ditunjuk dan dibentuk oleh perangkat
desa, lokasi yang dekat dengan Bengawan Solo, serta minimnya lahan untuk
dijadikan TPA merupakan faktor- faktor lingkungan yang mendorong
kebiasaan tersebut terus berlanjut.
2. Solusi
Adapun solusi yang didapatkan untuk mengatasi masalah pengelolaan
sampah di RT 08 – 14, RW 03 – 04, Dusun Merbong dan Ketawang, Desa
Payaman antara lain :
 Peningkatan kemampuan SDM dengan melakukan pelatihan terkait
pemilahan sampah.
 Membentuk petugas pengangkutan sampah.
 Melakukan kemitraan dengan pengepul botol plastik bekas setelah
pemilahan sampah dilakukan.
 Mengolah sampah sisa makanan dan dedaunan kering untuk bahan
pupuk kompos.

36
 Memanfaatkan kotoran hewan untuk bahan pupuk kendang
3. Program
Beberapa program yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
solusi yang sudah didapatkan tersebut, antara lain:
1. SMS : SagedMilah Sampah
2. PETAKU : Pelatihan Takakura
3. YUK TUS : Yuk Tukar Sampah!
4. GEMPITA : Gerakan Membuang Sampah di Tempatnya
5. Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
4. Kegiatan
1. SMS merupakan suatu kegiatan penyuluhan berupa pemberian materi
mengenai jenis- jenis sampah rumah tangga dan cara pemilahan yang
baik dan benar untuk menciptakan lingkungan sehat.
2. PETAKU merupakan suatu kegiatan pelatihan yang mengajarkan
mengenai teknik pembuatan pupuk organik dengan media takakura
sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemupukan di lahan pertanian milik
warga.
3. YUK TUS menginisiasi pendirian bank sampah sebagai sarana
penukaran sampah (utamanya botol plastik bekas, kardus, dan plastik
bekas bungkus produk) menjadi sejumlah uang sesuai besaran yang
ditukarkan bagi warga RT 08-14 Dusun Merbong dan Ketawang Desa
Payaman
4. GEMPITA merupakan kegiatan penyuluhan yang memberikan materi
mengenai jenis- jenis sampah dan tempat membuang sampah yang
sesuai.
5. Kegiatan advokasi sarana pembuangan sampah (tempat sampah komunal
dan TPS) dilakukan terstruktur dimulai dari tingkat desa, kecamatan,
hingga kedinasan terkait. Kegiatan ini merupakan inisiatif yang dimulai
oleh mahasiswa PKL dengan melibatkan anggota Karang Taruna Desa
Payaman untuk mendukung keberlanjutan program setelah kegiatan PKL

37
berakhir. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan negosiasi dengan
anggota Karang Taruna, perangkat desa, dan pihak Puskesmas.
6. Memformulasikan tujuan (SMART)
Meningkatkan pengetahuan masyarakat 10% dalam pengelolaan
sampah dan menjadikannya nilai ekonomis serta mampu dalam
melakukan advokasi kepada stakeholder dalam kurun waktu 1 bulan
(terlampir dalam masing-masing kegiatan)
7. Melibatkan masyarakat
Masyarakat akan dilibatkan dalam setiap kegiatan mulai dari
mengidentifikasi masalah hingga rencana intervensi program dan
implementasinya.

3.1.4 Formulasi Rencana Aksi


1. SMS : SagedMilah Sampah
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pemilahan sampah organik
dan anorganik sebesar 10 % setelah pemberian informasi sehingga dapat
memberikan mindset perilaku baru terkait pemilahan sampah di rumah
tangga yang akan dipantau dalam kurun waktu 1 bulan sekali.
b. Merumuskan sasaran dan metode kegiatan
1) Sasaran
8. Ibu PKK dan Ibu Kader RT 08-14 Dusun Merbong dan Ketawang Desa
Payaman
9. Perangkat Desa (Kepala Desa Payaman beserta jajarannya)
10. Tenaga Kesehatan Desa (Bidan desa)
11. Tokoh Masyarakat (Tokoh Agama dan Ketua Kelompok Tani)
2) Metode kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk ceramah dan tanya jawab
c. Merumuskan Program dan Kegiatan
1) Nama Program Kegiatan :SMS (SagedMilah Sampah)

38
2) Deskripsi Kegiatan :
SMS merupakan suatu kegiatan penyuluhan berupa pemberian materi
mengenai jenis- jenis sampah rumah tangga dan cara pemilahan yang
baik dan benar untuk menciptakan lingkungan sehat. Dimulai dengan
persiapan, kemudian pretest sebelum diberikan materi setelah itu
pemberian materi setelah itu adanya tanya jawab antar sasaran yang
datang dan pemberi materi lalu dilakukan posttest kemudian penutupan.
d. Merumuskan prosedur operasional / urutan pelaksanaan kegiatan
Tabel 3.6 Susunan Acara Penyuluhan Saged Milah Sampah (SMS) Desa
Payaman pada tanggal 8 Agustus 2016
Waktu Kegiatan Pelaksana
14.00-14.30 Persiapan kegiatan Seluruh Anggota
kelompok 6
14.30 - 14.35 Pembukaan penyuluhan Luluk M.
“SMS”
14.35 - 14.55 Pretest Elyda R.
14.55 - 15.10 Penyuluhan materi ODF Elyda R.
15.10 - 15.25 Penyuluhan materi Pemilahan Saadatuddaroini
sampah
15.25 - 15.40 Tanya jawab terkait materi Elyda R &
ODF dan Sampah Saadatuddaaroini
15.40 – 16.00 Post test Saadatuddaroini
16.00 – 16.04 Sosialisasi program Yuk Tus Elyda R. & Dinda
dan Lomba Kreasi Hijab Laminia
16.05 – 16.10 Penutupan Luluk M.
e. Personalia dan penanggungjawabnya
1) Sie konsumsi : Augyantantri D. W. dan Putri Yunia F.
2) Sie Dokumentasi : Dinda Laminia
3) Pembawa Acara : Luluk Mutmainnah
4) Operator : Almas Ghassani C.
5) Sie Perlengkapan : Fernanda Setyo dan Akhmat Yusup S.
6) Absensi : Sarah Christiawan
7) Pemateri : Elyda Rahmayantidan Saadatudaroini
8) Penyebaran undangan dan mobile :
a) Esta Ruri S.

39
b) Nurul Lailatul B.
c) Maulidiyah Dwi A. P.
d) Rieneke Puspita E. S.
e) Nadya Nova E.
f. Menyusun Timeline dan Rencana anggaran
1) Tempat : Balai Desa Payaman
2) Hari : Senin, 8 Agustus 2016
3) Pukul : 14.00-16.00 WIB
4) Rencana Anggaran :
Tabel 3.7 Anggaran Dana Penyuluhan Saged Milah Sampah (SMS)
Desa Payaman pada tanggal 8 Agustus 2016
No. Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total
1. Konsumsi (Roti) 30 buah Rp 1.800,00 Rp 54.000,00
2. Doorprize 4 buah Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
3. Air Mineral 1 dus Rp 17.500,00 Rp 17.500,00
Gelas
TOTAL Rp 91.500,00
g. Perencanaan evaluasi
1) Indikator Keberhasilan
12. Pengetahuan peserta yang hadir dalam acara penyuluhan SMS
meningkat 10% terkait pemilahan sampah organik dan anorganik
setelah pemberian informasi.
2) Indikator Keberdayaan
 Sebanyak 50% dari total undangan hadir dalam acara yang
diselenggarakan.
 Sebanyak 50% dari peserta yang hadir penyuluhan memahami cara
pemilahan sampah organik dan anorganik serta di harapkan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.
h. Menentukan metode evaluasi
Evaluasi program dilakukan dengan menggunakan jenis evaluasi formative.
Evaluasi ini akan dinilai melalui hasil pretest dan posttest. Selain itu,
monitoring juga akandilakukan melalui kerja sama dengan kader di RT 08 –

40
14 Desa Payaman dengan cara pemantauan ke rumah warga untuk melihat
pemilahan organik dan anorganik yang ada di setiap rumah warga RT 08 –
14 dalam kurun waktu satu bulan sekali.
i. Melibatkan masyarakat
Masyarakat akan dilibatkan dalam kegiatan SMS ini. Perumusan kegiatan
serta rencana pelaksanaan disusun bersama masyarakat setempat dan
penyebaran informasi kepada sasaran dilaksanakan melalui pembagian
undangan yang telah dibuat.

2. PETAKU : Pelatihan Takakura


a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai teknik pembuatan
pupuk dengan metode takakura sehingga 10% sasaran mampu
melakukannya secara mandiri setelah menghadiri satu kali pelatihan.
b. Merumuskan sasaran dan metode kegiatan
1) Sasaran
Sasaran dari kegiatan PETAKU adalah Kelompok Tani di RT 08-14
Dusun Merbong dan Ketawang Desa Payaman dan warga disekitar
kediaman Bapak Moh. Ihsan
2) Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk ceramah, tanya jawab, dan praktik
c. Merumuskan Program dan Kegiatan
1) Nama Program Kegiatan :PETAKU (Pelatihan Takakura)
2) Deskripsi Kegiatan :
Pelaksanaan kegiatan PETAKU dimulai dengan pemberian materi dasar
terkait pengelolaan sampah organik dengan metode takakura selanjutnya
terdapat sesi tanya jawab dari peserta pelatihan kemudian dilanjutkan
mempraktikkan pembuatan alat takakura dengan memakai karung beras
dan melakukan pembuatan bahan kompos dari sampah sayuran dan daun
kering yang sebelumnya dicampur dengan pupuk organik dan air.

41
d. Merumuskan prosedur operasional / urutan pelaksanaan kegiatan
Tabel 3.8 Susunan Acara Kegiatan PETAKU di Desa Payaman pada 14
Agustus 2016
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1. 11.00 - 11.15 Pengisian daftar hadir Seluruh tim
2. 11.15 - 11.20 Pembukaan Nadya Nova E.
3. 11.20 - 11.35 Materi PETAKU Maulidyah
4. 11.35 – 11.45 Tanya Jawab Maulidiyah dan
Saadatuddaroini
5. 11.45 – 12.25 Praktek Pembuatan Seluruh tim
Takakura
6. 12.25 – 12.30 Penutup dan Doa Akhmad
YusupS.
e. Personalia dan penanggungjawabnya
1) Penanggung Jawab : Saadatuddaroini dan Maulidyah D.A.P
2) MC : Nadya Nova E.
3) Sie Perlengkapan : Fernanda S., Akhmad Y.S., Dinda L., Esta R. S.
4) Sie Konsumsi : Rieneke Puspita E. S., Putri Yunia F.
5) Sie LO : Luluk M., Augyantantri D. W., Elyda R.,Sarah C.
6) Sie Dokumentasi : Almas Ghassani C., Nurul Lailatul B.
f. Menyusun Timeline dan Rencana anggaran
1) Hari, tanggal : Minggu, 14 Agustus 2016
2) Waktu : 11.00 WIB – 12.30 WIB
3) Tempat : Rumah Kepala Dusun Ketawang (Bpk. Moh.Ihsan)
4) Rencana Anggaran :
Tabel 3.9 Anggaran Dana Kegiatan PETAKU di Desa Payaman pada
14 Agustus 2016
No. Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total
1. Pupuk organik 3 karung Rp 7.500,00 Rp 22.500,00
2. Karung beras 7 buah Rp 2.000,00 Rp 14.000,00
3. Karung bawang 10 buah Rp 1.000,00 Rp 10.000,00
putih
4. Sampah sayuran 8 kg Rp 10.000,00 Rp 10.000,00

42
5. Tali rafiyah 2 gulung Rp 1.000,00 Rp 2.000,00
6. Konsumsi 50 buah Rp 760,00 Rp 38.000,00
7. Kardus 7 Rp 1.000,00 Rp 7.000,00
TOTAL Rp 103.500,00
g. Perencanaan evaluasi
1) Indikator Keberhasilan
13. Sebanyak 10% dari peserta yang hadir pelatihan memahami teknik
pembuatan pupuk organik dengan media takakura dan mampu
mempraktikannya secara mandiri.
2) Indikator Keberdayaan
14. Sebanyak 50% dari total undangan hadir dalam acara yang
diselenggarakan.
h. Menentukan metode evaluasi
Evaluasi program dilakukan dengan menggunakan jenis evaluasi
formative.Monitoring PETAKU (Pelatihan Takakura) akan dilakukan
kelompok Tani Desa Payaman yang dipimpin oleh Bapak Moh. Ihsan
Selaku Kepala Dusun Ketawang. Pemantaun pengolahan sampah menjadi
pupuk/ kompos dengan metode Takakura ini menggunakan form
pengukuran dan pengamatan pupuk/kompos minimal selama 2 minggu.
i. Melibatkan masyarakat
Masyarakat akan dilibatkan dalam kegiatan PETAKU ini. Perumusan
kegiatan serta rencana pelaksanaan disusun bersama masyarakat setempat
dan penyebaran informasi kepada sasaran dilaksanakan melalui pembagian
undangan yang telah dibuat.

3. YUK TUS : Yuk Tukar Sampah!


a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Memfasilitasi masyarakat untuk memanfaatkan sampah menjadi bernilai
ekonomis sehingga masyarakat mendapatkan pendapatan tambahan per
bulan minimal Rp 2.000,00.
b. Merumuskan sasaran dan metode kegiatan

43
1) Sasaran
Warga RT 08–12 Dusun Merbong dan RT 13-14 Dusun Ketawang Desa
Payaman
2) Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan praktik langsung
c. Merumuskan Program dan Kegiatan
1) Nama Program Kegiatan : YUK TUS (Yuk Tukar Sampah!)
2) Deskripsi Kegiatan :
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program kerja YUK TUS
di Dusun Merbong dan Dusun Ketawang, yaitu :
a) Rapat kelompok bersama warga
Kegiatan rapat kelompok ini untuk menyusun rencana kegiatan YUK
TUS yang akan dilakukan dan pembagian jobdesc tiap orang serta
berdiskusi alat/ bahan yang dibutuhkan. Kegiatan rapat ini dilaksanakan
pada tanggal 09 Agustus 2016 di tempat tinggal kelompok 6.
b) Penebusan ke pihak yang bersangkutan (Pak Kurdi)
Kegiatan ini dilakukan untuk memberitahukan program kerja YUK TUS
dan menanyakan tempat acara berlangsung, barang-barang yang bisa
ditukarkan, serta harga per kg.
c) Pembuatan Banner dan Leaflet
Setelah melakukan rapat, didapatkankesepakatan untuk menggunakan
media bantuan yang berupa Banner dan Leaflet. Banner ini nantinya
dipasang di rumah Pak Kurdi untuk menjadi tanda bahwa tempat tersebut
bisa dijadikan sebagai tempat penukaran sampah anorganik. Pembuatan
banner ini yaitu pada tanggal 13 Agustus 2016. Selain itu, kita juga
menggunakan Leaflet yang bertujuan untuk mempublikasikan kepada
warga RT 08-12 Dusun Merbong dan RT 13-14 Dusun Ketawang, Desa
Payaman yang dilaksanakan pada tanggal 11-12 Agustus 2016. Kemudian
kami melakukan publikasi ulang lagi pada tanggal 19 Agustus 2016
bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang kegiatan YUK TUS.

44
d) Pelaksanaan kegiatan YUK TUS
Kegiatan penukaran sampah ini dimulai pukul 09.00 wib dengan beberapa
hiburan, yaitu pembagian doorprize dan iringan lagu dangdut. Acara ini
sangat mengundang banyak warga untuk menukarkan sampah anorganik
menjadi bernilai ekonomis.
d. Merumuskan prosedur operasional / urutan pelaksanaan kegiatan
Tabel 3.10 Susunan Acara Kegiatan Yuk Tus di Desa Payaman pada 20
Agustus 2016
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1. 08.00 – 09.00 Persiapan Seluruh kelompok 6
2. 09.05 – 09.10 Pembukaan MC
3. 09.10 – 09.30 Sosialisaisi pemilihan MC
sampah
4. 09.30 – 09.45 Hiburan Tim Hiburan
5. 09.45 – 10.30 Penukaran sampah Tim Penukaran
Sampah
6. 10.30 – 11.00 Pembagian doorprize Tim Registrasi
7. 11.00 – 11.15 Testimoni MC
8. 11.15 – 11.30 Penutupan MC
e. Personalia dan penanggungjawabnya
1) Penanggung Jawab : Elyda Rahmayanti dan Ahmad Yusuf S.
2) MC : Saadatuddaroini dan Augyantantri D.
3) Tim Hiburan :
a. Nurul Lailatul Badriyah
b. Dinda Laminia
c. Fernanda Setyo
4) Tim Penukaran Sampah :
a. Putri Yunia Fitri
b. Nadya Nova E.
c. Rieneke Puspita
5) Tim Registrasi :
a. Sarah C.
b. Maulidiyah Dwi A.P.
6) Konsumsi : Luluk Mutmainah

45
7) Dokumentasi : Esta Ruri Solecha dan Almas Ghassanni
f. Menyusun Timeline dan Rencana anggaran
1) Tempat : Di Rumah Pak Kurdi RT 14 Dusun Ketawang, Desa
Payaman
2) Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016
3) Pukul : Jam 09.00-12.00 WIB
4) Rencana Anggaran
Tabel 3.11 Anggaran Dana Kegiatan Yuk Tus di Desa Payaman pada 20
Agustus 2016
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total
.
1. Doorprize 20 buah Rp 63.500,00
2. Air Mineral Gelas 2 kotak Rp 18.000,00 Rp 36.000,00
3. Spidol 2 buah Rp7.000,00 Rp 14.000,00
4. Cetak Banner 1 lembar Rp 20.000,00 Rp 20.000,00
5. Fotocopy Leaflet 250 Rp 150,00 Rp 50.500,00
lembar
Total Rp
184.000,00
g. Perencanaan evaluasi
1) Indikator Keberhasilan
Sebanyak 10% dari total KK yang diintervensi mengikuti program YUK
TUS yang dilihat dalam kurun waktu satu minggu
2) Indikator Keberdayaan
Sebanyak 10% dari total KK setempat hadir dalam sosialisasi program
YUK TUS
h. Menentukan metode evaluasi
Evaluasi program dilakukan dengan menggunakan jenis evaluasi formative.
Evaluasi kegiatan dilaksanakan melalui monitoring melalui kerja sama
dengan pengepul sampah yaitu Pak Kurdi yang bertempat tinggal di RT 14
Desa Payaman dengan cara melakukan pencatatan saat warga menukarkan
sampah. Selain itu evaluasi proses selama pelaksanaan sosialisasi YUK TUS
juga akan dinilai dan evaluasi output dan outcome yang dilihat dari

46
kesadaran warga untuk memilah sampah dan ikut menukarkan sampah
anorganik menjadi uang.
i. Melibatkan masyarakat
Masyarakat dilibatkan dalam serangkaian kegiatan YUK TUS. Perumusan
kegiatan dan rapat bersama hingga sosialisasi dan pelaksanaannya
dilaksanakan bersama masyarakat setempat dan penyebaran informasi
kepada masyarakat dilaksanakan menggunakan pamflet publikasi dan
banner serta jingle YUK TUS yang dinyanyikan dan disosialisasikan ke
pada masyarakat setempat saat pelaksanaan program YUK TUS pertama.

4. GEMPITA : Gerakan Membuang Sampah di Tempatnya


a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Meningkatkan pengetahuan sasaran terkait beberapa jenis sampah dan
tempat membuang sampah yang sesuai sebesar 10 % selama dua hari.
b. Merumuskan sasaran dan metode kegiatan
1) Sasaran
a) Siswa-siswi MI Matholiul Falah : kelas 1 - kelas 6
b) Siswa-siswi SDN 2 Payaman : kelas 1 – kelas 4
2) Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan praktik lapangan.
c. Merumuskan Program dan Kegiatan
1) Nama Program Kegiatan : GEMPITA (Gerakan Membuang Sampah di
Tempatnya)
2) Deskripsi Kegiatan :
Kegiatan GEMPITA akan diawali dengan pretest terlebih dahulu untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki oleh sasaran.
Setelah pretest selesai, kegiatan ceramah dimulai dengan cara
menyampaikan materi yang telah disiapkan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh sasaran tersebut. Setelah
kegiatan ceraman selesai dilaksanakan, sasaran diminta untu keluar

47
ruangan menuju tempat praktik lapangan. Kegiatan praktik lapangan
diadakan untuk merealisasikan informasi yang didapat saat kegiatan
ceramah sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk membiasakan kegiatan
yang ditelah disampaikan saat ceramah, yaitu GEMPITA (Gerakan
Membuang Sampah di Tempatnya). Selanjutnya, sasaran kembali ke
dalam ruangan dan menjalankan post-test untuk mengetahui perubahan
pengetahuan yang dimiliki setelah mendapatkan informasi lebih lanjut.
d. Merumuskan prosedur operasional / urutan pelaksanaan kegiatan
a) Susunan Acara GEMPITA di MI Matholi’ul Falah
Tabel 3.12 Susunan Acara Kegiatan GEMPITA di MI Matholiul Falah
pada tanggal 8 Agustus 2016
No Waktu Kegiatan Pelaksana
.
1. 09.00 – 09.45 Perkenalan dengan kepala Anggota
sekolah dan guru Kelompok 6
2. 09.45 – 10.15 Diskusi dengan anggota Augyantantri
kelompok mengenai teknis dan Rieneke
kegiatan
3. 10.15 – 10.20 Kuis (Pre Test) Tim Kelas
4. 10.20 – 10.50 Penyuluhan mengenai buang Tim Kelas
sampah pada tempatnya dan
pemilahan sampah di kelas 4-6
Penyuluhan mengenai langkah-
langkah cuci tangan di kelas 1-3
5. 10.50 – 10.55 Kuis (Post Test) Tim Kelas
6. 10.55 - 11.00 Penutupan Anggota
Kelompok 6

b) Susunan Acara GEMPITA di SDN 2 Payaman


Tabel 3.13 Susunan Acara Kegiatan GEMPITA di SDN 2 Payaman pada
10 Agustus 2016
No. Waktu Kegiatan Pelaksana
1. 09.00 – 09.15 Perkenalan dengan kepala Augyantatri dan
sekolah dan guru Rieneke
2. 09.15 – 09.20 Kuis (Pre Test) utuk kelas Tim kelas
1 mengenai langkah-
langkah cuci tangan.
3. 09.20 – 09.50 Penyuluhan mengenai Tim Kelas
langakah-langkah cuci
tangan di kelas 1

48
4. 09.50 – 09.55 Kuis (Post Test) Tim Kelas
5. 09.55 – 10.00 Penutupan dan Tim Kelas
pemulangan siswa kelas 1
5. 10.00 – 10.05 Kuis ( Pre Test) Tim Kelas
6. 10.05 – 10.35 Penyuluhan mengenai Tim Kelas
langkah-langkah cuci
tangan di kelas 2
Penyuluhan mengenai
buang sampah pada
tempatnya dan pemilahan
sampah di kelas 3 dan
kelas 4
7. 10.35 – 10.40 Kuis (Post Test) Tim Kelas
8. 10.40 – 10.45 Penutupan Anggota kelompok
6
e. Personalia dan penanggungjawabnya
A. GEMPITA di MI Matholiul Falah
1) Penanggung jawab : Augyantantri DW dan Rieneke Puspita
2) Pemberi materi :
a) Kelas I : Sarah Christiawan, Putri Yunia, dan Luluk Mutmainah
b) Kelas II : Elyda Rahmayanti dan Dinda Laminia
c) Kelas III : Saadatud Daroini, Fernanda Setyo, dan Maulidiyah Dwi AP
d) Kelas IV : Sarah Christiawan, Putri Yunia, dan Luluk Mutmainah
e) Kelas V : Nurul Lailatul, Elyda Rahmayanti dan Dinda Laminia
f) Kelas VI : Fernanda Setyo, dan Maulidiyah Dwi A. P.
3) Dokumentasi : Esta Ruri S.
4) Perlengkapan : Akhmad Yusup S. dan Nadya Nova E.
B. GEMPITA di SDN 2 Payaman
1) Penanggung jawab : Augyantantri D. W. dan Rieneke Puspita
2) Pemberi materi :
a) Kelas I : Dinda L., Sarah Christiawan, dan Nurul Lailatul
b) Kelas II : Saadatuddaroini, Esta Ruri S., dan Almas G. C.
c) Kelas III : Luluk Mutmainnah dan Fernanda Setyo
d) Kelas IV : Putri Y., Elyda R. dan Maulidiyah Dwi A. P.
3) Dokumentasi : Akhmad Yusup S. dan Nadya Nova E.

49
f. Menyusun Timeline dan Rencana anggaran
1) Tanggal :
a. Senin. 08 Agustus 2016
b. Rabu, 10 Agustus 2016
2) Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
3) Tempat :
a. MI Matholiul Falah
b. SDN 2 Payaman
4) Rencana Anggaran :
Tabel 3.14 Anggaran Dana Kegiatan GEMPITA di MI Matholiul Falah
dan SDN 2 Payaman pada 8 dan 10 Agustus 2016
No. Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total
1 Tong sampah 4 buah Rp 20.000,00 Rp 80.000,00
2 Buku tulis 5 buah Rp 2.500,00 Rp 12.500,00
3 Snack 1 kotak Rp 10.500,00 Rp 10.500,00
TOTAL Rp 103.000,00
g. Perencanaan evaluasi
1) Indikator Keberhasilan
Pengetahuan peserta yang hadir dalam kegiatan GEMPITA meningkat
10% terkait beberapa jenis sampah dan tempat membuang sampah yang
sesuai
2) Indikator Keberdayaan
Sebanyak 50% dari total sasaran hadir dalam acara yang
diselenggarakan.
h. Menentukan metode evaluasi
Evaluasi program dilakukan dengan menggunakan jenis evaluasi formative.
Evaluasi ini akan dinilai melalui hasil pretest dan posttest. Selain itu,
monitoring juga akandilakukan melalui pemantauan oleh Kepala Sekolah
dan Guru MI Matholiul Falah dan SDN 2 Payaman, dilihat dengan perilaku
siswa dalam membuang sampah sesuai dengan jenisnya.
i. Melibatkan warga sekolah

50
Warga sekolah dilibatkan dalam serangkaian kegiatan GEMPITA.
Perumusan kegiatan dan rapat bersama hingga rencana pelaksanaan
dilaksanakan bersama kepala sekolah dan guru setempat dan penyebaran
informasi kepada siswadisebarkan melalui undangan yang diberikan kepada
orang tua siswaserta Audio lagu “Ayo Buang Sampah” yang diputarkan dan
disosialisasikan saat pelaksanaan program GEMPITA

5. Advokasi Sarana Pembuangan Sampah


a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Menginisiasi advokasi sarana pembuangan sampah (tempat sampah komunal
dan TPS) kepada stakeholder terkait bekerja sama dengan anggota Karang
Taruna Desa Payaman.
b. Merumuskan sasaran dan metode kegiatan
1) Sasaran
a) Anggota Karang Taruna Desa Payaman
b) Perangkat Desa Payaman
c) Puskesmas Ngraho
d) BLH Kabupaten Bojonegoro
2) Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan metode advokasi dan negosiasi
c. Merumuskan Program dan Kegiatan
1) Nama Program Kegiatan : Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
2) Deskripsi Kegiatan :
a) Kegiatan advokasi sarana pembuangan sampah (tempat sampah
komunal dan TPS) dilakukan terstruktur dimulai dari tingkat desa,
kecamatan, hingga kedinasan terkait.
b) Kegiatan ini merupakan inisiatif yang dimulai oleh mahasiswa PKL
dengan melibatkan anggota Karang Taruna Desa Payaman (juga
sekaligus sebagai sasaran kegiatan) untuk mendukung keberlanjutan
program setelah kegiatan PKL berakhir.

51
c) Kegiatan ini dimulai dengan melakukan negosiasi dengan anggota
Karang Taruna, perangkat desa, dan pihak puskesmas, yang
dilaksanakan secara tentatif dan nonformal selama kegiatan PKL
berlangsung.
d) Tahap advokasi yang telah dilaksanakan untuk kegiatan ini yaitu
melakukan penyadaran masalah terhadap sasaran (anggota Karang
Taruna Desa Payaman), membuat sasaran tertarik untuk ikut
mengatasi masalah, dan peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah.
e) Sesuai rencana kegiatan yang telah dibuat, mahasiswa PKL
melibatkan anggota Karang Taruna untuk ikut serta dalam seluruh
proses negosiasi dengan perangkat desa, pihak Puskesmas, dan
berusaha untuk mengajukan proposal permohonan kerjasama
mengenai sarana pembuangan sampah (tempat sampah komunal dan
TPS) kepada pihak BLH Kabupaten Bojonegoro.
d. Merumuskan prosedur operasional / urutan pelaksanaan kegiatan
Tabel 3.15 Susunan Acara Kegiatan Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
No Tanggal Kegiatan Pelaksana
1. 30 Juli 2016 Negosiasi 1 Tim Negosiator & PJ
2. 8 Agustus 2016 Negosiasi 2 Tim Negosiator& PJ
3. 15 Agustus Pengiriman e-mail Tim Dokumentator
2016 permohonan
kerjasama dengan
BLH
4. 18 - 19 Agustus Pembuatan poster alur Tim Dokumentator
2016 pemisahan sampah
5. 19 – 22 Agustus Pembuatan dan Semua Anggota
2016 pemasangan papan kelompok bersama
informasi Karang Taruna
e. Personalia dan penanggungjawabnya
a) Penanggung Jawab : Fernanda Setyo, Nadya Nova E., Putri Yunia F.
b) Dokumentator : Almas Ghassani C., Sarah Christiawan.
c) Negosiator : Fernanda Setyo, Nadya N. E., Saadatuddaroini, Dinda L.

52
f. Menyusun Timeline dan Rencana anggaran
a) Negosiasi 1 : Sabtu, 30 Juli 2016 di rumah Kepala Desa Payaman
(Bapak Supyan) RT 13 Dusun Ketawang.
b) Negosiasi 2 : Senin, 8 Agustus 2016 di basecamp PKL kelompok 6
Dusun Ketawang Desa Payaman,dan negosiasi lainnya yang tidak
terjadwal dan dilaksanakan secara nonformal bersama Yulianto Ketua
Karang Taruna Desa Payaman.
c) Pengiriman e-mail permohonan kerjasama dengan BLH : Senin, 15
Agustus 2016 di basecamp PKL kelompok 6 Dusun Ketawang Desa
Payaman.
d) Pembuatan poster alur pemisahan sampah : Kamis - Jumat, 18 - 19
Agustus 2016 di basecamp PKL kelompok 6 Dusun Ketawang Desa
Payaman.
e) Pembuatan dan pemasangan papan informasi : Jumat – Senin, 19 – 22
Agustus 2016 di wilayah kerja PKL kelompok 6.
f) Rencana Anggaran
Tabel 3.16 Anggaran Dana Kegiatan Advokasi Sarana Pembuangan
Sampah di Desa Payaman 2016
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total
.
1. Papan kayu 1/2 lembar Rp 180.000,00 Rp 90.000,00
2. Cat 2 kaleng Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Total Rp 150.000,00
g. Perencanaan evaluasi
1) Indikator Keberhasilan
Adanya respon berupa balasan emailpermohonan kerjasama dengan
BLH
2) Indikator Keberdayaan
Sebanyak 15% anggota Karang Taruna antusias dan berperan aktif
dalam kegiatan negosiasi dengan pihak-pihak terkait secara tersturktur
hingga kedinasan.

53
h. Menentukan metode evaluasi
Evaluasi program dilakukan dengan menggunakan jenis evaluasi formative
melalui evaluasi proses pelaksanaan advokasi bersama karang taruna dan
stakeholder setempat
i. Melibatkan masyarakat
Masyarakat dilibatkan dalam serangkaian kegiatan Advokasi Sarana
Pembuangan Sampah. Perumusan kegiatan mulai dari negosiasi, Pengiriman
e-mail permohonan kerjasama dengan BLH, Pembuatan poster alur
pemisahan sampah dan pembuatan dan pemasangan papan informasi
dilaksanakan bersama masyarakat setempat khususnya karang taruna.
3.1.5 Implementasi
1. Kegiatan SMS (Saged Milah Sampah)
Kegiatan SMS (Saged Milah Sampah) dilaksanakan sesuai dengan prosedur
operasional, dengan rincian:
Waktu Kegiatan Pelaksana
14.00-14.30 Persiapan kegiatan Seluruh Anggota
kelompok 6
14.30 - 14.35 Pembukaan penyuluhan “SMS” Luluk M.
14.35 - 14.55 Pretest Elyda R.
14.55 - 15.10 Penyuluhan materi ODF Elyda R.
15.10 - 15.25 Penyuluhan materi Pemilahan sampah Saadatuddaroini
15.25 - 15.40 Tanya jawab terkait materi ODF dan Elyda R &
Sampah Saadatuddaaroini
15.40 – 16.00 Post test Saadatuddaroini
16.00 – 16.04 Sosialisasi program Yuk Tus dan Elyda R. & Dinda
Lomba Kreasi Hijab Laminia
16.05 – 16.10 Penutupan Luluk M.
Ada kerjasama yang baik antara petugas dan masyarakat, meskipun sebenarnya
memiliki beberapa hambatan. Hambatan tersebut meliputi:
a) Sasaran yang diundang terutama yang sedang bekerja wiraswasta atau petani
masih berada disawah maupun ditempat kerjanya.
b) Sasaran yang di undang masih ada yang terlambat datang sehingga harus
menunggu selama 20 menit.

54
c) Power point kurang terlihat jelas karena tidak ada layar proyektor sehingga
memakai dinding keramik yang ada di balai desa.
d) Kondisi Balai Desa yang terbuka sehingga tempat kurang bisa dibuat untuk
kondusif.
2. Kegiatan PETAKU (PElatihan TAkaKUra)
Pelaksanaan kegiatan yaitu dengan melakukan pelatihan takakura yang
dimulai dengan memberikan materi dasar terkait pengelolaan sampah organik
dengan metode takakura selanjutnya terdapat sesi tanya jawab dari peserta
pelatihan kemudian dilanjutkan mempraktekan pembuatan alat takakura dengan
memakai karung beras dan melakukan pembuatan bahan kompos dari sampah
sayuran dan daun kering yang sebelumnya dicampur dengan pupuk organik dan
air. Pelaksanaan kegiatan ini di Rumah kediaman bapak Moh. Ihsan selaku
Kepala Dusun Ketawang atau Ketua Kelompok Tani di Dusun Ketawang pada
hari Minggu, 14 Agustus 2016 pukul 11.00 – 12.30 WIB. Kegiatan berjalan
sesuai dengan prosedur operasional, yaitu:
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1. 11.00 - 11.15 Pengisian daftar hadir Seluruh tim
2. 11.15 - 11.20 Pembukaan Nadya Nova E.
3. 11.20 - 11.35 Materi PETAKU Maulidyah
4. 11.35 – 11.45 Tanya Jawab Maulidiyah dan
Saadatuddaroini
5. 11.45 – 12.25 Praktek Pembuatan Seluruh tim
Takakura
6. 12.25 – 12.30 Penutup dan Doa Akhmad YusupS.
Hambatan dari kegiatan ini karena kedatangan jumlah peserta yang terdiri
dari perangkat desa, pihak ponkeskes, Kelompok Tani di RT 08-14 Dusun
Merbong dan Ketawang Desa Payaman dan warga disekitar kediaman bapak
Moh. Ihsan kurang dari 50% dari total undangan 50 yang hadir hanya 20 orang.
Hal tersebut dikarenakan pada hari pelaksanaan Pelatihan Takakura terjadi hujan
deras di pagi harinya sehingga para undangan yang sebagian besar bekerja
sebagai petani tidak dapat menghadiri kegiatan tersebut karena harus bekerja.
untuk mengganti jam kerjanya di waktu siang hari( waktu pelaksanaan kegiatan).

55
Serta disaat acara pelatihan Takakura peserta yang berperan aktif didominasi
oleh ibu-ibu dibandingkan bapak-bapak.
3. Kegiatan YUKTUS! (YUK TUkar Sampah!)
Kegiatan penukaran sampah ini dimulai pukul 09.00 wib dengan beberapa
hiburan, yaitu pembagian doorprizedan iringan lagu dangdut. Acara ini sangat
mengundang banyak warga untuk menukarkan sampah anorganik menjadi
bernilai ekonomis. Kegiatan ini berjalan sesuai dengan prosedur operasional,
yakni:
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1. 08.00 – 09.00 Persiapan Seluruh kelompok 6
2. 09.05 – 09.10 Pembukaan MC
3. 09.10 – 09.30 Sosialisaisi pemilihan MC
sampah
4. 09.30 – 09.45 Hiburan Tim Hiburan
5. 09.45 – 10.30 Penukaran sampah Tim Penukaran Sampah
6. 10.30 – 11.00 Pembagian doorprize Tim Registrasi
7. 11.00 – 11.15 Testimoni MC
8. 11.15 – 11.30 Penutupan MC
Dalam kegiatan tersebut, ada peningkatan peran masyarakat meskipun ada
beberapa kendala, antara lain:
a) Kendala teknis dari kabel roll rusak
b) Tingkat kehadiran warga yang berada di Dusun Merbong sangat sedikit
dikarenakan jarak yang jauh.
4. Kegiatan GEMPITA (GErakan Membuang samPah dI tempAtnya)
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan praktik lapangan.
Sebelum kegiatan ceramah dan praktik lapangan dimulai, diadakan pre-test
terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki oleh
sasaran. Setelah pre-test selesai, kegiatan ceramah dimulai dengan cara
menyampaikan materi yang telah disiapkan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh sasaran tersebut. Setelah kegiatan
ceraman selesai dilaksanakan, sasaran diminta untu keluar ruangan menuju
tempat praktik lapangan. Kegiatan praktik lapangan diadakan untuk
merealisasikan informasi yang didapat saat kegiatan ceramah sebelumnya. Hal

56
ini bertujuan untuk membiasakan kegiatan yang ditelah disampaikan saat
ceramah, yaitu GEMPITA (Gerakan Membuang Sampah di Tempatnya).
Selanjutnya, sasaran kembali ke dalam ruangan dan menjalankan post-test untuk
mengetahui perubahan pengetahuan yang dimiliki setelah mendapatkan
informasi lebih lanjut. Setelah post-test selesai dilaksanakan, Mahasiswa PKL
FKM Unair berpamitan kepada pihak sekolah. Kegiatan ini telah terlaksana
dengan baik sesuai prosedur operasional yang ditetapkan, rincian sebagai
berikut:
N Waktu Kegiatan Pelaksana
o.
1. 09.00 – Perkenalan dengan kepala sekolah dan Anggota
09.45 guru Kelompok 6
2. 09.45 – Diskusi dengan anggota kelompok Augyantantri
10.15 mengenai teknis kegiatan dan Rieneke
3. 10.15 – Kuis (Pre Test) Tim Kelas
10.20
4. 10.20 – Penyuluhan mengenai buang sampah Tim Kelas
10.50 pada tempatnya dan pemilahan sampah
di kelas 4-6
Penyuluhan mengenai langkah-langkah
cuci tangan di kelas 1-3
5. 10.50 – Kuis (Post Test) Tim Kelas
10.55
6. 10.55 - Penutupan Anggota
11.00 Kelompok 6
Dalam penyelenggaraan kegiatan ini, ada beberapa hambatan yang terjadi,
antara lain:
a) Mundurnya waktu untuk memulai kegiatan dikarenakan pihak MI
Matholi’ul Falah mengadakan acara penyambutan untuk Mahasiswa PKL
FKM Unair.
b) Sasaran lebih dari yang direncanakan oleh Mahasiswa PKL FKM Unair,
dikarenakan pihak MI Matholi’ul Falah menginginkan seluruh kelas yang
ada dapat terlibat dalam kegiatan ini.
c) Sulitnya siswa dan siswi untuk diatur dalam barisan rapi sehingga waktu
untuk menyelesaikan kegiatan mundur beberap saat.

57
5. Kegiatan Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
Kegiatan advokasi sarana pembuangan sampah (tempat sampah komunal
dan TPS) dilakukan terstruktur dimulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga
kedinasan terkait.
Kegiatan ini merupakan inisiatif yang dimulai oleh mahasiswa PKL
dengan melibatkan anggota Karang Taruna Desa Payaman (juga sekaligus
sebagai sasaran kegiatan) untuk mendukung keberlanjutan program setelah
kegiatan PKL berakhir.
Kegiatan ini dimulai dengan melakukan negosiasi dengan anggota
Karang Taruna, perangkat desa, dan pihak Puskesmas, yang dilaksanakan secara
tentatif dan nonformal selama kegiatan PKL berlangsung.
Tahap advokasi yang telah dilaksanakan untuk kegiatan ini yaitu
melakukan penyadaran masalah terhadap sasaran (anggota Karang Taruna Desa
Payaman), membuat sasaran tertarik untuk ikut mengatasi masalah, dan peduli
terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah.
Sesuai rencana kegiatan yang telah dibuat, mahasiswa PKL melibatkan
anggota Karang Taruna untuk ikut serta dalam seluruh proses negosiasi dengan
perangkat desa, pihak Puskesmas, dan berusaha untuk mengajukan proposal
permohonan kerjasama mengenai sarana pembuangan sampah (tempat sampah
komunal dan TPS) kepada pihak BLH Kabupaten Bojonegoro. Namun pada
kenyataannya pihak Karang Taruna menyatakan kurang setuju terhadap usulan
tersebut dikarenakan untuk mengantisipasi adanya kecemburuan sosial dari
warga RT di luar wilayah kerja kelompok 6. Pihak Karang Taruna mengusulkan
adanya perubahan berupa kegiatan pembuatan papan informasi terkait
pemilahan sampah rumah tangga. Hal ini diperkuat dengan saran dari pihak
sanitarian Puskesmas Ngraho yang lebih mendukung program pemberdayaan
yang dapat terjamin keberlanjutannya setelah kegiatan program PKL berakhir.
Mahasiswa PKL tetap mengupayakan advokasi ke pihak BLH Kabupaten
Bojonegoro melalui e-mail.

58
Rincian kegiatan antara lain:
a) Negosiasi 1 : Sabtu, 30 Juli 2016 di rumah Kepala Desa Payaman (Bapak
Supyan) RT 13 Dusun Ketawang.
b) Negosiasi 2 : Senin, 8 Agustus 2016 di basecamp PKL kelompok 6 Dusun
Ketawang Desa Payaman,dan negosiasi lainnya yang tidak terjadwal dan
dilaksanakan secara nonformal bersama Yulianto Ketua Karang Taruna Desa
Payaman.
c) Pengiriman e-mail permohonan kerjasama dengan BLH : Senin, 15 Agustus
2016 di basecamp PKL kelompok 6 Dusun Ketawang Desa Payaman.
d) Pembuatan poster alur pemisahan sampah : Kamis - Jumat, 18 - 19 Agustus 2016
di basecamp PKL kelompok 6 Dusun Ketawang Desa Payaman.
e) Pembuatan dan pemasangan papan informasi : Jumat – Senin, 19 – 22 Agustus
2016 di wilayah kerja PKL kelompok 6.
3.1.6 Evaluasi
1. Kegiatan SMS
a) Evaluasi Proses
Kegiatan intervensi Penyuluhan Saged Milah Sampah (SMS) mengundang
27 masyarakat umum yang terdiri dari Kepala desa beserta perangkat dusun,
tenaga kesehatan setempat, perwakilan kader dan ibu PKK, serta tokoh
masyarakat. Target dari kegiatan ini adalah sebanyak 50% dari total
undangan hadir dalam penyuluhan Saged Milah Sampah (SMS).Indikator
keberhasilannya sebanyak 50% dari total undangan hadir dalam acara yang
diselenggarakan.
b) Evaluasi Output
c) Evaluasi Program
Hasil dari kegiatan penyuluhan Saged Milah Sampah (SMS) berupa
peningkatan dari nilai pre test ke post test. Hasil dari kegiatan sasaran
mengalami peningkatan pengetahuan sebanyak 77% dari hasil perhitungan
nilai pre test sebanyak 93 dan post test sebanyak 121 dari 14 peserta yang

59
hadir, dengan perhitungan sebagai berikut : 93/121 x 100% = 76,85 %
dibulatkan menjadi 77%.
d) Evaluasi Keberdayaan
Peserta hadir riil yang datang sejumlah 14 orang dari 27 undangan, sehingga
jumlah total yang hadir dari keseluruhan yaitu 51%, menandakan bahwa
kegiatan penyuluhan Saged Milah Sampah (SMS) sudah berhasil di
laksanakan.
e) Indikator Evaluasi
f) Metode Evaluasi
g) Jenis Evaluasi
h) Evaluasi bersama masyarakat
i) Menjawab pertanyaan: rencana telah dilaksanakan, tujuan telah tercapai,
program berjalan dengan efektif dan efisien.
j) Banyak sasaran yang memahami program……
k) Banyak sasaran yang merasakan pentingnya program…
l) Banyak sasaran yang telah melakukan kegiatan seperti program….
m) Banyak sasaran yang ingin melanjutkan kegiatan seperti program…
n) Banyak sasaran yang ingin memperoleh kesempatan lebih baik….
o) Banyak sasaran yang tetap melakukan kegiatan walau ada hambatan input..
p) Hambatan yang muncul berkaitan pengembangan diri dan masyarakat
q) Tindakan bersama yang dipakai untuk memperbaiki keadaan wilayah
r) Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi
yang telah baik
2. Kegiatan PETAKU (PElatihan TAkaKUra)
a) Evaluasi Proses
Kurangnya keaktifan bapak-bapak dalam penyelenggaraan kegiatan. Hal
tersebut dapat diatasi dengan mengajukan pertanyaan dan saran secara
langsung.
b) Evaluasi Output

60
c) Evaluasi Program
Sebesar 75% peserta pelatihan memahami cara pembuatan pupuk organik
dengan metode takakura dilihat dari antusias saat mempraktikannya.
d) Evaluasi Keberdayaan
Peserta yang hadir dalam pelatihan sebesar 40% dari total undangan.

e) Indikator Evaluasi
f) Metode Evaluasi
g) Jenis Evaluasi
h) Evaluasi bersama masyarakat
i) Menjawab pertanyaan: rencana telah dilaksanakan, tujuan telah tercapai,
program berjalan dengan efektif dan efisien.
j) Banyak sasaran yang memahami program……
k) Banyak sasaran yang merasakan pentingnya program…
l) Banyak sasaran yang telah melakukan kegiatan seperti program….
m) Banyak sasaran yang ingin melanjutkan kegiatan seperti program…
n) Banyak sasaran yang ingin memperoleh kesempatan lebih baik….
o) Banyak sasaran yang tetap melakukan kegiatan walau ada hambatan input..
p) Hambatan yang muncul berkaitan pengembangan diri dan masyarakat
q) Tindakan bersama yang dipakai untuk memperbaiki keadaan wilayah
r) Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi
yang telah baik
3. Kegiatan YUKTUS!
a) Evaluasi Proses
b) Evaluasi Output
c) Evaluasi Program
Adanya kesadaran dari 22% warga untuk memilah sampah dan ikut
menukarkan sampah anorganik menjadi uang.

61
d) Evaluasi Keberdayaan
Kegiatan Yuk Tus ditujukan untuk seluruh warga RT 08-14 Desa Payaman
dengan target 15% total 248 KK, indikator keberhasilan 10% total 248 KK.
Peserta yang hadir totalnya 54 dari total 248 KK atau sebesar 22% dari total
KK.

e) Indikator Evaluasi
f) Metode Evaluasi
g) Jenis Evaluasi
h) Evaluasi bersama masyarakat
i) Menjawab pertanyaan: rencana telah dilaksanakan, tujuan telah tercapai,
program berjalan dengan efektif dan efisien.
j) Banyak sasaran yang memahami program……
k) Banyak sasaran yang merasakan pentingnya program…
l) Banyak sasaran yang telah melakukan kegiatan seperti program….
m) Banyak sasaran yang ingin melanjutkan kegiatan seperti program…
n) Banyak sasaran yang ingin memperoleh kesempatan lebih baik….
o) Banyak sasaran yang tetap melakukan kegiatan walau ada hambatan input..
p) Hambatan yang muncul berkaitan pengembangan diri dan masyarakat
q) Tindakan bersama yang dipakai untuk memperbaiki keadaan wilayah
r) Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi
yang telah baik
4. Kegiatan GEMPITA
a) Evaluasi Proses
Kegiatan GEMPITA “Gerakan Membuang Sampah di Tempatnya”
berlangsung di dua sekolah, yaitu MI Matholiul Falah dan SDN 2 Payaman.
Kegiatan yang berlangsung di MI Matholiul Falah mentargetkan sasaran
siswa kelas 3 dan siswa kelas 4. Namun, pada realisasin kegiatan ini, sasaran
mencakup semua kelas dari kelas 1 – kelas 6 MI Matholiul Falah.

62
Sedangkan, kegiatan yang berlangsung di SDN 2 Payaman mentargetkan
sasaran siswa kelas 3 dan kelas 4. Evaluasi Output
b) Evaluasi Program
Hasil dari kegiatan GEMPITA “Gerakan Membuang Sampah Ditempatnya”
di MI Matholiul Falah terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 64,6%,
dimana total siswa yang menjawab saol pre test sebanyak 42 siswa dan total
siswa yang menjawab soal post test sebanyak 53 siswa. Sedangkan, Hasil
dari kegiatan GEMPITA “Gerakan Membuang Sampah Ditempatnya” di
SDN 2 Payaman terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 75%, dimana
total siswa yang menjawab saol pre test sebanyak 18 siswa dan total siswa
yang menjawab soal post test sebanyak 24 siswa.
c) Evaluasi Keberdayaan
Indikator keberhasilannya sebanyak 50% dari total sasaran hadir dalam
acara yang diselenggarakan. Pada realisasi kegiatan ini, 100% sasaran hadir
dalam kegiatan ini baik di MI Matholiul Falah dan SDN 2 Payaman.
d) Indikator Evaluasi
e) Metode Evaluasi
f) Jenis Evaluasi
g) Evaluasi bersama masyarakat
h) Menjawab pertanyaan: rencana telah dilaksanakan, tujuan telah tercapai,
program berjalan dengan efektif dan efisien.
i) Banyak sasaran yang memahami program……
j) Banyak sasaran yang merasakan pentingnya program…
k) Banyak sasaran yang telah melakukan kegiatan seperti program….
l) Banyak sasaran yang ingin melanjutkan kegiatan seperti program…
m) Banyak sasaran yang ingin memperoleh kesempatan lebih baik….
n) Banyak sasaran yang tetap melakukan kegiatan walau ada hambatan input..
o) Hambatan yang muncul berkaitan pengembangan diri dan masyarakat
p) Tindakan bersama yang dipakai untuk memperbaiki keadaan wilayah

63
q) Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi
yang telah baik
5. Kegiatan Advokasi Sarana Pembuangan Sampah
a) Evaluasi Proses
 Didapat saran dari pihak sanitarian Puskesmas Ngraho yang lebih
mendukung program pemberdayaan yang dapat terjamin
keberlanjutannya setelah kegiatan program PKL berakhir. Hal ini juga
untuk mengantisipasi adanya kecemburuan sosial dari warga RT di luar
wilayah kerja kelompok 6.
 Upaya advokasi ke BLH Kabupaten Bojonegoro tetap dilaksanakan
melalui pengiriman e-mailpada tanggal 15 Agustus 2016 terkait alur
pengajuan permohonan kerjasama pengadaan saran pembuangan sampah
b) Evaluasi Output
c) Evaluasi Program
Perubahan kegiatan Advokasi Pengadaan Sarana Pembuangan Sampah
menjadi penambahan Pemasangan Papan Informasi Alur Pemisahan Sampah
mendapat dukungan dari anggota Karang Taruna dan Pihak Sanitarian
Puskesmas Ngraho.
Papan Informasi Alur Pemisahan Sampah telah dibuat dan dipasang di 6 titik
strategis di Desa Payaman, yakni wilayah Tinggang Lor, Tinggang Kidul,
Jopuro, Payaman, Merbong, dan Ketawang.
Upaya advokasi ke BLH Kabupaten Bojonegoro melalui e-mailbelum
mendapatkan balasan hingga pembuatan laporan kegiatan ini berakhir.
d) Evaluasi Keberdayaan
Sebanyak 10% dari anggota Karang Taruna berpartisipasi aktif dan
memberikan saran terkait perubahan kegiatan Advokasi Pengadaan Sarana
Pembuangan Sampah menjadi penambahan Pemasangan Papan Informasi
Alur Pemisahan Sampah. Jumlah tersebut lebih sedikit dari indikator
keberhasilan dan target yang telah ditetapkan, secara berurutan yakni 15%
dan 20%.

64
e) Indikator Evaluasi
f) Metode Evaluasi
g) Jenis Evaluasi
h) Evaluasi bersama masyarakat
i) Menjawab pertanyaan: rencana telah dilaksanakan, tujuan telah tercapai,
program berjalan dengan efektif dan efisien.
j) Banyak sasaran yang memahami program……
k) Banyak sasaran yang merasakan pentingnya program…
l) Banyak sasaran yang telah melakukan kegiatan seperti program….
m) Banyak sasaran yang ingin melanjutkan kegiatan seperti program…
n) Banyak sasaran yang ingin memperoleh kesempatan lebih baik….
o) Banyak sasaran yang tetap melakukan kegiatan walau ada hambatan input..
p) Hambatan yang muncul berkaitan pengembangan diri dan masyarakat
q) Tindakan bersama yang dipakai untuk memperbaiki keadaan wilayah
r) Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi
yang telah baik

3.1.7 Terminasi

65
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN

66
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi. 2002. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan SOsial.
Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Adi, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan MAsyarakat sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
Christenson. 2009. Community Development in Perspective. Lowa: Lowa State University
Press.
Ireyogya. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Desa.
http://www.ireyogya.org/sutoro/pemberdayaan masyarakat desa.pdf. Diakses pada
tanggal 9 Maret 2017 pukul 11:42 WIB.
Nugroho. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Percik
Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat
Suharto. 2006. Kebijakan Sosial. Bandung: Makalah Seminar
Suharto. 2008. Paradigma Ilmu Kesejahteraan Sosial. Bandung: Makalah Seminar
Sunyoto. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sutoro, Eko. 2002. Pemberdayaan Masyarakat Desa. Samarinda: Diklat Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
Suwondo. 2005. Civil Society di Aras Lokal: Perkembangan Hubungan Antara Rakyat
dan Negara di Pedesaan Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

67
68

Anda mungkin juga menyukai