Disusun Oleh :
Nabila Chusnannada 061911133245
Ade Novi Dwiastuti Yan Kusuma Wardhani 061911133249
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat
limpahan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah “Agama Islam II” yang diampu oleh
Prof. Mas’ud Hariadi, Drh., Mphil., PhD. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyusunan makalah ini sehingga bisa
selesai tepat pada waktunya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka pemenuhan wawasan
serta pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik dan saran dari para pembaca, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
ada saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Akhir kata,
kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sekalian.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................5
2.1 Bermanfaat untuk Manusia dan Lingkungan.......................................................5
2.2 Hikmah Bermanfaat untuk Manusia dan Lingkungan.........................................5
2.3 Kegiatan yang Mencerminkan Bermanfaat untuk Manusia dan Lingkungan......5
2.4 Hukum dan Hadis tentang Bermanfaat untuk Manusia dan Lingkungan............6
BAB III.......................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................8
Daftar Pustaka............................................................................................................9
3
BAB I
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari “Bermanfaat untuk Manusia dan Lingkungan”.
2. Mengetahui hikmah apa saja yang dapat diambil jika menjadi manusia yang
bermanfaat untuk manusia lain dan lingkungan.
3. Mengetahui kegiatan yang dapat dilakukan agar bermanfaat untuk manusia dan
lingkungan.
4. Mengetahui hukum dan hadist yang menjelaskan tentang “Bermanfaat untuk Manusia
dan Lingkungan”.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bermanfaat untuk manusia dan lingkungan adalah ketika kita sebagai manusia dapat
melakukan beberapa kegiatan yang mengarah pada suatu kebaikan. Sehingga kebaikan
tersebut menjadikan sesuatu yang memberi manfaat untuk manusia lain dan lingkungannya.
Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh orang
muslim. Dan seorang muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat untuk orang
muslim lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain dan
lingkungan. Selain itu, manfaat yang kita berikan kepada orang lain, semuanya akan kembali
untuk kebahagiaan dan kebaikan pada diri kita sendiri. Sehingga, tidak ada yang salah ketika
kita sebagai orang muslim berbuat baik kepada orang lain dan lingkungan sekitar.
Sebagai manusia kita dapat mengambil hikmah ketika menjadi orang yang bermanfaat
untuk manusia lain dan lingkungan. Seperti saling membantu sesama muslim dalam
kehidupan yang sehari – hari dijalani. Memperbanyak kebaikan dan kebahagiaan dengan
mengerjakan semua aktifitas dengan didasarkan memberikan manfaat kepada diri sendiri dan
orang lain, dengan niat ibadah, sukarela tanpa harus dibebani ada balasan materi dari sesama,
niscaya kebaikan itu akan kembali hasil baiknya. Semakin banyak hal kebaikan yang
diberikan, maka akan semakin produktif dan semakin banyak output manfaat. Dan akan
semakin banyak amal kebaikan dan semakin banyak pula keberkahan atau kebaikan yang
berkelanjutan. Termasuk ketika kita memelihara sebuah lingkungan, maka lingkungan
tersebut juga akan memberikan manfaatnya kepada kita sebagai manusia. Dengan begitu akan
terciptanya kesejahteraan, kemuliaan, dan kebahagiaan dalam sebuah kehidupan manusia.
Banyak cara untuk menjadi orang yang bermanfaat. Menjadi pribadi yang bermanfaat
adalah sebuah kemauan. Kuncinya adalah kemauan. Kemauan kita akan dapat memberikan
manfaat kepada orang lain.
1. Jika kita mempunyai harta, kita bisa memberikan harta untuk berbagi kepada orang
lain.
2. Jika kita mempunyai ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain.
3. Jika kita mempunyai tenaga, kita bisa memberikan manfaat dari tenaga kita kepada
orang lain.
4. Memberikan tempat yang wajar atau layak kepada orang lain dan makhluk lain di
sekitar lingkungan.
5. Tidak berlebihan atau bersifat rakus dan memelihara keseimbangan takaran yang telah
ditentukan Allah, serta bersyukur
5
6. Sifat sosial keprihatinan terhadap generasi yang pada dasarnya lemah disertai dengan
perintah untuk mempersiapkan generasi penerus yang mampu bekerja dengan lebih
baik.
Kita harus memiliki kemauan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Dengan
bagaimana pun kondisi kita. Jangan mencari cara untuk mendapatkan manfaat dari
orang lain, bahkan memanfaatkan orang lain. Kemudian menjadikan untuk
memberikan manfaat adalah suatu kebiasaan. Maka dengan hal itu, akan menjadi
suatu kebiasaan dan menjadikan kita pribadi yang bermanfaat untuk manusia dan
lingkungan.
2.4 Hukum dan Hadist tentang Bermanfaat untuk Manusia dan Lingkungan
1. Pentingnya menjadi pribadi yang bermanfaat. Mengapa banyak orang yang tertarik
tentang bahasan ini, sebab ini salah satu perintah Rasulullah saw kepada umatnya.
Sabda beliau:
Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang
Muslim. Seorang Muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain,
bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain. Ini adalah bagian
dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi.
2. Selain itu, manfaat kita memberikan manfaatkan kepada orang lain, semuanya akan
kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Sebagaimana firman Allah:
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri …” (QS
al-Isrâ/ 17: 7), dan sabda Rasulullah saw:
“… dan barangsiapa (yang bersedia) membantu keperluan saudaranya, maka Allah (akan
senantiasa) membantu keperluannya.” (Hadits Riwayat Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz III,
hal. 168, hadits no. 2442 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 18, hadits no. 6743 dari
Abdullah bin Umar r.a)
6
ُسونَه ُ َاب هَّللا ِ َويَتَدَا َر
َ ت هَّللا ِ َي ْتلُونَ ِكت
ِ ت ِمنْ بُيُو ٍ اجتَ َم َع قَ ْو ٌم فِى بَ ْي ْ س َّه َل هَّللا ُ لَهُ ِب ِه طَ ِريقًا إِلَى ا ْل َجنَّ ِة َو َما َ س فِي ِه ِع ْل ًماُ طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِم
س ِر ْع ِب ِهْ ُشيَ ْت ُه ُم ال َّر ْح َمةُ َو َحفَّ ْت ُه ُم ا ْل َمالَئِ َكةُ َو َذ َك َر ُه ُم هَّللا ُ ِفي َمنْ ِع ْن َدهُ َو َمنْ َبطَّأ َ بِ ِه َع َملُهُ لَ ْم ي
ِ س ِكينَةُ َو َغ
َّ بَ ْينَ ُه ْم إِالَّ نَ َزلَتْ َعلَ ْي ِه ُم ال
ُسبُهَ َن.
“Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan
membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan
kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di
dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut
menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang
berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca al-Qur’an, melainkan mereka akan
diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut
mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang ketinggalan
amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya.” (Hadits Riwayat Muslim, Shahîh
Muslim, juz VIII, hal. 71, hadits no. 7028, dari Abu Hurairah r.a.)
Allah berfirman:
سو ِء إِاَّل َما َر ِح َم َربِّي ۚ إِنَّ َربِّي َغفُو ٌر َّر ِحي ٌم َ س أَل َ َّم
ُّ ارةٌ بِال َ سي ۚ إِنَّ النَّ ْف ُ َو َما أُبَ ِّر
ِ ئ نَ ْف
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yûsuf/12: 53)
4. Kita tak perlu mengatakan bahwa urusan akhirat itu lebih penting daripada urusan
dunia, atau sebaliknya. Karena keduanya saling melengkapi.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” (QS al-Qashah / 28 : 77)
5. Jadi, agar kita benar-benar mendapatkan dari manfaat yang kita berikan kepada orang
lain, kita harus ikhlas. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Dan hanya amal yang
diterima Allah SWT yang akan memberikan manfaat kepada kita dunia dan akhirat.
7
Niatkan, bahwa apa yang kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena ingin disebut
pribadi yang bermanfaat (pujian). Penyakit riyâ’ sungguh tidak terlihat, sangat samar,
sehingga kita harus hati-hati.
“Pada suatu hari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam berkhutbah di hadapan kami, beliau
bersabda: “Wahai sekalian manusia, takutlah kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari
langkah semut.” Kemudian seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana kami harus
menghindarinya, sementara dia lebih halus dari langkah semut?” Maka beliau menjawab:
“Berdoalah dengan membaca, ‘Allâhumma innâ na’ûdzu bika min an nusyrika bika syaian
na’lamuhu wa nastaghfiruka limâ lâ na’lamuhu (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung
kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami mengetahuinya dan kami
meminta ampun kepada-Mu terhadap apa yang kami tidak ketahui).” (Hadits Riwayat Ahmad
bin Hanbal dari Abu Musa al-Asy’ari, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz IV, hal. 403, hadits no.
19835)
Tetapi, jangan khawatir! Sekecil apa pun amal saleh kita, Allah akan membalasnya dengan
pahala yang sepadan dengannya. Sebagaimana firmanNya:
Itulah kelima langkah menjadi pribadi yang bermanfaat, bahkan ‘paling bermanfaat’.
Selanjutnya, yang kita perlukan adalah ‘kemauan dan keberanian untuk memulainya’,
sekarang juga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjadi manusia yang dapat memberikan manfaat bagi manusia lain dan lingkungan sekitar
sangatlah penting. Karena dengan begitu kita akan mendapatkan hasil baik dari apa yang kita
berikan. Seperti, kesejahteraan dalam hidup, kebahagiaan, dan kebaikan yang bisa datang
juga dari orang lain. Pada hahikatnya kita sebagai manusia harus saling membantu dan
menolong. Sehingga, jika kita mengalami suatu kesulitan juga akan di bantu oleh orang lain.
Inti pokoknya adalah apapun bentuk kebaikan akan kembali juga sebagai kebaikan pada diri
kita. Dan disitulah kita sebagai manusia dapat dikatakan bermanfaat untuk manusia dan
lingkungan sekitar dalam sebuah kehidupan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Al-ayubi, Maulana, Ilham. 18 maret 2021. Apakah Lingkungan Hidup Bermanfaat bagi
Manusia. Bandung
Kostaman, R. 28 juni 2014. Aktifitas untuk Bermanfaat bagi Sesama.. Bandung. Alim
Ghazali.