Anda di halaman 1dari 39

ASPEK HUKUM BISNIS

HUBUNGAN HUKUM DAN BISNIS,


SUMBER HUKUM BISNIS DAN
SUBJEK HUKUM

1 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


PENGERTIAN HUKUM

Manusia adalah mahluk sosial. Di mana ada masyarakat,


di sana ada hukum (Ubi Societas Ubi Ius).

Hukum : aturan-aturan perilaku yang dapat


diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan
hubungan antar manusia dan antara manusia dan
masyarakatnya.
PENGERTIAN HUKUM
ALIRAN-ALIRAN TENTANG HUKUM

 ALIRAN LEGISME
Hukum identik dengan undang-undang, yaitu peraturan tertulis yang
dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditentukan untuk pembuatan peraturan yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu dan dirumuskan dalam bentuk yang telah ditentukan
untuk itu.

 ALIRAN HUKUM BEBAS


undang-undang tidak pernah lengkap, oleh karenanya undang-
undang bukan satu-satunya sumber hukum, jika perlu hakim dapat
menyimpangi undang-undang untuk mewujudkan keadilan

 ALIRAN HUKUM MODERN


Hukum terbentuk dari berbagai cara. Pertama dari pembuat undang-
undang, penerapan undang-undang menurut penafsiran, hakim harus
mengisi kekosongan hukum, di samping undang-undang hukum
terbentuk melalui kebiasaan.
PENGERTIAN HUKUM

 Hukum sebagai keputusan penguasa: yakni hasil proses


diskresi yang menyangkut keputusan-keputusan untuk
perbuatan tertentu dalam lingkungan ketatanegaraan

 Hukum sebagai sikap tindak yang ajeg atau perikelakuan


yang ’teratur’: yakni perikelakuan yang diulang-ulang
dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai
kedamaian dan keadilan

 Hukum sebagai jalinan nilai-nilai: yakni jalinan dari


konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap
baik dan buruk (kaitannya moral)
PENGERTIAN HUKUM

DILIHAT DARI WAKTU, HUKUM DIBEDAKAN MENJADI:


 IUS CONSTITUTUM
 IUS CONTITUENDUM

DARI BENTUKNYA, HUKUM DIBEDAKAN MENJADI:


• Dikodifikasikan
 HUKUM TERTULIS
• Tidak dikodifikasikan

 HUKUM TIDAK TERTULIS


TUJUAN HUKUM
BEBERAPA TEORI TENTANG TUJUAN HUKUM

 TEORI ETIS
Tujuan hukum semata-mata keadilan. Hukum bertujuan mewujudkan
keadilan.

 TEORI UTILITIES (ENDAEMONITIS)


hukum ingin menjamin kebahagiaan terbesar bagi manusia dalam
jumlah sebanyak-banyaknya (the greatest good of greatest number)-
Jeremy Bentham

 TEORI CAMPURAN
Tujuan pokok dari hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan
ketertiban ini syarat pokok bagi suatu masyarakat yang teratur. Di
samping itu tujuan lain dari hukum adalah tercapainya keadilan yang
berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan jamannya.
Mochtar Kusumaatmadja
FUNGSI HUKUM

Menjamin ketertiban dan keteraturan

 Kontrol sosial
 Penyelesaisn sengketa
 Sarana pembaharuan masyarakat
 dll
PENGGOLONGAN HUKUM

HUKUM PERDATA

HUKUM PRIVAT HUKUM DAGANG

HUKUM TATA NEGARA

HUKUM PUBLIK HUKUM TATA USAHA NEGARA

HUKUM PIDANA

HUKUM ACARA

HUKUM EKONOMI
HUKUM KHUSUS
HUKUM PAJAK

HUKUM PERBURUHAN
SUMBER HUKUM

 Sumber Hukum Materiil


merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum, antara lain : kekuatan politik, situasi
sosial ekonomi dsb.

Sumber Hukum Formil


Undang-undang, Kebiasaan, Traktat,
Yurisprudensi
SUMBER HUKUM
SUMBER HUKUM CIVIL LAW / EROPA KONTINENTAL

Peraturan (regel)
 UNDANG-UNDANG
Penetapan atau Ketetapan (beschikking)
 KEBIASAAN

 TRAKTAT

 YURISPRUDENSI

 DOKTRIN

 PENEMUAN HUKUM
Pengertian Hukum Bisnis
HUKUM:
Aturan-aturan perilaku yang dapat diberlakukan/diterapkan untuk
mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan antara manusia
dan
masyarakatnya.
 Jadi hukum diciptakan:

 Menjamin stabilitas sosial: mengatur perilaku tertentu.


 Menjamin ketentraman (security): warga masyarakat dalam
mewujudkan tujuan-tujuan hidupnya.
Pengertian Hukum Bisnis
 Perangkat aturan-aturan perilaku yang dianggap
paling dapat menjamin sistem perdagangan itu
adalah aturan-aturan hukum yang secara
sederhana dapat dipahami sebagai:

HUKUM BISNIS (BUSINESS LAW)


KERANGKA DASAR HUKUM BISNIS
Hukum Bisnis adalah seperangkat kaidah-kaidah
hukum yang diadakan untuk mengatur dan
menyelesaikan persoalan-persoalan dalam
aktivitas antas manusia di bidang perdagangan
(dalam arti trade and commerce).
Unsur terpenting dalam dalam aktivitas itu adalah
persetujuan bisnis/perdagangan di antara para
pelaku bisnis (pengusaha, perusahaan-
perusahaan, bank, konsumen dsb) mengenai
pelbagai transaksi bisnis (produksi, transportasi,
penjualan/distribusi dan bahkan konsumsi).
KERANGKA DASAR HUKUM BISNIS
Masyarakat membutuhkan aturan-aturan hukum
yang memungkinkan para anggotanya untuk
membuat dan melaksanakan persetujuan-
persetujuan bisnis itu.
Aturan-aturan hukum dibutuhkan karena:
 Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan bisnis itu
membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dari sekedar janji yang
beritikad baik dari masing-masing pihak dan saling
kepercayaan di antara mereka untuk melaksanakan isi
persetujuan;
 Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum
yang dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak
melaksanakan kewajibannya atau tidak memenuhi janjinya.
PENERAPAN HUKUM
Bagaimana penerapan hukum dalam kegiatan
bisnis?
 Subjek hukum pelaku bisnis
 Peristiwa hukum yang dilakukan oleh pelaku
bisnis
 Obyek hukum dari suatu kegiatan bisnis
 Keterangan dari suatu kegiatan bisnis, yaitu :
akibat hukum, pilihan hukum

Hal tersebut juga harus diperhatikan dalam


bisnis pada teknologi informasi.
HARAPAN DUNIA BISNIS PADA HUKUM
 MENCIPTAKAN KEPASTIAN & STABILITAS
 MENDUKUNG EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS
(DOUGLASS NORTH)
 RESPONSIF (NONET DAN SELZNICK)
 VELOCITY/PERCEPATAN (BILL GATES)
 MENGANDUNG DAYA PREDIKBILITAS
 MENYELESAIKAN SENGKETA SECARA EFEKTIF,
EFISIEN, DAN MENGHASILKAN PUTUSAN YG BISA
DITERIMA SEMUA PIHAK (MENDISTRIBUSIKAN
KEADILAN) (ADAM SMITH)
16 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013
MAX WEBER
PENDEKATAN HUKUM RASIONAL FORMAL
 HUKUM DIKATAKAN MENUNJANG EKONOMI PASAR
KALAU SUBSTANSI HUKUM TERSEBUT SESUAI YANG
DIINGINKAN DI DALAM EKONOMI PASAR SEKALIGUS
MAMPU MENDATANGKAN EFISIENSI DAN KEADILAN

17 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


POLITIK HK BISNIS INDONESIA
MENGACU PADA PASAL 33 UUD 45
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama bdr atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan yg menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yg terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (hasil amandemen keempat).
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang (hasil amandemen keempat).

18 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


MATA KULIAH HUKUM EKONOMI

 PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI


 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA & ARBITRASE
 HUKUM KONTRAK
 HUKUM KONSUMEN
 HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL)
 HUKUM PERBANKAN
 HUKUM PASAR MODAL
 HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
 HUKUM INVESTASI
 HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN
 HUKUM BADAN USAHA
 HUKUM KEPAILITAN
 HUKUM INVESTASI 9/23/2013
19
ASPEK HK./DJUL (1-2)
HUKUM BISNIS TATARAN INTERNASIONAL

 WTO (TheWorld Trade Organization)


1 Januari 1995 – UU No.7 Tahun 1994
 GATS (General Agreement Trade Services)
 TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property
Rights)
 TRIMs (Trade Related Investment Measures)
 Indonesia Harus Menyesuaikan semua peraturan
perundang-undangannya pada ketentuan2 tersebut

20 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Peranan Hk Menunjang Keberhasilan Pemb. Ekonomi
 Materi Hukum Bisnis yang responsif, tegas, dan
predictable
 Aparat (eksekutif, legislatif, yudikatif) yg profesional,
impartial dan kredibel.
 Budaya Hukum Masyarakat yang kondusif.
 Komitmen kuat dari Presiden menjadikan hukum sbg
landasan dan mercusuar pembangunan ekonomi.
NB:
Adam Smith: Tiga syarat utama menjadikan negara
makmur (Pajak Kondusif; Stabilitas Keamanan; Hukum
yg Kredibel)
21 9/23/2013
ASPEK HK./DJUL (1-2)
AGAR HUKUM BISA EFEKTIF

 Aturan Harus Dikomunikasikan Kepada SubyekYang


Diaturnya
 SubyekYang Diatur Mempunyai Kemampuan Untuk
Melaksanakan Aturan Tersebut
 Subyek itu Harus Mempunyai Motivasi Untuk Melaksanakan
aturan itu.

22 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


BEBERAPA UNDANG-UNDANG BIDANG BISNIS

• ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM KEBERADAAN


LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEWADAHI PARA PELAKU BISNIS DLM
MENJALANKAN AKTIFITASNYA.

• UU NO.17 TAHUN 2002 Tentang PERKOPERASIAN


• UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIAN
• UU N0.40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATAS
• UU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN
• UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA
• UU No.16 Tahun 2001 Tentang YAYASAN (diperbarui UU No.28
Th 2004)
• UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK
NEGARA)
• UU. No.21 Tahun 2008 Tentang PERBANKAN SYARIAH
23 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013
 ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM DALAM MENGATUR PERILAKU
PELAKU BISNIS DALAM MENJALANKAN AKTIFITAS

 UU No.3 Tahun 1982 Tentang WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN


 UU No. 5 Tahun 1984 Tentang PERINDUSTRIAN
 UU NO. Tahun 1992 Tentang PENERBANGAN
 UU.No.8 Tahun 1995 Tentang PASAR MODAL
 UU No. 23 Tahun 1997 Tentang PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
 UU No. 24 Tahun 1997 Tentang PENYIARAN
 UU No.32 Tahun 1997 Tentang PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN TIDAK SEHAT.
 UU No.8 Tahun 1999 Tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN
 UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR
 UU No.18 Tahun 1999 Tentang JASA KONSTRUKSI
 UU No.9 Tahun 1999 Tentang PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA
KOMODITI.
 UU No. 36 Tahun 1999 Tentang TELEKOMUNIKASI

24 9/23/2013
ASPEK HK./DJUL (1-2)
• UU No.29 Tahun 2000 Tentang PERLINDUNGAN VARIETAS
TANAMAN
 UU No. 30 Tahun 2000 Tentang RAHASIA DAGANG
 UU No. 31 Tahun 2000Tentang DESAIN INDUSTRI
 UU No.32 Tahun 2000 Tentang DESAIN TATA LETAK SIRKUIT
TERPADU.
 UU No. 14 Tahun 2001 Tentang PATEN
 UU No. 15 tahun 2001 Tentang MEREK
 UU No.19 Tahun2002 Tentang HAK CIPTA
 UU No. 22 Tahun 2001 Tentang MINYAK DAN GAS BUMI
 UU No.15 Tahun 2002 Tentang TINDAK PIDANA PENCUCIAN
UANG
 UU No. 17 Tahun 2003 Tentang KEUANGAN NEGARA
 UU No.21 Tahun 2003 Tentang PENGESAHAN KONVENSI ILO
NO.81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DLM
INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

25 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


 UU No.19 Tahun 2004 Tentang KEHUTANAN (UU No.41/1999-
Perpu No.1/2004-judicial review di MK larangan penambangan di
hutan lindung tdk dikabulkan)
 UU No. 24 Tahun 2004 Tentang LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
 UU No.37 Tahun 2004 Tentang KEPAILITAN DAN PENUNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (No. 4 Tahun 1998)
 UU No. 17 Tahun 2006 Tentang KEPABEANAN
 UU No. 25 Tahun 2007 Tentang PENANAMAN MODAL
 UU No. 39 Tahun 2007 Tentang CUKAI
 UU NO..19 Tahun 2008 Tentang SURAT BERHARGA SYARIAH
NEGARA
 UU. No.1 TH 2009 Tentang Penerbangan
 UU.No.4 TH 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
 UU.No.5 TH 2009 Tentang Pengesahan United Nations Convention Againts
Transnational Organized Crime
 UU.No.9 TH 2009 Tentang BHP

26 9/23/2013
ASPEK HK./DJUL (1-2)
 ATURAN YANG MENGATUR KEBERADAAN MEKANISME
PENYELESAIAN SENGKETA.

 UU No. 5 Tahun 2004 Tentang MAHKAMAH AGUNG


 UU No. 4 Tahun 2004 KEKUASAAN KEHAKIMAN
 UU No.30 Tahun 1999 Tentang ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA
 UU No.2 Tahun 2004 Tentang PENYELESAIAN PERSELISIAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
 UU No.14 Tahun 2002 Tentang PENGADILAN PAJAK.
 UU NO.3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua UU No. 14 Tahun
1985 Tentang Mahkamah Agung.

27 9/23/2013
ASPEK HK./DJUL (1-2)
SUBJEK HUKUM

28 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Definisi dari subjek hukum
 Subjek hukum atau persoon adalah siapa saja yang dapat menjadi
pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum (J. Satrio, 1999:
13).

 Menurut Utrecht bahwa yang dimaksud dengan subyek hukum (persoon)


ialah suatu pendukung hak, yaitu manusia atau badan yang menurut
hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak. Suatu subyek
hukum mempunyai kekuasaan untuk mendukung hak (rechtsvoegdheid).

 Subjek Hukum adalah Segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak
dan kewajiban dalam lalu lintas hukum.

29 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Pembagian subjek hukum

 Subjek hukum dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

a. Manusia (Natuurlijk persoon)


b. Badan Hukum (Recht persoon)

30 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Manusia (Natuurlijk person)

 Menurut hukum bahwa setiap manusia itu merupakan orang, yang berarti
pembawa hak dan kewajiban (pendukung hak dan kewajiban) dan disebut
subjek hukum (rechtsubyect/ subyetum juris).

 Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan


manusia sebagai subjek hukum yaitu:
a. Manusia mempunyai hak-hak subjektif, dan
b. Kewenangan hukum, dalam hal ini kewenangan hukum berarti,
kecakapan untuk menjadi subjek hukum, yaitu sebagai pendukung hak
dan kewajiban.

31 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Manusia (Natuurlijk person)

 Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kendungan, hal ini
ada perkecualiannya seperti di pasal 2 KUH Perdata.

 Dan, berakhirnya seseorang sebagai pendukung hak dan kewajiban


apabila ia meninggal dunia. Artinya selama seseorang masih hidup
selamaitu pula ia mempunyai kewenangan berhak. Ini diatur dalam pasal
3 KUH Perdata .

32 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Badan hukum (recht persoon)

 Badan hukum adalah subjek hukum ciptaan manusia pribadi berdasarkan


hukum yang diberi hak dan kewajiban seprti manusia pribadi
(Abdulkadir Muhammad, 1990:29).

 Badan hukum adalah subjek hukum yang diciptakan oleh manusia


berdasarkan hukum dan diberi hak-hak dan kewajiban-kewajiban seperti
manusia.

33 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Teori-teori tentang badan hukum
1.Teori Fictie
Menurut teori ini, badan hukum itu semata-mata buatan negara saja. Badan
hukum itu hanyalah fiksi, yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang
menghidupkannya dalam bayangan sebagai subyek hukum yang dapat melakukan
perbuatan hukum seperti manusia.
Penganut teori ini adalah Von Savigny.

2.Teori Harta Kekayaan bertujuan


Menurut teori ini, hanya manusia saja yang dapat menjadi subyek hukum.
Namun ada kekayaan yang bukan merupakan kekayaan seseorang, tetapi kekayaan
itu terikat pada tujuan tertentu. Kekayaan yang tidak ada yang mempunyainya
dan terkait kepada tujuan tertentu inilah yang diberi nama badan hukum.
34 Teori iniHK./DJUL
ASPEK diajarkan
(1-2)oleh A. Brinz. 9/23/2013
Teori-teori tentang badan hukum

3. Teori Organ
Badan hukum menurut teori ini bukan abstrak atau fiksi dan bukan
kekayaan (hak) yang tidak bersubjek, tetapi badan hukum adalah suatu
organisme yang riil, yang menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan
hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantara alat-
alat yang ada padanya (pengurus, anggota-anggotanya) seperi manusia
biasa.
Penganut teori ini antara lain Mr. L. C. Polano.

35 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Teori-teori tentang badan hukum
4. Teori Propriete Collective
Menurut teori ini hak dan kewajiban badan hukum pada hakekatnya adalah hak dan
kewajiban para anggota bersama-sama. Kekayaan hukum adalah kepunyaan bersama
semua anggotanya. Orang-orang yang berhimpun tersebut merupakan satu kesatuan dan
membentuk suatu pribadi yang dinamakan badan hukum. Oleh karena itu, badan hukum
adalah suatu konstruksi yuridis saja. Pendukung ajaran ini adalah Star Busmann dan
Kranenburg.

5.Teori KenyataanYuridis
Badan hukum merupakan suatu realita, konkrit, riil, walaupun tidak dapat diraba,
bukan khayal, tetapi kenyataan yuridis. Teori ini menekankan bahwa hendaknya dalam
mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai bidang hukum saja.
Teori ini dikemukakan oleh Meijers.

36 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


Pembagian badan hukum

 Menurut pasal 1653 BW, badan hukum dapat dibagi atas 3 macam, yaitu:

a. Badan hukum yang diadakan oleh Pemerintah/kekuasaan umum.


Contoh: Bank-Bank yang didirikan oleh negara.

b. Badan hukum yang diakui oleh Pemerintah/kekuasaan umum. Contoh:


Perseroan terbatas, Koperasi.

c. Badan hukum yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu yang
bersifat ideal. Contoh: yayasa pendidikan, yayasan sosial, keagamaan.
37 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013
Pembagian badan hukum
 Dilihat dari wewenang hukum yang diberikan kepada badan hukum,
maka badan hukum dapat pula dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a. Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh


pemerintha. Contoh: Negara RI, lembaga-lembaga negara.

b. Badan hukum privat, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh


perseorangan atau swasta. Contoh: Perseroan terbatas, koperasi,
yayasan.

38 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013


SELAMAT BELAJAR

39 ASPEK HK./DJUL (1-2) 9/23/2013

Anda mungkin juga menyukai

  • TM1 Te2
    TM1 Te2
    Dokumen18 halaman
    TM1 Te2
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • TM4 Te2
    TM4 Te2
    Dokumen18 halaman
    TM4 Te2
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • TEORI EKONOMI MONETER
    TEORI EKONOMI MONETER
    Dokumen21 halaman
    TEORI EKONOMI MONETER
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • TM3 Te2
    TM3 Te2
    Dokumen21 halaman
    TM3 Te2
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • TM5 Te2
    TM5 Te2
    Dokumen29 halaman
    TM5 Te2
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • TEORI EKONOMI ADAM SMITH
    TEORI EKONOMI ADAM SMITH
    Dokumen14 halaman
    TEORI EKONOMI ADAM SMITH
    Inri Martha
    100% (1)
  • TM1 Te2
    TM1 Te2
    Dokumen18 halaman
    TM1 Te2
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • TM2 Te2
    TM2 Te2
    Dokumen22 halaman
    TM2 Te2
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • Lex derogat
    Lex derogat
    Dokumen3 halaman
    Lex derogat
    rubai rubai
    Belum ada peringkat
  • Hukum Bisnis
    Hukum Bisnis
    Dokumen16 halaman
    Hukum Bisnis
    Uus Surahman
    Belum ada peringkat