Zhafran Hanif S
Nim : D031201008
َٰ ْ ْ
ين ْ واَلءادمَفسج ُدو ۟اَإَّلآَإ ْبليسَأب َٰىَو
َ َٱستكبرَوكان َِمنَٱلك ِف ِر
۟ ُ ُ ْ
دج َٱسة
َٰٓ ْ ْ ُ ْ
ِ ِ ِ ٓ ِ ِ ِ و ِإذَقلناَ ِللم
ك ئل
Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Tafsir :
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan bahwa.
Allah Ta'ala menjelaskan bahwa Dia memerintahkan para Malaikat agar bersujud kepada
Adam alaihissalam sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan, maka mereka segera
bersujud kepadanya demi melaksanakan perintah Allah, kecuali Iblis yang berasal dari
bangsa jin. Iblis melawan perintah Allah yang menyuruhnya bersujud kepada Adam, dan
merasa dirinya lebih baik dari Adam. Dengan begitu Iblis telah berubah menjadi kafir
kepada Allah -Ta'ala.
Li Yaddabbaru Ayatih/Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr.
Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim-Saudi
Arabia menjelaskan bahwa, Dan ingatkanlah juga wahai Rasulallah kepada kaummu
ketika kami memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam sebagai tanda
penghormatan dan pemuliaan, bukan (sebagai) sujud penyembahan dan pengagungan.
Kemudian mereka semua bersujud kecuali Iblis yang berasal dari golongan jin. Dia
menolak bersujud melainkan mengagungkan dirinya sendiri. Di sisi Allah, dia telah
ingkar karena melanggar perintah Allah SWT dan enggan bersujud kepada Adam.
2. QS. Al-Baqarah ayat 213
ُ ْ ْ َٰ ْ ُ ُ ُ
ُ ُ َّ ُ َّ ً َٰ ً َّ ُ َّ
ََبَٱلح ِق َِليحكم ِ نذ ِرينَوأنزلَمعهمَٱل ِكتب ِ َٱّلل ٱلن ِبيۦنَمب ِش ِرينَوم َ كانَٱلناسَأمةَو ِحدةَفبعث
ُ ِ
ْ ُ َٰ ْ ُ ُ ْ ُ َّ َّ ْ ۟ ُ ْ َّ ْ
ً ْ ُ
َيه َِإلاَٱل ِذينَأوتوه َِمنًَۢبع ِدَماَجآءتهمَٱلب ِينتَبغيًۢا ِ يهََۚوماَٱختلفَ ِف ِ اس َِفيماَٱختلفواَ ِف ِ بينَٱلن
َّ ْ ْ ۟ ُ ْ ۟ ُ َّ َّ ْ
ََصر ٍط َٰ َٰ ُ ْ ُ ف م ُ َبين ُه ْم
ِ َۗوَٱّللَيه ِدىَمنَيشآء َِإلىَيه َِمنَٱلح ِق َِب ِإذ ِن ِهۦ ِ ِ ََۖفهدَىَٱّللَٱل ِذينَءا نواَ ِلماَٱختلفوا
ُ ْ ُْ ُ ُ َٰٓ ُ ْ ْ ْ ْ ْ ُ
ْ
ْ
ْ ُ
ُ ْ ٌ َّ ْ ُ ُ ْ
ُ
َوفَوينهونَع ِنَٱلمنك ِرََۚوأو۟ل ِئكَهمَٱلمف ِلحون ُ ُ
ِ َبَٱلمعر
ِ ون ر م أ يَو رِ ي خل ىَٱ ل ََإ
ِ ونع د َي ةمَأ منكنَم
ِ ك ولت
Artinya :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.
Tafsir :
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) menjelaskan bahwa Allah
menekankan kewajiban keberadaan segolongan kaum muslimin yang menyeru kepada
Islam, mengajak kepada ketaatan dan melarang kemaksiatan. Orang-orang yang
mendapat derajat yang tinggi yang melakukan amalan ini adalah orang-orang yang akan
meraih surga.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah menjelaskan bahwa Dan hendaklah ada dari antara kamu, satu golongan
yang mengajak (manusia) kepada bakti, dan menyuruh (mereka berbuat) kebaikan, dan
melarang (mereka) dari kejahatan; dan mereka itu, ialah orang-orang yang dapat
kejayaan.
4. QS. Al-Imran ayat 110
ْ ُ ُ
ََْۗولو َّ ُ ُْ ُ
ْ ْ ْ ُ ْ ْ
ُ ُ َّ ْ ْ َّ ْ ْ ُ ُ
ََٱّلل
ِ َب ِ َوفَوتنهونَع ِنَٱلمنك ِرَوتؤ ِمنون ِ َبَٱلمعر ِ اسَتأمرون ِ كنتمَخيرَأم ٍةَأخ ِرجتَ ِللن
ُ َٰ ْ ُ ُ ُ ْ ُ ْ ُْ ُ ُ ْ ُ َّ ً ْ َٰ ْ ُ ْ
ون م
َ َۚمنهمَٱلمؤ ِ نونَوأكثرهمَٱلف ِسق ِ َءامنَأهلَٱل ِكت ِبَلكانَخيراَلهم
Artinya :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Tafsir :
Tafsir Al-Wajiz/Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah menjelaskan bahwa Adalah kamu sebaik-baik umat yang diadakan untuk manusia;
kamu menyuruh berbuat kebaikan dan kamu melarang dari kejahatan, dan kamu beriman
kepada Allah; dan jika Ahli Kitab (semua) beriman, niscaya baik buat mereka.(Tetapi)
sebagian daripada mereka beriman, dan kebanyakan dari mereka orang-orang yang fasik.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir/Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah menjelaskan bahwa Kamu adalah umat yang
dijadikan Allah sebagai umat yang terbaik, kalian telah menjadi ketetapan Allah atas hal
ini. Umat Islam adalah umat terbaik secara mutlak. Mereka adalah umat yang telah
dipilih sebab mereka diperintahkan untuk menyeru kepada yang ma‟ruf ma‟ruf: yaitu
yang baik sesuai perintah syariat dan mencegah dari yang munkar: yaitu segala
perkataan, perangai atau perbuatan yang bertentangan dengan syariat. Juga sebab bahwa
mereka beriman kepada Allah dan meyakini bahwa Allah tidak mempunyai sekutu.
Sekiranya orang-orang Yahudi dan Nasrani beriman dengan risalah Nabi Muhammad,
tentulah iman mereka itu lebih baik dan bermanfaat bagi mereka di depan Tuhan mereka.
Namun mereka tidak beriman, sebagian mereka beriman dan sebagian besar
menyeleweng dari jalan kebenaran dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini
turun kepada dua orang Yahudi yang berkata kepada kumpulan orang mukmin:
sesungguhnya agama kami lebih baik dari pada agama yang kalian serukan kepada kami.
Kami lebih baik dari kalian. Kemudian Allah menurunkan ayat ini.
5. QS. Asy-Syuara ayat 15
ُ َٰ َّ ْ ُ ْ ُ ُ َٰ
ْ ُ ْ ُ ُ ْ ْ َّ ُ ْ
ََۖوأ ِمرت َِلأع ِدل َنَكت ٍب ِ َۖوقلَءامنت َِبمآَأنزلَٱّلل َِمََۖولاَتت ِبعَأهوآءهم ََٱست ِق ْمَكمآَأ ِمرت
ْ ْ َۖوَذ ِلكَفَٱدع
َ ف ِل
ْ ْ ْ ُ َّ ُ ُ ْ ْ َّ ُ ُ ُ ْ ُ ُ ْ ُ ُّ ُ َّ ُ ُ ْ
َُ َۖو ِإل ْي ِهَٱلم ِص
ير ََۖٱّللَيجم ُعَبيننا ََۖلاَحجةَبَينناَوبينكم ََۖٱّللَربناَور ُّبك ْم
ََۖلنآَأع َٰملناَولك ْمَأع َٰملك ْم َبينكم
Artinya :
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah:
"Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya
berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-
amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan
kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)".
Tafsir :
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) menjelaskan bahwa Hai
Rasulullah, serulah kepada agama yang agung ini, beristiqamahlah sebagaimana yang
Allah perintahkan kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang
musyrik, dan katakanlah, „Aku beriman kepada seluruh kitab yang Allah turunkan kepada
para Rasul-Nya, dan Tuhanku memerintahkanku untuk berbuat adil terhadap kalian
dalam menetapkan hukum. Allah Adalah Tuhan kami dan Tuhan kalian. Bagi kami
pahala amal shalih kami dan bagi kalian balasan amal buruk kalian. Tidak ada yang perlu
diperdebatkan antara kita setelah kebenaran telah jelas. Allah akan mengumpulkan kita
semua pada hari kiamat, dan kepada-Nya kita akan kembali untuk menjalankan hisab.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah menjelaskan bahwa (Maka karena itu) karena ajaran tauhid itu (serulah) manusia,
hai Muhammad (dan tetaplah) berpegang teguh kepada ajaran tauhid (sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka) yang
membujukmu untuk meninggalkan ajaran tauhid (dan katakanlah, "Aku beriman kepada
semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil) bersikap
adil (di antara kalian) dalam masalah memutuskan hukum (Allahlah Rabb kami dan Rabb
kalian. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian) masing-masing
akan mendapatkan balasan amalnya sendirisendiri. (Tidak ada pertengkaran)
persengketaan (antara kami dan kalian) ayat ini diturunkan sebelum nabi diperintahkan
untuk berjihad melawan mereka (Allah mengumpulkan antara kita) pada hari semua
manusia dikembalikan kepada-Nya untuk menjalani peradilan di hadapan-Nya (dan
kepada-Nyalah kembali kita") kita akan dikembalikan.
6. QS. As-Syu’ara ayat 192-197
192. Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril)
194. Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-
orang yang memberi peringatan
195. Dengan bahasa Arab yang jelas.
196. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang
yang dahulu.
197. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil
mengetahuinya?
Tafsir :
192. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan bahwa Dan
sesungguhnya Al-Qur`an yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa
sallam- ini benar-benar diturunkan dari Tuhan segala makhluk.
193. Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
menjelaskan Yaitu Jibril yang merupakan malaikat yang paling utama dan paling kuat.
Beliau adalah malaikat yang terpercaya, sehingga tidak mungkin menambah atau
mengurangi.
194. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah menjelaskan bahwa Jibril menurunkannya ke
dalam hatimu wahai Nabi, sebab hati adalah pusat kesadaran dan pemahaman. Agar
engkau menjaganya dan tidak melupakannya. Serta agar engkau menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan akan adanya azab kepada orang-orang yang
bermaksiat kepada Allah.
195. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
menjelaskan bahwa Al-qur'an yang diturunkan kepadamu, dan penjelasanmu tentangnya
itu dengan bahasa arab yang jelas. Sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh
masyarakat arab, di mana Al-Qur'an turun pertama kali kepada mereka.
196. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah menjelaskan bahwa “dan sesungguhnya Al-qur‟an itu benar-benar (tersebut) dalam
kitab-kitab yang dahulu,” maksudnya, telah diberitakan dan dibenarkan oleh kitab- kitab
dari umat-umat terdahulu, dan ia pun saat diturunkan sama persis seperti yang
diberitakannya, dan al-qur‟an pun membenarkannya, bahkan ia datang dengan kebenaran
dan membenarkan para rasul.
197. Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
menjelaskan bahwa Dukungan terhadap kebenaran Al-Qur'an juga datang dari para ulama
bani israil. Apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama bani israil
mengetahuinya' mereka, dahulu, bahkan sangat menantikan kedatangan nabi Muhammad.
7. QS. Al-Hujurat ayat 10-12
Artinya :
10. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang.
Tafsir :
10. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan bahwa
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, dan persaudaraan dalam Islam
itu berkonsekuensi atas kalian -wahai orang-orang yang beirman- untuk mendamaikan
antara dua saudara kalian yang sedang bertikai. Bertakwalah kepada Allah dengan
mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala l;arangan-Nya dengan harapan
kalian akan dirahmati.
11. Tafsir Jalalayn menjelaskan bahwa (Hai orang-orang yang beriman, janganlah
berolok-olokan) dan seterusnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan delegasi dari Bani
Tamim sewaktu mereka mengejek orang-orang muslim yang miskin, seperti Ammar bin
Yasir dan Shuhaib Ar-Rumi. As-Sukhriyah artinya merendahkan dan menghina (suatu
kaum) yakni sebagian di antara kalian (kepada kaum yang lain karena boleh jadi mereka
yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan) di sisi Allah (dan
jangan pula wanita-wanita) di antara kalian mengolok-olokkan (wanita-wanita lain
karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita-wanita
yang mengolok-olokkan dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri) artinya,
janganlah kalian mencela, maka karenanya kalian akan dicela; makna yang dimaksud
ialah, janganlah sebagian dari kalian mencela sebagian yang lain (dan janganlah kalian
panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk) yaitu janganlah sebagian di antara
kalian memanggil sebagian yang lain dengan nama julukan yang tidak disukainya, antara
lain seperti, hai orang fasik, atau hai orang kafir. (Seburuk-buruk nama) panggilan yang
telah disebutkan di atas, yaitu memperolok-olokkan orang lain mencela dan memanggil
dengan nama julukan yang buruk (ialah nama yang buruk sesudah iman) lafal Al-Fusuuq
merupakan Badal dari lafal Al-Ismu, karena nama panggilan yang dimaksud memberikan
pengertian fasik dan juga karena nama panggilan itu biasanya diulang-ulang (dan barang
siapa yang tidak bertobat) dari perbuatan tersebut (maka mereka itulah orang-orang yang
lalim.)
12. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah menjelaskan bahwa Allah memerintahkan hambanya yang beriman, yaitu yang
mereka membenarkan Allah dan rasul-Nya dan beramal dengan syariat-Nya agar
menjauhkan diri mereka dari sangkaan yang buruk kepada orang-orang mukmin.
Ketahuilah oleh kalian bahwasanya kebanyakan dari sangkaan-sangkaan akan terjatuh ke
dalam dosa dan hanya menilai manusia dari penampakannya secara zahir dan tidak
memeriksa apa yang menjadi penyebab yang ada pada dirinya. Maka wajib bagi kalian
menjauhkan diri dari ghibah karena sesungguhnya ghibah kepada sesama muslim seperti
orang yang memakan daging bangkai saudaranya. Dan tidak diragukan lagi bahwa kalian
dilarang atas hal itu, dan takutlah kepada Allah wahai orang-orang yang beriman atas apa
yang telah diperintahkan kepada kalian dan dilarang dari-Nya. Karena sesungguhnya
Allah menerima taubat bagi hambNya yang beriman dan merahmati mereka.
8. QS. Al-Maidah ayat 48
ُ َّ ُ ْ ُ ْ ْ ً ْ ُ َٰ ْ ْ ْ ً َ ُ ْ َٰ ْ ْ وأنز ْلنآَإل
ََۖولا
َمَبمآَأنزلََٱّلل ِ ه ني مَب ك ح َۖف
َٱ َهِ ي ل اَع َنم ِ يه م َوبِ ت كِ َٱل ن َم
ِ ه
ِ ي د َيني اَب م اَل
ِ ق د ِ صَم ق ِ ح َٱل
َبِ ب ت كِ َٱل
َ ك ي ِ
ُ ُ ُ ْ ُ ْ
ً ً ُ َّ اجاََۚ ول ْوَ شآء
َََٱّللَ لجعلك ْمَ أَّمةَ َٰو ِحدة
ً ْ ً
تت ِب ْعَ أهوآءه ْمَ عماَ جآءكَ ِمنََٱلح ِقََۚ ِلك ٍلَ جعلناَ ِمنك ْمَ ِش ْرعةَ و ِمنه
َّ ُ ْ َّ
ُ ْ ُ ُ ُ ُ ُ ً ُ
ْ ّللَم ْرج ُعك َّ ْ ۟ ُ
َٰ واَٱلخ ْي ُ ُ
ْ ولَٰكنَلي ْب ُلوك ْمَفىَمَآَءاتىَٰك
ون
َ يهَتخت ِلف ِ مَبماَكنت ْمَ ِف ِ ك ئبِ ني اَفيع مِ َجم ِ ِ ىَٱ لَۚإ
َت
ِ ِ ر ق ب
ِ ت ْ َۖف
َٱس َم ِ ِ ِ
Artinya
ُ َّ َّ ُ ْ ْ َّ ُ ُْ َّ ۟ ُ َٰ
ُ ُ ُ ُ ْ
َاخ ِرَ ولاَ يح ِرمونَ ماَ حرمََٱّللَ ورسولهۥَ ولا ِ ق ِتلواََٱل ِذينَ لاَ يؤ ِمنونَ ِب
ِ َٱّللََولاَ ِبَٱليو ِمََٱلء
ُ َٰ ْ ُ ْ
ْ ۟ ُ ْ َّ
ُ َٰ َٰ ْ ۟ ُ ُ َّ ْ ُ
ون
َ ي ِدينون َِدينَٱلح ِق َِمنَٱل ِذينَأوتواَٱل ِكتبَحتىَيعطواَٱ ِلجزيةَعنَي ٍدَوهمَص ِغر
Artinya
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-
Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang)
yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh
sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Tafsir :
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) menjelaskan bahwa Allah
memerintahkan orang-orang beriman untuk memerangi orang-orang kafir dari kalangan
Yahudi dan Nasrani ,yang tidak percaya bahwa Allah adalah Tuhan satu-satunya, dan
tidak beriman kepada hari kebangkitan dan pembalasan, tidak menjauhkan diri dari apa
yang diharamkan Allah dan rasul-Nya seperti bangkai, daging babi, khamr, dan riba, dan
tidak tunduk kepada syariat yang telah ditetapkan Allah; hingga mereka membayar jizyah
untuk kalian dengan tangan mereka dan dengan penuh kehinaan dan ketundukan; dengan
syarat, mereka memiliki kemampuan dan kelapangan. Jika mereka telah membayar
jizyah, maka wajib bagi kalian untuk memberi mereka keamanan dan perlindungan, serta
kebebasan menjalankan agama mereka; dan wajib bagi kalian untuk memperlakukan
mereka dengan adil, dan haram bagi kalian menzalimi dan menindas mereka dengan
sesuatu yang tidak mampu mereka lakukan.
Tafsir Al-Muyassar/Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan bahwa
Perangilah -wahai orang-orang mukmin- orang-orang kafir yang tidak beriman kepada
Allah sebagai Rabb Yang tiada sekutu bagi-Nya dan tidak beriman kepada hari Kiamat,
tidak menjauhi apa yang diharamkan bagi mereka oleh Allah dan rasul-Nya, seperti
bangkai, daging babi, khamr, dan riba, dan tidak tunduk kepada syariat Allah, dari
golongan Yahudi dan Nasrani, sampai mereka memberikan jizyah dengan tangan mereka
sendiri sambil menunjukkan sikap yang rendah dan tunduk.
10. QS. Yunus ayat 99
ْ ُ ۟ ُ ُ َٰ َّ َّ ُ ْ ُ ً ُّ ُ ْ
َ نَفىَٱلأ ْر ِضَكل ُه ْمَج ِميعاََۚأفأنتَتك ِرهَٱلناسَحتىَيكونواَمؤ ِم ِن
ين ُّ ْ
ِ ولوَشآءَربكَلءامَنَم
Artinya :
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?
Tafsir :
Tafsir Jalalayn menjelaskan bahwa (Dan jika Rabbmu menghendaki tentulah
beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak
memaksa manusia) terhadap apa yang Allah tidak kehendaki mereka untuk
melakukannya (supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?) tentu saja
tidak.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
menjelaskan bahwa Setelah dijelaskan tentang manfaat iman lalu dijelaskan bahwa
beriman atau tidak beriman adalah pilihan bagi setiap orang, karena jika tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu
wahai nabi Muhammad hendak memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang
yang beriman sedangkan mereka menutup hati untuk menerima kebenaran' keimanan
tidak bisa dipaksakan, tetapi harus atas dasar kerelaan, dan tidak seorang pun akan
beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab, yakni berupa kekufuran
yang berakibat pada kekotoran jiwa dan kegoncangan hati kepada orang yang tidak
mengerti, yakni tidak mempergunakan akalnya untuk memikirkan petunjuk-Nya,
sehingga tidak bisa melihat dan menerima kebenaran.