Anda di halaman 1dari 29

ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK)

(PARASITOLOGI)
MAKALAH
MIKOLOGI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X (SEPULUH)

HARYAWAN : [P202001058]
LENA SUTARMIN : [P202001066]
RISPAYATI : [P202001069]
S. AISYA PUTRI. U : [P202001074]

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik,dan

inayahnya-Nya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini

sesuai dengan ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami kelompok X (SEPULUH) dapat

menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini kami beri judul

“MIKOLOGI” dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah sebenarnya

“MIKOLOGI” itu.

Makalah ini kami susun secara praktis dan sederhana agar lebih mudah untuk

di pahami para pembaca dengan adanya makalah, ini nantinya kita dapat lebih

memahami tentang bagaimana sistem MIKOLOGI.

Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat

kesalahan bahkan belum bisa dikatakan sempurna olehnya itu kritik dan saran

pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..

A. Latar Belakang……………………………………………………

B. Rumusan Masalah ………………………………………………….

C. Tujuan …………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………

A. Defenisi Mikologi………………………………………………

B. Klasifikasi Mikologi……………………………………………...

C. Morphologi…………………………………………………………..

D. Siklus Hidup (Reproduksi)…………………………………

E. Apa Manfaat dan Kerugian ………………………………………….

F. Penyakit yang dapat ditimbulkan………………………………………

BAB III : PENUTUP………………………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………………………………..

B. Saran …………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikologi merupakan telaan mengenai protista eukariotik nonfotosintetik yang

disebut fungi. Fungi atau jamur adalah organisme heterotrofik yang memerlukan

senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati

yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan

dan hewan yang kompleks, menguraikan nya menjadi zat-zat kimia yang lebih

sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah dan selanjutnya

meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi

manusia. Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita bilamana mereka

membusukkan kayu, tekstil, makanan, dan bahan-bahan lain.

Pada manusia dan hewan sebagai primary pathogen maupun opportunistic

pathogen. Juga dapat menyebabkan alergi dan keracunan. Fungi yang patogen

umumnya adalah eksogenous, mereka hidup dialam bebas seperti air, tanah, dan

debris organik. Manusia terinfeksi melalui inhalasi spora atau masuk ke dalam

jaringan tubuh melalui trauma. Faktor utama yang dapat menyebabkan

meningkatnya infeksi fungi adalah perubahan sistem imun.

Cendawan saprofitik juga penting dalam fermentasi industri misalnya

pembuatan bir, minuman anggur, dan produksi antibiotik seperti penisilin.


Peragian adonan dan pemasakan beberapa keju juga bergantung kepada kegiatan

cendawan.

Dalam bidang kedokteran, fungi menghasilkan ergot alkaloid, antimikroba,

statin, siklosporin, antifungal, vitamin, dan steroid. Beberapa fungi meskipun

saprofitik, dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur disitu

sebagai parasit, mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan,

termasuk manusia. Kematian karena infeksi oleh cendawan selain penyakit kulit

sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena diagnosis yang terlambat atau yang salah

selama penyakit itu menjalar atau karena tidak tersedianya antibiotik non toksik

yang secara medis tepat guna.

B. Rumusan Masalah

1. Definisi mikologi atau jamur ?

2. Jelaskan klasifikasi mikologi ?

3. Morphologi jamur ?

4. Jelaskan siklus hidup ( reproduksi ) mikologi ?

5. Apa manfaat dan kerugian dari mikologi atau jamur ?

6. Jelaskan penyakit yang dapat ditimbulkan dari mikologi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi mikologi atau jamur.

2. Untuk mengetahui klasifikasi mikologi.

3. Untuk mengetahui morphologi jamur.

4. Untuk mengetahui siklus hidup mikologi.

5. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dari mikologi.

6. Untuk mengetahui penyakit yang dapat ditimbulkan dari mikologi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi mikologi atau jamur

Mikologi adalah ilmu yang mempelajari jamur, berasal dari kata: mykes =

jamur; logos = ilmu (bahasa Yunani). Perintis ilmu jamur adalah Pier Antonio

Micheli, seorang ahli tumbuhan berbangsa Italia yang mempelajari jamur dan

mempublikasikan bukunya berjudul Nova Plantarum Genera . Pada tahun 1729.

Penggunaan istilah umum jamur mencakup semua bentuk yang kecil maupun

besar yang disebut kapang, cendawan, lapuk, kulat dan lain-lain. Dengan demikian

jamur itu merupakan nama taksonomi seperti halnya dengan bakteri, ganggang,

lumut-lumutan, dan paku-pakuan.

Jamur adalah suatu tumbuhan yang sangat sederhana, berinti, berspora, tidak

berklorofil, berupa sel atau benang bercabang-cabang dengan dinding dari selulosa

atau khitin atau keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan

aseksual.
B. Klasifikasi mikologi atau jamur

Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4 divisi,

klasifikasi jamur berdasarkan cara reproduksi secara generative (seksual), yaitu:

A. Divisi Zygomycota

a. Ciri-ciri Zygmycota :

o Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel

o Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual

o Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi

o Dinding sel mengandung zat kitin

o Tidak memiliki tubuh buah

o Bersifat multiseluler

o Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora vegetatif / spora

aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila kondisi lingkungan baik dan

mendukung serta ada juga secara seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan

kering dan tidak menguntungkan.


b. Cara hidup Zygomycota

Sebagian besar dari Zygomycota hidup dalam saproba (pengurai) di tanah, pada

sisa-sisa organisme yang sudah mati atau sudah membusuk, dan makanan seperti

tempe, nasi dan roti. Beberapa dari jenis Zygomycota hidup dengan bersimbiosis

mutualisme pada akar tumbuhan dengan membentuk mikoriza.

Hubungan simbiosis mutualisme Zygomycota dengan tumbuhan adalah

Zygomycota akan memperoleh nutrisi yang berupa zat organik yang berasal dari

inang tumbuhan, sedangkan akar tumbuhan inang dapat meningkatkan penyerapan air

dan mineral yang berasal dari dalam tanah.

Zygomycota mengalami dua macam cara bereproduksi. Reproduksi yang

dilakukan secara aseksual terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung,

sedangkan pada reproduksi yang dilakukan secara seksual terjadi pada kondisi

lingkungan yang kering dan tidak menguntungkan.

 Reproduksi Aseksual Zygomycota 

Reproduksi secara aseksual Zygomycota adalah dilakukan dengan cara

fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa

yang terputus dan juga terpisah dapat tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru.
Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa akan terbentuk sporangiofor yang

ujungnya terdapat sporangium (kotak spora). Didalam sporangium terjadi

pembelahan secara mitosis dengan menghasilkan sporangiospora yang berkromosom

haploid (n).

 Reproduksi Seksual Zygomycota 

Zygomycota bereproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan cara pembentuk

spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.

Contoh Jamur Zygomycota dan perannya

 Jamur Roti (Rhizopus stolonifer) Jika roti yang lembab disimpan ditempat

yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh

diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang

dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.

 Jamur Tempe (Rhizopus oryzae) Jamur tempe digunakan dalam pembuatan

tempe.

 Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang

telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan

cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.

 Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak

 Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah


 Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat.

B. Divisi Ascomycota

a. Ciri-ciri Ascomycota :

o Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis

o Tubuhnya ada yang uniseluler seperti Saccharomyces dan ada yang

multiseluler dengan hifa bersekat dan bercabang-cabang.

o Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan oleh

struktur yang disebut konidium sedangkan reproduksi seksual dengan

membentuk askospora di dalam askus. Umumnya askus tersebut dibentuk dalam

tubuh buah yang disebut askokarp.

Ascomycota uniseluler ataupun multiseluler yang dapat bereproduksi dengan secara

aseksual (vegetatif) serta juga reproduksi demham secara seksual (generatif). Berikut

ini adalah uraian reproduksi secara aseksual serta juga seksual.

b. Reproduksi Aseksual Ascomycota 

 Ascomycota Uniseluler 

Reproduksi dengan secara aseksual tersebut berdasarkan uniseluler yang dilakukan

dengan melakukan pembelahan sel atau juga pelepasan tunas dari sel induk. Tunas
yang terlepas tersebut akan menjadi suatu sel jamur yang baru. tetapi, jika tidak

terlepas maka sel tunas tersebut akan membentuk suatu rantai pseudohifa (hifa semu).

 Ascomycota Multiseluler 

Bereproduksi aseksual dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu fragmentasi hifa serta

pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus menjadi hifa

jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor

(tangkai konidia). Pada ujung konidiofor terbentuk spora yang diterbangkan oleh

angin yang disebut konidia. Konidia mempunyai jumlah kromosom yang haploid (n).

Hifa akan bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).

C. Divisi Basidimycota

Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah

dikenal karena umumnya memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian

jamur divisi ini dapat dikonsumsi, beberapa jamur dapat pula mematikan.

Beberapa anggota dari genus Amanita mengandung racun yang sangat mematikan.

Beberapa jenis Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan, misalnya

menyebabkan kematian pada tanaman ladang.

Contoh Basidiomycota lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur kuping),

Volvariella volvaceae (jamur merang), dan Ganoderma (Waluyo, 2010).


Basidiomycota umumnya melakukan reproduksi secara seksual dalam siklus

hidupnya. Basidiomycota melakukan konjugasi dalam kondisi yang menguntungkan

dan membentuk miselium.

Di bagian bawahnya terdapat bentuk seperti insang yang memproduksi sel diploid

yang disebut basidia. Basidia membentuk basidiospora melalui meiosis dan

melepaskan miliaran basidiospora ke udara atau ke air (Pratiwi, 2008).

Contoh Spesies Divisi Basidimycota

o Puccinia Graminis

o Jamur Merang (Volcariella Volvacea)

o Ustilago maydis

o Jamur Kuping

o Amanita Muscaria

D. Divisi Deuteromycota

Siklus hidup: reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau

menghasilkan hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan

suatu perkembangan jamur yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi

tidak diketahui hubungannya.


Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada

tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini

juga menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu)

dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia

sitophila , yaitu jamur oncom.

Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang.

Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada

tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan

berwarna jingga (Mueller, 2004). Fase pembiakan pada monilia sp., yaitu secara

vegetative kemudian diteliti ternyata juga terdapat fase generatif. Setelah diketahui

fase generatifnya, kemudian jamur ini dimasukkan golongan ascomycocetes dan

diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa (Mueller,

2004).

Reproduksi generative Monilia sp., dengan menghasilkan askospora. Askus-askus

yang tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan

spora. Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain :

Chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur

ini digunakan fungisida, misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.

Contoh jamur Divisi Deuteromycota


 Aspergillus Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat

keasaman dan kandungan gula tinggi.

 Epidermophyton dan Mycosporium : Kedua jenis jamur ini merupakan parasit

pada manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit,

sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.

 Fusarium, Verticellium, dan Cercos : Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit

pada tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi dengan fungisida dapat

merugikan tumbuhan yang diserangnya.

C. Morphologi jamur

Morfologi jamur mencakup khamir dan kapang. Khamir adalah sel-sel yang

berbentuk bulat (uniseluler) dan dapat bersifat dimorfistik, lonjong atau memanjang

yang berkembang biak dengan membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah

atau berlendir. Sedangkan kapang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang

disebut hifa, anyaman hifa yang disebut miselium (Sutanto, 2008).

Kapang adalah jamur yang tersusun dari hifa-hifa. Hifa tersebut dapat bersekat

sehingga terbagi menjadi banyak sel, atau tidak bersekat disebut hifa senositik

(coenocytic). Anyaman hifa baik yang multiseluler atau senositik disebut miselium.

Kapang membentuk koloni yang menyerupai kapas (cottony, woolly) atau padat

(velvety, powdery, granular) (Sutanto, 2008).

a. Morfologi Kapang
Bentuk kapang atau khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang dapat

membentuk kedua sifat tersebut dalam keadaan yang berbeda dan disebut sebagai

jamur dimorfik. Di samping itu terdapat khamir yang membentuk tunas yang

memanjang dan bertunas lagi pada ujungnya secara terus menerus, sehingga

terbentuk hifa dengan penyempitan pada sekat-sekat dan disebut hifa semu.

Hifa dapat bersifat sebagai:

o Hifa vegetatif, yaitu berfungsi mengambil makanan untuk pertumbuhan

o Hifa reproduktif, yaitu membentuk spora.

o Hifa udara (aerial hypha), yaitu yang berfungsi mengambil oksigen.

o Hifa dapat berwarna atau tidak berwarna dan jernih (Sutanto, 2008).

Reproduksi Kapang

Spora dapat dibentuk aseksual atau seksual. Spora aseksual disebut talospora

(thallospora), yaitu spora yang langsung dibentuk dari hifa reproduktif (Sutanto,

2008).

Spora aseksual dibentuk oleh hifa dari suatu individu fungi. Bila spora aseksual

bergerminasi, spora tersebut akan menjadi fungi yang secara genetik identik dengan

induknya (Pratiwi, 2008).

D. Siklus hidup ( reproduksi ) mikologi

Reproduksi atau perkembangbiakan adalah pembentukan individu baru yang

memiliki karekteristik dari sifat induknya. Reproduksi ini bertujuan untuk


mempertahankan jenisnya dari kepunahan. Menurut Darnetty (2006:14) reproduksi

jamur secara umum terbagi atas dua tipe yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi

aseksual tidak melibatkan persatuan inti yaitu dengan pembelahan diri ataupun

pembentukan tunas sedangkan reproduksi seksual adanya persatuan dua inti jamur.

Secara aseksual jamur dapat tumbuh dari sepotong miselium, tetapi hal ini

jarang terjadi. Perkembangbiakan yang umumnya terjadi pada jamur adalah

pertumbuhan dari spora aseksual. Spora aseksual jamur diproduksi dalam jumlah

banyak, berukuran kecil dan memiliki bobot yang ringan, dan sifatnya tahan terhadap

keadaan kering. Spora ini dapat dengan mudah beterbangan di udara dan tumbuh

menjadi miselium baru ditempat lain. Pada jamur dikenal beberapa macam spora

aseksual, yaitu: konidiaspora (tunggal = konidium, jamak = konidia), sporangiospora,

arthospora, khlamidospora, blastospora dan zoospora. Blastospora merupakan spora

aseksual yang terbentuk pada khamir, sedangkan zoospore umumnya terdapat pada

jamur air (Fardiaz, 1992:185).

Menurut Harti (2015:23) adanya reproduksi seksual dan aseksual pada jamur

menjadikan jamur memiliki siklus hidup. Jamur yang menghasilkan spora seksual dan

aseksual disebut telemorphs, sedangkan jamur yang menghasilkan spora aseksual saja

disebut anamorphs, adapun macam-macam spora aseksual adalah sebagai berikut:

1. Conidiospora atau conidia.

2. Sporangiospora, spora yang dibentuk dalam sporangium.


3. Oidia atau arthrospora, spora ini merupakan hasil fragmentasi hifa.

4. Klamidiospora, merupakan spora aseksual berdinding tebal.

5. Blastospora, merupakan spora hasil pembentukan secara kuncup.

Reproduksi seksual pada jamur umumnya terjadi setelah beberapa generasi

reproduksi secara aseksual, tetapi jamur yang termasuk dalam Basidiomycetes

biasanya melakukan reproduksi seksual (Fardiaz, 1992:188). Pada reproduksi seksual

jamur dikenal beberapa jenis spora, diantaranya sebagai berikut :

1. Ascospora, merupakan spora bersel satu yang dibentuk dari ascus dan dalam setiap

ascus terdapat satu atau beberapa ascospora.

2. Basidiospora, merupakan spora bersel satu yang di atas struktur berbentuk gada

yang disebut basidium.

3. Zygospora, merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk dari

ujungujung dua hifa yang serasi yang disebut gametangia.

4. Oospora, merupakan spora hasil terbentuk dari pertemua antara gamet betina dan

gamet jantan sehingga terjadi pembuahan yang menghasilkan oospora (Harti,

2015:23).

Selanjutnya menurut Darnetty (2006:18), reproduksi seksual pada jamur

melalui 3 fase, yaitu:


1. plasmogami, merupakan penyatuan 2 protoplasma yang membawa inti untuk

berdekatan satu sama lain dalam sel yang sama.15

2. Karyogami, merupakan penyatuan 2 inti. Pada sebagian besar jamur sederhana

karyogami umumnya terjadi segera setelah plasmogami, tetapi pada jamur yang lebih

kompleks proses plasmogami dan karyogami dipisahkan oleh waktu dan tempat.

Plasmogami ini mengakibatkan sel berinti dua yang mengandung satu inti dari tiap

induk yang dinamakan dikaryon. Jika kedua inti ini bersatu maka hifa baru yang

berinti satu disebut monokaryotik.

3. Meiosis, merupakan penurunan jumlah kromosom menjadi haploid. Pada siklus

seksual yang sebenarnya ketiga proses ini terjadi pada tempat tertentu. Jika hanya

satu talus, baik haploid atau diploid dalam siklus hidup jamur, maka siklus hidup itu

dinamakan haplobiontik (haploos = satu, bios = hidup). Akan tetapi bila talus haploid

diselingi dengan talus diploid diselingi dengan talus diploid, maka siklus hidup ini

dinamakan diplobiontik (diploos = dua, bios = hidup). Sejauh yang diketahui jamur

yang mempunyai miselium diplobiontik adalah Oomycetes. Siklus hidup diplobiontik

terjadi pada jamur akuatik Allomyces, Coelomomyces, parasit nyamuk, beberapa ragi

dan kemungkinan pada Plamodiophoromycota.

Reproduksi seksual diawali dari spora yang menyebar di beberapa tempat

dengan bantuan angin. Spora jamur ini akan tumbuh ketika menemukan tempat dan

lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhannya. Spora yang jatuh akan


berkecambah membentuk hifa berupa benang-benang halus. Setelah hifa tumbuh

maka akan terbentuk kumpulan hifa yang membentuk miselium dan akan terbentuk

gumpalan kecil yang menandakan tubuh buah jamur mulai terbentuk dan setelah

muncul tubuh buah akan di jamur sehingga menjadi jamur yang sempurna. Siklu

Gambar 2.3:

E. Manfaat Dan Kerugian Dari Mikologi atau Jamur

 Kerugian Jamur

1. Dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi makhluk hidup.

Jenis jamur Aspergillus flavus dapat menghasilkan beberapa senyawa yang

disebut dengan Aflatoksin. Salah satu Aflatoksin, yaitu Aflatoksin B1

memiliki sifat karsinogenik dan dapat menyebabkan kanker. Aflatoksin ini

dapat kamu temui di biji-bijian yang berminyak dan memiliki karbohidrat


tinggi. Selain itu dapat juga menyebabkan penyakit pernapasan

Aspergillosis.

Aspergillus flavus

Aspergillus flavus sulit dilihat dengan mata telanjang. (Sumber:

aspergillus.org.uk).

Jamur Amanita phalloides juga memiliki racun yang tidak hilang walaupun

telah dimasak. Akibatnya akan menimbulkan iritasi dan rasa sakit yang parah

dan bahkan kerusakan pada mata dan kulit, hingga kematian.

Amanita phalloides dapat menyebabkan kematian pada manusia

Amanita phalloides. (Sumber: en.wikipedia.org).

Amanita muscaria dikenal sebagai jamur yang memiliki sifat psikoaktif.

Meski tidak mematikan, jamur ini dapat membuat beberapa perubahan dalam

sistem tubuh.

Amanita muscaria memiliki sifat psikoaktif

Pasti kamu kenal dengan bentuk Amanita muscaria ya, Squad? (Sumber:

en.wikipedia.org).

2. Menjadi hama tumbuhan dan penyakit pada hewan.

Jamur Ustilago maydis dapat menjadi parasit pada tanaman jagung. Ustilago maydis

umumnya menyerang tongkol jagung dengan masuk ke dalam biji dan menyebabkan

pembengkakan serta terbentuknya kelenjar. Pembengkakan akan mengakibatkan

bagian jagung rusak dan kelenjarnya pecah sehingga spora Ustilago maydis dapat
menyebar. Selain Ustilago maydis, ada jamur-jamur lain yang dapat menyebabkan

penyakit pada hewan seperti Malassezia sp, dermatofit (Ringworm), dll atau pada

tumbuhan seperti Phytophtthora infestans, Alternaris brassicae, dll.Penyakit pada

jagung yang disebabkan oleh jamur. (Sumber: daquagrotechno.org).jamur penyebab

gatal. Mungkin dia gatal-gatal karena jamur. (Sumber: giphy.com).

3. Membawa penyakit pada manusia.

Kamu pernah terkena panu, nggak, Squad? Penyebab panu adalah jamur Tricophyton

Sp. Selain itu, masih ada beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan oleh

jamur, seperti kurap (Microsporum Sp.), infeksi vagina (Candida albicans), penyakit

kaki atlet (Epiclermophyton floocosum).Penyakit panu di kulit (Sumber:

jogja.tribunnews.com).

4. Dapat menurunkan kualitas makanan dan bahan-bahan lainnya.

Kalau kamu punya makanan, ada baiknya kamu mengeceknya terlebih dulu sebelum

dimakan. Jika makanannya sudah ada bagian yang menghitam, berwarna putih atau

biru, sebaiknya makanan itu kamu buang. Jika sudah terkena jamur, makanan atau

benda-benda lain yang akan kamu gunakan, ada kemungkinan akan termakan, terkena

kulit, atau sporanya akan terhirup oleh kamu dan akibatnya bisa berbahaya.Jamur

pada roti. (Sumber: techno.okezone.com).

 Manfaat Jamur

1. Sebagai dekomposer.
Coba deh, kamu bayangkan kalau sampah-sampah organik yang dibuang ke

tanah nggak bisa diurai. Pasti akan menumpuk dan bau banget kan?

Untungnya ada beberapa jenis jamur yang dapat berfungsi sebagai

dekomposer. Jamur-jamur tersebut dapat menguraikan sisa-sisa

tumbuhan,bangkai hewan dan bahan-bahan organik lainnya dan hasil

penguraianya dikembalikan ke tanah sehingga dapat menyuburkan tanah.

Salah satunya adalah jamur Pilobolus.

Jamur Pilobolus. (Sumber: thehigherlearning.com).

2. Membantu proses fermentasi

Kamu pasti sudah sering mendengar tentang proses fermentasi. Fermentasi

adalah proses mengubah karbohidrat dalam bahan makanan menjadi asam

organik dengan menggunakan mikroorganisme. Dalam industri fermentasi,

keberadaan jamur sangat menentukan keberhasilan produk, lho. Salah satu

jamurnya berasal dari ragi yaitu Saccaromyces ceriviceae. Contoh hasil

fermentasi adalah: bir, roti, tape, tempe, dll.

3. Sebagai obat

Walau ada beberapa jamur yang menyebabkan penyakit, ternyata ada juga

jamur yang bisa dijadikan obat, Squad. Salah satunya adalah Ganoderma

lucidum. Jamur ini disebut juga ling zhi berkhasiat sebagai obat herbal

antidiabetes, antihipertensi, antialergi, antioksidan, antihepatitis, analgesik,

anti-HIV, serta perlindungan terhadap liver, ginjal, hemoroid atau wasir,

antitumor, dan sistem imunitas (kekebalan tubuh). Selain itu juga ada jamur
Penicillium notatum yang dibuat menjadi obat antibiotik yaitu penisilin yang

berguna untuk obat alergi.

Jamur-jamur yang digunakan sebagai obat. (Sumber: id.wikipedia.org dan

sciencesource.com).

4. Sumber makanan bagi manusia

Jamur juga bisa digunakan untuk makanan, lho. Kalau kamu suka makan

makanan Asia, kamu bisa menemukan jamur di dalam sup atau bahkan

sebagai keripik. Jamur-jamur yang biasanya dijadikan sebagai makanan

adalah Auricularia polytricha (jamur kuping), Volvariella volvaceae (jamur

merang), dan Pleurotes (jamur tiram).

Makanan dari jamur. Enak kayanya, ya. (Sumber: paradisepantry.org).

F. Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Dari Mikologi

Gejala mikosis berbeda-beda, tergantung pada jenis jamur dan bagian tubuh yang

terinfeksi. Berikut adalah gejala dari mikosis:

1. Mikosis luar

Mikosis luar atau mikosis superfisial adalah infeksi jamur di kulit (dermatomikosis)

dan selaput lendir (mikosis kutaneus), misalnya di dalam mulut. Berikut adalah

beberapa gejala mikosis luar berdasarkan jenis jamur dan penyakitnya:

2. Panu
Pityriasis versicolor atau panu adalah infeksi jamur yang menyerang permukaan kulit.

Gejala yang muncul adalah bercak kulit berwarna terang (hipopigmentasi), gelap

(hiperpigmentasi), atau kemerahan. Bagian tubuh yang sering terserang panu adalah

area leher, pundak, punggung, perut, dan dada.

3. Kurap

Kurap atau tinea adalah infeksi jamur pada kulit yang dapat menyerang hampir di

seluruh bagian tubuh. Gejalanya berupa ruam merah berbentuk melingkar seperti

cincin. Ruam terasa gatal dan bila terdapat di kulit kepala dapat menyebabkan rambut

rontok.

4. Candidiasis

Candidiasis dapat terjadi di mulut, kerongkongan, usus, dan vagina. Gejalanya

berbeda-beda, tergantung lokasinya. Sebagai contoh, ketika candidiasis terjadi di

mulut, gejalanya berupa bintik-bintik putih di dalam mulut dan bibir pecah-pecah.

5. Mikosis organ dalam

Mikosis organ dalam atau mikosis profunda adalah infeksi jamur yang menyerang

organ tubuh bagian dalam, seperti paru-paru, hingga dapat menyebar ke dalam aliran

darah. Gejala mikosis organ dalam tergantung dari organ yang terkena. Misalnya

mikosis paru dapat menimbulkan gejala batuk, demam, penurunan berat badan, nyeri

dada, hingga sesak napas. Mikosis organ dalam biasanya terjadi pada orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga bersifat lebih serius hingga berakibat

fatal.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mikologi merupakan telaan mengenai protista eukariotik nonfotosintetik yang

disebut fungi. Fungi atau jamur adalah organisme heterotrofik yang memerlukan

senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang

terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan

hewan yang kompleks, menguraikan nya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana,

yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah dan selanjutnya meningkatkan

kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya

mereka juga dapat merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, tekstil,

makanan, dan bahan-bahan lain.

Pada manusia dan hewan sebagai primary pathogen maupun opportunistic

pathogen. Juga dapat menyebabkan alergi dan keracunan. Fungi yang patogen

umumnya adalah eksogenous, mereka hidup dialam bebas seperti air, tanah, dan

debris organik. Manusia terinfeksi melalui inhalasi spora atau masuk ke dalam

jaringan tubuh melalui trauma. Faktor utama yang dapat menyebabkan meningkatnya

infeksi fungi adalah perubahan sistem imun.


B. Saran

Sebaiknya kita sebagai mahasiswa khususnya tenaga medis harus mengetahui

tentang bahaya dan cara pengobatan jamur yang terdapat pada makanan juga pada

manusia. Terkhusus untuk para perawat agar memudahkan mendiagnosa pasien yang

terinfeksi jamur.
DAFTAR PUSTAKA

AGRIOS, G.N., 1988. Plant Pathology. Third edition.

Academic Press.

AINSWORTH, G.C., BUTTON, B.C., HAWKSWORT, D.L., 1983.Ainswort

& Bisby’s Dictionary of the Fungi.. Sevent edition. Commonwealth

Mycological Institute. Huddenfield, England.

ALEXOPOLOUS, C.J., MIMS, C.W. 1979. Introductory Mycology. Third

edition.Jon Wiiley&Sons, United states of America.

ALEXOPOULOS , C.J. 1979 Intoductory Mycology. 4.nd edition. John

Willey & Sons Inc. New York. London.

BARNET, H.L. and B.B. HUNTER. 1972.Ilustrated Genera of Imperfect

Fungi,Third Edition. By Lec & Febriger. Philadelphia.

BENEKE, E.S. and ROGER, A.L. 1970. Medical Mycology Manual. Trird

Edition. By Lec & Febriger. Philadelphia.

BOOTH, C., 1971. The Genus Fusarium. First published. Commonwealth

Mycological Institute. Kew, Surrey, England.

BUDIARSO,I.T. 1975.Pencemaran Toksin di dalam bahan makanan dan

Masalah Kesehatan di Indonesia. Bagian patologi FKH-IPB Bogor.

DWIDJOSEPUTRO, D.1978. Pengantar Mikologi. Penerbit Alumni,

Bandung.
CONANT, N.F. 1963. Manual of Clinical Mycology. W.B. Saunders

Company. Philadelphia. London. Toronto.

FUNDER,S.L. 1961. Practical Mycologi: Manual for Identification of Fungi.

2th ed. A.W. Boktykkeri. Als 128 Olso. Norway.

INGOLD, C.T. 1967. The Biology of Fungi. 2 nd ed. The English Language

Book Society & Hutchinson Educational. London.

MOREAU, C. 1970. Mold. Toxin and Food. Mc. Graw-Hill Company. New

York.

RAINBOW, C., ROSE A.H. 1963. Biochemistery of Industrial

Microorganism. Academic Press. London. New York

Rumah Belajar, 2011. 2019 Pukul 08.51 WIB

Supervisor Blog MIPA, 2018. https://www.biologijk.com/2018/02/jenis-jenis-

hifajamur.html. Diakses pada tanggal 07 Januari 2019 Pukul 08.39 WIB

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbel ajar/tampil/Jamur-

2011/konten6.html. Diakses pada tanggal 07 Januari

Siswapedia, 2019. https://www.siswapedia.com/carareproduksi-jamur/.

Anda mungkin juga menyukai