)
dengan Variasi Kadar Pemanis Alami dan Buatan
Oleh:
Ardian Septia Wardani
P2.31.39.0.13.052
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
2016
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan
bidang Farmasi
Oleh:
Ardian Septia Wardani
P2.31.39.0.13.052
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
2016
Formulasi Tablet Efervesen Ekstrak Wortel (Daucus carota L.) dengan Variasi
Kadar Pemanis Alami dan Buatan
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II berhak menyimpan,
mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, tanpa meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Juli 2016
Yang menyatakan
Formulasi Tablet Efervesen Ekstrak Wortel (Daucus carota L.) dengan Variasi
Kadar Pemanis Alami dan Buatan
Oleh:
Ardian Septia Wardani
P2.31.39.0.13.052
Pendahuluan: Wortel (Daucus carota L.) termasuk salah satu tanaman multi
guna bagi pelayanan kesehatan dengan kandungan beta karoten yang tinggi
sebagai antioksidan. Pembuatan tablet efervesen ekstrak wortel dapat menjadi
alternatif bentuk sediaan agar lebih mudah dikonsumsi dan dapat diterima oleh
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi tablet
efervesen ekstrak wortel dengan variasi pemanis alami dan buatan dan untuk
mendapatkan formula yang paling disukai berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa.
Hasil: Dari hasil pengujian didapatkan bahwa formulasi A, B dan C dari tablet
efervesen memenuhi persyaratan uji granul dan uji fisik tablet serta hasil uji
kesukaan menunjukkan bahwa 6,67% responden menyukai formula A, 63,33%
responden menyukai formula B dan 43,33% responden menyukai formula C.
By:
Ardian Septia Wardani
P2.31.39.0.13.052
Background: Carrot (Daucus carota L.) is one of the plant with a lot of uses for
the health service with contained high beta karoten as antioxidants. Making
effervescent tablets from the extract of carrot can be an alternative form of drug
that more easily consumed and can be accepted by society. This research aims to
get formulation of effervescent tablets from the extract of carrot with a variety of
the levels of the natural and artificial sweetener and get most favorite formula by
the favorite test.
Method: The research using the experimental with make three formulation of
effervescent tablets with a variety of the levels of each of the natural and artificial
sweetener, formula A natural : artificial 3% : 0%, formula B natural : artificial 5%
: 0,5% dan formula C natural : artificial 7% : 0,5% with the wet granulation and
then do testing granul and physical as well as the favorite test to the respondents.
Result: The results of the testing found that formulasi A, B and C of effervecsent
tablets meeting the requirements of the test granul and test of the physical tablets
as well as the results of the favorite test showed that 6,67% respondents like
formula A, 63,33% respondents like formula B and 43,33% respondents like
formula C.
1. Bapak Junaedi, S.Si., M.Farm., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Jakarta II.
2. Ibu Wardiyah, M.Si., Apt., selaku pembimbing I yang telah membimbing dan
memberikan masukan kepada penulis.
3. Ibu Dra. Yetri Elisya, M.Farm., Apt., selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan kepada penulis.
4. Bapak Surahman, M. Kes., selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama masa perkuliahan.
5. Mardiatun selaku Mama, Rojikin selaku Bapak, Aji dan Shila selaku adik
serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan
selama penulisan karya tulis ilmiah.
6. Sahabat-sahabat penulis Dina Chaerani, Rara Saraswati, Muhammad Ardhi
Sofyanto, Yarhamuna Astriya, Rizal Wahid, Amiratul Haq Rasyid,
Ramadhan Ali, Menia Nurma Widita, Sella Pradita, Mira Tiara, Anisa
Lusyanti Samsiah yang senantiasa memberikan semangat, doa dan dukungan
kepada penulis.
Penulis
Halaman Judul..........................................................................................................i
Halaman Pernyataan Bebas Plagiat.........................................................................ii
Pengesahan Karya Tulis Ilimah .............................................................................iii
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ...........................................................iv
Abstrak ....................................................................................................................v
Kata Pengantar ......................................................................................................vii
Daftar Isi..................................................................................................................x
Daftar Tabel .........................................................................................................xiii
Daftar Lampiran ...................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................3
1.4.1 Bagi Akademik ......................................................................................3
1.4.2 Bagi Peneliti...........................................................................................3
Tabel 4.4 Hasil uji kesukaan terhadap respon rasa tablet efervesen
Lampiran 1 Gambar Ekstrak Kental dan Ekstrak Kering Wortel (Daucus carota
L.)
Lampiran 2 Gambar Granul dan Tablet Efervesen Esktrak Wortel (Daucus
carota L.)
Lampiran 3 Gambar Larutan Efervesen Ekstrak Wortel (Daucus carota L.)
Lampiran 4 Surat Determinasi
Lampiran 5 Surat Pengajuan Ethical Clereance
Lampiran 6 Kuesioner Uji Tingkat Kesukaan Tablet Efervesen Ekstrak Wortel
Pembuatan tablet efervesen wortel bisa menjadi alternatif bentuk sediaan yang
efektif untuk penggunaan wortel agar mengandung dosis yang tepat, mudah
dikonsumsi terutama untuk pasien yang sulit menelan serta terjaga kestabilan zat
aktifnya.6
Tablet efervesen memiliki efek karbonasi dengan sensasi menyegarkan
pada saat dikonsumsi yang menjadikan produk-produk efervesen disenangi oleh
konsumen. Efek karbonasi terjadi antara komponen asam dan basa dalam
efervesen yang menghasilkan garam natrium. Reaksi inilah yang menyebabkan
tablet efervesen larut dengan cepat dalam air tanpa pengadukan.7
Sediaan efervesen terdiri dari zat aktif dan bahan tambahan untuk
melaksanakan fungsi tablet dan salah satu bahan tambahan yang digunakan yaitu
pemanis untuk membantu memperbaiki rasa dari sediaan efervesen. Sukrosa dan
pemanis alami lainnya, seperti sorbitol, dapat digunakan dalam sediaan efervesen,
walaupun yang lazim adalah pemanis buatan. Akan tetapi, penggunaan pemanis
buatan dibatasi oleh peraturan kesehatan.6
Pemanis buatan aspartam merupakan salah satu pemanis rendah kalori
yang telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi dengan kadar yang telah dibatasi.8,9
Mengkombinasikan aspartam dengan pemanis buatan lain dianjurkan terutama
untuk produk yang akan diproses dengan suhu tinggi dan dapat mempertegas cita-
rasa buah.9 Telah diketahui salah satu zat alami yaitu madu dapat digunakan
sebagai pemanis dan mampu meningkatkan antioksidan dalam tubuh jika
dikonsumsi.10 Penelitian menunjukkan bahwa penambahan 8% madu merupakan
formula terbaik terhadap stabilitas minuman wortel.11
Dengan latar belakang yang telah diurai, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana sifat fisik tablet dan uji
kesukaan rasa yang dapat diterima oleh responden dari formulasi tablet efervesen
wortel (Daucus carota L.) dengan variasi kadar pemanis alami dan buatan.
2.1.2 Deskripsi
Deskripsi Tanaman Wortel. 12
Habitus : Semak, tinggi bisa mencapai 1 meter.
Batang : Tegak, masif, bulat, berbulu, hijau.
Daun : Majemuk, bersilang, pelepah hijau, panjang 2 cm.
Tangkai anak daun : bentuk talang, hijau, panjang 1 cm.
Helai daun : hijau, panjang 20 cm, lebar 13 cm, bangun
berbagi menyirip, tepi bertoreh lepas, ujung meruncing,
pangkal rata, pertulangan menyirip, daging daun tipis,
permukaan rata.
Helai anak daun : hijau, panjang 9 cm, lebar 5 cm, bangun
beragi menyirip, tepi bertoreh lepas, ujung meruncing,
pangkal rata, pertulangan menyirip, daging daun tipis,
permukaan rata.
Bunga : majemuk, berkelamin dau, bergerombol.
Tangkai : hijau, bulat, panjang 7 cm.
Kelopak : hijau, bergigi, meruncing, permukaan rata.
Mahkota : putih, bentuk, bintang, halus.
2.2 Madu
Madu memiliki tekstur kental dan berasa manis dihasilkan oleh lebah dan
serangga lainnya dari nektar bunga. Rasanya yang manis disebabkan oleh adanya
zat monosakarida fruktosa dan glukosa dengan rasa yang mirip seperti gula. Sejak
dahulu manusia telah memanfaatkan madu untuk makanan juga minuman sebagai
pemanis atau perasa. Dengan kandungan karbohidrat, fruktosa (38,5%) dan
glukosa (31,0%), malotsa, sukrosa dan karbohidrat kompleks lainnya. Dan juga
mengandung antioksidan dalam jumlah yang kecil.14
2.3 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan menyari zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi syarat baku yang telah
ditetapkan.15
2.4 Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian dengan cara merendam simplisia
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruang. Pelarut atau cairan penyari akan menembus dinding sel, masuk
ke dalam rongga sel, melarutkan zat aktif.
Prinsip maserasi yaitu merendam simplisia dalam cairan penyari sehingga
cairan penyari dapat masuk ke dalam sel. Maserasi digunakan untuk penyarian
simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari,
tidak mengandung zat yang mudah menembang dalam cairan penyari. Cairan
penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut lain. Bila
cairan penyari digunakan air, maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat
ditambahkan bahan pengawet yang diberikan pada awal penyarian.16
2. Keterbatasan
a. Proses pembuatan tablet efervesen dengan zat aktif yang rasanya tidak
menyenangkan relatif sulit karena harus memroses zat aktif untuk
membuat rasa yang cukup menyenangkan.
b. Masalah utama yang dihadapi dalam pembuatan tablet efervesen adalah
pengendalian ruangan dengan kelembapan dan suhu yang terkendali
untuk mempertahankan kestabilan produk selama pembuatan,
penyimpanan, dan selama proses penggunaan oleh pasien.
c. Harga tablet efervesen lebih mahal dari pada harga tablet non efervesen
(karena eksipien yang mahal, fasilitas produksi yang khusus, kemasan
khusus, dan sebagainya).6
Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat dapat dilihat sebagai
berikut: 18
H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2 (2.1)
Asam Sitrat Na-Bikarbonat Na-Sitrat Air Karbondioksida
1. Sumber Asam
Tiga sumber utama asam yang digunakan dalam fromulasi efervesen: asam
makanan, asam anhidrat dan garam asam. Asam sitrat adalah yang paling
umum digunakan karena mudah didapat dan mampu mendukung sediaan
yang dihasilkan. Asam tartrat juga banyak digunakan dalam sediaan
efervesen dan lebih mudah larut namun lebih higroskopis dibanding asam
sitrat.6
2. Senyawa Karbonat
Garam karbonat pada umumnya digunakan pada tablet efervesen yang
menggunakan gas karbondioksida sebagai disintegran serta natrium
bikarbonat lebih reaktif yang paling sering digunakan. Natrium bikarbonat
sangat umum dalam formulasi tablet efervesen yang larut sempurna dalam
air, tidak higroskopis, tidak mahal, dan dapat di konsumsi.6
3. Bahan Pengisi
Bahan pengisi biasanya hanya sedikit perlu ditambahkan dalam tablet
efervesen. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah maltodekstrin,
laktosa, dan glukosa. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang
bermanfaat dan murah, asalkan efervesen ekstrak (tambahan) dan efek pH
tidak menimbulkan masalah.6
2. Na Bikarbonat
Pemerian : Serbuk hablur, putih. Stabil di udara kering, tetap dalam udara
lembab secara perlahan-lahan terurai.
Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol.
Kegunaan : Senyawa karbonat.15
3. Maltodekstrin
Pemerian : Serbuk atau granul berwarna putih tidak berbau, rasa
manis dari maltodekstrin meningkat seiring dengan
meningkatnya dextrose equivalent (DE).
Bobot Molekul: 900-9000
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol. Kelarutan
4. Polietilenglikol 6000
Pemerian : Bentuk padat biasanya praktis tidak berbau dan tidak berasa,
putih, licin seperti plastik, mempunyai konsistensi seperti malam,
serpihan butiran atau serbuk gading. Bentuk cair umumnya jernih
dan berkabut, cairan kental, tidak berbau atau praktis tidak
berwarna, agak higroskopis, bau khas lemah.15
Bobot Molekul: Rata-rata kurang lebih 600.15
Kelarutan : Bentuk cair bercampur dengan air, bentuk padat mudah larut
dalam air, larut dalam aseton, dalam etanol 95%, dalam
kloroform, dalam etilen glikol monoetil eter asetat, dalam etil
asetat dan dalam toluen, tidak larut dalam eter dan dalam
heksan.13
Kegunanaan : Pengikat dan lubrikan.19
Konsentrasi : PEG 6000 3% dapat digunakan sebagai pengikat dan lubrikan.19
5. Madu
Pemerian : Larutan kental berwarna kuning, berbau khas berasa manis.8
Bobot Molekul: 180,18g/mol.8
Kelarutan : Memiliki kelarutan dalam air sebanyak 6%8
Kegunanaan : Pemanis.8
Konsentrasi : Madu 8% dapat digunakan sebagai pemanis.9
6. Aspartam
Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih dengan rasa amat manis.
Bobot molekul: 294,31
Kelarutan : Mudah larut dalam air, pH 5,2 lebih mudah larut dalam larutan
asam dan air panas, sedikit larut dalam alkohol.20
2. Waktu Alir
Waktu alir yaitu waktu yang diperlukan sejumlah granul atau serbuk
untuk mengalir dalam suatu alat yang dipakai. Pada campuran serbuk atau
granul sifat alirnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
rapat jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan,
dan kandungan lembab. Waktu alir lebih dari 10 gram/detik menunjukkan
sifat alir yang baik.21
3. Pengetapan (Kompresibilitas)
Pengetapan menunjukkan penerapan volume sejumlah granul, serbuk
akibat hentakan (tapped) dan getaran (vibrating). Makin kecil indeks
pengetapan makin kecil sifat alirnya. Data pengetapan dapat digunakan
untuk mengetahui kompresibilitas dari granul yang dihasilkan.
Kompresibilitas dapat dilihat dari harga indeks Carr’s yang sangat
bergantung pada kerapatan nyata maupun kerapatan mampat dari granul
yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi kerapatan nyata, lalu dibagi
dengan kerapatan mampat. Kompresibilitas granul dinyatakan dalam persen.
Hubungan antara indeks Carr’s dengan jenis aliran granul dapat dilihat pada
tabel 2.1.21
4. Kadar Air
Granul basah ditimbang kemudian dikeringkan dalam lemari
pengering hingga diperoleh bobot yang tetap. Syarat kadar lembab granul
antara 2 % - 4 %.17
Kadar air dihitung dengan rumus :
Wo – Wa
% Kadar Lembab = x 100 %
Wo
ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, konsistensi dan cacat fisik.
Tablet efervesen pada umumnya harus dapat menghasilkan larutan
efervesen yang jernih.17
(%) = · 100%
3. Keseragaman Ukuran
Uji ini dilakukan untuk menjamin keseragaman fisik agar dapat
diterima oleh konsumen. Perbedaan antara keseragaman ukuran kurang
lebih 5% dari nilai standar. Pengukurannya dilakukan menggunakan alat
jangka sorong.17
4. Kekerasan Tablet
Kekerasan yang cukup serta tahan penyerbukan dan kerenyahan
merupakan persyaratan penting bagi penerimaan konsumen. Faktor-faktor
5. Kerenyahan Tablet
Kerenyahan merupakan parameter lain dari ketahanan tablet dalam
melawan tahanan mekanik seperti goncangan dan pengikisan. Faktor- faktor
yang mempengaruhi kerapuhan adalah banyaknya kandungan serbuk halus
atau fines, kandungan air dalam granul dan produk akhir. Kerapuhan
dinyatakan dalam persentase bobot yang hilang selama uji kerapuhan. Tablet
yang baik mempunyai nilai kerapuhan tidak lebih dari 1%.17
7. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat homogenitas dari bahan yang
dicampur dalam sediaan efervesen. Jika pH bervariasi menandakan tidak
homogenitasnya campuran bahan. Selain itu, jika larutan efervesen yang
terbentuk terlalu asam dapat mengiritasi lambung sedangkan jika terlalu
basa menimbulkan rasa pahit dan tidak enak. Hasil pengukuran dikatakan
baik bila pH larutan efervesen mendekati netral.23
8. Uji Kesukaan
Uji kesukaan adalah suatu uji mengenai formula mana yang paling
banyak disukai oleh para responden dengan menggunakan kuesioner.
Formulasi tablet
efervesen
2. Waktu alir Waktu yang dibutuhkan Flower tester Waktu dalam Rasio
untuk mengalirkan dan detik
sejumlah granul dalam stopwatch Syarat :
alat flower tester >10gram/detik
10. Waktu melarut Waktu yang diperlukan Beaker Glass Waktu dalam Rasio
agar tablet larut dalam dan menit
200 ml air bersuhu 15- stopwatch Syarat :
25˚C < 5 menit
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu ekstrak wortel dari Balitro,
Maltodekstrin CV Putra Masagus, PEG 6000, Asam Sitrat, Natrium
Bikarbonat dari PT. Brataco, Aspartam dari Siam, Madu dari Madu
Pramuka, dan Aquades dari Harum Kimia.
3.4.2 Formula
Tabel 3.1 Formula tablet efervesen
Formula
Bahan Fungsi
A B C
3. Uji Kompresibilitas
Granul dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 50 ml yang akan
dipasang pada alat bulk density tester, volume awal dicatat. Hidupkan alat,
hitung 100 ketukan, volume akhir dicatat.
4. Uji Kekerasan
Sebanyak 10 tablet diambil secara acak, diukur kekerasannya dengan
alat hardness tester, hitung rata-ratanya.
5. Uji Kerenyahan
Sebanyak 20 tablet ditimbang, ditempatkan dalam alat friability
tester, kemudian dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet tersebut
kemudian dibersihkan dan ditimbang kembali.
7. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan melarutkan satu tablet efervesen dalam 200
ml air kemudian ukur pH dengan pH indikator.
8. Uji Kesukaan
Formula yang telah dilarutkan dalam air dicoba oleh 30 responden,
kemudian responden memberi penilaian terhadap rasa, warna dan
penampilan dari formula berdasarkan selera mereka terhadap kuesioner
yang telah tersedia. Respon rasa dikelompokkan menjadi lima kategori,
yaitu sangat tidak suka, tidak suka, netral, suka dan sangat suka. Sebelum
menilai rasa pada setiap larutan efervesen pada setiap formula, responden
harus menetralkan rasa pada mulut dengan air putih. Pengambilan data
dilakukan menggunakan kuesioner untuk menilai rasa tablet efervesen yang
dibuat.
2.1 Hasil
Penelitian dilakukan dengan beberapa pengujian terhadap formulasi.
Pengujian yang dilakukan berupa pengujian ekstrak, granul dan tablet efervesen
ekstrak wortel formulasi A, B dan C. Kemudian didapatkan hasil dari pengujian
tersebut.
4.1.1Preparasi Ekstrak
Simplisia wortel digiling dan menjadi serbuk untuk kemudian diekstraksi
secara maserasi dengan pelarut etanol 96% dengan perbandingan antara ekstrak
dengan pelarut 1 : 10. Ekstrak cair yang dihasilkan berwarna coklat dengan
volume ± 1000 ml kemudian diuapkan selama ± 5 jam hingga menjadi ekstrak
kental. Ekstrak kental yang dihasilkan memiliki rendemen 38,31%, susut
pengeringan 0,62% dan kadar air 4,81%. Ekstrak kental kemudian dicampur
dengan pengisi maltodekstrin dengan perbandingan ekstrak kental dengan pengisi
1:1,5. Serbuk ekstrak kering ini selanjutnya disebut ekstrak wortel (Daucus carota
L.) dengan warna kuning.
Tabel 4.4 Hasil uji kesukaan terhadap respon rasa tablet efervesen
Uji Kesukaan (%)
Formula
Formula A Formula B Formula C
Sangat tidak suka 3,33 - 3,33
Tidak suka 43,33 3,33 10
Netral 46,67 23,33 20
Suka 6,67 63,33 43,33
Sangat suka - 10 23,33
Total persentase 100 100 100
2.2 Pembahasan
Tablet efervesen wortel (Daucus carota L.) dibuat dalam bobot 3 gram.
Dibuat bobot 3 gram mengingat komposisi bahan yang digunakan mencapai
bobot tersebut dan mesin pencetak tablet efervesen memiliki kapasitas hingga 3
gram. Berat zat aktif dalam setiap tablet yang diharapkan adalah 500 mg ekstrak
wortel.
Dilakukan evaluasi terhadap granul meliputi pengukuran sudut diam,
waktu alir, kompresibilitas dan kadar lembab. Hasil pengukuran sudut diam
menunjukkan granul efervesen dengan sudut diam tertinggi terdapat pada formula
C sebesar 29,21, sedangkan sudut diam terendah pada formula A sebesar 26,10
dan formula B dengan sudut diam 26,57. Berdasarkan data sudut diam tersebut
ketiga formula memiliki sifat alir yang baik yang memenuhi syarat, yaitu 25° -
30°.21
Hasil pengukuran sifat alir yang didapat dari granul efervesen formulasi A,
B dan C masing-masing yaitu 11,21 g/detik, 11,47 g/detik dan 10,57 g/detik.
Data tersebut menunjukkan bahwa ketiga formulasi menghasilkan granul yang
dapat mengalir bebas dengan memenuhi syarat uji waktu alir yaitu > 10g/detik.21
Penggunaan PEG 6000 sebagai lubrikan sudah sesuai karena granul dapat
mengalir dengan bebas. Selain sebagai lubrikan PEG 6000 3% yang digunakan
dalam formulasi juga sekaligus menjadi pengikat.
Hasil pengukuran kompresibilitas pada granul efervesen menunjukkan
bahwa granul memiliki kompresibilitas yang baik dengan hasil formula A, B dan
C yaitu 12%, 8% dan 8%. Hasil tersebut memenui persyaratan yaitu kurang dari
22%. Di mana nilai kompresibilitas berfungsi untuk menentukan sifat alir dari
granul yang akan dicetak.21
Hasil pengukuran kadar lembab menunjukkan granul efervesen dengan
kadar lembab tertinggi terdapat pada formula C sebesar 3,85%, sedangkan kadar
lembab terendah terdapat pada formula A dengan 3,65% dan formula B memiliki
kadar lembab 3,70%. Hasil uji ketiga formulasi memenuhi persyaratan kadar
lembab, yaitu 2-4%.17 Untuk dapat mencapai kadar lembab dibutuhkan waktu
yang cukup lama seiring dengan meningkatnya kadar pemanis alami. Pengujian
kadar lembab berfungsi untuk mencegah terjadinya granul menempel pada punch
dan die yang dapat menyebabkan sticking pada tablet.
Setelah granul berhasil memenuhi persyaratan maka granul dapat dicetak
menjadi tablet. Pengujian untuk tablet yang dihasilkan meliputi uji visual, uji
keseragaman bobot dan ukuran, uji kekerasan, uji kerenyahan, uji waktu larut, uji
pH dan uji kesukaan.
Uji visual dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
tablet efervesen semua formula. Formula A, B dan C menghasilkan tablet
efervesen dengan bulat dan pipih dengan warna yang kurang homogen
ditunjukkan dengan warna kuning dan sedikit bintik putih coklat pada permukaan
tablet. Ketidak homogenan warna tablet disebabkan oleh bahan dasar ekstrak
yang sukar menyatu dengan bahan lain. Larutan yang dihasilkan berwarna kuning
dan berbau khas.
Hasil uji evaluasi keseragaman ukuran untuk ketiga formula dengan rata-
rata diameter sebesar 25,25 – 25,51 mm per tablet dan tebal sebesar 0,57 – 0,59
mm. Pengujian keseragaman ukuran terhadap ketiga formulasi menunjukkan
bahwa tablet yang dihasilkan memiliki ukuran diameter dan ketebalan yang
cukup seragam dengan penyimpangan kurang lebih 5%.17 Ukuran yang
dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah bahan yang masuk ke dalam cetakan. Bobot
tablet akan berbanding lurus dengan ketebalan dan juga diameter tablet. Semakin
tebal tablet maka akan semakin tinggi bobot yang dihasilkan.
Hasil uji evaluasi keseragaman bobot formula A dengan nilai koefisien
variasi sebesar 1,32%, formula B dengan koefisien variasi 2,68% dan formula C
5.1 Kesimpulan
1. Hasil evaluasi granul dan tablet efervesen ekstrak wortel yang dibuat
dalam tiga formula dengan jumlah variasi pemanis yang berbeda,
menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan evaluasi granul
dan tablet efervesen.
2. Formula yang memiliki rasa paling disukai oleh responden adalah formula
B dengan perbandingan pemanis alami : buatan 10 : 1.
5.2 Saran
Dalam proses produksi tablet efervesen sebaiknya dilakukan di ruangan
khusus dengan kelembaban dan suhu tertentu agar proses produksi lebih efektif.
11. Jiao LX, Lu HF, Kong J. Study on Technological Process and Stability of
Compound Drink of Strawberry and Carrot. China: Food Department of
13. Wibisono WG. Tanaman Obat Keluarga Berkhasiat. Jawa Tengah: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2013. h. 147.
15. Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Depkes RI; 1995. h. 7,
48, 53, 508-509, 999-1000.
17. Lachman L, et all. Teori dan Praktek Farmasi Industri 2. Edisi Ketiga.
Jakarta: Universitas Indonesia Press; 1974. h. 649-715.
18. Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed IV. Jakarta: UI Press;
1989. h. 215, 249, 255.
21. Aulton ME. Pharmaceutics: the Science of Dosage Form Design, 2nd
Edition. Edinburgh: Churchill Livingstone; 2002. h. 603-30.
Larutan Formula A
Larutan Formula B
Larutan Formula C
Nama :
Usia :
Tanggal :
Petunjuk :
1. Isi sesuai dengan kriteria pada setiap kolom sesuai pendapat anda.
2. Dihadapan anda terdapat 3 gelas berisi larutan tablet efervesen dengan
nama FA, FB, dan FC.
3. Anda diminta untuk mencicipi dan memberi penilaian terhadap masing-
masing larutan tablet efervesen tersebut secara bergantian satu persatu.
4. Sebelum meminum larutan tablet efervesen berikutnya, anda diminta
untuk meminum air putih yang telah disediakan, kemudian tunggu sekitar
1-2 menit baru meminum larutan berikutnya.
5. Demikian juga untuk larutan berikutnya sampai semua larutan selesai anda
cicipi.
6. Berikan penilaian terhadap masing masing karakteristik larutan yang telah
anda cicipi mencontreng (√) angka yang sesuai tingkat kesukaan anda.
1 2 3 4 5
Formula A
Formula B
Formula C
Keterangan Kriteria :
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Sangat suka