Anda di halaman 1dari 7

FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL

Nama mahasiswa :Muhammad Rizky S Modul :SKV


NIM : 19083 Kelompok : 2B
Tanggal : 21 april
Kasus :3 Sesi : II

KRITERIA URAIAN
1. Hasil (Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap
penelusuran learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).
literatur Diagnosis
Anamnesa umum:
- Nama, umur, dll
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, JVP, pernafasan dan
ciri-ciri fisik yang menunjang diagnosis.
TD : 140 per 90 mmHg
Nadi : 90X per menit Respiration Rate : 28X permenit

Bila terdapat paling sedikit 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor


atau 2 kriteria mayor saja.
Pemeriksaan penunjang:
1. EKG Elektrokardiografi :
Abnormalitas yang ditemukan berupa takikardi, bradikardi,
atrial takikardi atau fibrilasi, aritmia ventrikel, iskemi atau
infark, gelombang Q, hipertrofi ventrikel kiri, AV block,
Mikrovoitose, atau durasi QRS lebih dari 0,12 sec dengan
LBBB.
2. Rontgen Thorax : Abnormalitas yang ditemukan berupa
kardiomegali, hipertrofi ventrikel, kongesti vena paru, edema
interstisial, efusi pleura, garis kerley B, area paru hiperlusen,
infeksi paru, atau infiltrat paru.
3. Pemeriksaan fungsi ventrikel kiri menggunakan
ekokardiogram 2-D atau Dopler : menilai ukuran dan fungsi
vent. kiri, kondisi katup, dan gerakan dinging jantung

Pemeriksaan laboratorium:
● Kreatinin serum leibh dari 150
● Anemia HB pria kurang dari 13 gr dL dan HB wanita
kurand dari 12 gr dL
● BNP kurang dari 100 pg mL dan NT pro BNP kurang dari
400 pg mL
● Hiponatremia kurang dari 135 mmol L, Hipernatremia lebih
dari 150 mmol L , Hipokalemia kurang dari 3,5 mmol L,
Hiperkalemia lebih dari 5,5 mmol L , Hiperglikemia lebih dari
200 mg dL, Hiperurisemia lebih dari 500 mikromol L
● Albumin tinggi lebih dari 45 g dL

Komplikasi
● Gangguan katup jantung Gagal jantung dapat
menyebabkan peningkatan tekanan aliran darah jantung.
Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan gangguan
katup jantung. Gagal jantung kongestif stadium lanjut juga
dapat menyebabkan pembengkakan jantung atau
membesarnya jantung, sehingga fungsi katup jantung tidak
dapat berjalan dengan normal.
● Aritmia Fibrilasi atrium Indikasi pemantauan denyut
jantung dan dapat diberikan B-blocker dan warfarin atau
digoksin, aritmia ventrikuler Biasa menyebabkan sinkop atau
kematian jantung mendadak , bradiaritmia.
● Tromboembolisme Stroke, emboli perifer, thrombosis
vena, dan malabsorpsi. Risiko bekuan vena trombosis vena
dalam atau deep venous Thrombosis dan emboli paru serta
embolik sistemik yang tinggi, terutama CHF berat dan bisa
diturunkan dengan warfarin
● Respirasi Kongesti paru, Hipertensi pulmonal, dan
kelemahan otot pernafasan
● Gastrointestinal Kongesti, disfungsi hati, malabsorpsi
● Syok kardiogenik Jantung mendadak tidak mampu memompa
darah, bisa edema sistemik atau pulmonal

Pencegahan
Dengan gaya hidup sehat
- BB ideal
- Konsumsi makanan yang tinggi serat dan tinggi protein cth
sayur, buah, ikan, biji-bijian
- Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh
- Kurangi asupan gula dan garam
- Olahraga rutin min 30 menit perhari
- Istirahat yang cukup
- Kelola stress
- Berhenti merokok - Berhenti minum alcohol

Prognosis
Prognosis buruk
Ad vitam = Dubia ad malam
Ad functionam= Malam
Ad Sanationam= Malam
Gagal jantung simtomatis masih memiliki prognosis yang buruk
terlepas dari banyaknya perkembangan evaluasi dan
manajemen terbaru gagal jantung. Sekitar 60-70persen
pasien meninggal dalam waktu 5 tahun dari gagal jantung
akut. Gagal jantung akut memiliki prognosis yang buruk,
dengan angka mortalitas 1 tahun mencapai 10-30persen
II : double humpe, dilatasi atrium sinistra)
v2,v3 : ST elevasi ,infark
v1 : biphasic P ,dilatasi atrium sinistra huge S , S pada v1+ R
pada v5 lebih dari 35 ,hipertrofi ventrikel sinistra,ST elevasi
infark
v5 : huge R, S pada v1 + R pada v5 lebih dari 35, Hipertrofi
LV
v4,v5,v6 : ST depresi, ischemic

● Terdapat Kardiomegali: Hipertrofi Vetrikel Sinistra


● Apeks Jantung bergeser kearah lateral
● Hasil Rontgen paru keliatan lebih opaque dengan tepi bagian
atas cekung
● Terdapat juga Kerley B line yang menandakan Edema Pulmo
Intertistial

Upaya pencegahan gagal jantung akut dibagi menjadi


pencegahan primer yaitu penatalaksanaan penyebab dan
sekunder yaitu pencegahan masuk rumah sakit kembali.

Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan dengan diagnosis awal dan
penatalaksanaan penyebab gagal jantung akut serta
penanganan faktor risiko kardiovaskular pada pasien.
Pencegahan primer mencakup penatalaksanaan yang cepat dan
efektif terhadap kondisi aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, dan hipertensi

Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah kondisi gagal
jantung kronis yang dapat menyebabkan episode gagal jantung
akut yang memerlukan perawatan kembali di rumah sakit.
Beberapa strategi pencegahan yang dilakukan untuk mencegah
pasien kembali masuk rumah sakit, antara lain :
▪ Perawatan di rumah sakit: dekongesti, tata laksana
penyebab dan faktor eksaserbasi, titrasi terapi gagal
jantung yang tepat
▪ Perencanaan dan transisi: perencanaan follow-up,
penjadwalan kontrol pasca-perawatan dalam 7-10 hari,
kolaborasi dengan dokter pada layanan primer, edukasi
pasien, kunjungan rumah oleh perawat, telemonitoring

• Gagal jantung kiri


Kondisi ini terjadi saat bilik kiri jantung tidak mampu memompa
darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, darah yang telah kaya
dengan oksigen dari paru-paru, akan menumpuk di pembuluh
darah paru-paru.Penumpukan darah bersih tersebut, membuat
penderitanya menjadi kekurangan oksigen. Karena kekurangan
oksigen, penderita gagal jantung akan mengalami sesak napas,
atau batuk-batuk. Selain itu, darah juga kembali ke paru-paru,
sehingga akan terjadi penumpukan cairan di organ tersebut.
• Gagal jantung kanan
Kondisi ini terjadi jika bilik kanan jantung, tidak mampu
memompa darah yang berasal dari tubuh ke paru-paru.
Akibatnya, terjadi penumpukan darah di pembuluh balik.
Penumpukan darah tersebut akan membuat penumpukan cairan
di berbagai area tubuh, seperti kaki dan perut.

Penyebab gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan

Pemicu gagal jantung kiri biasanya adalah gangguan lainnya


pada jantung, seperti penyakit jantung koroner, serangan
jantung, atau tekanan darah tinggi. Gagal jantung kiri
merupakan jenis gagal jantung yang paling sering dialami,
sehingga kerap disebut gagal jantung saja.Gagal jantung kanan
disebabkan oleh berbagai gangguan medis lain. Namun gagal
jantung kiri yang parah, bisa menjadi pemicu utama timbulnya
gagal jantung kanan. Penyakit jantung koroner dan tekanan
darah tinggi, juga dapat mendorong terjadinya gagal jantung
kanan.Selain itu, gagal jantung kanan juga dapat disebabkan
oleh penyakit yang tidak menyerang jantung. Penyakit tersebut
di antaranya penyakit paru-paru obstruktif kronis ,
penyumbatan pembuluh darah pada paru-paru, dan acute
respiratory distress syndrome

• Penanganan gagal jantung kanan


Apabila gagal jantung kanan disebabkan oleh gagal jantung
kiri, maka penanganannya pun akan difokuskan pada
pengobatan gagal jantung kiri. Jika gagal jantung kanan dipicu
oleh penyakit paru-paru, penanganannya akan fokus untuk
mengobati penyakit paru-paru tersebut.Sembari
mengindentifikasi penyebab gagal jantung kanan, dokter akan
memberikan obat diuretik, untuk mengurangi penumpukan cairan
di tubuh. Obat untuk mengurangi tekanan pada pembuluh arteri
paru-paru, mungkin juga akan diberikan oleh dokter.
• Penanganan gagal jantung kiri
Pengobatan gagal jantung kiri juga akan dilakukan
berdasarkan pemicunya. Beberapa obat yang mungkin akan
diberikan yakni obat jenis beta-blockers untuk meningkatkan
fungsi jantung, obat diuretik, dan beberapa jenis obat lain.
2. Referensi yang (Tuliskan sumber referensi yang digunakan atau dibaca)
digunakan 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.
Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung Edisi Pertama. 2015.
2. Mansjoer A, Wardhani WI, Setiwulan W, et al. Kapita Selekta
Kesokteran Jilid 2. 2014. Jakarta: Media Ausculapis.
3. Kirmani S, Squire I. Acute Heart Failure: Definition,
classification, and epidemiology. Curr Heart Fail Rep. 2017;14
5:385-392 4. Hartupee J, Mann DL. Neurohormonal activation
in heart failure with reduced ejection fraction. Nat Rev
Cardiol. 2017;14 1 :30-38
4.Panduan Praktik Klinis PPK dan Clinical Pathway CP
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. PERKI 2016.
5.Khan, MG. Heart Disease Diagnosis and Therapy. New
Jersey: Humana Press 2015. 184p
6. Purwowiyoto SL. Gagal Jantung Akut: Definisi, Patofisiologi,
Gejala Klinis, dan Tatalaksana. CDK 2018;45 4 :310-2
7. American Heart Association
Nilai
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator:

Anda mungkin juga menyukai