Anda di halaman 1dari 17

Sistem pengaman tenaga listrik

Current Transformator
Dosen Pengampu:
Indhana Sudiharto, S.T., M.T
NIP. 19660227.199403.1.001

Presented by:
Moh. Zaenal Arifin – 2320640020 Fabria Alieftya Yusvianti – 2320640023
OUTLINE
Pendahuluan

Definisi

Rangkaian Ekivalen

Kesalahan

Spesifikasi kelas

Kurva magnetisasi

Konstruksi
Pendahuluan
Transformator instrumen adalah transformator yang dipergunakan
bersama dengan peralatan lain seperti: relai proteksi, alat ukur atau
rangkaian kontrol yang dihubungkan ke arus bolak-balik.

Transformator instrumen terdiri dari,

• Current Transformer

• Voltage Transformer
Pendahuluan
Peralatan pengukuran listrik yang biasa digunakan bersama dengan
transformator instrumen:

1. Peralatan Pengukuran Listrik 2. Peralatan Proteksi


• kWh meter • Over Current Relay
• Ground Fault Relay
• kVAr meter
• Differential Relay
• Ampere meter
• Distance Relay
• Volt meter
• Watt meter
• Cos phi meter
Definisi

Transformator adalah perangkat listrik yang digunakan untuk mentransfer


daya listrik dari satu rangkaian ke sirkuit lain tanpa mengubah frekuensinya
dan mencapai dengan induksi elektromagnetik.
Definisi

Umumnya, Current Transformer atau trafo arus digunakan untuk:

1. Pengukuran

• Transformator harus memiliki ketelitian tinggi pada daerah arus pengukuran beban
nominal

• Transformator harus jenuh pada arus gangguan yang besar untuk keamanan alat ukur

2. Proteksi

• Transformator harus memiliki ketelitian atau error yang kecil pada daerah arus gangguan
hubung singkat besar

• Transformator tidak jenuh pada arus gangguan yang besar untuk keandalan alat proteksi
Rangkaian Ekivalen
IP
P1/K P2/L

S1/k S2/l
IS
A

• P1/K masuknya arus primer & P2/L keluaran arus primer


• S1/k masuknya arus sekunder dari primer dan S2/l keluaran arus sekunder

• Pembumian: pada S2/l --→ sudut IP dan IS = 00


pada S1/k --→ sudut IP dan IS = 1800
Kesalahan Current Transformer
Kesalahan arus
Perbedaan arus yang masuk disisi primer dengan arus disisi
sekunder

 % = [(Kn Is - Ip)/Ip] x 100%


Kesalahan fasa
Akibat pergeseran fasa antara arus sisi primer dengan arus
sisi sekunder

Composite Error
c = 100/ Ip  100/T  (Knis – ip)2 dt

is dan ip merupakan nilai arus sesaat sisi sekunder dan sisi primer.
Spesifikasi Kelas
Sesuai IEC 60044-1 spesifikasi class untuk CT:
Kelas +/- % kesalahan ratio arus +/- % pergeseran fase pada % dari arus
ketelitian pada % dari arus pengenal pengenal , menit (centiradians)

5 20 100 120 5 20 100 120

0,1 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5

0,2 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10

0,5 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30

1,0 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60

Kelas +/- % kesalahan ratio arus +/- % pergeseran fase pada % dari arus
ketelitian pada % dari arus pengenal pengenal , menit (centiradians)

1 5 20 100 120 1 5 20 100 120

0,2p 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 30 15 10 10 10

0,5p 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30

Kelas +/- % kesalahan ratio arus pada % dari arus pengenal


ketelitian
50 100
3 3 3
5 5 5
Spesifikasi Kelas – Kelas Trafo untuk Pengukuran

Untuk kebutuhan industri : CL2 or CL1

Untuk kWh meter di pelanggan : CL0.5

Untuk memperkecil kesalahan : CL0.2S

Untuk kebutuhan laboratorium : CL0.1

Untuk kebutuhan instrument : CL3 or CL5

2,5 VA; 10 VA; 30 VA


Akurasi burden pengenal: 5 VA ; 15 VA
7,5 VA ; 20 VA
Kurva Magnetisasi

CT Metering ES

Kurva CT untuk proteksi

Knee point

Kurva CT untuk pengukuran

CT Proteksi
IeXct
Konstruksi Current Transformator

Sisi primer batang Sisi primer lilitan

A
Konstruksi Current Transformator

Inti besi
Trafo arus dengan inti
besi

Trafo arus tanpa inti


besi

Rogowski coil
Konstruksi Current Transformator

Type lingkaran/Wound primary

Conventional
Dead Tank CT
Konstruksi Current Transformator

Type batang /Bar primary

Inverted CT
Konstruksi Current Transformator
Terminal primer 1 belitan
Pola (mould) Pola (mould)

Resin Resin

Belitan Belitan
sekunder sekunder
Belitan sekunder Belitan sekunder
Untuk Untuk
Untuk Proteksi Untuk Proteksi
pengukuran pengukuran
P1(C1) P2 (C2)
Teriminal sekunder Teriminal sekunder

Gambar 8: dua belitan sekunder

1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2

4 Teriminal sekunder

BILA PRIMER 2 BELITAN --→ DIPILIH PADA LOWER RATIO


TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai