2. Tidak berkata ‘ah’ jika diperintahkan melakukan sesuatu. ‘Ah’ merupakan kata yang
tercantum dalam Al Quran yang berarti menunjukkan keengganan seorang anak terhadap
perintah dari kedua orang tuanya. Hal yang terjadi saat ini, banyak sekali anak-anak yang
jauh melebihi kata ah dalam menolak perintah kedua orang tuanya.
3. Mentaati kedua orang tua setelah mentaati Allah dan Rasul Nya. Keridhaan Allah
bergantung pada keridhaan orang tua. Taat kepada orang tua meliputi semua hal yang tidak
bertentangan dengan perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya.
Di masa sekarang ini, ketaatan seorang anak sudah bukan sesuatu hal yang diperhatikan.
Bahkan tak jarang, orang tua yang dipaksa mematuhi kehendak dan perintah orang tua.
Komunikasi yang santun dan sehat yang dilakukan oleh seorang anak kepada orang tuanya
manfaatnya bukan hanya untuk orang tua, tapi kepada anak yang bersangkutan.
Kebahagiaan orang tua atas sikap lemah lembut dan sopan santun yang dilakukan seorang
anak pada orang tua akan berbuah pada keridhaan dan doa-doa indah orang tua pada anaknya
sepanjang masa.
Anak shaleh akan bahagia, tidak hanya di akhirat namun juga sejak di dunia. Keberkahan dan
rezeki hidup akan mengalir. Sebaliknya seorang anak yang durhaka akan sengsara hidupnya,
rezeki sempit dan di akhirat akan mendapat azab yang pedih dari Allah SWT.
Berpikirlah sebelum bicara. Meskipun langkah ini tidak selalu mudah, berpikir sebelum
bicara itu penting dalam memperbaiki komunikasi antara diri Anda dan saudara. Langkah ini
tidak hanya mencegah berbagai hal memuncak menjadi pertengkaran, tetapi juga dapat
mencegah diri mengatakan sesuatu yang akan Anda sesali nantinya.
Ketika Anda merasa mulai marah, luangkan waktu dan berhitunglah sampai
10. Jika Anda masih belum tenang juga, mohon diri dan tinggalkan ruangan tersebut.
Selalu ingat bahwa kata-kata adalah cerminan dari diri Anda. Kemungkinan,
Anda tidak menunjukkan sisi terbaik dari diri Anda kepada orang lain jika kata-kata
Anda membuat Anda terlibat masalah.[1]
Hal-hal yang Anda katakan kepada saudara dapat membekas lebih jauh
bahkan setelah pertengkaran itu berakhir. Sayangnya, kata-kata yang kasar dapat
membentuk sudut pandang sang kakak atau adik terhadap diri Anda kedepannya.
Jika suasana hati sudah buruk hindari berbicara dengan saudara sampai pola
pikir Anda sudah lebih baik. Melampiaskan kemarahan kepada orang lain sering kali
menjadi akibat dari amarah dan frustrasi yang dirasakan dari bagian lain dalam
kehidupan.[2]
2. Gunakan frasa "aku"
Alih-alih selalu menyalahkan sang kakak atau adik, berusahalah untuk menggunakan frasa
"aku" yaitu pernyataan yang berpusat pada diri Anda. "Aku sakit hati ketika kamu
melakukan hal itu." "Aku tidak senang ketika kamu mengambil barang-barangku tanpa
minta izin."
Pernyataan yang berpusat pada diri Anda seperti ini mendorong ketegasan
tanpa membuat penerimanya merasa defensif.[3]
Jangan terlalu banyak menggunakan frasa "aku". Jika Anda terlalu sering
melemparkan kata-kata "Aku merasa begini" atau "Aku merasa begitu" dan tidak
memberi kesempatan bagi pihak lain untuk menanggapi, nada bicara Anda akan
dianggap agresif.
Sebuah contoh untuk penggunaan "frasa aku" yang benar adalah: "Aku merasa
frustrasi ketika kamu mengambil pakaianku tanpa izin. Lain kali, aku bakal
menghargainya kalau kamu meminta izinku dulu sebelum mengambil apa pun."
Butuh waktu untuk merasa nyaman dan memasukkan frasa "aku" ke dalam
perkataan Anda. Jangan merasa bersalah jika Anda lalai dan lupa memakainya. Teruslah
berlatih, Anda akan menguasainya!
3.Meminta maaf
Meminta maaf dapat menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Mengakui kesalahan bisa jadi
sulit, karena emosi dan keangkuhan sering kali menghalanginya.[4]
Meskipun mungkin sulit melakukannya, biasakan diri Anda untuk meminta
maaf kepada saudara. Entah itu karena Anda mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak
diucapkan atau melakukan hal yang menyakitkan; jadilah orang yang lebih bijak dan
mintalah maaf.
Lakukan permintaan maaf Anda secara tulus. Anda hanya akan memperparah
masalah jika permintaan maaf Anda bersifat sarkastis atau terpaksa.
Jika Anda adalah pihak yang menerima permintaan maaf, terimalah
permohonan itu dengan senyuman. Memaafkan juga sama pentingnya!
Minta orang tua untuk memediasi situasi tersebut. Mediator hanya sekadar
mengawasi percakapan untuk memastikan semua orang mendapatkan giliran dan
mencegah suasana pertemuan menjadi negatif.
4.CARA BERKOMUNIKASI DENGAN TETANGGA
1. Jangan Menyakiti Tetangga
Perbuatan menyakiti tetangga baik dengan perkataan atau perbuatan merupakan hal yang
dapat merusak hubungan baik dengan tetangga. Jangan kita menghina atau mencela tetangga
kita, baik secara langsung atau dengan mengatakannya kepada orang lain. Rasulallah
Shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda "Barang siapa yang beriman kepada ALLAH
subhanahu wata'ala dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya".
(HR.Bukhari).
DAFTAR PUSTAKA
http://celotehbunda.com/cara-menjalin-komunikasi-yang-baik-dalam-keluarga/
http://renunganislami.net/komunikasi-yang-santun-dan-sehat-kepada-kedua-orang-tua/
https://id-m-wikihow-com.cdn.ampproject.org/v/s/id.m.wikihow.com/untuk-Akur-dengan-
Saudara?amp_js_v=a2&_gsa=1&=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#aoh=15715380461457&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s
http://cari2-cara.blogspot.com/2015/04/menjaga-hubungan-baik-dengan-tetangga.html?m=1