- OVERVIEW
HEALTHIER CHOCOLATE PRODUCTS:
et iH es
Palen caine recall Ber m3 ren ae Cee ea Cuchi)
Peta ee rete Ce Eun eC CW Wa Ue Cus u
ee Cu ERC LC ek Meee Ree heel) PUT mC
Co UR ea eu eu u Un Cu Ruri CC ae
See coca D
36 | FOODREVIEW INDONESIA | VOL XV /NOolifenol golongan flavanol
P wpekan kmnponen
bioaktif dari biji kakao yang,
berpotensi mempunyai aktivitas
ntioksidan dan anti-inflamasi,
me ‘lancar aliran darah,
mempunyai efek anti-depresi
|
serta dapat menurunkan risiko
penyakit degeneratif seperti
penyakit kardiovaskular dan
Alzheimer
Namun demikian, dalam
beberapa dekade terakhir
Pertumbuhan pasar cokelat di
dunia relat stagnan, Salah satu
‘aktor yang menyebabkan stagnasi
teh adalthadanya konsumen
Yang mulai menghindari produk
cokelat karena menganduing
fuladan lemak yang tinggi
yandungan gula dan lemak
‘Nts tinggi dikhawatirkan
qanvebabkan efek samping
conaselah Kesehatan seperti
Tray iabetes dan karies gt
iimyatt metespon hal ini, para
panna di bidang teknologi
i dean Serta produsen cokelat
1a secara konsisten terus
ukan pengembangan
Produk. Salah satu fokus tujuan
pengembangan produk cokelat
dalah untuk mendapatkan
Manfaat kesehatan optimal dari
cokelat sekaligus meminimalkar
efek samping dari konsumsi
cokelat
Beberapa strate
dalam pengemt
cokelat di dur
replacement, pe
mutakhir
ngan produk
and enrichment, serta suplementasi
ingridien fungsional
Gula mempunyai peran
penting pada cokelat. Sukrosa
merupakan jenis gula yang pal
banyak digunakan di industri
cokelat. Selain sebagai pemanis
sukrosa berperan juga sebagai
bulking agent (sehingga produk
cokelat mempunyai volume
besar), flavor enhancer (untuk
memperkuat cita rasa cokelat),
serta texture modifier (agar cokelat
mempunyai mouthfeel yang baik)
‘Tergantung dari formulasi
jenis cokelatnya, proporsi sukrosa
dalam formula cokelat dapat
‘mencapai 50% (misalnya pada
jenis produk white chocolate). Di
jumlah besar sering diasosiasikan
alah Kesehatan
termasuik obestas, diabetes dan
karies gigi, 4
Upaya ya
untuk meng
apat dilakukan
si hal tersebut,
adalah mengganti sukrosa dengan
pemanis alternatif yang termasuk
dalam golongan high intensity
cveteners, seperti acesulfame-K
rebaudioside A, sueralose,
neotame dan stevia, serta gula
golongan polyols (sering disebut
juga sebagai gula alkohol), seperti
sorbitol, xylitol, isomalt, mannitol,
maltitol, lactitol dan erythritol
Jenis gula lain seperti tagatose,
threhalosa dan isomaltulosa dapat
juga digunakan sebagai pengganti
pemanis di dalam produk cokelat
(Aidoo et al., 2013). Pemanis
alternatif tersebut mempunyai
intensitas kemanisan yang jauh
Iebih tinggi dibandingkan sukrosa,
sehingga hanya dibutuhkan dalam
jumlah yang lebih sedikit untuk
mendapatkan tingkat kemanisan
yang sama dengan sukrosa.
* Namun di sisi lain, dengan
jumlah yang lebih sedikit di
FOODREVIEW INDONESIA| VOL xv/NO.S/ Me‘ 2020 | 97
iiltersebut, gula tidak dapat
berfungsi sebagai bulking agent
dan texture modifier. Oleh karena
itu, untuk membuat produk
cokelat rendah kalori, perl
ditambahkan bahan yang dapat
berfungsi sebagai bulking agent
ddan texture modifier
Low-digestible carbohydrate
polymers seperti polidekstrosa,
inulin, oligofruktosa, dan
maltodekstrin merupakan bahan
yang dapat digunakan sebagai
bulking agent pada produk
cokelat ketika cokelat tersebut
diformulasikan menggunakan
pemanis berintesitas tinggi
Namun, reformulasi cokelat
dengan pemanis alternatif dan
bulking agent dapat berdampak
signifikan terhadap kualitas
cokelat.
Parameter kualitas pada
cokelat meliputi kadar air,
tur, sifat alir bahan, titik
Jeleh, kenampakan, uktsran
kel serta aroma dan cit
ae contol oe a
alternatif dan bulkin,
pemani
nt polidekstrosa mempunyai
tingkat glossiness yang lebih
rendah, tekstur yang lebih keras,
ositas yang lebih tings, sertg
intensitas aroma dan cita rasa
lebih rendah dibandingkan
kelat konvensional yang dibuat
menggunakan pemanis sukrosa
Perubahan karaktersitik
cokelat akibat reformulasi
spat menyamai secara identik
yEelt yang dibwat dengan
pemanis sukrosa. Sehingga
mpai saat ini para peneliti masth
‘erus berupaya untuk menemukan
formulasi yang paling tepat.
Biji kakao diketahui
mengandung senyawa bioaktif
polifenol yang bermanfaat bagi
kesehatan. Namun, selama ee
pengolahan, kadar polifenol
. ai turun secara bee
Pengolahan biji kakao menjad i
cokelat melalui banyak ule
proses, yaitu fermentasi (until
membentuk senyawa pena
cita rasa cokelat), pene
(untuk mengurangi kadar:
uk
hingga 7%), penyangraian (Hf
ombentulk cita rasa), pemer
er con (at
dan pengupasai
So eae pens
(untuk mendapatkan PI
kakao), pencampuran de
bahan lain (one
tipe cokelat ya
refining (anak mene
uukuran partie! dan
cokelat yang
a> dar
tambahkan mempun
istik dalam
antioksidan.
an, cokelat
jengan herbal
pat diklaim
wenjadi cokelat
ang berma keseha
Klaim cokelat rempah/herbal
tersebut harus didasarkan pada
pembuktian beberapa aspek:
(1) Apakah konsentrasi yang
diinkorporasi ke dalam cokelat
telah cukup untuk memberikan
efek kesehatan? (2) Jika
ditambahkan dalam konsentrasi
yang cukup, apakah senyawa aktif
dari herbal atau rempah tersebut
dapat semuanya terserap oleh
organ pencernaan? Atau sebagian
justru masih terikat dalam matriks
cokelat sehingga tidak dapat rilis
dan tidak terserap?
Ekstrak herbal dan rempah
diperlukan konsentrasi tertentu
untuk mendapatkan efek
kesehatannya, Sebagai contoh,
jaknya
harus me
(Muhammad
ekstrak kayu mar
al., 2018).
Dalam konsentrasi ini
ekstrak kayu manis sudah dapat
engubah cita rasa cokelat
akibat dari pengaruh aroma dan
rasa kayu manis yang sangat
kuat. Untuk itu, nano atau
mikroenkapsulasi ekstrak kayu
manis diperlukan untuk menutup
rasa kayu manis. Ukuran mikro
kapsul yang diinkoporasikan di
dalam formula cokelat harus lebih
kecil dari 30 um, sebab ukuran
partikel yang lebih besar dari 30
im menyebabkan sensasi berpasir
pada produk cokelat.
Suplementasi ingridien
fungsional
Selain polifenol, bahan-bahan
lain juga dapat disuplementasi
ke dalam produk cokelat untuk
meningkatkan health-promoting
properties cokelat tersebut.
Bahan yang dapat ditambahkan
dalam formula cokelat antara
40 | FOODREMEWMDONESIA| VOL. Xv/ NO, 5/ Mei 2020
demik
ang menyehatkan” d
ni dap:
di industri besar maupun
pembuatan “coke
metode dilakukar
skala kecil.
Ingridien fungsional
yang sangat berpotensi untuk
meningkatkan nilai kesehata
cokelat adalah bakteri p
Menurut Konar et al. (2016)
cokelat merupakan makanan 72%
baik untuk menjadi pembawe
(carrier) bakteri probiotik ke
dalam sistem pencernaat
cokelat mampu melindune
bakteri dari kondisilingku
sistem pencernaan eT
kondisi asam pada
garam empeu. Dian
dengan produk mala
bakteri probiotk mente
viabiltas yang bin
dibawa menggu™™
cokelat
Bakteri dari gen ee
case
seperti L. paraotaram,L- rhamnosus, L. case
b pipis Lactobacillus heleeticus,
be outer merupakan bakteri
ling banyak
pt ke dalam formula
sicanP gpesies bakter lain
juga telah digunakan di
yang Mryoduk cokelat probiotik
da ifdobacterium artimalis
= Lact, acl indices
fifanbaceriin fongur dan
rcs herp Baker
ig it digunakan dit
cus baik dalam bentuk
“mee” yang telah dikeringkan
metode freeze-drying
mnaupun dalam bentuk bakteri
ulasi
teem, dalam bent
terenkapsulasi, bakteri probiotik
mmempunyai tingkat ketahanan
yang lebih tinggi di dalam proses
pencernaan. Untuk menghindari
rnothfel berpasir pada cokelat,
Japsul bakteri probiotik harus
lebih kecil dari
Probiotik da
bersama bahan-bahan yang
bersifat prebiotik, seperti dietary
fiber, inulin, truktooligosakaridy
(FOS) dan glukooligosakarida
(GOS), sehingga produk y
dihasilkan dap.
cokelat sinbiotik
Prebiotik secara tidak langsung
mempunyai fungsi sebagai bulking
agent pada cokelat. Sehingga,
untuk membuat cokelat sinbiotik,
bakteri probiotik dan prebiotik
sangat tepat disuplementasikan
ke dalam cokelat rendah kalori
yang diformulasi
intensity sw
Pada 30 jim
vat diformulasikan
ang,
diklaim sebagai
n dengan high
eteners.
Roferensi:
‘Aidoo, R. Pet al. (2013). Industrial
manufacture of sugar-free
chocolates-Applicability of alternative
sweeteners and carbohydrate
polymers as raw materials in product
Muhammad, 0. RA o
Interaction botwoon
‘antioxidants dorived
‘and c0¢0a in binary and compunn
‘mixtures. Food Chom
556-364, wh a
‘Muhammad, 0. R.A
Physicochemical
(2017,
natured
ot ol (2016,
Rosearch and Technology, 244,
1185-1202.
‘Muhammad, D. R.A. ota
(2019), Antioxidant actuty
‘and quality atributos of white
‘chocolate incorporated with
Cinnarsomumburmannil Blume
‘essential ol. Journal of Food
Science and Technology. htips/to
‘org/10,1007/s13197-019-04206-6