Trauma Kepala Dan Medula Spinalis Jimbris Kristianto

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH SP BLOK NEUROLOGI

“TRAUMA KEPALA DAN MEDULA SPINALIS”

DISUSUN OLEH :

Jimbris Kristianto
(16310152)

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syaukur kehadirat Tuhan yang
Maha Esa karena berkat dan bimbinganNya-lah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah SP BLOK NEUROLOGI yang berjudul ‘TRAUMA KEPALA DAN MEDULA
SPINALIS’.
Ada banyak hambatan dan tantangan selama pembuatan makalah ini, namun karena
berkat dan tuntunan Tuhan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas saya dengan baik.
Mohon maaf bila ada salah kata dari segi tulisan atau pun bahasa , karena saya hanya
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. Namun semoga apa yang saya tulis
ini bisa bermaanfaat bagi bagi para pembacanya.

Di susun oleh

Jimbris Kristianto
Daftar Isi
 Kata pengantar ................................................................

 Daftar isi ................................................................

 Bab I Pendahuluan ................................................................


1. Latar belakang ................................................................

 Bab II Pembahasan ................................................................


A. Trauma Kepala .................................................................
1. Definisi .................................................................
2. Faktor Resiko .................................................................
3. Jenis-Jenis Trauma.........................................................
B. Trauma Medula Spinalis......................................................
1. Definisi .................................................................
2. Etiologi ................................................................
3. Klasifikasi ................................................................
4. Penatalaksanaan............................................................

 Bab III Penutup ................................................................


Kesimpilan

 Daftar pustaka ................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang menimpa
struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan
fungsional jaringan otak. Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan
fungsi fisik.
Medula spinalis merupakan satu kumpulan saraf-saraf yang terhubung ke susunan
saraf pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis yang dibentuk oleh tulang vertebra.
Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan dari bagian
tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat terganggu atau hilang
sama sekali. Ketika gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat dari kerusakan
pada medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai cedera medula spinalis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TRAUMA KEPALA
1. Definisi
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan
atau gangguan fungsional jaringan otak. Menurut Brain Injury Association of
America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat
kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan
fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

2. Faktor Resiko
a. Jenis Kelamin
Pada populasi secara keseluruhan, laki-laki dua kali ganda lebih banyak
mengalami trauma kepala dari perempuan. Namun, pada usia lebih tua
perbandingan hampir sama. Hal ini dapat terjadi pada usia yang lebih tua
disebabkan karena terjatuh. Mortalitas laki-laki dan perempuan terhadap
trauma kepala adalah 3,4:1.
b. Usia
Resiko trauma kepala adalah dari umur 15-30 tahun, hal ini disebabkan
karena pada kelompok umur ini banyak terpengaruh dengan alkohol, narkoba
dan kehidupan sosial yang tidak bertanggungjawab

3. Jenis-jenis Trauma
a. Fraktur
Menurut American Accreditation Health Care Commission, terdapat 4
jenis fraktur yaitu simple fracture, linear or hairline fracture, depressed
fracture, compound fracture. Pengertian dari setiap fraktur adalah sebagai
berikut:
 Simple : retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit

 Linear or hairline: retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa
depresi, distorsi dan ‘splintering’.
 Depressed: retak pada kranial dengan depresi ke arah otak.

 Compound : retak atau kehilangan kulit dan splintering pada


tengkorak. Selain retak terdapat juga hematoma subdural.
b. Luka memar (kontosio)
Luka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana
pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan
sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berwarna merah kebiruan.
Luka memar pada otak terjadi apabila otak menekan tengkorak. Biasanya
terjadi pada ujung otak seperti pada frontal, temporal dan oksipital. Kontusio
yang besar dapat terlihat di CT-Scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
seperti luka besar. Pada kontusio dapat terlihat suatu daerah yang mengalami
pembengkakan yang di sebut edema. Jika pembengkakan cukup besar dapat
mengubah tingkat kesadaran (Corrigan, 2004).

c. Laserasi (luka robek atau koyak)


Luka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau
runcing. Dengan kata lain, pada luka yang disebabkan oleh benda bermata
tajam dimana lukanya akan tampak rata dan teratur. Luka robek adalah apabila
terjadi kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit. Luka ini
biasanya terjadi pada kulit yang ada tulang dibawahnya pada proses
penyembuhan dan biasanya pada penyembuhan dapat menimbulkan jaringan
parut.

d. Abrasi
Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. Luka ini
bisa mengenai sebagian atau seluruh kulit. Luka ini tidak sampai pada jaringan
subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung-ujung saraf yang
rusak.

e. Avulsi
Luka avulsi yaitu apabila kulit dan jaringan bawah kulit terkelupas,tetapi
sebagian masih berhubungan dengan tulang kranial. Dengan kata lain intak
kulit pada kranial terlepas setelah kecederaan.

B. TRAUMA MEDULA SPINALIS


1. Definisi
Medula spinalis merupakan satu kumpulan saraf-saraf yang terhubung ke
susunan saraf pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis yang dibentuk oleh
tulang vertebra.
Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan dari
bagian tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat
terganggu atau hilang sama sekali. Ketika gangguan sementara ataupun permanen
terjadi akibat dari kerusakan pada medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai
cedera medula spinalis.

2. Etiologi
Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi dua jenis:
a. Cedera medula spinalis traumatik, terjadi ketika benturan fisik eksternal
seperti yang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau
kekerasan, merusak medula spinalis. Hagen dkk (2009) mendefinisikan
cedera medula spinalis traumatik sebagai lesi traumatik pada medula
spinalis dengan beragam defisit motorik dan sensorik atau paralisis.
Sesuai dengan American Board of Physical Medicine and Rehabilitation
Examination Outline for Spinal Cord Injury Medicine, cedera medula
spinalis traumatik mencakup fraktur, dislokasi dan kontusio dari kolum
vertebra.

b. Cedera medula spinalis non traumatik, terjadi ketika kondisi kesehatan


seperti penyakit, infeksi atau tumor mengakibatkan kerusakan pada
medula spinalis, atau kerusakan yang terjadi pada medula spinalis yang
bukan disebabkan oleh gaya fisik eksternal. Faktor penyebab dari cedera
medula spinalis mencakup penyakit motor neuron, myelopati spondilotik,
penyakit infeksius dan inflamatori, penyakit neoplastik, penyakit
vaskuler, kondisi toksik dan metabolik dan gangguan kongenital dan
perkembangan.

C. Klasifikasi
Penilaian neurologis pada cedera medula spinalis meliputi penilaian berikut
seperti:
 Sensasi pada tusukan (traktus spinotalamikus)
 Sensasi pada sentuhan halus dan sensasi posisi sendi (kolum posterior)
 Kekuatan kelompok otot (traktus kortikospinal)
 Refleks (abdominal, anal dan bulbokavernosus)
 Fungsi saraf kranial (bisa dipengaruhi oleh cedera servikal tinggi, seperti
disfagia)
D. Penatalaksanaan
Protokol terapi yang direkomendasikan berdasarkan pada 3 hal yang penting:
1. pencegahan cedera sekunder dengan intervensi farmakologis seperti
pemberian metilprednisolon dalam 8 jam setelah kejadian sesuai dengan
panduan yang dianjurkan dalam studi NASCIS-III. Pasien sebaiknya
diberikan metilprednisolon dengan dosis bolus 30mg/kg berat badan
diikuti dengan dosis pemeliharaan 5,4mg/kg berat badan per jam selama
23 jam atau 48 jam secara infusan.
2. hipoksia dan iskemia di lokasi lesi medula spinalis sebaiknya
diminimalisir dengan mengendalikan status hemodinamik dan oksigenasi.
Semua pasien sebaiknya menerima oksigen tambahan yang cukup untuk
mencapai saturasi oksigen mendekati 100%.
3. begitu cedera medula spinalis disangkakan, tulang belakang harus
diimobilisasi untuk mencegah cedera neurologis yang lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
KESKIMPULAN
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau
gangguan fungsional jaringan otak. Pada populasi secara keseluruhan, laki-laki dua
kali ganda lebih banyak mengalami trauma kepala dari perempuan. Resiko trauma
kepala adalah dari umur 15-30 tahun, hal ini disebabkan karena pada kelompok umur
ini banyak terpengaruh dengan alkohol, narkoba dan kehidupan sosial yang tidak
bertanggungjawab. Jenis-jenis trauma yaitu fraktur, luka memar, laserasi, abrasi dan
avulsi.
Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan dari
bagian tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat terganggu
atau hilang sama sekali. Ketika gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat
dari kerusakan pada medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai cedera medula
spinalis. Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi dua jenis: Cedera medula
spinalis traumatic dan Cedera medula spinalis non traumatic.

DAFTAR PUSTAKA
 Jurnal USU fak. kedokteran “TRAUMA KEPALA” 2012
 Repository USU “TRAUMA MEDULA SPINALIS” 2012

Anda mungkin juga menyukai