Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sri Wahyuni

Stambuk : A22118021

Kelas : C

Komunitas dan Suksesi

A. Komunitas

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. 
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi
misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak
hanya antar individu-spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini
menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan sehingga terwujud sutau
hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa
juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme).

1. Nama Komunitas
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas
tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata
yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir,
hutan jati. Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil
beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian
nama komunitas dapat berdasarkan :

a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti
hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan
sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas
pantai pasir, komunitas lautan, dll
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan
curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

2. Macam-macam Komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu:
a. Komunitas akuatik, misalnya yang terdapat di laut, danau, sungai, parit atau kolam.
b. Komunitas terestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di
padang rumput, di padang pasir, dll.

3. Struktur Komunitas
a. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
b. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran
merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.
c. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau
persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan
d. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah
yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-
suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan
memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut
konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang
lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.

B. Suksesi

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas
baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat
diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang.
Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. 
Perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi yang di kemukakan
atas dasar menggambarkan bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan
yang hidup di atasnya, proses perubahan ini di sebut suksesi progresesif.

Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunan jumlah jenis


tumbuhan, penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan. Hal ini terjadi biasanya
akibat penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat. Perubahan
komunitas tumbuhan mengarah ke yang lebih sederhana ini di sebut suksessi retrogresif atau
suksesi regresif.

Tahapan – tahapan suksesi


Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1.   Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang kosong
dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan : pertama, bahwa organisme
tersebut sampai dilokasi dan kedua,  organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan
organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu
tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.
2.   Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam didaerah itu akan
mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah terestial
biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya lichens (lumut
kerak) yang meruakan kolonis permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan
mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami. Merupakan pengubahan sifat-sifat tempat
(habitat) yang dilakukan oleh koloni makhluk hidup.
3.   Variabilitas Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah peningkatan variablitas ruang (spasial)
habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk hutan yang
terpenting pada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan gradient sifat tanah.
Bahan organik tanah brvariasi pada bagian tengah hutan dan pada bagian tepi hutan.
Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
Suksesi Primer :
 Suksesi Primer
Suksesi primer adalah munculnya suatu komunitas baru pada suatu daerah yang
sebelumnya tidak terdapat komunitas. Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu
yang mengakibatkan hilangnya komunitas asal secara total sehingga di tempat komunitas asal
terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor,
letusan gunung berapi, endapan lumpur di muara sungai, dan endapan pasir di pantai.
Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan
minyak bumi.
Contoh suksesi primer yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di
Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung
Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang
tahan terhadap sinar matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan
pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan
perintis mati maka akan mengundang datangnya pengura
Suksesi sekunder.
 Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder adalah pembentukan suatu ekosistem yang telah rusak ke keadaan
awalnya sebelum terganggu. Suksesi ini dapat terjadi karena kebakaran, perusakan oleh
manusia, dan gempa bumi. Proses suksesi sekunder ini lebih cepat dibandingkan dengan
suksesi primer. Hal ini dikarenakan pada suksesi sekunder tidak diperlukan lagi adanya
tahapan pembentukan komunitas pionir.Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas
mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan.

Terdapat Beberapa Faktor yang mempengaruhi suksesi, yaitu :

1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.


2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain
serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam
dan benih serta curah hujan.
7. Sifat – sifat jenis tumbuhan
Ekoenergetika

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekoenergetika

Energetika diterjemahkan dari ergenetics yang dalam kamus Webster’s Seventh New
Collegiate Dicitionary berarti cabang ilmu mekanika yang berkaitan dengan energi dan
trasformasinya. Eko!energetika ialah bidang ekologi yang memperbincangkan terutama
tentang peran energi dan transformasinya dalam ekologi. Ekoenergenetik adalah kajian
tentang energy dan proses perubahannya dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang terjadi di
alam ekosistem. Kajian tentang energy meliputi konsep energy, sumber energy bentuk!bentuk
energy, dan manfaat energy. Sedangkan kajian tentang transformasi energy meliputi
perubahan bentuk energy yang berlangsung di dalam system hidup, system tak hidup, dan
pada dua system yaitu biosistem dan fisika system secara berantai. Ekoenergetika merupakan
kajian transformasi perubahan1 energi dalam organisme yang terdapat dalam suatu ekosistem
arus pengaliran atau perpindahan energi dari organisme yang satu keorganisme lain seolah -
olah merupakan rangkaian mata rantai yang disebut juga rantai pangan.

Ekoenergenetik adalah kajian tentang energy dan proses perubahannya dari satu bentuk
ke bentuk yang lain yang terjadi di alam ekosistem. Kajian tentang energy meliputi konsep
energy, sumber energy bentuk-bentuk energy, dan manfaat energy. Sedangkan kajian tentang
transformasi energy meliputi perubahan bentuk energy yang berlangsung di dalam system
hidup, system tak hidup, dan pada dua system yaitu biosistem dan fisika system secara
berantai.

Chapham dan Odum menyatakan bahwa energy adalah kemampuan untuk melakukan


kerja. Semakin besar energy, maka semakin besar kemampuan untuk melakukan kerja, begitu
juga sebaliknya. Energy dinyatakan dengan satuan kalori/kilo kalori

Sumber energy utama yang bertanggung jawab atas berlangsungnya semua proses kerja
di dalam ekosistem yaitu cahaya matahari, gaya gravitasi bumi, dan kekuatan internal bumi.
Cahaya matahari merupakan sumber energy yang bertanggung jawab atau proses fotosintesis,
daur hidrologis, sirkulasi udara atmosfer, dan secara tidak langsung mempengaruhi laju
metabolism hewan ektothermal. Fotosintesis merupakan proses terpenting di dalam ekosistem
yang mengubah cahaya matahari menjadi zat-zat organic yang dapat dimanfaatkan oleh
organism konsumen. Daur hydrogen merupakan fenomena yang melibatkan proses
penguapan air yang dilakukan oleh panas matahari, yang dilanjutkan oleh proses kondensasi.
Sirkulasi udara atmosfer merupakan akibat dari pemanasan udara yang dilakukan oleh panas
matahari yang mengakibatkan udara menjadi panas dan tekanan meningkat. Gaya gravitasi
bumi merupakan ekuivalen energy yang dapat mengakibatkan benda-benda berpindah tempat
dari posisinya menuju arah pusat bumi. Gaya gravitasi bumi mempengaruhi gerakan air dari
akar menuju ke pucuk tumbuhan, mempengaruhi kecepatan aliran darah dari jantung ke
bagian tubuh yang lain dan mempengaruhi gerakan dan sikap tubuh makhluk.

Kekuatan internal bumi yaitu gaya gaya endogen bumi mengakibatkan gerak
epirogenetik, gerak erogenetik, gempa bumi, vulkanisme dan geothermal. Gerak
epirogenetik adalah gerak bumi yang sangat lambat yang arahnya naik turun di berbagai kulit
bumi yang dapat mengakibatkan bagian kulit bumi melengkung sampai melekuk pada daerah
yang sangat luas. Gerak erogenetik adalah gerak beralihnya letak lapisan kulit bumi yang
diakibatkan oleh tekanan horizontal maupun vertical yang dapat mengakibatkan terbentuknya
pegunungan.

2. Hukum Dasar Ekoenergetika

Didasarkan oleh hukum Thermodinamika I dan Hukum Thermodinamika II (aspek


aspek energy dan perubahannya mengikuti hokum ini). Thermodinamika I menyatakan
bahwa eregi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energy dapat diubah
bentuknya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Maka Thermodinamika I sering disebut
sebagai hokum kekekalan energy. Berdasarkan prinsip kekekalan, maka jumlah energy antara
sebelum dan setelah transformasi harus tetap sama, walaupun mungkin dalam bentuk yang
berlainan. Hukum Termodinamika II, hukum ini menanyakan bahwa setiap terjadi
transformasi energy, selalu terjadi pelepasan energy menjadi bentuk energy yang tidak
bermanfaat. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa setiap terjadi transformasi energy
selalu terjadi penyusutan jumlah energy yang bermanfaat. Meskipun total energy secara
keseluruhan tetap tidak berkurang.

3. Anggaran Energi
  Anggaran Energi adalah istilah yang berkaitan dengan arah pemanfaatan energy yang
berhasil ditambat oleh makhluk di dalam suatu ekosistem.
 Energy secara umum diarahkan untuk dua tujuan yaitu untuk kelangsungan hidup dan
untuk menjaga kelestarian jenisnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas
(bereproduksi: membentuk sel kelamin, aktifitas seksual, produksi air susu). Untuk
kelangsungan hidupnya, makhluk harus menyisihkan sejumlah energy untuk
keperluan memelihara kualitas hidup agar mampu bersaing dan mengantisipasi factor-
faktor mortalitas seperti penyakit, parasit, dan predator. Dalam hal ini energy dipakai
untuk melangsungkan proses fisiologis tubuh, membentuk dan mengganti sel-sel yang
telah rusak, memproduksi hormone dan enzim., dan memproduksi sel-sel yang rusak.
Untuk menjaga kelestarian jenisnya, makhluk hidup harus menyisipkan sebagian
energinya untuk keperluan reproduksi. Dalam hal ini, energy dipakai untuk
membentuk sel-sel kelamin dan hormone-hormon kelaminperkembangan embrio,
member nutrisi pada embrio dan hewan muda yang baru dilahirkan.
4. Produktivitas dalam ekosistem
 Produktifitas adalah istilah untuk menyatakan tingkat produksi atau akumulasi energy
dan atau bentuk lain dari energy oleh suatu system terutama system biologi dalam
kurun waktu tertentu.
 Berdasarkan urutan tingkat trophik yang dilalui aliran energy, maka produktifitas
dibagi menjadi produktifitas primer dan produktifitas sekunder.
 Menurut Odum, Produktifitas primer merupakan laju akumulasi energy matahari oleh
aktifitas fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, ke dalam bentuk bahan
organic yang dapat dipergunakan sebagai bahan makanan. Produktifitas primer dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu produktifitas primer kotor dan produktifitas primer bersih.
 Produktifitas primer kotor adalah keseluruhan laju pembentukan senyawa organic
atau keseluruhan laju proses fotosintesis. Dengan demikian, Produktifitas primer
kotor adalah jumlah keseluruhan bahan organic yang terbentuk melalui proses
fotosintesis.
  Produktifitas primer bersih adalah laju pembentukan senyawa organik secara
keseluruhan dikurangi dengan laju pembongkaran senyawa organik melalui proses
respirasi. Dengan demikian,  Produktifitas primer bersih adalah jumlah total bahan
organic yang terbentuk melalui proses fotosintesis dikurangi dengan jumlah bahan
organic yang terbongkar melalui proses respirasi yang dilakukan tumbuhan itu.
 Produktifitas sekunder adalah laju akumulasi bahan-bahan organic yang dilakukan
oleh organism konsumen. Organism konsumen merupakan organism heterotrop, maka
organism ini mengkonsumsi bahan organik yang sudah jadi dari tumbuhan. Bagian
yang termanfaatkan diistilahkan dengan bagian yang terasimilasi, di mana sebagian
dipakai untuk produksi (pertumbuhan dan berkembangbiak) dan sebagian lagi
terbongkar pada saat respirasi

Anda mungkin juga menyukai