Anda di halaman 1dari 4

RANCANG BANGUN MODUL FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI BERBASIS PLC

OMRON CP1L-L20DR-A UNTUK LABORATOIUM PERANCANGAN LISTRIK POLBAN

Muhamad Fitrah
Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung

ABSTRAK

Motor induksi 3 fasa sangatlah diperlukan untuk menunjang proses produksi suatu industri.
Sistem pengasutan motor induksi tiga fasa yang sering dijumpai di suatu industri ialah sistem
forward reverse. Dalam industri sistem forward reverse ini banyak digunakan pada konveyor
sebagai penggerak dari konveyor belt. Karena semakin pesatnya perkembangan teknologi, sehingga
rangkaian konvensional forward reverse dapat diubah menjadi lebih mudah untuk di rangkai. PLC
adalah komponen yang memungkinkan untuk merubah rangkain konvensional sistem forward
reverse menjadi lebih mudah untuk di rangkai. Dengan menggunakan PLC rangkaian konvensional
forward reverse dapat dengan mudah dikembangkan, cukup dengan membuat program yang di
inginkan dan tidak perlu merubah rangkaian secara signifikan.

Kata kunci : forward reverse, PLC

1. PENDAHULUAN statornya yang diberi tegangan tiga fasa, dan


Motor induksi 3 fasa sangatlah rotor mendapat arus yang terinduksi sebagai
diperlukan untuk menunjang proses produksi akibat adanya medan putar yang dihasilkan
suatu industri. Sistem pengasutan motor oleh stator tadi. Medan putar pada stator akan
induksi tiga fasa yang sering dijumpai di memotong konduktor-konduktor pada rotor
suatu industri ialah sistem forward reverse. sehingga terjadi arus. Arus ini menyebabkan
Dalam industri sistem forward reverse ini adanya medan magnet pada rotor dan rotor
banyak digunakan pada konveyor sebagai pun akan turut berputar mengikuti medan
penggerak dari konveyor belt. Karena putar stator.
semakin pesatnya perkembangan teknologi,
sehingga rangkaian konvensional forward 2.2 Prinsip Kerja Dua Arah Putar
reverse dapat diubah menjadi lebih mudah Merubah putaran motor induksi tiga fasa
untuk di rangkai. prinsip dasarnya adalah menukar dua fasa (
PLC adalah salah satu komponen yang menukar antara fasa R, dengan fasa T)
memungkinkan untuk mengubah rangkaian yang semula R, S, T menjadi T, S, R
konvensional forward reverse menjadi lebih dengan merubahnya arus fasa yang menuju
mudah untuk di rangkai. Dengan pada kumparan motor tiga fasa tersebut
menggunakan PLC kita dapat dengan mudah maka akan mempengaruhi arah medan magnit
mengembangkan rangkai forward reverse, pada motor, yang tadinya R, S, T putar
cukup dengan membuat program sesuai yang kekanan, setelah dirubah menjadi T, S, R
kita inginkan dan tidak perlu merubah motor akan berputar kekiri.
rangkaian secara signifikan.
2.5 Komponen yang Digunakan
2. LANDASAN TEORI Komponen yang digunakan diantaranya:
2.1 Prinsip Kerja Motor Induksi 1. Kabel
Prinsip atau cara kerja dari motor induksi 2. Kontaktor
tiga fasa yaitu perputaran motor ditimbulkan 3. Sakelar Tekan
karena adanya medan magnet (flux) yang 4. Lampu Indikator
berputar yang dihasilkan dari kumparan 5. MCB (Miniature Circuit Breaker)
6. TOLR (Thermal Overload Relay) kontrolnya.

3. PERANCANGAN ALAT
3.1 Diagram Satu Garis
Diagram satu garis adalah diagram yang
menggambarkan suatu instalasi sistem secara
singkat. Diagram satu garis pada pengasutan
motor biasanya hanya merupakan rangkaian
dari simbol-simbol listrik yang dihubungkan
dengan satu garis.

Gambar 3.2 Diagram daya sistem forward reverse

Gambar 3.1 Diagram satu garis sistem forward reverse 3.3 Diagram Kontrol
Rangkaian kontrol merupakan rangkaian
Dari gambar diatas diketahui R, S, T yang mengendalikan fungsi kerja suatu
merupakan fasa utama. Sedangkan N rangkaian
merupakan netral yang juga bersumber dari
penyedia tenaga listrik. Netral dibutuhkan
untuk kontaktor. Karena kontaktor dapat
bekerja jika mendapatkan sumber fasa dan
netral, MCB diatas berfungsi sebagai
pengaman apabila terjadi hubung singkat dan
beban lebih pada rangkaian

3.2 Diagram Daya


Rangkaian daya merupakan rangkaian
utama yang menghubungkan sumber dengan
beban secara langsung. Rangkaian daya berisi
kontak-kontak utama yang bekerja
berdasarkan fungsi menurut rangkaian

Gambar 3.3 Diagram kontrol sistem forward reverse


3.4 Pemilihan MCB Tabel 3.5 Sakelar tekan yang digunakan
MCB yang digunakan berdasarkan hasil No Penggunaan Spesifikasi
perhitungan adalah sebagai berikut: V kontak = 220 Volt
1 Tombol Stop Warna = Hitam / Merah
Tabel 3.1 MCB yang digunakan
Bentuk = Bulat
No Spesifikasi Nilai
Tombol Start V kontak = 220 Volt
1 Merk LG 2 forward - low Warna = Hijau / Putih
2 tipe BKN speed Bentuk = Bulat
3 Arus Max 6
Tombol Start V kontak = 220 Volt
4 Tegangan Max 400 V 3 reverse - low Warna = Hijau / Putih
5 Breaking Capacity 6000 A speed Bentuk = Bulat
Tobol Start V kontak = 220 Volt
3.5 Pemilihan Kontaktor 4 Forward - Warna = Hijau / Putih
Kontaktor yang digunakan berdasarkan High Speed
hasil perhitungan adalah sebagai berikut Bentuk = Bulat
Tombol Start V kontak = 220 Volt
Tabel 3.2 Kontaktor yang digunakan 5 Reverse - Warna = Hijau / Putih
No Spesifikasi Nilai High Speed Bentuk = Bulat
1 Merk OTTO
2 Kemampuan daya 4 kW 4. ANALISA HASIL PERANCANGAN
3 Tegangan Kontak 400 V 4.1 Analisa Breaking Capacity
4 Arus Kontak 20 A Berdasarkan hasil penghitungan diatas
5 Tegangan koil 230 V dapat diketahui bahwa besarnya arus hubung
6 Frekuensi koil 50 Hz singkat sebesar 637,583 A, dari data ini
penulis dapat menyimpulkan bahwa MCB
sebagai alat proteksi dari perancangan ini
3.6 Pemilihan TOLR telah sesuai, karena memiliki rating breaking
TOLR yang digunakan berdasarkan
capacity sebesar 6 kA, dalam artian bahwa
nameplate beban yaitu mempunyai
MCB mampu memproteksi rangkaian sistem
spesifikasi sebagai berikut:
forward reverse ketika terjadi arus hubung
Tabel 3.3 TOLR yang digunakan
singkat.
Spesifikasi Nilai 4.2 Analisa Pemilihan MCB
Merk OTTO
Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa
Tipe TH-N12
rata-rata arus nominal motor adalah 1,22 A,
Rating Arus 1-1,3 A
hal ini tidak sesuai dengan keterangan yang
terdapat pada name plate motor, karena motor
3.7 Pemilihan Penghantar
dililit ulang agar rating tegangan motor
Penghantar yang digunakan berdasarkan
menjadi 380/660V, sehingga arus akan lebih
hasil perhitungan yaitu sebagai berikut:
kecil dari keterangan yang berada pada name
Tabel 3.4 Penghantar yang digunakan
plate motor.
Bila dilihat dari arus nominal motor,
Penggunaan Kabel
pemilihan luas penampang sudah sesuai, yaitu
Kabel Daya NYAF 1.5 mm2 sebesar 1,5 mm². Karena luas penampang
Kabel Kontrol NYAF 1.5 mm2 dengan ukuran tersebut memiliki KHA
Kabel Sumber NYY 3x1.5 mm2 maksimal sebesar 10 A.
4.3 Analisa Waktu Pada Saat Motor
3.8 Pemilihan Sakelar Tekan Induksi Beroperasi Semi Automatis
Sakelar tekan yang digunakan adalah
sebagai berikut: Analisa penghitungan waktu putaran
motor sangat penting untuk dilakukan,
terutama pada sistem forward reverse semi
utomatis, karena pada saat motor sedang forward reverse menggunakan
beroperasi dalam kondisi putaran forward, komputer (PC)
motor harus dihentikan terlebih dahulu jika 2. Gunakan Cx-Superviser pada program
menginginkan perindahan dari kondisi yang akan di instal pada PLC
putaran forward ke kondisi putaran reverse. OMRON CP1L-L20DR-A agar
Setelah melakukan penghitungan waktu, pengontrolan sistem forward reverse
dapat diketahui lamanya putaran motor menggunakan komputer dapat diatur
berhenti dari kondisi on ke kondisi off, maka sedemikian rupa, sehingga tampilan
dari itu penulis melakukan setting waktu pada pada komputer nampak seperti
program yang telah di instal ke PLC sesuai realisasinya.
dengan hasil analisa.

5. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


5.1 Kesimpulan 1. Badan Standardisasi Nasional. 2002.
Setelah melakukan perancangan tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
sistem forward reverse maka didapat (PUIL 2000). Jakarta : Yayasan PUIL.
beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 2. IEC 60204-1. 2006. Electrical Equipment
1. Dengan menggunakan PLC OMRON Of Machine. IEC
CP1L-L20DR-A menjadikan 3. IEC 60617-(2-13). Graphical Symbols
perancangan sistem pengasutan For Diagrams. IEC
forward reverse menjadi lebih 4. schneider, Electrical installation guide
sederhana dan mudah menelusuri 2010. Schneider
rangkaian ketika terjadi gangguan 5. Sumardjati, Prih. 2008. Instalasi Listrik
dibandingkan dengan sistem forward Domestik. Bandung: Polban
reverse konvensional yang lebih sulit
ketika menelusuri letak terjadinya
gangguan
2. Untuk membuat instalasi forward
reverse berbasis PLC OMRON CP1L-
L20DR-A harus berdasarkan standar.
Dalam hal ini standar yang digunakan
adalah PUIL 2000, standar IEC,
manual book PLC OMRON CP1L-
L20DR-A, dan manual book MCB
merek Schneider Domae.
3. Pemrograman PLC OMRON CP1L-
L20DR-A yang dapat bersinkronisasi
dengan sistem forward reverse
memudahkan untuk melakukan
inovasi dibandingkan dengan
rangkaian konvensional yang akan
lebih sulit untuk melakukan inovasi
dikarenakan harus merubah rangkaian
secara signifikan.
5.1 Saran
Adapun saran yang akan penulis sampaikan
pada proyek akhir ini,yaitu:
1. Gunakan Cx-Designer pada program
yang akan di instal pada PLC
OMRON CP1L-L20DR-A untuk
memudahkan pengontrolan sistem

Anda mungkin juga menyukai