REVIEW
Disusun Oleh:
2021
Jurnal : Transformasi Kualitas Skala Besar Dalam Organisasi Pengembangan
ISSN : 0164-1212
1. LATAR BELAKANG
Persaingan antar perusahaan di era globalisasi yang semakin ketat menuntut
perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah dan permintaan
yang berfluktuatif. Selain itu perusahaan harus memberikan produk atau layanan yang
memiliki kualitas yang baik dalam memenuhi permintaan pelanggan. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pasar, perusahaan harus melakukan transformasi agar produk yang
dimiliki tetap diminati oleh pasar. T
ransformasi yang dilakukan dapat dilakukan dengan menerapkan system
manajemen kualitas. Menurut Gaspersz (2001), Sistem manajemen kualitas
(QMS) merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk
manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
(barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Dalam memperoleh
pelanggan, perusahaan tidak hanya memberikan pelayanan yang baik namun perusahaan
harus memberikan produk yang memiliki kualitas yang baik.
Dalam jurnal ini, terdapat studi kasus perusahaan Cysco system yang melakukan
transformasi kualitas skala besar dalam organisasi pengembangan Hybrid. Cysco system
merupakan perusahaan global yang menjual perangkat lunak. Dalam proses transformasi
Cysco System membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan dapat kita pelajari bahwa dalam
proses transformasi cysco terdapat keberhasilan dan kegagalan.
2. TUJUAN
3. METODE
a. Metode Waterfall
Metode Waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke
dalam classic life cycle yang berlangsung dalam urutan tetap, yang mana menekankan pada
fase yang berurutan dan sistematis. Untuk metode ini, dapat dianalogikan seperti air terjun, di
mana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah.
b. Metode Agile
Metode Agile adalah praktik yang mendukung pengulangan terus menerus dari
pengembangan dan pengujian dalam proses pengembangangan dan pengujian dalam proses
pengembangan perangkat lunak. Model ini melakukan aktivitas pengembangan secara
bersamaan dan mengarah ke lebih banyak komunikasi antara pelanggan.
Cisco Systems adalah perusahaan yang memiliki portfolio besar yang memiliki
banyak penawaran perangkat lunak dan perangkat keras dbidang sakelar,router, nirkabel, lot,
kolaborasi, keamanan dan produk tanpa kabel menggunakan gabungan metodologi
pengembanga waterfall dan agile. Cisco System melakukan melakukan transformasi skala
besar dari system manajemen kualitas lama menjadi system modern. Dalam melakukan
transformasi, Cisco Systems mengalami keberhasilan dan kegagalan serta membutuhkan
waktu yang tidak sebentar, butuh beberapa tahun untuk dapat menyelesaikan. Transformasi
skala besar yang dilakukan Cysco merupakan transformasi system manajemen kualitas pada
perangkat lunak.
1. Standarisasi Metrik
Dalam penerapan manajemen kualitas, perusahaan harus memiliki standar tertentu untuk
kualitas suatu produk. Perusahaan harus memiliki berbagai standar metrik kualitas sesuai
dengan metode pengembangan yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan adanya standarisasi
metrik agar perusahaan dapat mengukur kualitas terhadap produknya dan tidak terjadinya
kesenjangan terhadap pengukuran kualitas perusahaan satu dengan perusahaan yang lain.
2. Proses standarisasi
Penerapan manajemen kualitas di suatu perusahaan dibutuhkannya standarisasi terhadap
proses. Adanya standarisasi proses mendukung perusahaan dalam mencapai kualitas yang
diinginkan.
3. Pengukuran
Dalam penerapan system manajemen kualitas, perusahaan harus melakaukan pengukuran
terhadap kualitas produknya. Pengukuran yang akurat dan lengkap selama siklus hidup
produk merupakan elemen yang penting bagi transformasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Pengukuran yang dilakukan oleh perusahaan harus didasarkan data sesuai dengan
kenyataan atau sesuai dengan dilapangan terkait dengan kepuasan pelanggan, kinerja
system, kesesuaian standar matrik, kesesuaian standar proses dan data lainnya.
4. Pelaporan
Tujuan utama aplikasi pelaporan antara ain:
Menyediakan satu sumber untuk semua metrik kualitas di perusahaan
Memberikan tren dan wawasan untuk memungkinkan pelaksanaan program kualitas
yan efektif
Pandangan kepemimpinan
Kualitas Teknik
Kualitas Manufaktur
Kualitas pengalaman pelanggan
Analisis dan prediksi kualitas dan
Kepatuhan Produk
5. Analisis Kualitas
Suatu perusahaan dalam melakukan transformasi adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar tersebut, perangkat lunak yang akan dirilis,
perusahaan harus memastikan bagaimana reaktif dilapangan terhadap kualitas perangkat
lunak. Hal tersebut dilakukan agar permasaahan kualitas perangkat lunak dapa diidentifikasi
dan diperbaiki sebelum perangkat lunak tersebut dirilis ke pelanggan. Analisis yang
dilakukan antara lain:
1. Klasifikasi kerusakan
Bagi perusahaan perangkat lunak yang menerapkan system manajemen kualitas
menyadari bahwa kerusakan pada perangkat lunak pasti akan ada sehingga perusahaan
harus bisa mengevaluasi kerusakan yang terjadi pada perangkat lunak dan melakukan
perbaikan khusunya kerusakan yang memiliki dampak besar. Dengan penerapan system
manajemen kualitas, perusahaan membuat suatu klasifikasi terhadap tingkat kerusakan
perangkat lunaknya dan juga tingkat prioritas. Sebagai contoh perusahaan Cysco
membuat klasifikasi tingkat kerusakan untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.
Klasifikasi yang dibuat oleh Cysco terhadap perangkat lunaknya adalah sebagai berikut :
Tampilan Stopper (SS)
Tampilan stoper merupakan salah satu kerusakan yang mempunyai dampak
yang parah pada lingkungan pelanggan. Kerusakan ini biasanya kurang kritis
daripada kegagalan katastropk dan dapat berdampak pada jumlah pelanggan
yang terbatas.
Kerusakan yang berdampak operasional (OID)
Keruakan ini dapat menjadi gerbang penerapan ke beberapa pelanggan tapi
tidak kritis atau tersebar luas untuk diklasifiasikan sebagai Tampilan Stopper
Kerusakan Regresi
Kerusakan yang menunjukan fungsionalitas yang bekerja di perangkat lunak
pada versi sebelumnya dan rusak dalam versi saat ini.
Kerusakan yang berpotensi ditemukan oleh pelanggan
Kerusakan yang ditemukan secara internal dan jika tidak diperbaiki berpotensi
ditemukan oleh pelanggan.
2. Prediksi kerusakan
Perusahaan perangkat lunak harus bisa memprediksi kerusakan yang akan dialami
pelanggan karena memprediksi kerusakan merupakan salah satu bidang penelitian
dalam rekayasa peragkat lunak. Prediksi kerusakan sangat penting dilakukan
perusahaan dalam penerapan manajemen kualitas di suatu industry karena prediksi
kualitas pada suatu produk berguna dalam melakukan perencanaan sumberdaya dan
digukan untuk megevaluasi keefektifan pengujian selama melakukan pengembangan
perangkat lunak dan kegiatan pengujian. Selain itu dengan melakukan prediksi
kerusakan, perusahaan dapat memprediksi komponen yang rentan terhadap kerusakan
sehingga pengujian tambahan dan peningkatan kualitas untuk komponen tersebut
dapat dilakukan sebelum rilis kepada pelanggan.
6. Budaya Kepemimpinan
Dalam perusahaan yang memiliki budaya kualitas menunjukan empat elemen kunci antara
lain:
- Partisipasi proses
- Tanggung jawab
- Kredibilitas
- Pemberdayaan
Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan evolusi rekayasa peragkat lunak adalah
orang – orang didalam suatu organisasi. Orang – orang yang melakukan evolusi rekayasan
perangkat lunak harus focus pada proses dan metode, melakukan komunikasi secara efektif
dan transparan.
Dalam penerapan transformasi disuatu perusahaan terdapat tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan. Tantangan yang dihadapi oleh perusaaan pada saat melakukan trasformasi antra lain:
Transformasi di suatu perusahaan akan berhasil apabila terdapat keselarasan sasaran mutu dengan
sasaran strategis perusahaan. Selain itu partisipasi dan dukungan dari tim kepempinan eksekutif
untuk mempromosikan dan mendorong budaya kualitas juga sangat penting. Dalam melakukan
transformasi pada skala yang besar harus dilakukan dengan dukungan dan partisipasi aktif dari
pemimpin.