Anda di halaman 1dari 12

KORESPONDENSI KONSEPTUAL ANTARA RANAH SUMBER

DAN RANAH TARGET DALAM UNGKAPAN METAFORIS


DI SURAT PEMBACA HARIAN SUARA MERDEKA

Oleh:
Deli Nirmala

ABSTRACT

This paper is showing the conceptual correspondences between the source and
target of the metaphorical expressions used in letters to editors of Suara Merdeka
Daily Newspapers. The data are the metaphorical expressions found in the letters
to editors of Suara Merdeka Daily Newspapers, and selected by purposive
sampling techniques. The data were collected by using non-participant
observation with note-taking techniques. They are classified according to the
motivation underlying the metaphors inferenced from the metaphorical
expressions used. They were analyzed by using referential identity method,
distributional method with substitution and paraphrasing techniques, and
abductive inferential method. The methods were used to show how the possible
cognitive process is activated when the metaphorical expressions used. The
results show that the conceptual correspondence is shown by using the strategy of
association to show the motivation underlying the metaphors inferenced from the
metaphorical expressions used. The motivation underlying the metaphors is the
similarity in characteristics, power, attribute, and the bodily experience.

Keywords: conceptual correspondences, metaphorical expressions, strategy of


association

A. PENDAHULUAN direkam dan kemudian ditranskripsi, dapat


dibuktikan apakah kalimat-kalimat yang
Chomsky (1972:100-1003) dalam
dihasilkan sama atau berbeda.
“Language and Mind” menyatakan bahwa
Kreativitas yang berkaitan dengan
esensi manusia terletak pada kreativitasnya
penggunaan metafora merupakan
menggunakan bahasa, yang melibatkan
fenomena yang berkaitan dengan
kemampuan untuk menghasilkan dan
kreativitas semantik, yaitu: kemampuan
memahami bahasa; dengan kaidah yang
menghasilkan dan memahami seperangkat
terbatas, manusia mampu menghasilkan
kombinasi linguistik yang mungkin secara
kalimat yang tak terbatas. Kreativitas yang
literal tidak masuk akal (Paivio, 1979:150).
dimaksudkan terletak pada kemampuan
Ungkapan-ungkapan metaforis yang
menghasilkan kalimat yang berbeda, baik
digunakan manusia untuk membandingkan
dari bentuk atau jenis kalimat yang
suatu entitas dengan entitas yang lain
dihasilkan maupun kata-kata yang
dapat dikategorikan bersifat menyimpang
digunakan. Dapat dibayangkan, misalnya,
karena melanggar makna-makna yang
dalam waktu satu menit seseorang
sudah disepakati secara konvensional oleh
berbicara, adakah kalimat yang persis
pemilik bahasa. Akan tetapi, manusia
sama dengan kalimat-kalimat yang
dengan muatan emosionalnya dapat
dihasilkan? Seandainya yang diucapkan
menggunakan ungkapan metaforis untuk dibagi lagi menjadi burung kenari, dan
mewakili apa yang dirasakan, dialami, dan seterusnya.
dipikirkan. Pertanyaannya adalah Dengan gambaran itu, menurut
bagaimana manusia mampu menghasilkan Collins dan Qulillian (dalam Jay, 2003),
dan memahami ungkapan-ungkapan itu. dapat dilihat bagaimana manusia
Proses apa yang terjadi ketika seseorang menggunakan memori semantiknya
menghasilkan ungkapan-ungkapan dengan mengasosiasikan ciri atau
metaforis. karakteristik entitas yang satu dengan
Tulisan ini akan menunjukkan entitas yang lain. Hal ini didukung oleh
bagaimana proses kognitif terjadi pada Lakoff (dalam Kess, 1992:231) bahwa
penggunaan ungkapan-ungkapan metaforis pikiran itu kenyataannya merasuk dalam
yang terdapat dalam surat pembaca surat pengalaman, dan secara langsung berada
kabar harian Suara Merdeka. Yang akan dalam persepsi, gerakan tubuh, dan
ditunjukkan dalam tulisan ini adalah pengalaman fisik maupun sosial. Selain itu,
bagaimana penulis surat pembaca pikiran itu juga imajinatif yang tidak ada
menghasilkan ungkapan metaforis melalui dalam pengalaman, bahkan jauh di luar
surat pembaca. cerminan langsung realitas eksternal.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kapasitas
imajinatif memungkinkan pemikiran
B. KERANGKA TEORI abstrak dan menggunakan manah (istilah
ini diambil dari Stephanus Djawanai dalam
1. Korespondensi Konseptual dalam
naskah pidato pengukuhan sebagai Guru
Metafora
Besar FIB UGM, 2009) di luar dari apa
Kaitannya proses menghasilkan
yang dilihat atau dirasakan (Kess,
metafora, Lakoff (2006) mengatakan
1992:231). Menurut Pitts, Smith dan
bahwa yang penting dalam metafora
Pollio (dalam Kess, 1992:231), teori
adalah pada cara bagaimana kita
psikolinguistik tentang pemahaman
mengkonseptualisasikan suatu ranah
metafora menjelaskan bahwa metafora
mental kita dengan ranah mental yang lain
dipahami dengan mencocokkan sifat,
dengan bahasa. Hal ini dijelaskan pula
menunjukkan analogi, atau mentransfer
oleh Collins dan Qulillian (dalam Jay,
ciri yang dipersepsikan.
2003:108) bahwa manusia memiliki tidak
hanya leksikon mental tetapi juga memori
2. Model Leksikon Internal
semantik yang dapat digunakan kapan saja
Jay (2003:108-119) menyatakan ada
dia membutuhkan dengan cara
lima model jaringan dalam leksikon
mengaktifkannya. Untuk dapat
internal manusia. Adapun penjelasan
menggunakannya, manusia menggunakan
setiap model disajikan berikut. Yang
strategi asosiasi seperti yang dikemukakan
pertama, model Jaringan Hierarkis, yang
Collins dan Qulillian dengan struktur
menunjukkan hubungan sistem klasifikasi
hierarkis memorinya. Menurut keduanya,
dengan konsep superordinat dan
memori semantik adalah bagian memori
subordinat. Yang kedua, model aktivasi
yang berisi kata, konsep, dan fakta tentang
menyebar yang merupakan
dunia. Collins dan Qulillian dalam Jay
penyempurnaan model jaringan hierarkis,
(2003:108) mencontohkan dengan
karena kata disusun berdasarkan jaringan
menggunakan kata burung. Burung
bukan berdasarkan hierarki. Aktivasi
memiliki ciri, yaitu: sayap, dapat terbang,
penyebaran mengacu pada gagasan bahwa
dan mempunyai bulu, bagian dari binatang
menemukan suatu konsep dalam jaringan
yang memiliki ciri mempunyai kulit, dapat
akan mengaktifkan konsep yang terkait
berputar, makan, dan bernafas. Burung
dengannya. Yang ketiga, model fitur
berada dalam struktur di bawah binatang
semantik, yang mengasumsikan bahwa
yang sejajar dengan ikan. Burung dapat
konsep dapat ditentukan menurut daftar linguistik didukung oleh bentuk
ciri semantis. Yang keempat, model pengetahuan khusus. Metafora bukan
tindakan kognisi kompleks, yang hanya sebagai alat untuk menyatakan ide
dikemukakan oleh John R. Anderson melalui bahasa, tetapi alat untuk
(dalam Jay, 2003: 114), yang mengatakan memikirkan sesuatu.Hal ini didukung
bahwa model tindakan ini mencakup Lakoff dan Johnson (dalam Ungerer dan
seluruh jaringan kognisi, yaitu: jaringan Schmid, 1996:118), bahwa kita tidak
pengetahuan yang dibuat proposional, hanya menggunakan metafora +TIME IS
melukiskan informasi tentang kapan dan di MONEY+secara linguistik, tetapi kita
mana kegiatan itu dilakukan, peristiwa, memikirkannya atau mengkonseptualisasi-
semantik umum, informasi pribadi dan kannya, sehingga dapat diibaratkan TIME
episodik. Lebih jauh, Anderson sebagai target dan MONEY sebagai
menyatakan bahwa teori jaringan memiliki sumber, yang dipikirkan sebagai komoditi
tiga komponen dasar, yaitu: memori kerja, yang berharga dan sumber yang terbatas.
memori penyimpan, dan memori penghasil. Dengan cara pandang seperti itu, maka
Yang terakhir, model wordnet sebagai muncullah ungkapan metaforis seperti
database leksikal elektronik. Model ini “You’re wasting my time”, “Can you give
merupakan jaringan yang mewakili me a few minutes”, “How do you spend
hubungan antarmakna, yang merupakan your time?”.
database yang mengisi leksikon sendiri Dengan contoh itu dapat disimpul-
secara elektronik. Model jaringan ini kan bahwa bahasa yang digunakan
didukung oleh akses leksikal dengan merupakan bukti secara sistematis cara
mempertimbangkan frekuensinya, manusia mengkonseptualisasikan apa yang
pengaruh utama semantiknya, dipikirkan, dialami, dan apa yang
kompleksitas morfologisnya, kekonkritan dilakukan. Dengan kata lain, bahasa
dan ketamsilan kata, akses leksikal dan menunjukkan bagaimana manusia
konotasi emosional; akses leksikal dan mengkonstruksikan idenya. Lakoff dan
gerak isyarat; ambiguitas leksikal yang Johnson (2003:4) menunjukkan suatu
dilakukan dengan akses makna yang metafora bahwa ARGUMENT IS WAR.
selektif dan keseluruhan, dan akses makna Metafora itu diformulasikan dari bahasa
yang dominan dan subordinat, pengaktifan sehari-hari berdasarkan yang dilakukan
makna menurut waktu dan permintaan. dan dialami dalam berargumentasi,
Ada tiga model akses leksikal, yaitu model misalnya “I demolished his argument”,
pencarian mandiri, model logogen, dan “I’ve never won an argument with him”,
model koneksionis. “He shot down all of my arguments”.
Kalimat-kalimat di atas mengandung
3. Metafora Konseptual ungkapan-ungkapan yang mengkonstruksi-
Teori metafora yang dijadikan dasar kan bahwa argumen adalah perang.
analisis data dalam tulisan ini adalah teori Formulasi bahwa argumen adalah perang
metafora yang diprakarsai Lakoff dan dibangun dari apa yang dilakukan ketika
Johnson (2003:3) yang menyatakan bahwa berdebat atau berargumentasi. Ketika
metafora merefleksikan apa yang kita berargumentasi manusia melakukan seperti
alami, kita rasakan, dan apa yang kita sedang berperang, sehingga digunakan
pikirkan dalam kehidupan sehari-hari. kata menyerang argumen atau pendapat,
Seperti yang dikatakan Black dan mempertahankan ide, merobohkan
ditegaskan oleh Ungerer dan Schmid argumen, mengalahkan, menggunakan
(1996:118), metafora bertindak sebagai strategi untuk menyapu semua, dan
alat kognitif. Pendapat itu didukung pula seterusnya; dan itu terjadi ketika perang.
oleh Saeed (2003:342), bahwa bahasa itu Apa yang dilakukan dalam perang adalah
merupakan daerah mental dan kemampuan mempertahankan negara, menyerang
musuh, mengalahkan musuh, dan 4. Komponen Metafora Konseptual
seterusnya. Konvecses (2006: 116-126)
Kaitannya dengan contoh yang menyatakan bahwa metafora konseptual
diberikan, Lakoff dan Johnson (2003:5) merefleksikan apa yang dipersepsikan,
menegaskan bahwa konsep itu secara dialami, dan dipikirkan orang tentang
metaforis terstruktur, aktivitas yang kenyataan dunia. Semua yang dialami,
dilakukan juga terstruktur, dengan dipersepsikan, dan dipikirkan merasuk
demikian, bahasa yang digunakan juga dalam memori semantik yang dapat
terstruktur, dan metafora yang digunakan digunakan kapan saja. Untuk dapat
dalam mengkonseptualisasikan seperti menggunakannya, seseorang kemudian
yang dijelaskan sebelumnya dinamakan mengaktifkan memori itu untuk
metafora konseptual. Metafora konseptual direalisasikan dalam bentuk verbal yang
bersifat dinamis, karena metafora itu digunakan dalam komunikasi. Sehingga
memanifestasikan apa yang sedang ungkapan-ungkapan metaforis kadang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan lebih dipilih dibandingkan dengan
penggunanya yang selalu berubah sesuai ungkapan yang tidak metaforis karena
dengan pikiran, perasaan, dan pengalaman ungkapan metaforis mengandung muatan
berbeda di setiap budaya. yang diutamakan, diperhatikan, dan emosi
Selain metafora struktural, ada yang ada dalam ungkapan sesuai dengan
metafora orientasional (orientational yang diinginkan pengguna ungkapan.
metaphor), dan metafora ontologis Metafora memiliki dua komponen,
(ontological metaphor). Metafora yaitu: target dan sumber. Berdasarkan
orientasional (Lakoff dan Johnson, penjelasan Lakoff dan Johnson (1980;
2003:14) “...organizes a whole system of 2003) yang diperkuat oleh Kovecses
concepts with respect to one another”. (2006), target biasanya lebih abstrak, dan
Metafora ini berkaitan dengan orientasi sumber lebih konkret. Untuk dapat
ruang, yaitu atas – bawah, dalam – luar, memahami maksud yang terkandung
depan – belakang, ada – tidak ada (on – dalam metafora ditemukan kesamaan
off), dalam – dangkal, tengah – pinggir. karakteristik yang dimiliki antara target
Mereka mencontohkan bahwa HAPPY IS dan sumber. Dengan membandingkan
UP. Kenyataan bahwa ketika senang atau karakteristik yang dimiliki keduanya, akan
bahagia, seseorang berada dalam kondisi ditemukan dasar suatu metafora digunakan.
semangat.Metafora orientasional Pemilihan suatu sumber tertentu
merefleksikan konsep spasial yang untuk suatu target dilakukan karena
berbeda-beda menurut pengalaman fisik didasarkan pada pengalaman yang
atau budaya masyarakatnya (Lakoff dan dirasakan tubuh ketika mengalami kondisi
Johnson, 2003: 14). Oleh karena itu, yang dirasakan. Misalnya, dicontohkan
metafora orientasional berbeda di setiap oleh Kovecses (2006:117) +AFFECTION
budaya, karena apa yang dipikirkan, IS WARMTH+ itu didasarkan pada
dialami, dilakukan orang di setiap budaya pengalaman ketika mendapatkan kasih
berbeda, sehingga yang sayang dari orang lain, seseorang
dikonseptualisasikan juga berbeda dan merasakan hangat, sehingga muncul
membawa pengaruh pada sistem konsep metafora itu.
yang diwujudkan dalam metafora juga Seperti yang telah dijelaskan
berbeda. Metafora ontologis memiliki sebelumnya bahwa metafora konseptual
bermacam-macam tujuan, sehingga mengindikasikan suatu proses yang ada
bermacam-macam jenis yang ada dalam manah untuk menjelaskan suatu
merefleksikan tujuan yang dimaksud entitas yang didasarkan pada perasaan,
(Lakoff dan Johnson, 2003:25-26). pengalaman, dan pikiran tentang realitas
yang benar-benar ada atau yang
dibayangkan ada, dengan menggunakan contoh yang menjadikan kesamaan sebagai
entitas lain yang lebih konkret atau dapat dasar dalam metafora, akan tetapi, tidak
divisualisasikan atau dirasakan oleh tubuh. semua metafora dimotivasi oleh kesamaan,
Oleh karena itu, menurut Kovecses tetapi ada dasar lain yang dapat dijadikan
(2006) ada komponen-komponen yang acuan dalam menunjukkan hubungan
dapat dijelaskan sebagai berikut. Yang antara target dan sumbernya.
pertama adalah ranah sumber, ranah target, Berikutnya adalah hubungan di
dan dasar metafora. Ketiga komponen ini dalam neuron di otak. Seperti penjelasan
merupakan komponen dasar dalam sebelumnya bahwa metafora dapat
metafora konseptual. Ranah sumber yang dimotivasi oleh hubungan karena
memiliki ciri lebih konkret merupakan pengalaman yang dirasakan oleh tubuh
dasar untuk menjelaskan target yang dapat membangkitkan teori metafora yang
bersifat lebih abstrak. Misalnya, dalam dikaitkan dengan neuron dalam otak,
metafora +LIFE IS A JOURNEY+, dapat karena neuronlah yang menggerakkan
dipahami bagaimana kehidupan (LIFE) tubuh, kemudian pengalaman itu merasuk
yang bersifat abstrak itu digambarkan dalam neuron di otak, sehingga, ketika
sehingga lebih mudah untuk dipahami misalnya, daerah otak yang berkaitan
karena dibandingkan dengan perjalanan dengan kasih sayang diaktifkan, maka
(JOURNEY). Orang dapat mengerti apa bagian neuron yang berhubungan dengan
yang dimaksud dengan kehidupan (LIFE) kehangatan juga diaktifkan.
yang menjadi target berdasarkan kesamaan Yang kelima adalah kaitan antara
ciri yang dimiliki oleh perjalanan sumber dan target. Kaitan antara sumber
(JOURNEY) sebagai sumber. Kesamaan dan target merupakan hubungan yang
ciri atau karakteristik yang ada dalam berlaku antara suatu ranah sumber yang
kedua komponen itu menjadi dasar dapat diberlakukan pada beberapa target,
metafora, misalnya kalau dalam perjalanan dan suatu target mungkin dapat
ada tujuan, rintangan, jarak yang ditempuh, diberlakukan pada beberapa sumber.
dan dalam kehidupan ada kesulitan hidup, Untuk yang pertama dinamakan ruang
kemajuan hidup, tujuan hidup, dan lingkup sumber, sedangkan yang kedua
seterusnya. Pengalaman yang dirasakan merupakan jajaran target. Ruang lingkup
tubuh dapat memotivasi hubungan antara sumber adalah sejumlah ranah target di
sumber dan target. Untuk menjelaskan ini, mana ranah sumber tertentu dapat
Kovecses memberi contoh +AFFECTION diterapkan atau cocok. Misalnya, ranah
IS WARMTH+ atau +KASIH SAYANG sumber bangunan, selain cocok untuk teori,
ITU KEHANGATAN+, dapat ditunjukkan cocok juga untuk hubungan, sistem
hubungan kasih sayang dengan kehangatan. ekonomi, kehidupan, dan seterusnya.
Penjelasannya adalah apa yang dirasakan Jajaran target mengacu pada perbedaan
oleh tubuh ketika mendapatkan pelukan ranah sumber yang ada dalam suatu target.
sebagai bentuk rasa sayang, misalnya, Misalnya, cinta dikonseptualisasikan
tubuh merasa hangat, nyaman, dan tenang. dalam bahasa Inggris dengan cara yang
Apa yang dirasakan merasuk ke dalam berbeda-beda, misalnya perjalanan, perang,
memorinya, kemudian, manah mencari api, permainan, dan seterusnya. Akan
kata yang tepat untuk menggambarkan tetapi, konseptualisasi kejutan
bagaimana affection itu. Selain itu, dimanifestasikan dalam ungkapan yang
kesamaan antara sumber dan target juga terbatas.
dapat menunjukkan hubungan antara Yang ketujuh adalah ungkapan
sumber dan target. Menurut Kovecses, linguistik metaforis. Pasangan tertentu
kesamaan tidak selalu menjadi dasar untuk antara ranah sumber dan target
menunjukkan hubungan antara target menimbulkan ungkapan linguistik
dengan sumbernya. Memang banyak metaforis yang diperoleh dari dua ranah
konseptual yang dihubungkan. Misalnya, C. METODE
ungkapan a warm relationship
Penyediaan data dilakukan dengan
merupakan contoh +AFFECTION IS
metode simak bebas libat cakap (non-
WARMTH+ metafora, sedangkan get
participant observation), dan dilanjutkan
around a problem menjadi
dengan teknik catat. Selain itu, metode
+DIFFICULTIES ARE OBSTACLES+.
intuisi juga digunakan sebagai
Yang kedelapan adalah pemetaan
pendamping penyediaan data. Menurut
dasar. Ada korespondensi konseptual yang
Deignan (2005:110), metode intuitif sering
mendasar dan esensial yang dinamakan
digunakan para peneliti metafora
pemetaan antara ranah sumber dan ranah
konseptual, seperti Lakoff dan Johnson,
target. Pemetaan harus disusun sehingga
Kovecses, yaitu dengan menggunakan
dapat menunjukkan ungkapan linguistik
pengalaman peneliti yang telah
metaforis tertentu. Entailment dan
menginternalisir di dalam diri peneliti.
entailment yang potensial merupakan
Yang dijadikan sampel adalah ungkapan-
pemetaan tambahan. Ranah sumber sering
ungkapan metaforis yang terdapat dalam
memetakan gagasan melebihi gagasan
surat pembaca di harian Suara Merdeka.
yang ada dalam target. Pemetaan
Adapun metode analisis yang
tambahan dinamakan entailment atau
digunakan adalah metode referensial, yang
inferensi. Aspek konsep yang terlibat
digunakan untuk menunjukkan dan
dalam metafora hanya aspek tertentu yang
membandingkan referen atau makna yang
ada baik di sumber maupun target yang
terdapat dalam sumber dan target
ada dalam metafora; tidak semua aspek
ungkapan metaforis yang dianalisis. Selain
digunakan. Hanya yang utama yang
itu, content analysis dengan teknik
digunakan.
inferensi abduktif (Krippendorff, Klaus.
Yang kesepuluh adalah Blends.Yang
2004) juga digunakan untuk menunjukkan
terakhir adalah penyatuan ranah sumber
bagaimana proses kognitif terjadi dalam
dan ranah target dapat mengakibatkan
menghasilkan ungkapan metaforis untuk
blends atau percampuran, yaitu: materi
menghubungkan antara sumber dan target,
konseptual yang baru sebagai akibat dari
dan menemukan dasar metafora yang
kedua ranah, yaitu: sumber dan target.
menentukan hubungan sumber dan target.
Yang kesebelas adalah realisasi
nonlinguistik. Metafora konseptual kadang
diwujudkan dalam ungkapan nonlinguistik,
D. HASIL ANALISIS
misalnya +IMPORTANT IS CENTRAL+,
misalnya direalisasikan dengan posisi yang Berdasarkan hasil kajian teoretis dan
berbeda dengan orang yang tidak memiliki analisis data dapat dipresentasikan proses
posisi sosial lebih tinggi. kognitif yang dapat ditunjukkan melalui
Yang kedua belas adalah model hubungan atau korespondensi yang terjadi
budaya. Cakupan metafora konseptual antara sumber dan target yang terdapat
sering menimbulkan model kultural atau dalam ungkapan metaforis yang ada di
frame yang ada di dalam pikiran. Misalnya, surat pembaca harian Suara Merdeka.
konsep tentang waktu, karena waktu Berikut penjelasan setiap hubungan.
dikonseptualisasikan sebagai entitas yang
bergerak maka diciptakan metafora 1. Hubungan atau Korespondensi
+TIME IS A MOVING PATH+, yang karena Pengalaman yang Dirasakan
menimbulkan ungkapan metaforis waktu oleh Tubuh
berjalan dengan cepat, waktu sudah tiba, Hubungan karena pengalaman
waktu berlari sangat cepat, dan sebagainya. yang dirasakan oleh tubuh yang
dimaksudkan dalam tulisan ini adalah
hubungan konseptual antara ranah sumber
dan target yang dapat ditunjukkan karena mereka tidak mampu, yaitu: hak untuk
pengalaman yang dirasakan oleh tubuh. mendapatkan layanan listrik.
Untuk menjelaskan bagaimana Strategi asosiatif digunakan untuk
korespondensi konseptual antara ranah mengaktifkan memori semantik dan
sumber dan target karena pengalaman pengalamannya serta pengalaman yang
yang dirasakan oleh tubuh, penulis sajikan dibayangkan ketika belum merdeka.
contoh (1) berikut. Pengaktifan memori semantiknya juga
dilakukan berdasarkan pengalaman
(1) SAMBUNGAN LISTRIK merasakan makanan yang manis. Kedua
450 W BELUM DIPENUHI. ... masih ada entitas dibayangkan bagaimana perasaan
rakyat kecil yang belum bisa mengecap dan pengalaman ketika berada dalam
manisnya arti kemerdekaan. Rokhimi Jl. keadaan merdeka, dan ketika menikmati
Sri Kuncoro II/49 Semarang makanan manis.
//PLN/LP/Pem/SM/Senin/24 Agustus Akan tetapi, kenikmatan yang
2009/7/kol 4-5) dibayangkan dari kedua entitas tidak
dirasakan oleh penulis atau masyarakat
Ungkapan mengecap manisnya arti miskin yang belum mendapatkan hak
kemerdekaan dikategorikan metaforis memanfaatkan fasilitas listrik yang
karena ungkapan mengecap manisnya menjadi tanggung jawab negara. Contoh
disandingkan dengankata arti lain dapat dilihat pada contoh (2) berikut.
kemerdekaan. Apabila ungkapan itu (2) Yang saya tidak habis pikir,
disandingkan dengan kata madu, maka oleh BRI Cabang Semarang Pandanaran,
ungkapan itu tidak metaforis, karena madu saya sekarang dianggap masih punya
memiliki rasa manis. Oleh karena itu, tunggakan. Apakah seburuk ini
konseptualisasi yang dibangun oleh administrasi kredit di Bank BRI? BRI
penulis surat pembaca dengan yang kacau sangat mencederai nama
menggunakan ungkapan metaforis belum baik saya. Fasilitas kredit yang
bisa mengecap manisnya arti seharusnya dapat saya pergunakan tidak
kemerdekaan dapat diinferensikan bahwa dapat dimanfaatkan karena Sistem
penulis melakukan strategi asosiatif antara Informasi Debitor Bank Indonesia
arti kemerdekaan dengan madu atau gula. menuduh saya punya rating yang buruk.
Kemerdekaan mengimplikasikan (Bank/LP/1/Kompas/Rabu/15 April
kebebasan, kemandirian untuk 2009/kol1)
menentukan nasib bangsa sendiri untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Ungkapan mencederai disandingkan
Kemerdekaan diperjuangkan oleh setiap dengan ungkapan nama baik saya
bangsa karena arti kemerdekaan sangat dikategorikan metaforis, tetapi kalau kata
tinggi bagi bangsa yang itu disandingkan dengan kata kaki saya,
memperjuangkannya. Bahkan untuk maka ungkapan itu tidak metaforis. Hal ini
memperjuangkan itu, suatu bangsa harus dapat ditunjukkan atau divisualisasikan
berkorban kehilangan darah dan nyawa. atau dilihat bagaimana seseorang dapat
Dengan mendapatkan kemerdekaan, mencederai atau melukai kaki, yaitu:
tentunya kehidupan bangsa harus lebih dengan mematahkannya, misalnya. Akan
baik dibandingkan sebelum merdeka, tetapi, mencederai nama baik tidak dapat
namun setelah merdeka lebih dari 60 tahun, ditunjukkan secara visual, tetapi bisa
ada kelompok masyarakat yang tidak dikonseptualisasikan.
beruntung karena belum merasakan akibat Dengan ungkapan mencederai
dari kemerdekaan, yaitu: kemakmuran dan nama baik saya, penulis surat pembaca
kesejahteraan, karena untuk memenuhi mengkonseptualisasikan bagaimana
kebutuhan yang paling mendasar saja administrasi kredit di Bank BRI yang
kacau sebagai suatu entitas dapat membuat Walaupun binatang liar, mereka tentunya
entitas lain cedera, dan bagaimana nama juga memiliki aturan sendiri yang menjadi
baik bisa cedera. Secara konkret cedera kesepakatan antarbinatang.
dapat dibuktikan secara visual, dan dapat Konseptualisasi yang dilakukan
dirasakan apabila seseorang mengalami penulis surat pembaca dengan
cedera. Dengan strategi asosiatifnya, menggunakan ungkapan metaforis parkir
penulis surat pembaca menggunakan liar dapat diinferensikan bahwa penulis
memori semantiknya dengan mengaktifkan melakukan strategi asosiatif antara
leksikon internalnya untuk mencari binatang liar dengan perparkiran. Sifat liar
ungkapan yang sesuai untuk mewakili mengimplikasikan tidak terkontrol,
gambaran apa yang dirasakan ketika Bank semaunya sendiri, dan membabi buta.
BRI menyatakan ia masih mempunyai Ungkapan parkir liar pada contoh (2)
tunggakan, padahal tidak. Rasa kesal ia menyiratkan bahwa penulis surat pembaca
masukkan ke dalam otak sehingga ia berusaha untuk menggambarkan kegiatan
memilih menggunakan kata mencederai parkir di Semarang yang tidak
dan bukan melukai, atau menyakiti. mengindahkan aturan dan tata kelola ruang
publik pemerintah. Penulis surat pembaca
2. Hubungan Kesamaan Sifat antara sebagai masyarakat yang mengalami dan
Sumber dan Target merasakan bagaimana praktik parkir di
Hubungan kesamaan sifat antara Semarang mengkonseptualisasikan
sumber dan target dapat melatarbelakangi kegiatan perparkiran sebagai kegiatan
hubungan antara ranah sumber dan ranah yang meresahkan masyarakat karena tidak
target. Untuk menjelaskan itu, penulis ada kontrol dan pengelolalan yang sesuai
sajikan contoh (3) berikut. dengan ketentuan yang berlaku. Dalam
(3) TINDAK PARKIR LIAR. mengkonseptualisasikannya, penulis surat
Petugas parkir liar kini marak di mana- pembaca membandingkan perparkiran
mana. Mereka bahkan berani memiliki sifat yang sama dengan sifat
menggunakan lahan-lahan instansi, lalu binatang liar. Kata liar tidak menjadi
menarik uang dengan dalih untuk biaya metaforis apabila disandingkan dengan
keamanan.... (Djaka S, Jalan Pandanaran binatang, karena kata liar berkolokasi
Semarang//Dinas dengan kata binatang dalam pemakaian
Pendapatan/i/LP/Pem/Wawasan/Senin secara umum. Dapat dibayangkan
Pon/9 Februari 2009/kol 2-4) bagaimana sifat binatang liar, yang tidak
dikendalikan, seenaknya sendiri, membabi
Kata liar dapat dikategorikan buta.
metaforis karena kata itu disandingkan
dengan kata parkir. Akan tetapi, apabila 3. Hubungan Kesamaan Ciri antara
kata liar disandingkan dengan kata Sumber dan Target
binatang, maka kata itu menjadi tidak Korespondensi konseptual yang
metaforis, karena entitas yang memiliki ditunjukkan karena hubungan kesamaan
ciri liar adalah binatang yang tidak ciri antara ranah mental sumber dan target
dikurung atau dikandangkan, tetapi dapat dijelaskan melalui contoh (4) berikut.
dibiarkan di habitatnya, yaitu: hutan. (4) Pendidikan Menjadi
Binatang yang hidup liar berarti binatang Ladang Bisnis.
yang hidupnya tidak mendapatkan (Pendidikan/20/LP/Pem/SM/L/Selasa 14
kekangan atau peliharaan manusia. Juli 2009/kol 4-6)
Binatang yang liar memiliki sifat tidak
bisa dikontrol, semaunya sendiri, bengis, Ungkapan ladang bisnis
dan tidak peduli apakah yang dilakukan disandingkan dengan kata pendidikan
melanggar aturan (manusia) tentunya. menjadi metaforis, tetapi kalau ungkapan
itu disandingkan dengan perkebunan dikenali dari ungkapan metaforis pada
kelapa sawit dan yang menguntungkan, contoh (5) berikut.
kemudian menjadi ungkapan perkebunan (5) Lepas dari kontroversi
kelapa sawit menjadi ladang bisnis yang tertelan atau tidak tertelannya kartu
sangat menguntungkan, ungkapan ATM, para nasabah bank kiranya setuju
ladang bisnis menjadi tidak metaforis, kalau PIN bocor dikarenakan nasabah
karena usaha atau bisnis perkebunan dalam kondisi terpojok oleh keadaan.
kelapa sawit dapat dibuktikan secara fisik (Bank/1/LP/SM/Sabtu/4 April 2009/L/hal
dapat menguntungkan. Sebagai contoh, 3-4)
apabila kita memiliki perkebunan kelapa
sawit yang luas sekali, pada waktu panen Ungkapan tertelan atau tidak
kita bisa mendapatkan keuntungan dari tertelannya kartu ATM mengindikasikan
buah kelapa sawit yang dipetik dan dijual, bahwa penulis surat pembaca
kemudian kita mendapatkan uang yang mengkonseptualisasikan bahwa mesin
jumlahnya jutaan atau bahkan miliaran ATM memiliki ciri yang sama dengan
rupiah. Sehingga secara visual pun suatu entitas yang hidup dan memiliki
keuntungan yang diperoleh dapat mulut yang secara fisik dapat dilihat
dibuktikan. mulutnya mempunyai kemampuan
Oleh karena itu, dengan ungkapan menelan. Apabila diperhatikan, sumber
pendidikan menjadi ladang bisnis, dapat metafora +MESIN ATM MENELAN
diinferensikan bahwa penulis surat KARTU+ dapat direalisasikan oleh
pembaca mengkonseptualisasikan beberapa ungkapan metaforis yang
pendidikan memiliki ciri seperti ladang menunjukkan ciri mesin ATM, yaitu:
sebagai tempat mendapatkan keuntungan, mesin ATM memiliki mulut, dan benda
karena ladang menjadi tempat menanam yang sudah ditelan biasanya hilang atau
tanaman yang menghasilkan buah dan tidak dapat kembali atau diambil.
dapat dipanen, dengan hasil panen Ungkapan yang kedua, yaitu: PIN
pengelola akan mendapatkan keuntungan. bocor mengimplikasikan bahwaPIN
Kesamaan ciri antara pendidikan dan adalah suatu tempat menyimpan suatu
ladang adalah kemampuan menghasilkan benda cair atau gas, sehingga kalau tempat
keuntungan bagi yang mengelolanya. Itu penyimpanan itu bocor, maka benda cair
suatu strategi asosiatif yang dilakukan atau gas yang ada di dalamnya akan hilang
penulis surat pembaca ketika atau lenyap. PIN merupakan kunci rahasia
menghasilkan ungkapan metaforis yang yang dimiliki oleh pemilik rekening bank,
digunakan. sebagai alat tempat menyimpan uang. PIN
Suatu ironi yang dapat dimiliki secara pribadi, sehingga tidak ada
diinferensikan dari ungkapan itu, yaitu: orang yang mengetahui untuk menjaga
pendidikan sebagai usaha mulia untuk keamanan uang yang disimpan. Akan
mencerdaskan bangsa dikotori oleh tujuan tetapi, apabila PIN diketahui oleh orang
pragmatis untuk mendapatkan keuntungan lain, yang terjadi adalah hilangnya uang
sebanyak-banyaknya. Dengan tujuan yang berada dalam rekening itu, karena
pragmatis itu, akan menjadikan dengan PIN, seseorang yang
pengelolaan pendidikan hanya dimotivasi menggunakannya, walaupun bukan
oleh kepentingan mendapatkan pemilik rekening itu akan dapat
keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa mengambil uang sesuai keinginan.
menghiraukan kualitas pendidikan dan Kesamaan atau kemiripan ciri yang
keadilan bagi pengguna jasa layanan dimiliki antara PIN dan dengan tempat
pendidikan. menyimpan barang dikonseptualisasikan
Strategi asosiatif untuk menunjukkan oleh penulis surat pembaca dalam
hubungan kesamaan ciri juga dapat menggunakan ungkapan metaforis PIN
bocor. Apa yang dialami, dirasakan, dan Konseptualisasi yang dilakukan penulis
dipikirkan oleh penulis surat pembaca surat pembaca adalah dengan
terefleksikan dalam ungkapan metaforis membandingkan apa yang terjadi antara
yang ada dalam contoh (4). tindakan menjegal di arena gulat dengan
penghentian pemberian BLT karena
adanya pemindahan hak, yang
4. Hubungan Kesamaan Kekuatan mengakibatkan kaum miskin yang
antara Sumber dan Target seharusnya menerima tidak dapat
Korespondensi konseptual antara menikmatinya.
ranah mental sumber dan target yang
menunjukkan kesamaan kekuatan yang
dimiliki dapat dijelaskan melalui contoh E. SIMPULAN
(6) berikut. Simpulan yang dapat ditarik dari
(6) PEMIMPIN YANG BAIK. penjelasan di atas adalah proses kognitif
Pemimpin yang baik adalah yang ... tidak yang terjadi dalam menghasilkan
menjegal dalam pembagian BLT (Bantuan ungkapan metaforis adalah dengan
Langsung Tunai, sic) dan jatah raskin baik mengkonseptualisasikan kesamaan sifat,
di kelurahan maupun di RW dan RT bagi ciri, dan kekuatan yang dimiliki sumber
rakyat miskin. ... dengan yang dimiliki target, dengan tujuan
(Kesra/LP/Pem/8/SM/Jumat/27 Juni untuk menggambarkan kejadian atau
08/Kol 3) pengalaman yang dialami, dirasakan, dan
dipikirkan oleh penulis surat pembaca
Kekuatan menjegal hanya dapat tentang segala yang terjadi di masyarakat.
dilakukan oleh suatu entitas yang memiliki Strategi yang digunakan untuk
kekuatan lebih besar dibandingkan dengan mengkonseptualisasikan adalah dengan
yang dijegal. Karena dijegal, seseorang strategi asosiatif, yaitu: strategi untuk
tidak mampu melawan atau membalas menghidupkan memori semantiknya yang
karena ia telah roboh karena telah terjegal. berkaitan dengan sifat, ciri, maupun
Ungkapan menjegal biasanya digunakan kekuatan yang dimiliki sumber untuk
untuk menggambarkan tindakan pegulat dibandingkan dengan target.
yang berusaha untuk merobohkan
lawannya. Orang yang dijegal, apabila ia
tidak memiliki ketahanan yang kuat, maka DAFTAR PUSTAKA
ia akan roboh dan tidak dapat melawan
balik. Chomsky, Noam. 1972. Language and Mind.
Gambaran itu dikonseptualisasikan New York: Cambridge University Press.
oleh penulis surat pembaca untuk Deignan, Alice. 2005. Metaphor and Corpus
menggambarkan bagaimana perilaku para Linguisitcs. Amsterdam: John
pejabat atau orang yang tidak memiliki Benjamins Publishing Company.
Djawanae, Stephanus. 2009. Telaah Bahasa,
hak untuk menerima BLT sebagai program Telaah Manusia. Pidato Pengukuhan
pengentasan kemiskinan yang diupayakan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu
pemerintah yang ditujukan kepada kaum Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya
miskin. Akan tetapi, yang terjadi adalah Universitas Gadjah Mada, tidak
bahwa kaum miskin tidak mendapatkan diterbitkan. Fakultas Ilmu Budaya UGM
haknya karena haknya telah diambil oleh Yogyakarta.
pihak yang berwenang membagikan atau Jay, Timothy B. 2003. The Psychology of
orang yang tidak berhak menerima BLT Language. New Jersey: Prentice Hall.
karena mereka tidak termasuk dalam daftar Jorgensen, Marianne dan Phillips, Louise.
penerima BLT, yaitu: orang yang secara 2002. Discourse Analysis as Theory and
Method. London: SAGE Publications.
ekonomi dinyatakan layak.
Kess, Joseph F. 1992. Psycholinguistics:
Psychology, Linguistics, and the Study
of Natural Language. Amsterdam: John
Benjamins Publishing Company.
Knowles, Murray dan Moon, Rosamund. 2006.
Introducing Metaphor. London:
Routledge.
Kovecses, Zoltan. 2006. Language, Mind, and
Culture. Oxford: Oxford University
Press.
Lakoff, George dan Johnson, Mark (2003).
Metaphors We Live By. Chicago dan
London: The University of Chicago
Press.
Lakoff, George. 2006. Conceptual Metaphor:
The Contemporary Theory of Metaphor.
Edited by Dirk Geeraerts. Cognitive
Linguistics: Basic Reasings. Berlin:
Walter de Gruyter.
Nirmala, Deli dan Chandra, Oktiva Herry.
2009. Representasi Persepsi dan Sikap
Masyarakat Semarang terhadap
Layanan Publik Melalui Metafora
dalam Surat Pembaca Harian Nasional.
(Laporan Penelitian tidak Diterbitkan,
yang dibiayai DIPA Fakultas Ilmu
Budaya Oktober 2009).
Saeed, John I. 2003. Semantics. Second
Edition. Oxford: Blackwell Publishing.
Searle, John. 1977. Speech Acts: An Essay in
the Philosophy of Language. London:
Cambridge University Press.
______. Metaphor. Dalam Andtrew Ortony.
ed. 1979. Metaphor and Thought.
Cambridge: Cambridge University Press.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik
Analisis Bahasa. Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan secara Linguistis.
Yogyakarta: Duta Wacana University
Press.
Ungerer, F dan Schmid, H.J. 1996. An
Introduction to Cognitive Linguistics.
London: Longman.
Ortony, Andrew .(ed). 1993. Metaphor and
Thought. Cambridge: Cambridge
University Press.
Paivio, Allan. 1979. Psychological Processes
in the Comprehension of Metaphor.
Edited by Andrew Ortony dalam
Metaphor and Thought. Cambridge:
Cambridge University Press.
Stern, Josef. 2000. Metaphor in Context.
Cambridge: The MIT Press.

Anda mungkin juga menyukai