BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahasa Inggris yaitu Jurisdiction. Jurisdiction sendiri berasal dari bahasa latin
“Yurisdictio”, yang terdiri atas dua suku kata, yuris yang berarti kepunyaan
menurut Hukum, dan dictio yang berarti ucapan, sabda, sebutan, firman.
Sehingga jika didefenisikan secara singkat, maka inti dari yurisdiksi adalah
ucapan atau sabda yang memiliki dasar hukum. Memiliki dasar hukum dapat
1
Anthony Csabafi, The Concept of State Jurisdiction in Internasional Space Law, (The
Hague,1971), hlm.45.
2
ada yaitu hak atau kewenangan, mengatur secara hukum melalui lembaga
peristiwa dan tidak semata – mata merupakan masalah dalam negeri saja.
dengan kewenangan Negara untuk bertindak dalam batas – batas Negara lain,
tertentu untuk mengadili kasus – kasus di mana ada faktor asing. Dalam
masalah pidana yurisdiksi ini menjangkau mulai dari prinsip territorial hingga
prinsip universal sedangkan dalam persoalan sipil mulai dari kehadiran fisik
2
Malcolm N. Shaw, Hukum Internasional, terjemahan oleh Derta Sri Widowati, Penerbit
Nusa Media, Bandung, 2013, hlm. 640-641
3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta
: Balai Pustaka, 2005), hlm.1278.
3
b. Lingkungan hak dan kewajiban, serta tanggung jawab di suatu wilayah atau
Yurisdiksi adalah ciri pokok dan sentral dari kedaulatan Negara, karena
akan sangat kuat keberadaannya terhadap segala sesuatu yang ada dalam
Negara bukan sesuatu yang bersifat mutlak. Negara – Negara tetap dapat
oleh Negara – Negara lain juga jauh lebih sedikit.5 Kasus perdata dalam hukum
4
Op cit. hlm. 637.
5
Ibid, hlm. 640.
4
disepakati oleh masing – masing pihak dalam perjanjian. Hampir tidak ada
Ada tiga macam yurisdiksi yang dimiliki oleh Negara yang berdaulat
jurisdiction);
6
Ibid.
5
peristiwa tertentu.
dengan judicial jurisdiction. Beberapa penulis lain seperti Martin Dixon dan
prescribe.
luar wilayah negaranya. Hal ini dikarenakan oleh adanya prinsip Par in parem
tindakan kedaulatan di dalam wilayah Negara lain. Dalam kasus Lotus 1927
6
Dengan kata lain, kecuali ditentukan lain, Negara A tiak dapat melaksanakan
yurisdiksinya di Negara B.
secara khusus oleh pihak-pihak terkait. Contoh yang jarang terjadi adalah
Negara berakhir ketika dimlai wilayah Negara lain. Kedaulatan Negara dibatasi
menyangkut ranah pidana maka yurisdiksi yang dimiliki oleh suatu Negara
1. Prinsip Teritorial
penuh terhadap segala semua orang dan benda di dalam batas teritorialnya
dan dalam semua perkara pidana dan perdata yang timbul di wilayah
7
teritorialnya. Prinsip ini adalah prinsip yang paling penting dan mapan
dari Negara lain, tetapi dengan syarat perbuatan tersebut dilaksanakan atau
7
Dj Harris, Cases and Materials on Internasional Law,3 rd Ed, (London: Sweet
&Maxwell,1998), hlm.210.
8
tersebut.
8
Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, edisi revisi, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2002), hlm.162.
9
negeri.9
3. Prinsip perlindungan
4. Prinsip universal
Prinsip ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya berarti bahwa setiap
internasional.
9
Ibid. hlm.163.
10
Ibid. hlm.164
10
yurisdiksi yang lain karena tidak memerlukan titik pertautan antara Negara
adalah:
suatu Negara saja yang jika dalam keadaan normal memang berhak
untuk melaksanakannya.
internasional
“ The following acts are and shall remain prohibited at any time and in
any place whatsoever: (d) acts of terrorism”
13
menyatakan bahwa :
Perjanjian jenis kedua lainnya dapat dilihat dalam Pasal 1 (1) Convention for
the suppression of unlawful acts against the safety of civil aviation (Montreal
Shelf Cases dan Asylum Case, hukum kebiasaan internasional harus memenuhi
Terorisme dan segala bentuknya juga telah secara tegas dilarang oleh
internasional dikarenakan :
perjanjian internasional
berbunyi :
11
A. Roberts, “Can We Define Terrorism?,” 14 Oxford Today (2002): hlm. 18.
12
Yoram Dinstein, “Terrorism as an Internasional Crime,” 18 Israel Yearbook on Human
Rights (1989): hlm. 55-73.
16
“ the state party in the territory of which the alleged offender is found
shall, if it does not axtradite him, be obliged, without exception whatsoever
and whether or not the offense was committed in its territory, to submit the
case to its competent authorities for the purpose of prosecution, through
proceedings in accordance with the laws of that state”.
berbunyi :
“ each state party shall likewise take such measures as may be necessary
to establish its jurisdiction over the offences set forth… in its territory and
it does not extradite that person to any of the states parties which have
established their jurisdiction…”.
pelaku.13
terorisme berada di wilayah suatu Negara anggota konvensi tersebut, dan jika
Negara tersebut tidak mengekstradisi pelaku ke Negara lain, maka terlepas dari
13
Geneva Convention I ( For the Amelioration of the Condition of the Wounded and Sick
in Armed Forces in the Field). Geneva, 12 Agustus 1949.
17
peledakan bus umum16 juga telah secara tegas diakui dalam berbagai
juga mengakui adanya yurisdiksi universal terhadap aksi – aksi atau sebagian
aksi terorisme.17
pemberantasan tindak pidana terorisme menjadi UU, dan UU No. 6 tahun 2006
financing of terrorism, 1999. Hal ini juga ditunjukkan dari pernyataan resmi
14
United States V. Yunis, 681 F. Supp. 896 (D.D.C. 1988), affirmed at 924 F. 2d 1086
(D.C. Cir. 1991).
15
United states V. Yousef, 927 F. Supp. 673, 681-682 (S.D.N.Y.1996).
16
Flatow V. Islamic Republic of Iran, 999 F. Supp. 1, 14 (D.D.C.1998).
17
Amerika Serikat, Restatement (Third) Of Foreign Relations Law 404 (1986) entitled
“Universal Jurisdiction to Define and Punish.
18
internasional”.