Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2622-9439; E-ISSN 2622-9447

Volume 2, Maret 2020


Halaman: 253-260

Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral


Rifda Izza*, Sadbah Dalimarta, Ayu Chinintya Lestari, Khoirul Faizin
Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Istitut Agama Islam Negeri Jember
Jalan Mataram No.1, Karangmiuwo, Mangli, kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68136 - Indonesia
Email*: rirdaizza16@gmail.com

Abstrak. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas keturunan, para ilmuwan memanfaatkan sains hingga tercipta rekayasa
genetika yaitu human cloning. Sebagai sebuah pencapaian yang (bahkan) melampaui ramalan manusia itu sendiri. Melalui human
cloning manusia, individu (manusia) yang identik dari jenis yang sama secara genetik berhasil diciptakan. Sehingga tidaklah aneh
kemudian, apabila sejak awal penemuannya telah menimbulkan kontroversi. Salah satunya jika dilihat dari perspektif filsafat moral.
Dari kacamatanya, human cloning harus dievaluasi dan dipertimbangkan karena secara moral effect dianggap dapat mendeskreditkan
hakikat dan martabat manusia.

Kata Kunci: human cloning; moral effect

PENDAHULUAN dinamis. Gerakan dinamis tersebut disebut sebagai


kemajuan (progress). Kemajuan yang sangat
Pada dasarnya manusia diciptakan dengan beragam mengesankan bahkan bisa dibilang revolusioner di
kemampuan yang mana kemampuan itu adalah tolak bidang rekayasa genetika di akhir abad 20 tersebut oleh
ukur (pembeda) diantara ciptaan Tuhan yang lainnya Walter Isaacson disebut sebagai abad bioteknologi (the
sebagai kelebihan dan keistimewaan yang Allah SWT century of biotechnology) (Ibrahim, 2007).
berikan. Manusia diciptakan dalam bentuk yang sangat Menjadi topik pembicaraan dalam tulisan maupun
beragam dan diciptakan dalam bentuk yang sebaik- pertemuan dari dalam maupun luar negeri. Untuk
baiknya oleh Tuhan, dengan modal berupa akal, indra membahas kloning, maka berbagai terminologi
dan hati manusia dapat mengembangkan ilmu digunakan seperti sudut moral, hukum, agama,
pengetahuan, adanya rasa ingin tahu dapat mengubah psikologi, medis, biologi, bahkan sampai sudut pandang
pengetahuan yang bersifat statis menjadi dinamis ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa kloning
(Masrudi, 2014). memiliki dampak yang sangat besar bagi masa depan
Ibnu sina mengatakan bahwa manusia adalah peradaban manusia. Keberhasilan yang spektakuler pada
makhluk yang memiliki tujuh kemampuan salah satunya binatang, misteri reproduksi makhluk tanpa melalui
mengetahui apa yang ada disekitarnya. Aristoteles perkawinan (aseksual).
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang Mulai menjadi perdebatan sengit ketika Ian Wilmut,
mampu berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan Keith Campbell dan tim di Roslin Institute – skotlandia
akalnya (al-insan hayawanunnatiqun). Beerling berhasil mengkloning domba dolly pada tahun 1996.
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang suka Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning
bertanya. Kesemuanya itu mempertegas kenyataan kecebong (1952), ikan (1963), tikus (1986).
bahwa manusia adalah makhluk yang dibekali dengan Keberhasilan kloning dolly menuai kecaman sebagian
kemampuan untuk bertanya dan rasa ingin tahu (Esha, besar penduduk dunia baik institusi keagamaan,
2010). Dengan adanya keingintahuan inilah ilmu pemeluk agama, dunia kedokteran, institusi riset sejenis,
pengetahuan dan iptek semakin maju dan berkembang. hingga pemerintahan tiap negara. Hal ini menyebabkan
Salah satu hasil kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengkloningan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
pengetahuan dan teknologi adalah kloning, yaitu suatu Sejak keberhasilan kloning domba 1996, kemudian
proses penggandaan makhluk hidup dengan cara muncul hasil kloning lain pada monyet (2000), lembu
mentransfer nukleus dari sel janin yang sudah (2001), sapi (2001), kucing (2001), kuda (2003), anjing,
berdiferensiasi dari sel dewasa, atau penggandaan serigala, kerbau dan dikomersialkan pada 2004. Tidak
makhluk hidup menjadi lebih banyak, baik dengan menutup kemungkinan akan diikuti dengan tahap
memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada berikutnya yakni kloning pada manusia. Jika hal itu
tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel bagian-bagian terjadi dalam bentuk yang massif, maka dapat
tubuh. Pencapaian teknologi rekayasa genetik dibayangkan terjadinya perubahan sosial yang besar
(bioteknologi) khususnya di bidang kloning tersebut karena lahirnya makhluk “baru” yang bisa jadi memiliki
menunjukkan bahwa garis depan ilmu dari waktu ke karakteristik lebih baik atau bahkan lebih buruk (Aman,
waktu selalu berubah, bergerak dan berkembang secara 2007).
254 2: 253-260, 2020

Kaidah-kaidah etika (prinsip-prinsip moral) perlu Dari pendapat Bahm dapat diartikan bahwa ilmu
dipergunakan dalam menentukan objek penelitian dan lahir dari pengembangan suatu permasalahan-
aplikasi pengetahuan, agar terhindar dari kemunculan permasalahan (problems) yang dapat dijadikan sebagai
dampak negatif dari riset sains dan penerapan kegelisahan akademik (kasus ilmiah atau objek ilmu).
pengetahuan sains di masyarakat, seperti kerusakan Atas dasar problem, para kreator akan melakukan suatu
lingkungan dan dehumanisasi. Sejauh ini kasus isu sikap (attitude) untuk membangun suatu metode-metode
moral terkait sains yang menjadi wacana publik salah dan kegiatan-kegiatan (method and activity) yang
satunya adalah kloning manusia (Suryanti, 2019). bertujuan untuk melahirkan suatu penyelesaian-
Terkait dengan itu, tulisan ini mencoba mengungkap penyelesaian kasus (conclusions) dalam bentuk teori-
masalah kloning serta dampaknya bagi sosialitas teori. Konklusi-konklusi dapat diuji dengan
kehidupan manusia yang serba kompleks dan serba mempertimbangkan dari akibat-akibat yang ditimbulkan
ingin tahu terhadap hal ihwal keilmuan. oleh teori (effects). Setiap individu yang berpotensi
ilmiah dapat diketahui dari pengkayaan attitude yang
meliputi keingintahuan (curiosity), berani
METODE PENELITIAN bereksperimen (speculativeness), serta willingness to be
objective, suatu sikap untuk selalu objektif (Maxsi,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini 2010).
menggunakan metode penelitian studi literatur. Hasil Mempelajari (to learn) pengetahuan melalui proses,
telaah kepustakaan (library research) disusun secara prosedur yang tidak terlepas dari metode tertentu, dan
naratif berdasarkan proses telaah kepustakaan dari akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
berbagai sumber jurnal, buku serta sumber lain yang pengetahuan yang sistematis yang menghasilkan produk.
sesuai dengan permasalahan terkait dengan topik untuk Salah satu produk tersebut adalah kloning.
mengevaluasi human cloning ditinjau dari segi filsafat Secara etimologi, istilah kloning berasal dari bahasa
moral effect. Yunani yaitu kata clon, berarti tangkai. Clon, adalah
“suatu populasi sel atau organisme yang terbentuk
melalui pembelahan yang berulang (aseksual) dari satu
HASIL DAN PEMBAHASAN sel.” Sedangkan dalam bahasa Inggris, cloning adalah
“suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu
Human Cloning dalam Bidang Sains organisme melalui proses aseksual satu sel.
Sains bukanlah sesuatu yang sudah selesai dipikirkan Dengan kata lain, kloning adalah proses memperoleh
manusia, sesuatu yang tidak pernah mutlak sebab selalu keturunan (reproduksi) secara aseksual suatu sel tunggal.
akan disisihkan oleh hal-hal atau teori-teori baru hasil Sel tunggal yang dimaksudkan di sini adalah inti sel
penelitian atau percobaan. John G. Kemeny mengatakan tubuh hewan dan manusia. Hasil kloning berupa klon,
ilmu adalah pengetahuan yg dihimpun dengan perantara yaitu populasi yang berasal dari satu sel atau organisme
metode ilmiah (all knowledge collected by means of the yang mempunyai rangkaian kromosom yang sama dan
scientific method) sifat yang identik dengan induk asalnya. Kloning juga
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan (to know) berarti pembentukan dua individu atau lebih yang
yang disusun secara sistematis tentang alam semesta identik secara genetik. Dengan demikian, kloning
yang diperoleh melalui teknik-teknik pengamatan yang merupakan teknik reproduksi secara aseksual dengan
obyektif. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk
‘ilm (Arab), science (Inggris), watenschap (Belanda), hidup tertentu, baik hewan maupun manusia (Jama,
dan wissenschaf (Jerman). Pengertian ilmu yang dikutip 2016).
dari R. Harre, ilmu adalah a collection of well-attested Kloning bukanlah usaha baru. Sudah bertahun-tahun
theories which explain the patterns regularities and para peneliti terus menerus meneliti kemungkinan
irregularities among carefully studied phenomena, atau membuat suatu individu baru tanpa harus
kumpulan teori-teori yang telah diuji coba yang mempertemukan unsur jantan (spermatozoa) dengan
menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun unsur betina (ovum). Berbagai riset mengembangkan
tidak teratur diantara fenomena yang dipelajari secara metodenya. Masing-masing dengan keberhasilan yang
hati-hati. Secara umum ilmu berarti segenap kemudian mengilhami penelitian yang lainnya. Dalam
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai suatu penelitiannya, sarjana Ian Wilmut dari Roslin Institute
kebulatan atau ilmu merupakan bidang pengetahuan di Edinburgh-Inggris, menggunakan tiga ekor domba
ilmiah yang mempelajari pada bidang-bidang kajian betina. Domba pertama digunakan DNA-nya, yang
tertentu, seperti cabang ilmu antropologi, biologi, diambil dari satu sel kambing-nya (kelenjar susu),
geografi, atau sosiologi. Lebih lanjut, Harre domba kedua digunakan sel telur-nya (ovum), setelah
menjelaskan bahwa ada dua komponen utama yang membuang DNA-nya terlebih dahulu. sel kelenjar susu
dapat digunakan untuk menginvestigasi ilmu. Kita berisi DNA (dari domba pertama) didekatkan dengan
bertanya tentang fenomena sesuatu yang mana ovum tanpa DNA (dari domba kedua) seperti dua busa
dianjurkan untuk mengetahuinya, dan bertanya tentang sabun yang ditempelkan satu sama lain. Sel ovum ini
subject matter dan content dari pengetahuan teorinya. ternyata menerima DNA dari domba pertama. Ovum
IZZA et al. – Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral 255

yang sudah dibuahi ini berkemampuan membelah diri tidak akan berkembang apabila diimplantasikan ke
berkembang menjadi embrio. Lalu terakhir, embrio ini dalam uterus (Pedersen, 1999). Stem cells yang
dimasukkan ke kandungan domba yang ke tiga. diperoleh dari blastosit tidak berdiferensiasi dan dapat
Beberapa bulan kemudian lahirlah "Dolly"-mammalia diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel
pertama yang dilahirkan tanpa ayah. Untuk diketahui prekursor, yang dapat disuntikkan kepada pasien untuk
DNA adalah bagian dari inti sel yang berisi informasi menyembuhkan gejala-gejala penyakit degeneratif
(blue print) tentang bagaimana model fisik dan mental (Byrne, 2002).
dari individu yang akan dihasilkan (Aman, 2007). Proses pembuatan stem cells untuk tujuan terapi.
Keberhasilan-keberhasilan itu menunjukkan bahwa Sel-sel hasil kultur tersebut identik secara genetis
transfer nukleus kemungkinan besar dapat dilakukan dengan pasien sehingga tidak terjadi respon penolakan
pada semua mamalia, termasuk manusia. Metode imunologis dari pasien ketika terapi dilakukan. Penyakit
transfer nukleus mulai digunakan untuk kloning yang mempunyai potensi diobati oleh prosedur ini
manusia. Kloning manusia digunakan untuk dua tujuan adalah penyakit jantung, diabetes, Parkinson’s dan
yang berbeda, yaitu untuk reproduksi dan terapi. penyakit - penyakit degeneratif lainnya.
Kloning manusia untuk reproduksi pada tahun 1993 Banyak orang mendukung penggunaan stem cells
di Amerika Serikat dilakukan pembuatan klon manusia dari embrio untuk tujuan terapi. Namun sebagian orang
dengan menggunakan sel zigot manusia yang menolak penghancuran dan manipulasi terhadap embrio
difertilisasi oleh dua spermatozoa (sehingga secara manusia. Terdapat tiga cara lain untuk terapi dengan
teoritis, zigot tidak mungkin berkembang menjadi menggunakan stem cells tanpa adanya destruksi embrio
embrio normal). Kemudian sel zigot tersebut dirangsang (Byrne, 2002). Yaitu: 1. Penggunaan stem cells tanpa
untuk membelah dalam cawan petri, menjadi 2, 4, 8, 16 kloning embrionik stem cells dibuat dari embrio normal.
blastomer, dan tiap blastomer dirangsang untuk Masalah yang muncul adalah sel-sel tersebut tidaklah
membelah lagi menjadi beberapa sel sampai 32 sel, identik secara genetis dengan pasien dan akan
kemudian dihentikan perkembangannya. Kemudian dibutuhkan obat imunosupresif yang kuat dengan harga
dengan menggunakan enzim protease, zona pelusida yang mahal, juga menimbulkan rasa tidak nyaman dan
yang membungkus ke-16 atau ke-32 sel tadi efek samping. 2. Stem cells dari orang dewasa stem
dihancurkan, sehingga sel-selnya satu sama lain terlepas. cells pada orang dewasa terdapat pada sumsum tulang
Kemudian tiap sel dimasukkan ke dalam cawan petri belakang dan beberapa jaringan lain. Stem cells itu di
dan dibungkus kembali oleh zona pelusida. Setelah itu isolasi dan dirangsang untuk berploriferasi. Kelompok
tiap sel akan membelah dan berkembang membentuk prolife menyarankan agar penelitian stem cells hanya
blastosit, dan dapat ditransfer ke dalam uterus induk terbatas pada penggunaan stem cells orang dewasa dan
yang siap menerima implantasi blastosit. Blastosit akan tidak melibatkan kloning dan perusakan embrio manusia.
mengalami proses perkembangan berikutnya di dalam Namun stem cells orang dewasa mempunyai kelemahan,
uterus induk. yaitu sulit diisolasi mempunyai kemampuan
Pada tanggal 13 November 2001, Cibelli et al. yang berploriferasi yang terbatas, dan hanya berdiferensiasi
bekerja di laboratorium Advanced Cell Technology menjadi sejumlah sel yang terbatas. 3. Dediferensiasi
berhasil membuat kloning embrio manusia yang stem cells secara in vitro Situasi ideal adalah
pertama melalui teknik transfer nukleus. Para ilmuwan mendapatkan stem cells embrionik melalui
tersebut berharap dapat membuat embrio muda tersebut dediferensiasi sel tubuh normal secara in vitro. Namun
membelah dan berkembang hingga menjadi blastosit. penelitian yang mengarah pada hal tersebut belum
Hasil percobaan menunjukkan bahwa hanya satu dari menunjukkan hasil yang memuaskan.
embrio berhasil mencapai tahap 6 sel dan kemudian Kombinasi kloning dan transgenik, sebenarnya
berhenti membelah, namun mereka berhasil merangsang kloning dan transgenik merupakan dua hal yang berbeda.
sel telur manusia untuk berkembang secara Namun kombinasi teknik transgenik dengan kloning
partenogenesis menjadi blastosit. Mereka berencana akan menghasilkan klon yang susunan gennya sesuai
untuk mengisolasi stem cells manusia dari blastosit dengan keinginan ilmuwan. Organ, jaringan dan darah
untuk dijadikan starter stock untuk menumbuhkan untuk transplantasi pada manusia dapat dihasilkan
jaringan saraf, otot dan jaringan lainnya yang suatu saat melalui kombinasi teknik transgenik dan kloning.
dapat digunakan untuk terapi pasien. Sebagai contoh jantung babi banyak persamaan dengan
Kloning manusia untuk terapi adalah pembuatan jantung manusia, sehingga ada kemungkinan
klon blastosit yang identik secara genetis dengan pasien ditransplantasikan untuk menggantikan jantung manusia
penderita penyakit degeneratif. Blastosit dikultur yang rusak. Transplantasi organ hewan kepada manusia
menjadi stem cell line dari embrio. Stem cells adalah dinamakan xenotransplantasi. Namun xenotransplantasi
selsel yang dapat berploriferasi dan berdiferensiasi dalam kenyataan sulit sekali dilaksanakan, karena
menjadi berbagai macam sel. Untuk menumbuhkan memang organ tersebut secara imunologis adalah
stem cells di tabung reaksi, peneliti harus membuang protein asing bagi resepien. Dengan menggunakan
lapisan luar dari sel blastosit. Sel-sel dari lapisan luar teknologi transgenik, diharapkan gen-gen pembentuk
tersebut penting untuk perkembangan plasenta. Dengan jantung manusia dapat ditransfer kedalam zigot babi,
menghilangkan lapisan luar tersebut maka inner cells sehingga jantung babi tidak lagi ditolak sebagai benda
256 2: 253-260, 2020

asing. Namun harus disadari pula kemungkinan yang dapat diperoleh dalam darah, rambut, sel-sel
terjadinya zoonoses yaitu tertularnya penyakit hewan mukosa di bagian dalam pipi (dalam mulut), dan
kepada manusia. jaringan-jaringan lainnya (Sudjana, 2015).
Pada tahun 1997, Ian Wilmut dari Roslin Institute Pro-kontra terhadap kloning manusia, banyak orang
dan PPL Therapeutics Ltd. Edinburgh Scotlandia menentang kloning untuk reproduksi. Sejumlah orang
berhasil membuat klon yang setiap selnya mengandung menentang kloning untuk reproduksi namun
gen manusia dengan menggunakan kombinasi teknik mendukung kloning untuk tujuan terapi. Sebagian orang
transgenik dan kloning. Gen manusia yang menolak kloning untuk reproduksi maupun terapi
menghasilkan faktor IX, yaitu faktor pembekuan darah, karena mereka berpendapat bahwa perusakan embrio
dimasukkan ke dalam kromosom biri-biri. Biri-biri yang adalah masalah utama dan penerimaan terhadap kloning
seluruh selnya mengandung gen manusia faktor IX tadi untuk terapi hanyalah suatu langkah menuju penerimaan
diharapkan akan menghasilkan susu yang mengandung kloning reproduksi dan manipulasi genetika pada
faktor pembekuan darah (Worldbook, 2002). Setelah manusia.
diisolasi dari susu biri-biri, maka faktor pembekuan Jika kloning dilakukan pada tanaman dan hewan
darah tersebut dapat digunakan oleh para penderita untuk tujuan meningkatkan mutu tanaman dan hewan,
haemofilia yang tidak mempunyai faktor pembekuan semua orang mungkin akan setuju. Namun jika hal
darah. Dalam proses pembuatan klon khusus tersebut, tersebut dilakukan pada manusia, walaupun untuk
62 embrio yang mengandung gen manusia melalui tujuan diagnosis dan terapi, belum tentu semua orang
teknik transgenik diimplantasikan ke dalam uterus induk setuju. Apalagi jika kloning tersebut hanya dilakukan
pengganti dan menghasilkan 6 anak domba. Dari 6 anak untuk kepentingan pribadi atau sekelompok orang.
domba tersebut hanya 3 yang mengandung gen yang Sebagai contoh jika seseorang membuat klon dirinya
dimaksud, tapi kemudian satu anak domba mati, sendiri supaya jika salah satu organ tubuhnya kelak
sehingga hanya 2 domba (Polly dan Molly) yang tidak berfungsi maka ia dapat melakukan transplantasi
sekarang sedang diternakkan supaya menjadi dewasa organ tanpa khawatir akan ada reaksi penolakan.
dan dapat menghasilkan susu yang diharapkan Beberapa kekhawatiran lainnya muncul terhadap
mengandung faktor pembekuan darah (Suhana, 2002). penggunaan teknologi kloning manusia seperti:
Kombinasi teknik kloning dan transgenik yang telah a. Jual beli blastosis unggul yang diproduksi dalam
dicobakan pada hewan, juga dapat dilakukan pada jumlah banyak
manusia. Ilmuwan melakukan rekayasa genetika dengan b. Mutasi dapat terjadi sewaktu sel donor dikultur
cara menaruh gen baru yang diinginkan ke dalam c. Klon dapat mengandung campuran sel normal dan
organisme sebangsa virus yang membawa gen baru dan mutan, sehingga hasilnya sulit diprediksi
menyisipkannya ke dalam sel (ARHP Presents, 1997). d. Umur klon masih sulit diketahui, mungkin sama
Rekayasa genetika manusia melibatkan dua macam dengan umur donor, mungkin juga lebih pendek
aplikasi: pertama rekayasa genetika somatis, yaitu e. Seleksi alam dalam rangka evolusi mungkin akan
rekayasa genetika dengan gen-gen pada organ tertentu diperpendek (Suhana, 2002).
pada tubuh manusia tanpa mempengaruhi gen-gen pada
telur atau sperma. Pada saat ini sedang dilakukan Rencana kloning manusia juga mendapat tentangan
eksperimen transfer gen somatis dalam percobaan klinis. keras dari kalangan rohaniawan yang mengganggap
Kedua rekayasa genetika germline adalah rekayasa bahwa persoalan kloning manusia sangat bertentangan
genetik dengan gen target pada telur, sperma, atau dengan agama, etika dan moral. Kuasa untuk
embrio pada tahap awal. Perubahan mempengaruhi menciptakan manusia ada di tangan Tuhan melalui
setiap sel dalam tubuh individu dihasilkan dan pernikahan di antara suami dan istri. Kloning yang
diturunkan pada generasi berikutnya. Rekayasa hanya melibatkan satu orang tua bertentangan dengan
germline dilarang di banyak negara, tetapi tidak di kehendak Tuhan yang menciptakan hidup melalui
Amerika. pertemuan sperma dan telur.
Seiring berkembangnya teknologi, pada saat ini Sementara itu di Kanada sedang diajukan rancangan
kloning tidak mempergunakan sel sperma lagi seperti undang-undang “Human Reproductive and Genetic
yang dilakukan dr. Jerry Hall, tetapi memakai sel telur Technologies Act”, yang melarang:
dan sel selain sperma. Secara teoritis, melalui teknik 1. Mengklon, memecah zigot, embrio atau fetus.
kloning kelahiran seorang bayi tidak lagi memerlukan 2. Memfertilisasi telur manusia oleh sperma hewan
sperma ayah, bahkan seorang perempuan dapat atau sebaliknya dengan tujuan menghasilkan zigot.
mempunyai anak tanpa melalui ikatan perkawinan. 3. Menyatukan zigot atau embrio antara manusia
Demikian juga seorang lelaki apabila ingin memiliki dengan hewan.
anak tidak perlu beristri, cukup memesan sel telur pada 4. Mengimplantasikan embrio manusia pada hewan
suatu firma, memberikan selnya dari salah satu organ atau sebaliknya.
tubuhnya dan kemudian menitipkan calon anaknya pada 5. Terapi gen pada ovum, sperma, zigot, atau embrio.
rahim seorang wanita yang dapat saja telah disediakan 6. Mengambil ovum atau sperma dari fetus atau mayat
oleh firma tersebut (surrogate mother). Oleh karena itu, dengan tujuan membentuk embrio.
kloning juga dikenal dengan istilah rekombinasi DNA
IZZA et al. – Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral 257

7. Memisahkan sperma X dan Y dengan tujuan Tuhan yang berbeda dan tidak dapat dipadukan seperti
menseleksi seks, kecuali dengan tujuan kesehatan. halnya dengan kloning yang memadukan unsur (sel)
8. Prenatal diagnostik (termasuk ultra sonografi), untuk hewan ke dalam sel manusia. Hal ini bisa dilihat dari
menentukan seks fetus, kecuali ada alasan medik. sumber material penciptaannya, keduanya berasal dari
9. Menyimpan embrio di dalam tubuh. sesuatu yang berbeda. Hewan diciptakan dari air,
10. Fertilisasi ovum di luar tubuh manusia, dengan sedangkan awal mula manusia diciptakan dari unsur
tujuan hanya untuk penelitian. tanah.
11. Pembayaran ibu pengganti (surrogate mother). Merujuk pada Al-qur’an, unsur tanah bisa dimaknai
12. Pembayaran calon ibu pengganti. sebagai sari pati tanah liat (Sulaalah Min Thin), atau
13. Bertindak sebagai calon ibu pengganti. tanah liat yang pekat (Thin Laazib), atau mungkin juga
14. Menjual-belikan sperma, ovum, zigot, embrio, atau tanah gemuk atau shoil (Turab), atau seperti tembikar
fetus. (Sholshol kal Fakhkhor), dan dijelaskan pula pada ayat
15. Menggunakan ovum, sperma, zigot, atau embrio yang lain sebagai lumpur yang dicetak (Sholshol Min
untuk penelitian, fertilitisasi, atau implantasi tanpa Hamain Masnun). Kemudian, dari bahan-bahan inilah
sepengetahuan donor (Teresa, 2002). manusia dipola untuk dijadikan sebagai makhluk terbaik
dan dipersiapkan untuk menjadi khalifah di bumi yang
Riset sains dan penerapan pengetahuan sains di bertanggung jawab untuk mengatur, memakmurkan
masyarakat, seperti kerusakan lingkungan dan bumi ini dan memaslahatkannya dengan dibekali
dehumanisasi. Berdasarkan paham teleologi dapat pengetahuan sebagai penunjang untuk melaksanakan
dinyatakan bahwa kloning reproduktif manusia tidak tugas-tugas kemanusiaan di bumi. Namun demikian,
etis ditinjau dari akibat yang dapat ditimbulkan dari potensi yang dimiliki setiap manusia itu tak sepenuhnya
teknologi tersebut, seperti mengacaukan silsilah berkembang secara optimal. Para ahli psikologi telah
keturunan, rentan terhadap pelanggaran hak hidup yang memperkirakan bahwa manusia hanya menggunakan
layak, dan resiko kecacatan (Suryanti, 2019). sepuluh persen dari kemampuan yang dimilikinya sejak
lahir (Maulana, 2003).
Tinjauan Filsafat Moral Oleh karena itu tugas utama orang tua dan para
Hakikat dasar manusia bila kita lihat pada beberapa ayat pelaku pendidikan adalah jembatan untuk
Al-qur’an, hadits, keterangan para ulama ataupun para mengembangkan segala potensi yang dimiliki setiap
mufassir, mayoritas menguatkan pendapat yang anak agar mampu berkembang secara optimal melalui
menyatakan adanya dasar yang telah dibawa manusia sebuah proses pembelajaran yang efektif.
sejak lahir. Eksistensi dasar ini akan terus mengalami Dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan salah
perkembangan hingga dewasa. Sehingga, jika ada orang satu sarana yang dapat menumbuh kembangkan potensi-
yang berbuat keburukan, bisa dikatakan ia telah potensi yang ada pada diri manusia sesuai dengan dasar
melenceng dari dasarnya. Hal ini terjadi karena berbagai penciptaannya, sehingga mampu berperan dan dapat
sebab, yang di antaranya bisa dijumpai di berbagai ayat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Abu
Al-qur’an. Lantas Al-qur’an memberikan solusi cara Ahmadi mengemukakan bahwa tujuan dari pendidikan
menyelamatkan dan mengembangkan dasar eksistensi adalah menyempurnakan perilaku dan membina
tersebut, agar manusia menjadi manusia yang seutuhnya. kebiasaan sehingga siswa terampil menjawab tantangan
Selain potensi beragama, manusia juga memiliki situasi hidup secara manusiawi.
potensi-potensi lain yang sangat beragam dan berbeda- Pada dasarnya, setiap manusia yang dilahirkan di
beda tingkatannya. Ia juga mempengaruhi dunia ini, akan mampu berkembang menuju pada
perkembangan fisik, psikis, dan fitrah keagamaannya. keadaan yang lebih baik, tanpa memandang lingkungan
Jika dilihat dari struktur penciptaannnya, manusia terdiri individu maupun sosialnya. Karena pada hakikatnya,
dari dua unsur; jasmani atau raga dan rohani atau jiwa. setiap manusia bercita-cita untuk mencapai
Masing-masing memiliki potensi atau daya. Jasmani kesempurnaan diri sesuai dengan sifat kelembutan dan
mempunyai daya fisik seperti mendengar, melihat, kecerdasan intelektualnya. Intelektual dan jiwa manusia
merasa, meraba, mencium, dan daya gerak. Sedangkan memungkinkan tercapainya sebuah kekuatan, dan
rohani yang dalam Al-qur’an disebut sebagai al-nafs kecepatan gerak menuju kesempurnaan. Akan tetapi,
memiliki dua daya, yakni daya pikir yang disebut perkembangan fisik pada manusia terkadang berjalan
dengan akal yang berpusat di kepala, dan daya rasa yang diluar kehendaknya, sedangkan perkembangan
berpusat di kalbu atau hati (Harun, 1959). spiritualnya berkembang dengan disengaja atau justru
Potensi juga bisa ditemui pada hewan, yang berupa dengan kesadaran penuhnya. Sementara itu, manusia
naluri. Ketika lahir, secara otomatis anak hewan yang ingin berkembang juga harus mengatur dimensi-
langsung memiliki kemampuan untuk menyusu, dimensi dirinya dengan cara-cara yang memungkinkan
berlindung pada induknya, dan untuk makan. Faktanya, untuk memenuhi seluruh tuntutan kebuTuhan material
naluri yang dimiliki hewan lebih kuat dari yang dimiliki maupun spiritualnya. Kesempurnaan manusia tidak
manusia. Sebaliknya, pada sisi yang lain, apa yang tergantung pada masalah fisik saja, tetapi kesempurnaan
dimiliki manusia tidak dimiliki oleh hewan. Karena sejati manusia ada pada kebebasan dirinya dari hawa
pada hakikatnya manusia dan hewan adalah makhluk nafsu dan ketergantungan pada kelezatan duniawi, dan
258 2: 253-260, 2020

pada pencapaian sisi kemanusiaan dengan memperbaiki dirinya sendiri bukan dari luar dirinya. Menurutnya,
sensitivitasnya. suatu hal yang baik atau buruk sudah ditentukan,
Manusia dengan bentuk ciptaannya memiliki format sehingga kebaikan merupakan suatu prinsip yang
khusus dan memiliki pengetahuan-pengetahuan serta bersifat transendental tanpa meliputi tujuan.
kecenderungan-kecenderungan khusus yang muncul Kebajikan merupakan suatu yang diluar situasi
dari dalam wujudnya, bukan dari luar fisik. kemanusiaan dan tidak berhubungan dengan tujuan
Kecenderungan yang berada dalam diri manusia itu perealisasian tujuan-tujuan atau perealisasian dari
sebagian berhubungan dengan bersifat hewani, dan tuntutan manusiawi sebagaimana hal diatas, melainkan
sebagian lagi bersifat manusiawi. dasar Ilahi manusia suatu hal yang inhern (tidak dapat dipisahkan) pada
hanya bertalian pada kecenderungan manusiawi, dan manusia. Kant memberikan istilah suatu bentuk moral
tidak berhubungan sama sekali dengan insting yang inhern tersebut dengan istilah Imperatif Categoris
kebinatangan mereka, seperti insting seksualitas. (Tirus, 1984).
Kecenderungan-kecenderungan inilah yang menjadi Bila ditinjau dari sudut etika, penerapan kloning
faktor pembeda dan sekaligus menjadi kelebihan dapat dilihat dari dua sudut berbeda, yaitu deontologi
manusia dari binatang. dan teleologi. Pada paham deontologi, penilaian etis
Kecenderungan ini adalah milik spesies manusia. tidaknya suatu perbuatan lebih ditekankan pada
Artinya, kecenderungan itu tidak terbatas pada segelintir perbuatan itu sendiri. Tokoh utama paham ini adalah
orang saja atau khusus dimiliki kelompok masyarakat Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical
dalam masa tertentu, melainkan kecenderungan itu imperative. Menurutnya, perbuatan yang secara
dimiliki oleh semua manusia di setiap waktu dan tempat, universal dinyatakan terlarang, maka apapun alasannya
serta dalam kondisi bagaimanapun. Kecenderungan ini tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, paham teleologi
bersifat potensial. Dengan kata lain, ia dimiliki oleh lebih menilai pada tujuan atau akibat yang dituju pada
setiap manusia, akan tetapi, tumbuh dan berkembangnya perbuaatan itu. Kalau tujuannya berupa suatu kebaikan
bergantung pada upaya dan usaha masing-masing seperti halnya cloning untuk terapi, maka perbuataan itu
individu. Jika manusia mampu memelihara dan diperbolehkan untuk dilaksanakan, sering juga penganut
memupuk kecenderungan ini, maka akan menjadi paham itu disebut sebagai konsekuensialis. Yang jelas,
makhluk terbaik, dan akan sampai pada kedua paham besar etika ini menghendaki bahwa
kesempurnaannya. Tetapi sebaliknya, jika apapun yang dilakukan adalah demi kebaikan dan untuk
kecenderungan itu mati, secara otomatis kecenderungan kesejahteraan manusia.
hewani akan muncul menguasai diri menguat dan Dari sudut pandang sosiologis, kloning manusia
unggul. Manusia semacam ini akan lebih rendah dari dikhawatirkan akan mengancam pranata sosial yang
setiap binatang. telah dibangun oleh umat manusia sejak keberadaannya
Kemajuan telah dicapai oleh manusia dewasa ini. hal dimuka bumi. Kloning secara tidak langsung dapat
ini dikarenakan kemampuan manusia dalam berimbas negatif terhadap pranata sosial dan interaksi
mengembangkan berbagai ilmu, yang meliputi ilmu- sosial yang selama ini diyakini sebagai basis kerukunan
ilmu sosial, budaya, maupun ilmu pengetahuan alam dan kedamaian antar sesama manusia.
(Fitri, 2015). Sementara dari sudut pandang ekonomi, kloning
Immanuel Kant sebagai tokoh kelompok dapat juga memudarkan etika bisnis yang berwajah
nonnaturalisme mengemukakan prinsip autonomy dan humanis, dengan memperjual belikan sesuatu yang tidak
heteronomy dalam menentukan moralitas. Autonomy seharusnya di perjual belikan, yang berdampak pada
merupakan wujud otonomi kehendak (the autonomy of rendahnya harkat martabat dan manusia itu sendiri. Saat
the will). Seseorang melakukan perilaku moral ini, kegiatan bisnis penelitian yang yang terkait dengan
berdasarkan kehendak (the will) yang telah menjadi kloning semakin gencar dilakukan seperti pembuatan
ketetapan bagi dirinya untuk melakukan perilaku moral domba Dolly. Bila proyek ini berhasil tidak dapat
dan tidak ditentukan oleh kepentingan atau dihindarkan terjadinya transaksi bisnis manusia kloning.
kecenderungan lain. Sedangkan heteronomy atau Perdagangan kloning manusia seperti ini, tentu saja
disebut juga prinsip heteronomi kehendak (the telah meletakkan martabat manusia setara dengan
heteronomy of will) menyatakan bahwa seseorang hewan dan tumbuhan. Dari sudut gender, kloning juga
berperilaku moral karena pengaruhi dari berbagai hal di mendatangkan efek negatif bagi posisi perempuan. Dari
luar kehendak manusia. Pada prinsip ini, kehendak (the sudut pandang gender, penerapan kloning manusia tetap
will) tidak serta merta menjadikan dirinya sebagai saja mendeskriditkan harkat dan martabat manusia.
sebuah ketetapan (the law), tetapi sebuah ketetapan (the Terakhir dari sudut agama, penerapan kloning tidak
law) diberikan oleh objek tertentu melalui kaitannya disinggung secara eksplisit dan spesifik.
dengan kehendak (the will). Hal ini mengindikasikan bahwa betapa kloning
Perilaku moral yang ideal dalam kacamata memiliki dampak yang sangat besar bagi masa depan
Immanuel Kant adalah perilaku moral yang lahir dan peradaban manusia. Keberhasilan yang spektakuler pada
muncul dari desakan kehendak diri manusia sebagai binatang kemudian diikuti dengan tahap berikutnya
makhluk yang berakal dan berbudi, sehingga setiap yakni kloning pada manusia. Jika hal itu terjadi dalam
perilaku moral yang dilakukannya benar-benar lahir dari bentuk yang massif, maka akan memicu terjadinya
IZZA et al. – Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral 259

perubahan sosial yang besar karena lahirnya makhluk dapat mengatakan bahwa sel tubuh manusia memiliki
“baru” yang bisa jadi memiliki karakteristik lebih baik potensi menghasilkan keturunan jika inti sel tubuh
atau bahkan lebih buruk. tersebut ditanamkan pada sel telur perempuan yang
Apalagi, efek berikutnya dari perkembangan ini telah dihilangkan inti selnya.
yaitu penggunaan dan pemanfaatannya akan selalu Manusia secara alamiah cenderung kepada kebaikan
didasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim dan kesucian. Akan tetapi, lingkungan sosial, terutama
sendiri, meskipun eksperimen ilmiah dan sains itu orangtua, bisa memiliki pengaruh merusak terhadap diri,
bersifat universal, dalam aspek penggunaannya harus akal, dan fitrah anak. Fitrah sebagai sifat bawaan tetapi
terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan hidup bisa rusak. Pemikir Islam kontemporer, Ismail Raji al-
kaum Muslim. Kloning setidaknya memberikan dua Faruqi, memandang bahwa kecintaan kepada semua
persoalan besar pada kita terkait dengan historisitas dan yang baik dan bernilai merupakan kehendak keTuhanan
normativitas. Persoalan yang pertama adalah terkait sebagai sesuatu yang Allah SWT tanamkan kepada
dengan kontroversi adanya "intervensi penciptaan" yang manusia. Pengetahuan dan kepaTuhan bawaan kepada
dilakukan manusia terhadap "tugas penciptaan" yang Allah SWT bersifat alamiah, sementara kedurhakaan
semestinya dilakukan oleh Allah SWT. Dan persoalan tidak bersifat alamiah (Nashori, 2003).
yang kedua adalah bagaimana posisi syariat menghadapi QS. Al-Rum: 30 itu merupakan pernyataan dan tidak
kontroversi pengkloningan ini. Apakah syariat menggariskan sesuatu aturan atau hukum apa pun.
mengharamkan atau justru sebaliknya menghalalkan. Dengan demikian, manusia telah diciptakan sedemikian
Adanya peraturan dan hukum alam ini tentu saja rupa sehingga agama menjadi bagian dari fitrahnya, dan
mengharuskan adanya Sang Pengatur dan Pencipta. bahwa ciptaan Ilahi tidak bisa diubah. Kata tidak (laa)
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami ciptakan pada ayat tersebut berarti bahwa seseorang tidak dapat
segala sesuatu menurut ukuran" (Q.S. Al-Qamar: 49) menghindar dari esensi dasar manusia itu sendiri.
dan dalam ayat lain, "...dan Dia telah menciptakan Ayat-ayat dan hadits-hadits tentang fitrah manusia,
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya keseluruhan menunjukkan tentang esensi dan eksistensi
dengan serapi-rapinya" (Q.S. Al-Furqaan: 2). Dua ayat manusia diciptakan, yaitu sebagai abdi dan khalifah
di atas memiliki pemahaman bahwa Allah SWT telah Allah SWT. Jasmani manusia dilengkapi dengan
menciptakan segala sesuatu dengan memperhitungkan akalnya, agar berpikir untuk berbuat dan bertindak
ukuran dan kesesuaian, serta telah mempersiapkannya semata-mata sebagai abdi dan khalifah Allah di muka
dengan kondisi-kondisi yang cocok. bumi ini. Ketika tindakan dan perbuatan manusia itu
Penciptaan alam semesta sesungguhnya telah menyimpang dari eksistensinya sebagai abdi dan
terlaksana dengan pertimbangan yang sangat bijaksana, khalifah Allah, ia tetaplah manusia tapi menyimpang
bukan tanpa pertimbangan. Penciptaan alam semesta ini dari esensi dan eksistensinya. Kemudian membagi daya
merupakan "penciptaan sesuatu dari ketiadaan (creatio jiwa (ruh) menjadi 3 bagian yang masing-masing bagian
ex nihillo) menjadi ada" bukan mengadakan sesuatu dari saling mengikuti, yaitu: (Ibnu, 1952).
apa yang sudah ada. Dengan logika ini, kloning 1. Jiwa (ruh) tumbuh-tumbuhan, mencakup daya-daya
terhadap manusia bukanlah suatu penciptaan, melainkan yang ada pada manusia, hewan dan tumbuh-
merupakan "pembuktian" dari keagungan dan tumbuhan. Jiwa ini kesempurnaan awal bagi tubuh
kekuasaan Allah SWT. Atau dengan kalimat lain, yang bersifat alamiah dan mekanistik, baik dari
kloning hanyalah penemuan (invention) kecil dari aspek melahirkan, tumbuh, dan makan.
sejumlah hukum alam dan rahasia alam yang tidak ada 2. Jiwa (ruh) hewan, mencakup semua daya yang ada
unsur penciptaan di dalamnya. Alasannya, penemuan ini pada manusia dan hewan. Ia mendefinisikan ruh ini
bukan "mengadakan" sesuatu dari yang tidak ada, sebagai sebuah kesempurnaan awal bagi tubuh
melainkan hanya menyingkap apa yang sudah ada. alamiah yang bersifat mekanistik dari satu sisi, serta
Semakin pesat dan majunya sains dengan banyak menangkap berbagai parsialitas dan bergerak karena
ditemukan rahasia dan hukum alam oleh para ilmuwan, keinginan.
sejatinya semakin bertambahlah tanda-tanda kebesaran 3. Jiwa (ruh) rasional, mencakup daya-daya khusus
Sang Pencipta (al-Khaliq), kesempurnaan kekuasaan- pada manusia. Jiwa ini melaksanakan fungsi yang
Nya, dan kerapian hikmah-Nya, serta semakin takjub dinisbatkan pada akal. Ibnu Sina mendefinisikannya
dan tunduklah manusia. Bukan malah bersikap arogan sebagai kesempurnaan awal bagi tubuh alamiah
ingin menyamai atau bahkan melampaui kekuasaan yang bersifat mekanistik, di mana pada satu sisi ia
Allah SWT. melakukan berbagai perilaku eksistensial
Kesan munculnya "intervensi penciptaan" yang berdasarkan ikhtiar pikiran dan kesimpulan ide,
dilakukan manusia sebenarnya dapat terbantahkan namun pada sisi lain ia mempersepsikan semua
dengan sendirinya. Sebab bagaimanapun, dalam fakta persoalan yang bersifat universal.
kloning manusia, ilmuwan (masih dan akan terus)
membutuhkan sesuatu yang telah ada (rahim manusia) Ruh terbagi menjadi dua; pertama disebut ruh
untuk pengkloningan itu. Tanpa adanya pemanfaatan hewani, yakni jauhar yang halus yang terdapat pada
rahim, pengkloningan tidak akan berjalan. Juga rongga hati jasmani dan merupakan sumber kehidupan,
dipahami bahwa dengan penemuan kloning ini kita perasaan, gerak, dan penglihatan yang dihubungkan
260 2: 253-260, 2020

dengan anggota tubuh seperti menghubungkan cahaya yang pada dasarnyan ciptaan Tuhan harus di hormati
yang menerangi sebuah ruangan. Kedua, berarti nafs dan di junjung tinggi.
natiqah, yakni memungkinkan manusia mengetahui
segala hakekat yang ada. Dapat disimpulkan bahwa
hubungan ruh dengan jasad merupakan hubungan yang DAFTAR PUSTAKA
saling mempengaruhi. Sedangkan kloning dengan sel
hewan kedalam sel manusia atau kloning sel manusia Amin, 2007. Kloning Manusia dan Masalah Sosial-Etik.
kedalam sel hewan jelas akan menimbulkan perbedaan Dimensia, Vol.1 (1).
hubungan ruh dan jasad (Syarifah, 2013). Byrne, J.A. & Gurdon, J.B. 2002. Commentary on human
Dalam kehidupan yang terus berkembang, persoalan cloning. Differentiation 69:154-157.
teknis atau prasarana sehebat apapun prasarana tersebut Esha, Muhammad In’am. 2010. Menuju Pemikiran Filsafat.
itu sementara sifatnya. Perkara yang jauh lebih penting Malang: UIN Maliki Press.
dan mendasar adalah: bagaimana menyiapkan pribadi Faris, Fitri. 2015. Kurikulum 2013 dalam Perspektif Filsafat
dengan kedalaman moral yang cukup. Pendidikan moral Pendidikan Progressifisme. Jurnal Filsafat, Vol. 25 (2).
mampu menyelematkan masa depan karena moral Habibah, Sulhatul. 2018. Filsafat Pendidikan Islam dan
melekat dan inhern dalam perilaku keseharian (Sulhatul, Tamengmoralitas Bangsa. Jurnal Studi Pendidikan Islam,
2018). Vol.1 (1).
Setiap manusia memiliki hak asasi manusia (HAM) Ibn Sina, Ahwa al-Nafs. 1952. Ditahkik oleh Ahmad Fuasd al-
yang merupakan seperangkat hak yang melekat pada Ahwani (Kaira: Dar Ihya’ al-Kutub al-’Arabiyah
hakikat dan keberadaan makhluk Tuhan Yang Maha Esa Ibrahim, Anis. 2007. Merekonstruksi Keilmuan Ilmu Hukum &
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, Hukum Millennium Ketiga. Malang: In-Trans.
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Ismail, Syarifah. 2013. Tinjauan Filosofis Pengembangan
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta Fitrah Manusia dalam Pendidikan Islam. Jurnal At-Ta’dib,
perlindungan harkat dan martabat manusia.” tidak Vol. 8 (2).
seharusnya disetarakan dengan hewan ataupun Jama, La. 2016. Kloning Manusia Perspektif Hukum Islam Di
tumbuhan melalui kloning. Pengaturan HAM dalam Indonesia. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, Vol. 3 (1).
hukum bermaksud agar hak-hak manusia itu dapat Jeromu, John. 2016. Biotek: Manfaat dan Tantangan Bagi
dirumuskan dengan cara yang paling tepat (Sudjana, Etika Kristiani. Jurnal Filsafat dan Teologi. Vol. 9 (2)
2015). Maulana, Wahidudin Khan. 2003. The Moral Vision Islamics
Ethics for Succes in Life, Pisikologi Kesuksesan Belajar
dari Kegagalan dan Keberhasilan. Jakarta: Rabbani Press.
KESIMPULAN Muchtar, Masrudi. 2014. Kloning Manusia dalam Perspektif
Etika Keilmuan dan Pengaturan Hukumnya di Indonesia.
Kloning pada manusia merupakan hasil kemajuan iptek Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol.
ilmu medis yang digunakan untuk memperbaiki dan 27 (2).
meningkatkan kualitas keturunan, selain itu kloning Nashori, Fuad. 2003. Potensi-Potensi Manusia. Yogyakarta:
juga digunakan untuk tujuan terapi. Berawal dari Pustaka Pelajar.
keberhasilan cloning pada hewan yang kemudian Nasution, Harun. 1998. Teologi Islam. Jakarta: UI-Press.
dilanjutkan dengan percobaan kloning pada manusia Nasution, Harun. 1989. Islam Rasional. Jakarta: LSAF.
dan merambat ke perpaduan antara kloning manusia
Sudjana. 2015. Aspek Hukum Penggunaan Dexyribonucleic
dengan hewan, yang dapat memicu terjadinya
Acid (DNA) pada Proses Kloning Embrio Manusia. Jurnal
perubahan sosial yang besar karena lahirnya makhluk Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol.6 (3)
“baru” yang bisa jadi memiliki karakteristik lebih baik
Suryanti, E. 2019. Tinjauan Etika terhadap Kloning Manusia.
atau bahkan lebih buruk (keberhasilan yang tidak dapat Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences. 11(1), 10-19.
diprediksi) yang kemungkinan dapat menimbulkan
Teresa. 2002. Kloning Manusia. JKM. Vol. 2 (1).
kecacatan. Sedangkan dalam kacamata filsafat moral
(Immanuel Kant) hewan dan manusia adalah makhluk Titus, Harold H. 1984. Persoalan-persoalan Filsafat, terj. HM
yang berbeda segi derajat dan martabatnya yang tidak Rasyidi. Jakarta: Bulan Bintang.
seharusnya diperlakukan sama dan pada dasarnya
kloning sama dengan merubah struktur ketetapan
(tatanan) Tuhan yang berarti menyalahi aturan Tuhan

Anda mungkin juga menyukai