Trauma Kepala Dan Medula Spinalis Jimbris Kristianto
Trauma Kepala Dan Medula Spinalis Jimbris Kristianto
Trauma Kepala Dan Medula Spinalis Jimbris Kristianto
DISUSUN OLEH :
Jimbris Kristianto
(16310152)
Di susun oleh
Jimbris Kristianto
Daftar Isi
Kata pengantar ................................................................
2. Faktor Resiko
a. Jenis Kelamin
Pada populasi secara keseluruhan, laki-laki dua kali ganda lebih banyak
mengalami trauma kepala dari perempuan. Namun, pada usia lebih tua
perbandingan hampir sama. Hal ini dapat terjadi pada usia yang lebih tua
disebabkan karena terjatuh. Mortalitas laki-laki dan perempuan terhadap
trauma kepala adalah 3,4:1.
b. Usia
Resiko trauma kepala adalah dari umur 15-30 tahun, hal ini disebabkan
karena pada kelompok umur ini banyak terpengaruh dengan alkohol, narkoba
dan kehidupan sosial yang tidak bertanggungjawab
3. Jenis-jenis Trauma
a. Fraktur
Menurut American Accreditation Health Care Commission, terdapat 4
jenis fraktur yaitu simple fracture, linear or hairline fracture, depressed
fracture, compound fracture. Pengertian dari setiap fraktur adalah sebagai
berikut:
Simple : retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit
Linear or hairline: retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa
depresi, distorsi dan ‘splintering’.
Depressed: retak pada kranial dengan depresi ke arah otak.
d. Abrasi
Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. Luka ini
bisa mengenai sebagian atau seluruh kulit. Luka ini tidak sampai pada jaringan
subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung-ujung saraf yang
rusak.
e. Avulsi
Luka avulsi yaitu apabila kulit dan jaringan bawah kulit terkelupas,tetapi
sebagian masih berhubungan dengan tulang kranial. Dengan kata lain intak
kulit pada kranial terlepas setelah kecederaan.
2. Etiologi
Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi dua jenis:
a. Cedera medula spinalis traumatik, terjadi ketika benturan fisik eksternal
seperti yang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau
kekerasan, merusak medula spinalis. Hagen dkk (2009) mendefinisikan
cedera medula spinalis traumatik sebagai lesi traumatik pada medula
spinalis dengan beragam defisit motorik dan sensorik atau paralisis.
Sesuai dengan American Board of Physical Medicine and Rehabilitation
Examination Outline for Spinal Cord Injury Medicine, cedera medula
spinalis traumatik mencakup fraktur, dislokasi dan kontusio dari kolum
vertebra.
C. Klasifikasi
Penilaian neurologis pada cedera medula spinalis meliputi penilaian berikut
seperti:
Sensasi pada tusukan (traktus spinotalamikus)
Sensasi pada sentuhan halus dan sensasi posisi sendi (kolum posterior)
Kekuatan kelompok otot (traktus kortikospinal)
Refleks (abdominal, anal dan bulbokavernosus)
Fungsi saraf kranial (bisa dipengaruhi oleh cedera servikal tinggi, seperti
disfagia)
D. Penatalaksanaan
Protokol terapi yang direkomendasikan berdasarkan pada 3 hal yang penting:
1. pencegahan cedera sekunder dengan intervensi farmakologis seperti
pemberian metilprednisolon dalam 8 jam setelah kejadian sesuai dengan
panduan yang dianjurkan dalam studi NASCIS-III. Pasien sebaiknya
diberikan metilprednisolon dengan dosis bolus 30mg/kg berat badan
diikuti dengan dosis pemeliharaan 5,4mg/kg berat badan per jam selama
23 jam atau 48 jam secara infusan.
2. hipoksia dan iskemia di lokasi lesi medula spinalis sebaiknya
diminimalisir dengan mengendalikan status hemodinamik dan oksigenasi.
Semua pasien sebaiknya menerima oksigen tambahan yang cukup untuk
mencapai saturasi oksigen mendekati 100%.
3. begitu cedera medula spinalis disangkakan, tulang belakang harus
diimobilisasi untuk mencegah cedera neurologis yang lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
KESKIMPULAN
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau
gangguan fungsional jaringan otak. Pada populasi secara keseluruhan, laki-laki dua
kali ganda lebih banyak mengalami trauma kepala dari perempuan. Resiko trauma
kepala adalah dari umur 15-30 tahun, hal ini disebabkan karena pada kelompok umur
ini banyak terpengaruh dengan alkohol, narkoba dan kehidupan sosial yang tidak
bertanggungjawab. Jenis-jenis trauma yaitu fraktur, luka memar, laserasi, abrasi dan
avulsi.
Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan dari
bagian tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat terganggu
atau hilang sama sekali. Ketika gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat
dari kerusakan pada medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai cedera medula
spinalis. Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi dua jenis: Cedera medula
spinalis traumatic dan Cedera medula spinalis non traumatic.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal USU fak. kedokteran “TRAUMA KEPALA” 2012
Repository USU “TRAUMA MEDULA SPINALIS” 2012