Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pendidikan Bagi Anak Tunanetra


Di susun untuk memenuhi tugas.
Mata Kuliah : Pendidikan Anak Dengan Hambatan Penglihatan
Dosen Pengampu : Drs. Ir. Endro Wahyuno, M.Si

Oleh :
Lilis Arisa Kumala Sari (200154604012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

0
2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ASESMEN TUNANETRA ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pendidikan Anak Dengan Hambatan Penglihatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Asesmen Tunanetra untuk para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Ir. Endro Wahyuno, M.Si selaku
dosen pengampu Pendidikan Anak Dengan Hambatan Penglihatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Penulis,

Lilis Arisa Kumala Sari

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………….………………………………………1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….. 3

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………..


3

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..


3

1.3 Tujuan …………………...


……………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………


4

2.1 Metode membaca tunanetra …………………………………………………………..4


2.2 Alat bantu tunanetra ...…………………………………………………………………
4
2.3 Pembelajaran tunanetra………………………………………………………………..5
2.4 Kebutuhan pembelajaran siswa………………….……………………………………6

BAB III PENUTUPAN ………………………………………………………………………….. 7

3.1 Kesimpulan ……………………..…………………………………………………….


7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………… 8

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siswa tunanetra menggunakan semaksimal mungkin kemampuan yang tersisa.
Menggunakan presepsi – non visul biasanya mereka mengenali benda yang berada di
sekitar mereka. kemampuan yang mereka gunakan adalah raba. Sehingga, benda yang
tidak timbul menyebabkan kesulian dalam pendeteksian. Seperti tulisan, jika tidak timbul
maka mereka akan mengalami kesulitan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Metode Membaca Tunanetra
b. Alat Bantu Tunanetra
c. Pembelajaran Tunanetra
d. Kebutuhan Pembelajaran Siswa
1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui Metode Membaca Tunanetra
b. Untuk Mengetahui Alat Bantu Tunanetra
c. Untuk Mengetahui Pembelajaran Tunanetra
d. Untuk Mengetahui Kebutuhan Pembelajaran Siswa

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode membaca tunanetra
1. Metode mangold
program latihan membaca braille dengan menggunakan kedua tangan untuk
mengurangi kebiasaan menggosok, kehilangan jejak, serta salah menafsirkan huruf
dalam tulisan braille.
2. Metode scramble
metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan jawaban dan
menyelesaikan permasalahan yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia.
3. Metode drill
mengkondisikan atau menanamkan suatu kebiasaan membaca dan menulis Braille
kepada siswa tunanetra untuk memperoleh keterampilan atau kecakapan dalam
membaca dan menulis braille.
2.2 Alat bantu tunanetra
Alat pendidikan khusus anak tunanetra antara lain:
1. Reglet dan pena atau Stylus
alat tulis yang umum digunakan oleh penyandang tunanetra atau hambatan
penglihatan (buta). 
2. mesin tik braille
alat yang digunakan untuk menghasilkan tulisan Huruf Braille dengan cara menekan
tombol yang tersedia pada mesin tik tersebut
3. komputer dengan program Braille
softwere akan membacakan tulisan saat tombol di tekan.
4. printer braille
pencetak huruf braille yang merupakan huruf dengan sistem tulisan sentuh. Sistem ini
digunakan oleh penyandang tunanetra untuk membaca dan menulis. 
5. Abacus

4
alat kuno untuk berhitung yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi
manik-manik yang bisa digeser-geserkan.
6. kalkulator bicara
akan berbicara saat tombol di sentuh
7. kertas braille
media tempat menulis huruf Braille
8. penggaris Braille
penggaris yang angkanya di ganti dengan angka brille
2.3 Pembelajaran tunanetra

1. Metode Individual

Metode pembelajaran yang perlu diterapkan oleh orangtua dalam mendidik anak
tunanetra menurut Smart (2010) perlu memperhatikan beberapa prinsip. Salah satu
metodenya adalah metode individual. Metode individual berarti dalam mendidik anak
tunanetra, tenaga pendidik maupun orangtua perlu memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan individu anak. 

2. Metode pengalaman Pengideraan

Beralih dari metode individual, prinsip berikutnya yang perlu diperhatikan ketika
mendidik anak tunanetra ialah metode pengindraan. Pengindraan yang dimaksudkan
di sini ialah pengalaman anak akan hal-hal yang ia pelajari. Pengalamaan pengindraan
ini mendorong anak agar lebih mudah memahami apa yang mereka pelajari. Guru
atau orangtua perlu membangun strategi pembelajaran yang memungkinkan anak-
anak menerima pengalaman secara nyata terkait apa yang mereka pelajari. Ini dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti suara atau sentuhan agar
pembelajaran yang diterima memberi pengalaman nyata. 

3. Metode Totalitas

Totalitas yang dimaksud di sini bukanlah berarti pembelajaran yang diberikan harus
menyangkut banyak mata pelajaran. Tetapi maksudnya ialah  menggunakan seluruh
fungsi indra yang masih berfungsi pada anak tunanetra dengan baik dalam
pembelajaran. Semisal ketika anak belajar mengenai objek buah-buahan, orangtua

5
atau guru dapat mengajak anak untuk mengenal objek tersebut secara
keseluruhan. Mulai dari bentuk buah, sifat permukaannya, ukuran, rasa dan ciri
khasnya masing-masing. Ini membantu anak mengenali objek dengan sempurna

4. Metode Self Activity

Metode yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan metode pendidikan bagi anak
tunanetra ialah, prinsip aktivitas mandiri. Ini berarti bahwa dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar, anak-anak tunanetra haruslah aktif dan mandiri.Dalam proses
pendidikan, guru hanyalah akan bertindak sebagai fasilitator dan motivator yang
mendorong anak untuk mencari informasi dan belajar secara aktif dan mandiri.
Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses belajar yang sebaiknya dilakukan tidaklah
sebatas mendengarkan dan mencatat.

2.4 Kebutuhan pembelajaran siswa


Alat peraga alat peraga taktual atau audio yaitu alat peraga yang dapat diamati melalui
perabaan atau pendengaran titik alat peraga tersebut antara lain:
1. Benda asli :
benda yang sebenarnya membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat
dan semangat belajar siswa. Dengan menggunakan media benda asli akan
memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai
hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan. Contohnya makanan,
minuman, binatang peliharaan

2. Benda asli yang diawetkan :

makhluk yang sudah mati diawetkan dalam botol yang berisi larutan kimia. Seperti
binatang liar atau buas atau yang sulit didapatkan

3. Benda asli yang dikeringkan :

Tumbuhan yang sudah dikeringkan seperti, hewan yang sudah dikeringkan, kulit
hewan yang dikeringkan atau taksidermi. spesimen dari benda tak hidup seperti batu
mineral. benda asli yang bukan makhluk hidup seperti kereta api, radio, pesawat.

4. Benda atau model tiruan :

6
media tiruan dari benda yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa
dalam bentuk  seperti titik 2 Model kerangka manusia, model alat pernafasan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meskipun anak dengan hambatan penglihatan, siswa tunanetra memiliki hak
jugadalam mendapatkan Pendidikan yang layak. Dukungan moril dan juga
pemenuhan hak alat beserta Teknik Pendidikan yang baik, akan semakin
mempermudah peningkatan kemampuan yang di miliki.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/putrimayana/putri-mayana-ajeng-astutik#:~:text=Alat%20pendidikan
%20khusus%20anak%20tunanetra,Cane)%2C%2012)%20Sonic%20Guide

https://eprints.uny.ac.id/47656/1/Gigih%20Adhitya_12103241057.pdf

https://sekolahku.sch.id/2020/10/22/metode-pembelajaran-bagi-tunanetra/

http://mrizal291.blogspot.com/2010/05/model-atau-tiruan-sebagai-media.html

Anda mungkin juga menyukai