Fullpapers Kmpbdf7cee63afull
Fullpapers Kmpbdf7cee63afull
Fullpapers Kmpbdf7cee63afull
ABSTRACT
Kediri is a town which has high disaster risk. One of the potential disasters is Kelud Mountain’s eruption. In 2014,
when the Mountain erupted, Kediri has not had BPBD, a government organization to manage natural disaster. This
study aims to portrait how the policy implementation of Kelud Mountain disaster management in Ngancar, Kediri. This
study uses implementation model of public policy by George C. Edward III. The writer used descriptive qualitative
method. The informant was obtained through purposive and snowball sampling. The result shows that the
implementation of Kelud Mountain disaster management in Ngancar, Kediri requires more corrections in human
resources. The citizen awareness of knowledge and skill in managing the disaster is required to develop. It is important
to produce human resources which have good quality and quantity to accomplish the policy.
4. Struktur birokrasi. Implementasi kebijakan yang mengakibatkan timbulnya korban, baik berupa korban
begitu kompleks menuntut adanya kerjasama dari jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
berbagai pihak, sehingga ketika struktur birokrasi dampak psikologis bagi yang menghadapinya.
tidak kondusif maka jalannya kebijakan akan I.5.3. Penanggulangan Bencana Alam
terhambat meskipun sumber daya yang tersedia Penanggulangan bencana adalah segala upaya
memadai. Untuk meningkatkan kinerja struktur dan kegiatan yang dilakukan, yakni meliputi
birokrasi maka diperlukan adanya suatu SOP pencegahan, penjinakan (mitigasi), penyelamatan,
(Standart Operating Procedure) yang mengatur tata rehabilitasi, dan rekonstruksi, baik sebelum, pada saat
aliran pelaksanaan suatu kebijakan dan cara-cara maupun setelah terjadi bencana dan menghindarkan
pemecahan masalah yang timbul dalam pelaksanaan dari bencana yang terjadi.(Departemen Sosial RI, 1984
di lapangan. Dengan adanya SOP maka birokrasi : 43-44).
bisa menjalankan fragmentasi SOP, yaitu kegiatan Pembatasan definisi penanggulangan bencana
sehari-hari para pelaksana kebijakan untuk oleh peneliti adalah segala upaya dan kegiatan yang
melaksanakan tugas rutinnya sesuai dengan standar dilakukan guna mengurangi hingga menghilangkan
yang ada. Di sini harus ada kesesuaian dalam risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam. Dalam
organisasi birokrasi yang menjadi penyelenggara penelitian ini peneliti hanya akan menitik beratkan
implementasi kebijakan publik. Tantangan yang pada tahapan penanggulangan bencana bagian tanggap
harus dijawab adalah bagaimana agar tidak terjadi darurat atau response pada masyarakat daerah
bureaucratic fragmentation. Di Indonesia, struktur terdampak karena pada tahapan ini merupakan
birokrasi membuat proses implementasi jauh dari indikator berhasil atau gagalnya mitigasi ataupun
kata efektif karena kurangnya koordinasi dan tahapan kewaspadaan yang telah dilakukan, selain itu
kerjasama di antara lembaga-lembaga negara tahap tanggap darurat merupakan proses dimana
dan/atau pemerintahan (Agustino, 2006: 149-154). kejadian bencana dirasakan paling nyata dan dramatis.
Pada konteks penelitian ini, variabel model Dan juga menilai proses penanggulangan bencana
implementasi yang sesuai untuk menilai keberhasilan dengan melihat prinsip penanggulangan bencana sesuai
implementasi kebijakan penanggulangan bencana dalam Undang-Undang no 24 tahun 2007 yang
gunungapi Kelud di wilayah kecamatan Ngancar meliputi : a) Cepat dan Tepat; b) Prioritas
adalah: 1) Komunikasi; 2) Struktur Birokrasi ; 3) Penyelamatan Jiwa; c) Koordinasi dan Keterpaduan;
Sumber daya pelaksana atau implementator; dan 4) dan d) Berdaya Guna dan Berhasil Guna.
Disposisi Pelaksana.
I.5.2. Bencana Alam I.6. Definisi Konsep
I.5.2.1. Bencana 1. Kebijakan publik adalah serangkaian keputusan
Bencana menurut BAKORNAS PBP adalah yang diambil oleh instansi pemerintah yang
peristiwa yang disebabkan oleh alam atau ulah diwujudkan dalam bentuk peraturan perundangan,
manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau program-program dan tindakan yang digunakan
perlahan-lahan, yang menyebabkan hilangnya jiwa sebagai pedoman untuk mendukung tindakan
manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan, serta aparat pemerintahan untuk mencapai suatu tujuan
melampaui kemampuan dan sumberdaya manusia dalam rangka memecahkan suatu masalah dalam
untuk mennggulanginya (Susanto, 2006:2). kehidupan masyarakat yang masih berada pada
Dalam penelitian ini peneliti membatasi wilayah wewenangnya.
pengertian bencana yaitu, peristiwa yang mengganggu 2. Implementasi kebijakan publik dilihat dari segi
dan mengancam kehidupan serta penghidupan proses adalah segala proses pelaksanaan tindakan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam untuk untuk menjalankan keputusan yang telah
maupun non alam, bahkan faktor manusia sendiri yang dibuat guna mencapai tujuan yang telah
menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan ditetapkan.
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak 3. Komunikasi merupakan proses penyampaian
psikologis bagi yang menghadapinya. informasi kepada pihak lain. bisa perseorangan,
I.5.2.2. Bencana Alam instansi, ataupun organisasi yang dinilai baik jika
Bencana alam juga diartikan sebagai peristiwa konsistensi informasi yang disampaikan jelas
atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala dalam rangka proses pelaksanaan kebijakan
alam, seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir, penanggulangan bencana gunungapi Kelud di
gelombang pasang (tsunami), angin rebut, kebakaran Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri.
hutan, kekeringan, gas beracun, dan banjir lahar, yang 4. Struktur birokrasi merupakan susunan komponen
dapat mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, atau unit-unit dalam organisasi yang menunjukkan
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan dan lain- adanya pembagian kerja dan menunjukkan fungsi
lain (Departemen Sosial RI, 1999:13). atau kegiatan yang berbeda-beda dikoordinasikan
Di dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pelaksanaan
bencana alam adalah rangkaian peristiwa yang kebijakan penanggulangan bencana gunungapi
disebabkan oleh gejala alam letusan gunungapi Kelud, Kelud di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri.
yang mengancam kehidupan serta penghidupan dan
25
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
27
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
Sumber daya manusia dengan keahlian Dari hasil pengamatan dan penelitian, peneliti
kebencanaan masih dirasa kurang karena selama ini menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya keahlian penanggulangan bencana gunungapi Kelud telah
kebencanaan masih belum cukup tinggi. Tetapi di dilaksanakan sesuai dengan prinsip yang terdapat
lapangan, peneliti menemukan fakta bahwa setelah dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang
kejadian letusan Kelud 2014 kesadaran masyarakat Penanggulangan Bencana yaitu prinsip cepat dan tepat.
tentang pentingnya keahlian kebencanaan semakin Karena dari hasil penelitian dan pengamatan
meningkat hal inilah yang sekarang menjadi PR peneliti pada masyarakat penerima kebijakan, mereka
pemerintah untuk mengelolanya. merasakan prinsip itu dilaksanakan ketika dilapangan.
II.2.4. Disposisi Pelaksana Kebijakan terutama di saat proses evakuasi. Masyarakat
Menurut George Edward III, disposisi menyatakan bahwa proses evakuasi yang dilakukan
merupakan sikap atau komitmen para implementator berjalan dengan baik, terorganisir dan cepat sehingga
untuk melaksanakan suatu kebijakan. Dalam setiap tidak sampai timbul adanya korban pada saat
proses pelaksanaan kebijakan, selain keahlian, gunungapi Kelud meletus. Semua terkoordinir dengan
pelaksanaan kebijakan juga membutuhkan kesediaan baik sehingga tujuan utama yaitu menyelamatkan
dan komitmen agar pelaksanaan kebijakan berhasil nyawa masyarakat terdampat dapat dicapai.
dilaksanakan dengan baik. II.3.2. Prioritas Penyelamatan Jiwa
Tabel II.2.4.1. Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas”
Kategorisasi Pernyataan Informan Tentang Disposisi adalah bahwa apabila terjadi bencana, kegiatan
Nama Pernyataan penanggulangan harus mendapat prioritas dan
Bapak Ngaseri Berbagai pihak memiliki kesamaan diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.
komitmen dalam melihat Tabel II.3.2.1.
penanggulangan bencana gunungapi Persepsi Masyarakat Terkait Prinsip Prioritas
Kelud Penyelamatan Jiwa
Bapak Suprapto Adanya tanggungjawab yang Nama Pernyataan
dimiliki pelaksana penanggulangan Bapak terdapat radio wilayah yang
bencana untuk mencapai tujuan Suryadi menyiarkan himbauan dari Pak
utama yaitu penyelamatan Camat tentang pentingnya
masyarakat terdampak keselamatan jiwa warga
Adanya komitmen pada pelaksana Ibu Sri Utami Pak Camatn menuruti permintaan
Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana warga agar mau diungsikan
gunungapi Kelud di Kecamatan Ngancar, peneliti Bapak proses evakuasi mengutamakan
Sumarsono anak-anak, jompo dan ibu hamil
menemukan fakta bahwa pelaksana kebijakan
untuk diselamatkan terlebih dahulu
mempunyai kesediaan dan komitmen yang sama yaitu
Bapak Keselamatan jiwa menjadi prioritas
akan berusaha untuk menyelamatkan masyarakat Samsun penanggulangan bencana
terdampak Kelud dilihat dari wawancara dan Ibu Lestari TNI dan Polri turut serta
pengamatan peneliti di lapangan. melaksanakan tugas penanggulangan
II.3. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana bencana
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun Dari hasil pengamatan dan penelitian yang
2007 dilakukan, peneliti menemukan fakta bahwa
II.3.1. Cepat dan Tepat penanggulangan bencana gunungapi Kelud sudah
Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan sesuai dengan prinsip penanggulangan bencana yang
tepat” adalah bahwa dalam penanggulangan bencana terdapat pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai tentang Penanggulangan Bencana mengenai prinsip
dengan tuntutan keadaan. Keterlambatan dalam prioritas penyelamatan jiwa.
penanggulangan akan berdampak pada tingginya Selain menyimpulkan dari hasil wawancara
kerugian material maupun korban jiwa. mengenai apa yang dirasakan oleh masyarakat
Tabel II.3.1.1. terdampak, peneliti juga menemukan fakta bahwa
Persepsi Masyarakat Terkait Prinsip Cepat dan Tepat dalam kebijakan tingkat kecamatan yang berupa SOP
Nama Pernyataan dan Mapping Penanggulangan Bencana Gunungapi
Bapak Suryadi Proses dilaksanakan dengan cepat Kelud keselamatan masyarakat menjadi tujuan utama
tanpa terburu-buru penanggulangan bencana. Dan juga pihak kepolisian,
Ibu Sri Utami persiapan matang sehingga proses TNI serta pemerintahan kecamatan mempunyai target
pelaksanaan penanggulangan 0% korban dalam proses pelaksanaan penanggulangan
bencana berjalan dengan lancar bencana gunungapi Kelud di kecamatan Ngancar.
Bapak ada sosialisasi pada masyarakat
Sumarsono sehingga proses berjalan lancar
II.3.3. Koordinasi dan Keterpaduan
Bapak Samsun proses pengungsian berjalan lancar
Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi”
karena ada petunjuk yang jelas adalah bahwa penanggulangan bencana didasarkan
Ibu Lestari proses pelaksanaan baik, tertib dan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung.
rapi Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan” adalah
28
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
bahwa penanggulangan bencana dilakukan oleh perbantuan ketika mengungsikan warga dan juga
berbagai sector secara terpadu yang didasarkan pada keikutsertaan masyarakat dalam menyediakan bahan
kerja sama yang baik dan saling mendukung. logistik untuk kebutuhan di tempat pengungsian.
29
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
memadai. Hal ini terlihat dalam proses penanggulangan bencana di kecamatan Ngancar
pelaksanaan penanggulangan bencana dilapangan. sangat dibutuhkan tetapi harus diiringi dengan
6. Pola komunikasi, struktur birokrasi dan disposisi jumlah kuantitas yang memadai kuantitas dan
sebagai faktor pendukung keberhasilan kualitas sumber daya manusia dibutuhkan untuk
implementasi sudah terpenuhi dengan baik. Akan proses pelaksanaan penanggulangan bencana.
tetapi dalam penanggulangan bencana gunungapi
Kelud di Kecamatan Ngancar belum terdapat Daftar Isi
sumber daya pelaksana kebijakan yang Agustino, Leo. “Dasar-Dasar Kebijakan Publik”.
mempunyai keahlian dalam bidang penggulangan Bandung: Alfabeta, 2006.
bencana, hal inilah yang menghambat proses
pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana. Aini, Fitriyah Nur. “Implementasi Kebijakan
7. Dalam pelaksanaan kebijakan penanggulangan Penyelenggaraan Reklame”. Skripsi Fakultas Ilmu
bencana gunungapi Kelud di kecamatan Ngancar, Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Airlangga.
faktor dominan yang berpengaruh dalam 2011.
keberhasilan implementasinya adalah factor
komunikasi dimana komunikasi antar pelaksana Badan Nasional Penanggulangan Bencana. “Info
kebijakan dan komunikasi antara pelaksana dan Bencana : Informasi Kebencanaan Bulanan
penerima kebijakan berjalan dengan baik. Hal ini Teraktual” (edisi Februari 2014). Jakarta : BNPB,
dibuktikan dengan dilakukannya rapat koordinasi 2014.
yang menghasilkan kebijakan di tingkat kecamatan
berupa SOP dan Mapping serta patuhnya BNPB. “Kemanusiaan Adalah Kehidupan : Ngaseri
masyarakat terhadap setiap himbauan pemerintah Camat Ngancar. Jakarta : Majalah Gema BNPB,
mengenai pelaksanaan penanggulangan bencana. Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi
Permasalahan komunikasi biasanya muncul ketika Bencana”, vol. 5 no. 3 Desember 2014. Jakarta :
tidak adanya kesepakatan antara pengambil BNPB, 2014.
kebijakan, pelaksana kebijakan dan penerima
kebijakan, akan tetapi hal ini telah diselesaikan BPS. “Kecamatan Ngancar Dalam Angka 2014. Kediri
dengan proses komunikasi secara kultural; : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri”. Kediri :
BPS Kabupaten Kediri, 2014.
8. Prinsip cepat dan tepat, prioritas penyelamatan
jiwa, koordinasi dan keterpaduan, serta prinsip
Fadillah, Adi Yanuar. “ Penentuan Variabel yng
berdaya guna dan berhasil guna telah diterapkan
Berpengaruh dalam Penanganan Bencan di
dalam pelaksanaan penanggulangan bencana
Indonesia Menggunakan Metode ANP dan SWOT
gunungapi Kelud di kecamatan Ngancar. Hal ini
Analysis” Skripsi Fakultas Teknik Industri.
terlihat dalam proses penanggulangan bencana,
Universitas Indonesia. 2010.
utamanya proses evakuasi.
9. Tanpa adanya BPBD pelaksanaan penanggulangan ISDR, 2004, Living with Risk ” A Hundred Positive
bencana gunungapi Kelud bisa berjalan dengan Examples of How People are Making The World
baik dengan memperbaiki pola komunikasi antara Safer” United Nation Publication, Geneva,
pelaksana kebijakan dan penerima kebijakan atau Switzerland, 2004.
masyarakat dengan menerapkan komunikasi
kultural. Islamy, Irfan. “Prinsip-Prinsip Perumusan
III.2. Saran Kebijaksanaan Negara”. Jakarta: Bumi Aksara,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 2001.
dilakukan dan kesimpulan di atas, maka saran yang
bisa diberikan peneliti, yaitu: Kecamatan Ngancar. Mapping Gunung Kelud. Ngancar
1. Perlu dibangun pola komunikasi yang lebih baik : Kecamatan Ngancar, 2014.
lagi antara pengambil kebijakan, pelaksana
kebijakan dan penerima kebijakan penanggulangan Kurniawan, Lilik.dkk.”Indeks Risiko Bencana
bencana di wilayah kecamatan Ngancar melihat Indonesia tahun 2013”. Jakarta : Direktorat
kecamatan Ngancar merupakan daerah yang Pengurangan Risiko Bencana Deputi Bidang
memiliki risiko bencana agar pelaksanaan Pencegahan dan Kesiapsiagaan, 2014.
dilapangan bisa berjalan lebih baik dan lancar;
2. Stuktur birokrasi yang berkaitan dengan Moleong, Lexy J. “Metode Penelitian Kualitatif”.
penanggulangan bencana seharusnya memiliki Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
pembagian tugas dan fungsi sesuai dengan
kompetensinya agar pelaksanaan penanggulangan Nasution, S.” Metode Researc (Penelitian Ilmiah)”.
bencana berjalan dengan efektif dan efisien; Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
3. Perbaikan kualitas sumber daya manusia yang
terlibat dalam pelaksaan kebijakan
30
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
Nugroho, Riant. “Public Policy”. Jakarta: PT. Elex Suyono. 2014. Ironi, Pemkab Kediri Tak Punya Badan
Media Komputindo, 2008. Penanggulangan Bencana Daerah. Jakarta : Lensa
Indonesia (Sabtu, 15 Februari 2014) . diambil dari
PNPM Mandiri Ngancar.”Laporan Erupsi Gunung :http://www.lensaindonesia.com/2014/02/15/ironi-
Kelud”. Ngancar : Program Nasional pemkab-kediri-tak-punya-badan-penanggulangan-
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, 2014. bencada-daerah.html diakses pada tanggal 15 Juni
Saptiadi, Gatot dan Haryadi Djamal. “Kajian Model pukul 19.45 WIB
Desa Tangguh Bencan Dalam Kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana Bersama BPBD Provinsi
D.I. Yogyakarta”. Jurnal Penanggulangan
Bencana. 3 (2). 1-2, 2012.
32