Anda di halaman 1dari 19

BATUAN BEKU

(Laporan Praktikum Geologi Dasar)

Oleh:

Fahmi Adha Syaifullah


2015051056

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Judul Praktikum : Batuan Beku

Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2020

Tempat Praktikum : Kota Metro

Nama : Fahmi Adha Syaifullah

NPM : 2015051056

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 7 (tujuh)

Bandar Lampung, 20 Oktober 2020

Mengetahui,

Asisten

Muhammad Nurul

NPM.1815051031

ii
BATUAN BEKU

Oleh:

Fahmi Adha Syaifullah

ABSTRAK

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pendinginan magma di dalam
permukaan bumi dengan proses kristalisasi. Berdasarkan proses terbentuknya,
batuan beku terdiri dari batuan ekstrusif dan batuan intrusif. Batuan ekstrusif yaitu
batuan yang terbentuk dengan sangat cepat dari dalam permukaan bumi.
Sedangkan batuan intrusif yaitu batuan yang keluar dari dalam permukaan bumi
dari cairan magma dengan proses pendinginan yang cukup lama sehingga batuan
tersebut terkristalisasi. Metode yang dilakukan yaitu dengan cara meneliti dan
mengamati warna, tekstur, komposisi kimia dan struktur. Hasil yang didapatkan di
praktikum pada sempel nomor 1 dapat disimpulkan bahwa batuan tersebut adalah
batuan basalt. Sempel nomor 2 batuan tersebut adalah batuan apung. Dan sempel
nomor 3 dapat disimpulkan bahwa batuan tersebut adalah batuan giorit

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN. .................................................................................ii


ABSTRAK. ...............................................................................................................iii

DAFTAR ISI. ............................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR. ...............................................................................................v

DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi

I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG. ..........................................................................1

B. TUJUAN PENELITIAN. ......................................................................1

II TEORI DASAR

III METODOLOGI PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN. ...........................................................................5

B. DIAGRAM ALIR. .................................................................................5

IV DATA DAN PEMBAHASAN

A. DATA PENGAMATAN. ......................................................................6

B. PEMBAHASAN. ...................................................................................6

V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA. ..............................................................................................8

LAMPIRAN. .............................................................................................................9

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Diagram Alir. ......................................................................................5


Gambar 2.Absensi. ...............................................................................................10

Gambar 3.Batu Giorit. .........................................................................................11

Gambar 4.Batu Apung. ........................................................................................11

Gambar 5.Batu Basalt. .........................................................................................12

v
DAFTAR TABEL

Gambar 1.Data Pengamatan. ...............................................................................6

vi
I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batu merupakan penyusun kerak bumi yang merupakan cairan magma dan
lavayang sudah mengeras yang terjadi akibat proses secara alami yaitu
seperti membeku, pelapukan, mengendap, dan juga proses kimia. Batuan
beku sangat banyak ditemukan disekitar gunung dan juga pantai dan lautan.
Batuan beku juga dapat digunakan sebagai pondasi rel kereta api dan jalan,
salah satunya yaitu batuan basalt. Dalam pengelompokkan batuan beku,
dapat dilihat dari komposisi mineral dan tekstur, struktur dan komposisi
kimia. Dalam proses terbentuknya, batuan beku terbentuk menjadi 2 jenis,
yaitu batuan ekstrusif dan intrusif. Dalam komposisi kimia batuan beku
terdiri dari beberapa jenis yaitu asam, basa, dan intermediet. Dalam kegiatan
praktikum ini, akan membahas tentang batuan beku dengan
mengidentifikasi warna, komposisi kimia, struktur dan juga tekstur batuan.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan beku
2. mahasiswa mampu menentukan dan mendeskripsikan batuan beku
3. mahasiswa mampu mengetahui proses pembekuan sebagai proses
pembentukan batuan beku.
II TEORI DASAR

Batuan beku merupakan salah satu objek yang sangat potensial untuk evolusi
tektonik. Informasi rekaman magnetik pada batuan beku dapat diperoleh melalui
analisis sifat-sifat magnetik yang diantaranya adalah anisotropi suseptibilitas
magnetik. Karakteristik sifat-sifat magnetik batuan beku yang berada pada lengan
utara Pulau Sulawesi hingga saat ini belum diketahui secara mendalam. Oleh
karena itu, pada penelitian ini telah dilakukan karakterisasi sifat-sifat mineral
magnetik dari daerah tersebut dengan menggunakan metode kemagnetan batuan
(rock magnetism). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola anisotropi
suseptibilitas magnetik batuan beku dan menentukan status singkapannya dari
pola yang diperoleh. (Melisa Rongkonusaa*, 2017)

Batuan merupakan agregat padat yang terbentuk oleh mineral-mineral yang


telah membeku dari Siklus Daur Batuan.ilmiah. Umumnya batuan merupakan
gabungan dari 2 mineral atau lebih. Mineral merupakan suatu zat anorganik
yang mempunyai komposisi kimia tertentu. Batuan mempunyai komposisi
mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang bermacam-macam. Pada dasarnya batuan
yang terdapat dipermukaan bumi terdiri dari 3(tiga) jenis, berdasarkan dari cara
pembentukan batuan tersebut, yaitu:batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Sebenarnya tiga jenis batuan ini saling berhubungan dalam proses
pembentukannya. Batuan pertama yang terbentuk dari magma adalah jenis
batuan beku. Kemudian batuan-batuan beku ini mengalami pelapukan, hasil dari
lapukan ini lalu mengendap bisa pada wilayah daratan ataupun lautan. Endapan
inilah yang kemudian mengeras dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan beku
dan batuan sedimen yang mengalami perubahan bentuk akibat dari tekanan
maupun temperature menghasilkan jenis batuan metamorf. Batuan Beku terbentuk
akibat cairan magmayang membeku, baik itu magma yang telah keluar dari
perut bumi ataupun magma yang masih berada di dalam bumi. Umumnya magma
terbentuk akibat dari lelehan sebagian batuan/lapisan pada mantel bumi bagian
atas. Pelelehan batuan dapat terjadi karena perubahan 3 parameter dasar yaitu,
tekanan, temperatur/suhu, dan komposisi kimia. (Muhammad Irvan Sultoni1,
2019).
3

Tekstur adalah hubungan antara mineral yang satu dengan yang lainnyadalam
suatu batuan kristalisasi. Tekstur pada batuan yang didasarkan kenampakan
batuan dan susunan kristal batuan beku. Tekstur dapat menggambarkan kondisi
proses pembentukan batuan beku. (CHAERUL, 2019)

Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah,
bersifat mudah bergerak, bersuhu 900 – 1100 C dan berasal atau terbentuk pada
kerak bumi bagian bawah hingga selubung bumi bagian atas (Alzwar, dkk.,
1988).Magma merupakan bahan yang mempunyai sistem berkomponen ganda,
terdiri atas fase cair sebagai komponen utama, sejumlah kristal sebagai fase padat,
dan fase gas pada kondisi tertentu. Lebih dari hal tersebut, Wilson (1989)
menyatakan generasi magma pada busur kepulauan terjadi pada baji mantel
(mantle wedge) di bawah zona subduksi. Proses tersebut akan menghasilkan
magma dengan komposisi kimia spesifik dalam kandungan unsur utama (major
element) maupun unsur jejak (trace element ). (Chusni Ansori, 2019)

Fisher dan Smith (1991) mendefinisikan batuan klastika gunung api sebagai ”the
entire spectrum of clastic materials composed in part or entirely of volcanic
fragments, formed by any particle-forming mechanism, transported by any
mechanism, deposited in any physiographic environment or mixed with any non
volcanic fragment types in any proportion”. Umumnya, batuan gunung api adalah
batuan yang terbentuk sebagai hasil kegiatan gunung api, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung di sini mempunyai arti sebagai hasil
erupsi gunung api yang membatu secara in situ, sedangkan secara tidak langsung
berarti telah mengalami perombakan atau deformasi. Pemerian tekstur batuan
klastika gunung api menyangkut bentuk butir, ukuran butir, dan kemas. Karena
efek abrasi selama proses transportasi, bentuk butir berubah mulai dari sangat
meruncing - meruncing sampai dengan membundar - sangat membundar. Ukuran
butir juga berubah dari fraksi sangat kasar - kasar, sedang sampai dengan halus -
sangat halus. Hubungan antara butir fraksi kasar di daerah dekat sumber pada
umumnya membentuk kemas tertutup, tetapi kemudian berubah menjadi kemas
terbuka sejalan dengan menjauhnya dari daerah sumber. Di samping itu juga
membentuk struktur sedimen, seperti struktur imbrikasi, silang-siur, antidunes,
dan gores-garis sebagai akibat terlanda hembusan piroklastika. Simkin drr. (1981)
dan Gill (1981) menyatakan bahwa gunung api masa kini yang berkembang di
daerah tumbukan pada umumnya berkomposisi andesit, mempunyai bentuk
kerucut komposit atau strato, tersusun oleh perlapisan batuan beku luar,
aglomerat, breksi gunung api dan tuf, kadang-kadang diintrusi oleh batuan beku
terobosan berbentuk retas, sill, kubah bawah permukaan (cryptodome), dan leher
gunung api. Batuan beku luar merupakan magma yang keluar ke permukaan bumi
membentuk aliran lava atau kubah lava. Aglomerat merupakan batuan piroklastika

3
4

(Fisher & Schmincke, 1984; Cas & Wright, 1987; Lorenz & Haneke, 2004),
sedangkan breksi gunung api dan tuf sebagai batuan piroklastika (primer) atau
batuan sedimen epiklastika (sekunder). Secara petrologis batuan beku, intrusi
dangkal (subvolcanic intrusions) mempunyai banyak persamaan dengan batuan
beku luar dan batuan klastika gunung api di sekitarnya, antara lain bertekstur
kaca, afanit dan hipokristalin porfir, mengandung kaca gunung api, serta dalam
banyak hal mempunyai afinitas dan komposisi yang sama. Dengan demikian
pengertian batuan gunung api meliputi batuan beku intrusi dangkal, batuan beku
luar (aliran lava dan kubah lava), breksi gunung api, aglomerat, dan tuf. (Bronto2,
2009).

4
III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, yaitu:
1. Batuan Beku
2. Alat tulis
3. Laptop

B. Diagram Alir

Mulai

Mencari 3 batuan beku

Mengamati jenis batuan

Meneliti tekstur, warna dan komposisi batuan

Menentukan nama batuan

Mencatat nama batuan

Selesai

Gambar 1.Diagram Alir


IV DATA DAN PEMBAHASAN

A. DATA PENGAMATAN

Tabel 1.Data Pengamatan

No Jenis Batuan Tekstur Komposisi Warna Nama


Mineral Batuan
1 Batuan beku halus hitam Batu basalt

2 Batuan beku Halus dan Kuarsa, Abu-abu Batu apung


berongga tridimit,
feldspar,
kristobalit

3 Batuan beku halus Gelas hitam Batu giorit


vulcanik.
Plagioklas,
piroksin,
amfibol

B. Pembahasan
Batuan beku adalah batuan yang berasal melalui proses pendingan dan
pembekuan oleh material-material bumi. Batuan beku terbentuk dari magma
yang keluar dari dapur magma dalam bentuk lava. Batuan beku intrusif
terbentuk ketika massa magma mendingin dan mengeras jauh dibawah tanah.
Batuan beku terdiri dari mineral, mineral adalah benda padat yang
mengandung bebarapa senyawa unsur-unsur kimia tertentu.Gabungan dari
beberapa mineral yang menyusun benda padat disebut struktur batuan.Secara
umum batuan beku dikelompokan menjadi 3 yaitu batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Batuan juga terbentuk dari pendinginan dan
pembekuan magma gunung berapi.
V KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Batuan beku terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi didalam


permukaan ataupun diatas permukaan bumi.
2. Ada tiga jenis batuan beku berdasarkan proses pembentukannya, yaitu
batuan beku dalam, batuan beku gang atau korok, batuan beku luar atau batuan
beku vulkanik. Untuk mendeskripsikan batuan beku harus memperhatikan
warna, jenis, tekstur, struktur, dan komposisi kimia.
3. Batuan beku dalam terbentuk karena pembekuan yang terjadi didalam dapur
magma secara perlahan-lahan. Batuan beku gang terjadi pada celah-celah
antara lapisan disalam bumi. Batuan beku luar terjadi karena lelehan magma
yang keluar proses pembekuan batuan beku dibantu oleh udara.
DAFTAR PUSTAKA

Bronto2, H. H. (2009). Analisis stratigrafi awal kegiatan Gunung Api


Gajahdangak di daerah Bulu, Sukoharjo; Implikasinya terhadap stratigrafi batuan
gunung api di Pegunungan Selatan, Jawa Tengah. Jurnal Geologi Indonesia, Vol.
4 No. 3 September 2009: 157-165 , 158-159.

CHAERUL, M. (2019). pengantar ilmu batuan. sulawesi selatan: YCAB


Publisher.

Chusni Ansori, I. d. (2019). Tipe Magmatik Batuan Beku Formasi Gabon di


Tinggian. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol.20. No.2 Mei 2019 hal 63
- 74 , 64.

Melisa Rongkonusaa*, G. T. (2017). Analisis Anisotropi Suseptibilitas Magnetik


Batuan Beku. JURNAL MIPA , 1-2.

Muhammad Irvan Sultoni1, B. H. (2019). KLASIFIKASI JENIS BATUAN


BEKU MELALUI CITRABERWARNA DENGAN MENGGUNAKAN
METODELOCALBINARY PATTERNDANK-NEAREST NEIGHBOR. Jurnal
TEKTRIKA , 11.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

Gambar 2.Absensi
LAMPIRAN 2

Gambar 3.Batu Giorit Gambar 4.Batu Apung


Gambar 5.Batu Basalt
LAMPIRAN 3

PRETEST

Anda mungkin juga menyukai