Anda di halaman 1dari 7

Milik Teknik Mesin Universitas Pamulang (untuk kalangan sendiri)

Diktat Kuliah

Pemilihan Bahan & Proses

(TMC04)

Pengaruh Unsur Paduan

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Pamulang
2016
Unsur Paduan Baja

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan menjelaskan pengaruh
unsur-unsur paduan pada baja

Banyak orang berpendapat bahwa besi sama dengan Baja. Padahal terdapat perbedaan diantara
keduanya. Baja adalah besi dengan kandungan karbon sebesar kurang dari 2%. Jadi ada
perbedaan antara besi dengan baja. Besi memiliki kadar karbon yang tinggi, namun dampak
dari penambahan karbon ini adalah besi memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding baja
murni (belum ditambahkan paduan).

Pada gambar berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis baja karbon dan aplikasinya di industri.

BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan,
Chrome, Nickel, Wolfram, Silisium, dan lainnya.
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 0.8 %.

1
Namun di industri, baja lebih banyak digunakan karena sifat mekanis yang lebih baik
dibandingkan dengan besi. Salah satu sebabnya adalah karena adanya penambahan unsur
paduan. Beberapa metode untuk memperoleh sifat mekanis diperoleh dengan cara penambahan
unsur tertentu. Berikut ini sedikit dari pengaruh penambahan unsur tertentu terhadap paduan
baja:

1. Belerang dan Phosphor


Kandungan Sulfur (S) dan Phosfor (P) dianggap sebagai pengotor atau impurities yang dibawa
dari bijih besi maupun saat proses pemurnian. Sulfur dan Phosfor dihindari karena akan
melemahkan baja.
Semua baja mengandung belerang (S) dan phosphor (P) tapi dalam kadar yang kecil sehingga
tidak akan disebut elemen paduan.
Kadar Belerang (S) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja bersifat rapuh jika dalam
kedaan panas.
Kadar Phosphor (P) yang terlalu tinggi akan mengakibatkan baja bersifat rapuh jika dalam
kedaan Dingin.

2. Mangan
Mangan (Mn) juga terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil, namun baru dapat
dikatakan elemen paduan jika kadarnya lebih dari 0.6 %.
Semakin tinggi kadar mangan, semakin turun temperature ubah gama-alpha, sehingga baja
dengan kadar mangan 1.2 % pada temperarur kamar (20ºC) masih berstruktur austenit. Baja
jenis ini sukar dikerjakan tetapi tahan aus.
Kadar mangan yang kecil sudah dapat menurunkan kecepatan pendinginan kritis. Oleh sebab
itu baja dengan kadar mangan 1.0 sampai 1.2 % sedah dapat dikeraskan dengan pendinginan /
quenching olie (Baja keras oli)
Biasa ditambahkan sebagai agent untuk proses deoxidasi dan desulfrurisasi, hanya dianggap
sebagai paduan jika kandungannya lebih dari 1%
Dengan tambahan Mangan, baja akan lebih mudah untuk proses heat treatment dengan “oil
quenching”

2
3. Silizium/Silika
Silizium (Si) terdapat dalam setiap baja tapi kandungannya kecil, namun baru dapat dikatakan
elemen paduan jika kadarnya lebih dari 0.5 %.
Silizium berguna untuk menaikkan kekuatan /batas mulur atau batas plastis. Akibat dari
silizium ini baja menjadi berbutir kasar dan berserat dan cocok untuk pegas ( Spring Steel )
Silizium menurunkan kecepatan pendinginan kritis. Baja paduan silizium dapat dikeraskan
sampai intinya dengan lebih baik.
Sama seperti Mangan, Silika juga digunakan sebagai Agent deoxidasi.
Penambahan silika akan menstabilkan karbida yang terbentuk karena penambahan paduan lain

4. Chrome
Chrome (Cr) berperan dalam pembentukan carbide . Senyawa carbide ini sangat keras dan
dengan sendirinya kekerasan baja akan naik. Adanya senyawa chrome ini menyebabkan besi
juga tahan aus.
Chrome juga menyebabkan baja memiliki struktur butiran yang lebih halus, dan chrome juga
menyebabkan turunnya kecepatan pendinginan kritis yang sangat besar.
Kadar chrome ddalam besi mulai dari 1.5 % dan dikeraskan dalam oli sampai intinya dengan
baik.
Baja dengan kadar chrome diatas 13 % dan kadar karbon kurang dari 0.6 % bersifat anti karat
atau disebut juga baja stainless steel.
Meningkatkan kekerasan, tanpa menurunkan elastisitas
Meningkatkan ketangguhan
Menumbuhkan butir baru
Mempermudah proses heat treatment

5. Nickel
Nickel (Ni) menurunkan temperature ubah gamma-alpha dengan cepat. Baja dengan kadar
nickel yang tinggi berstruktur austenit. Baja ini anti karat, tahan panas, ketahanan impact dan
vatic tinggi tapi tidak dapat dikeraskan.
Baja –Nickel dapat dikeraskan dalam oli dan air.

3
6. Molybdenum
Molybdenum (Mo) sangat berperan dalam pembentukan carbide. Molybdenum meningkatkan
kekuatan,dan batas mulur baja, terutama terhadap pembebanan yang continue dan juga
menaikkan temperature tempering.
Baja paduan molybdenum tidak cenderung membentuk struktur butiran yang kasar sehingga
lumayan tahan terhadap panas.
Meningkatkan kemampuan untuk pengerasan dengan oli dan udara (Oil dan Air Hardening).
Biasa ditambahkan pada paduan Chromium dan Nickel untuk mempermudah proses heat
treatment

7. Wolfram/ Tungsten (W)


Baja dengan kadar wolfram 18 % dan carbon 0.7 % sudah bersifat Eutectoid-atas, meskipun
sebagian carbon dipakai untuk pembentukan wolfram carbide. Kandungan wolfram tinggi akan
menaikkan kekerasan baja dan dengan sendirinya menaikkan kemampuan potong dan tahan
aus.
Kecepatan pendinginan kritis tidak diturunkan secara mencolok oleh wolfram jadi baja ini
termasuk baja keras air.
Wolfram memperhalus struktur butiran yang akan menaikkan temperature tempering .
Wolfram dipakai pada HSS dan Hot Work Steel.
Banyak digunakan pada baja perkakas, terutama karena kemampuannya untuk
mempertahankan kekerasan baja pada temperatur tinggi, hingga pada red heat temperature.

8. Vanadium
Pengaruh Vanadium (V) sama seperti Wolfram, tetapi Vanadium memiliki pengaruh yang
lebih besar dalam pembentukan carbide, oleh sebab itu dibutuhkan kadar carbon yang tinggi.
Vanadium membuat baja menjadi tahan panas, menaikkan kemampuan potong dan tahan
terhadap gesekan.
Banyak digunakan pada tool steel atau baja perkakas karena baja akan mampu
mempertahankan kekerasannya pada temperatur tinggi.

4
9. Cobalt
Sebagai elemen paduan Cobalt hanya digunakan jika bersenyawaan dengan elemen lain karena
cobalt tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur baja.
Cobalt sangat mempengaruhi sifat magnetic dari baja dan berperan pada pembentukan struktur
butiran kasar.

10. Karbon
Sifat dari unsur karbon adalah memiliki kemampuan mengeraskan. Zat sementit (c) dalam
karbon, mampu berikatan dengan atom-atom pada logam sehingga membentuk senyawa
karbida yang memiliki sifat keras. Nyawa karbida yang berikatan dengan atom Fe pada baja
biasa disebut dengan baja karbida.

Baja karbon adalah baja yang telah mendapat unsur tambahan yakni karbon. Penambahan ini
tentunya mempengaruhi sifat baja. Baja yang telah diberi tambahan karbon memiliki tingkat
kekerasan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan baja tanpa karbon. Sifat baja yang
memiliki kekuatan tinggi apabila dipadukan dengan karbon yang memiliki sifat menambah
tingkat kekerasan akan menghasilkan baja dengan kualitas yang baik.
Kualitas yang baik tentunnya berbanding lurus dengan nilai produk suatu barang. Oleh karena
itu, dalam proses produksi terutama dalam bidang engineering , penambahan karbon bisa
menjadi suatu keuntungan baik bagi produsen maupun konsumen. Produsen diuntungkan
dengan harga jual yang tinggi, sedangkan konsumen diuntungkan dengan produk yang
memiliki kualitas nomor satu.

5
Daftar Pustaka
1. Hari Amanto, Drs., Daryanto, Drs., “Ilmu Bahan”, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
2. Tata Surdia, Prof.Ir.MS.Met.E., Shinroku Saito, Prof.DR., “Pengetahuan Bahan
Teknik”, Pradnya Paramita, Jakarta, 1984.
3. Van Vlack, Sriati Djaprie, “Ilmu dan Teknologi Bahan”, Erlangga, Jakarta, 1979.
4. Wahid Suherman, “Pengetahuan Bahan”, ITS, Surabaya, 1987.
5. Wilson, “Metalurgy and Heat Threatment of Tool Steels”, Mc Graw Hill Book
Company, 19

Anda mungkin juga menyukai