Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Proposal

1. Latar belakang

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, bahwa
setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000
orang. (Winkjosastro, 2005). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 262/100.000 Kelahiran
Hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 32/1000 Kelahiran Hidup. (DinKes
Jabar, 2006). Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama
kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat lama dan
tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi
bukan karena kecelakaan. (international stastistical classification of deseases, injuries and
causes of death, edition ICD-X).

Propinsi Sulawesi Selatan  berdasarkan SKRT pada tahun 1992 prevalensi anemia
gizi khususnya pada ibu hamil berkisar 45,5 – 71,2% dan pada tahun 1994 meningkat
menjadi 76,17%, 14,3 % di Kabupaten Pinrang dan 28,7% di Kabupaten Soppeng dan
tertinggi adalah di Kabupaten Bone 68,6% (1996) dan Kabupaten Bulukumba sebesar
67,3% (1997).  Sedangkan laporan data di Kabupaten Maros khususnya di Kecamatan
Bantimurung anemia ibu hamil pada tahun 1999 sebesar 31,73%, pada tahun 2000
meningkat menjadi 76,74% dan pada tahun 2001 sebesar 68,65%. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi,
kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu
kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga,
atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai
batas diatas dihubungkan dengan kejadian hemodilusi.

Perdarahan merupakan faktor utama penyebab tingginya AKI. Perdarahan dapat


terjadi pada kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Anemia merupakan salah satu
faktor risiko yang dapat memperburuk keadaan ibu apabila disertai perdarahan saat
kehamilan, persalinan dan pasca salin. (Mardliyanti, 2005).

Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan,


persalinan dan nifas. Pengaruh anemia saat kehamilan dapat berupa abortus, persalinan
kurang bulan, ketuban pecah dini (KPD). Pengaruh anemia saat persalinan dapat berupa
partus lama, gangguan his dan kekuatan mengedan serta kala uri memanjang sehingga
dapat terjadi retensio plasenta. Pengaruh anemia saat masa nifas salah salah satunya
subinvolusi uteri, perdarahan post partum, infeksi nifas dan penyembuhan luka perineum
lama.

Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi
yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40
mg perhari atau 2 x lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat
berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam
waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang
baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap
untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya.

Status gizi ibu hamil akan sangat berperan dalam kehamilan baik terhadap ibu
maupun janin, salah satu unsur gizi yang penting ketika hamil adalah zat besi. Kenaikan
volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah
Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah
anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg.

Puseksmas Pammana kabupaten wajo merupakan tempat yang salah satu fungsinya
adalah memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan. Cakupan Tablet Tambah
Darah (TTD) untuk ibu hamil di Puskesmas Pammana Kabupaten Wajo pada tahun
2020 sudah hampir memenuhi target yang diharapkan. Walaupun cakupan TTD sudah
hampir merata tetapi kejadian anemia di Puskesmas Pammana masih tinggi dan
mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian


tentang kejadian anemia pada ibu hamil yang dihubungkan dengan karakteristik ibu yang
meliputi umur, pendidikan, paritas, jarak kehamilan dan asupan tablet tambah darah.

Oleh karena itu peneliti memilih penelitian dengan judul ”Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Pammana Kabupaten Wajo periode
Januari – Desember 2020.

2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian


Anemia di Puskesmas Pammana Kabupaten Wajo

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi umur ibu hamil, pendidikan, paritas, jarak


kehamilan,dan asupan tablet tambah darah di Puskesmas Pammana Kabupaten
Wajo.
2. Mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Pammana Kabupaten wajo.
3. Mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Pammana Kabupaten wajo.
4. Mengetahui hubungan jarak kehamilan ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Pammana Kabupaten wajo.
5. Mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Pammana Kabupaten wajo.
6. Mengetahui hubungan asupan Tablet Tambah Darah ( TTD ) dengan kejadian
anemia ibu hamil di Puskesmas Pammana Kabupaten wajo.
7. Mengetahui hubungan AntenataPl Care (ANC) dengan kejadian anemia ibu
hamil di Puskesmas Pammana Kabupaten wajo.

3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
kesehatan masyarakat, terutama pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk
menghindari terjadinya anemia dalam kehamilan.

b. Manfaat Praktis Langsung


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan
upaya pencegahan anemia di Puskesmas Pammana Kabupaten wajo.
Bagi Peneliti Sendiri
Merupakan pengalaman berharga dan wadah latihan untuk memperoleh
wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang
telah diterima selama kuliah.
c. Bagi Puskesmas Pammana Kabupaten Wajo

Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan faktor-faktor


yang mempengaruhi kejadian ibu hamil dan diharapkan para dokter dan bidan
memantau ibu hamil dengan memeriksa kadar hemoglobin pada setiap wanita hamil.

4. KERANGKA KONSEP
a. Dasar Pemikiran variabel yang diteliti
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan
masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat
kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat
dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias
perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan. Penyebab kematian langsung tersebut
tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlying
factor), yang mana bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik
dapat disebut keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan
hidup, perilaku, dan lain-lain.
Dari hasil penelusuran tinjauan kepustakaan dan maksud serta tujuan
penelitian maka dapat ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan anemia pada
kehamilan seperti umur, paritas, status gizi, jarak kehamilan, pendidikan, asupan
tambah tablet darah, penggunaan obat antasida, perokok, dan penyakit lain dengan
kejadian anemia pada kehamilan.
Untuk mengetahui bagaimana karakteristik ibu hamil dengan kejadian anemia
pada ibu hamil maka dibuatlah kerangka berpikir seperti yang disajikan dalam skema
pola pikir variabel penelitian.
b. Bagan Kerangka Konsep

Umur
Status Gizi

Penggunaan Obat
Paritas antasida
ANEMIA Perokok
Jarak PADA
Penyakit Lain
KEHAMILA
N Pola Hidup
Pendidikan
Perilaku Kesehatan
Asupan Tablet
Tambah Darah

ANC
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti

c. Defenisi Operasional
1. Anemia pada kehamilan
Status sakit yang ditulis pada rekam medik, yang diartikan sebagai kondisi
ibu ibu yang hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I
dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.
2. Umur
Yang dimaksud dengan umur adalah kelompok umur pasien yang hamil
yang mendapat perawatan anemia pada Rumah Sakit Umum Sultan Daeng Raja
Kabupaten Bulukumba. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat
reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35
tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan
anemia karena pada kehamilan diusia  < 20 tahun secara biologis belum optimal
emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami
keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan
kebutuhan  zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun
terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang sering menimpa diusia ini.
3. Paritas (Para)
Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik
lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai
risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat – zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.
4. Jarak Kehamilan
Jarak kelahiran adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya kelahiran
berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya
anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan
kebutuhan zat – zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi
janin yang dikandung.(2,11)
5. Pendidikan
Proses penggubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui penerapan ilmu yang diperoleh
dalam pengetahuannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya.
Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan
kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk
menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang
berpendidikan lebih rendah (2)
6. Asupan Tablet tambah Darah
Suatu keadaan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah kesehatan
ibu hamil dan janinnya (zat besi) atu mengkonsumsi tablet tambah darah (zat
besi) dalam masa kehamilannya.

7. ANC
Upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi
luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan. Antenatal Care (ANC) ini merupakan upaya pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai
dengan standar pelayanan yaitu minimal dilakukan sebanyak 4 kali, yang diberi kode
K1,K2,K3, dan K4. Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal
kunjungan harus lebih ketat.

Anda mungkin juga menyukai