Anda di halaman 1dari 22

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA.........................
BAB III METODE PELAKSANAAN........................................................
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................
BAB V HASIL YANG DICAPAI.................................................................
BAB VI POTENSI HASIL..........................................................................
BAB VII RENCANA TAHAP BERIKUTNYA..........................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
2

BAB 1
PENDAHULUAN

Penyandang disabilitas memiliki hak yang sama terhadap kesehatan yang


diatur dalam undang-undang. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 mengatur
bahwa penyandang disabilitas berhak mendapatkan informasi kesehatan dan
perlindungan kesehatan sebagai manusia. Salah satu hak kesehatan yang paling
penting bagi penyandang disabilitas adalah hak kesehatan reproduksi. Namun,
implementasi dari pemenuhan hak kesehatan reproduksi ini belum terpenuhi
secara komprehensif bagi penyandang disabilitas. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya informasi, edukasi dan program pendidikan terkait kesehatan
reproduksi pada penyandang disabilitas.(Ariantini, 2019; Rokhmah & Warsiti,
2015)
Kaum difabel sering terpinggirkan baik secara struktural, sosial maupun
kultural. Mereka jarang tesentuh dengan edukasi berbau kesehatan reproduksi
dan program pendidikan terkait kesehatan reproduksi juga masih sangat minim
di sekolah luar biasa. Kurangnya pengetahuan kaum difabel tentang kesehatan
reproduksi membuat mereka sering mengalami masalah kesehatan reproduksi,
seperti infeksi genitalia, perilaku seksual beresiko, hamil di luar nikah , menonton
video porno dan bahkan mereka sendiri mengalami kekerasan seksual. Dengan
kata lain, perlakuan diskriminasi terhadap kaum difabel sering terjadi karena
pelaku berasumsi bahwa disabilitas adalah makhluk a-seksual atau menstigma
bahwa disabilitas (terutama disabilitas intelektual) memiliki kebutuhan seksual
yang berlebih, sehingga melanggengkan praktek kekerasan seksual yang terjadi
pada mereka. Dari berbagai golongan difabel, difabel tuna rungu yang sering
mengalami pelecehan seksual dan kekerasan seksual. Dapat dibuktikan
berdasarkan data tersebut yaitu perbandingan anak perempuan tunarungu yang
mengalami mengalami pelecehan seksual ada 50 persen, sedangkan anak-anak
perempuan yang pendengarannya normal ada 25 persen yang mengalami
pelecehan seksual. (APSARI, 2018; Pascalia, 2019)
Kota Padang telah memiliki Perda Nomor 3 Tahun 2015 tentang
perlindungan hak penyandang kaum disabilitas, yang salah satunya memuat
tentang kesamaan hak kesehatan bagi penyandang disabilitas. (Syafputra, 2020).
Namun, implementasi Perda ini belum terlihat jelas dari segi pemenuhan dan
perlindungan hak kesehatan reproduksi bagi penyandang disabilitas. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan edukasi ke Sekolah Luar Biasa
(SLB) di Kota Padang agar siswa SLB memiliki pengetahuan yang kompleks
tentang kesehatan reproduksi sehingga mereka bisa tumbuh menjadi manusia
yang sehat secara reproduksi dan terhindar dari perilaku seksual beresiko.
Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Padang berjumlah 38 SLB. Salah satu SLB
dengan jumlah siswa terbanyak adalah SLB Perwari Padang. SLB Perwari
3

Padang berlokasi cukup strategis berada di tengah Kota Padang yang


memudahkan siswa mendapatkan akses internet dan transportasi. Kemudahan
akses internet dan transportasi ini tentunya dapat meningkatkan resiko bagi siswa
disabilitas melakukan perilaku seksual yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan reproduksi seperti menonton video porno, berpacaran, melakukan
perilaku seksual beresiko dan bahkan mengalami kekerasan seksual. Berdasarkan
hasil survey awal dengan Kepala Sekolah SLB Perwari Padang, ditemukan
terdapat beberapa siswa yang suka melihat video porno, berpacaran dan bahkan
hamil di luar nikah. Kasus siswi yang mengalami hamil di luar nikah sudah
ditemukan sebanyak 2 kasus dari tahun 2011 hingga tahun 2020 di SLB Perwari
Padang.
Berdasarkan masalah yang ditemukan, kami menwarkan beberapa solusi
yaitu :
1. Melakukan pelatihan para guru tentang cara pemberian edukasi kesehatan
reproduksi pada siswa disabilitas, sehingga guru memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang komprehensif dalam memberikan edukasi kesehatan
reproduksi
2. Melakukan penyuluhan kepada siswa, penyuluhan dilakukan bersama guru
yang memiliki kompetensi sesuai dengan keterbatasan siswa (guru tunarungu
dan tunagrahita) agar memudahkan cara berkomunikasi dengan siswa
disabilitas.
3. Membuat buku pedoman kesehatan reproduksi siswa disabilitas agar dapat
dijadikan materi tambahan dalam pembelajaran di kelas.
Target luaran dari kegiatan pengabdian ini yaitu :
1. Laporan Kemajuan dan Laporan Akhir
Laporan ini dibuat untuk memenuhi luaran dari kegiatan PKM-PM
2. Buku Pedoman Edukasi Kespro
Buku ini berisikan tentang informasi mengenai pedoman edukasi kesehatan
reproduksi bagi siswa sekolah luar biasa. Buku ini dapat digunakan guru
dalam memberikan dan mengintegrasikan materi kespro dalam proses
pembelajaran. Harapannya penerbitan buku ini dapat menjadi pedoman baik
bagi keluarga anak berkebutuhan khusus, staff guru, mahasiswa, maupun
sekolah luar biasa lainnya.
3. Leaflet dan Poster
Dengan dicetaknya leaflet dan poster akan memudahkan penyampaian
informasi dan edukasi kesehatan reproduksi untuk siswa dan guru SLB
maupun orang tua/ khalayak umum yang berkunjung ke SLB.
4. Output
Dengan diberikannya pelatihan kepada guru diharapkan mereka dapat
menjadi “Agent of changes” dimana mereka dapat menjadi pihak yang
menguasai materi kesehatan reproduksi, dan dapat menyampaikan kembali
kepada siswa disabilitas lainnya di masa mendatang
4

5. Sarana Dokumentasi Online


Dokumentasi berupa narasi program, foto kegiatan, video dan film akan
dipublikasikan ke berbagai media online. Media tersebut diantaranya jejaring
sosial, akun pengunggah video dan sebagainya.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan pengabdian ini adalah :
1. Bagi Siswa SLB Perwari Padang
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan siswa disabilitas dalam
mencapai reproduksi yang sehat dan juga siswa dapat terhindar dari segala
bentuk perilaku seksual beresiko dan kekerasan seksual.
2. Bagi Guru SLB Perwari Padang
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengedukasi
siswa disabilitas tentang kesehatan reproduksi
3. Bagi SLB Perwari Padang,
Mendapatkan suatu program materi pembelajaran baru tentang kesehatan
reproduksi siswa disabilitas, sehingga materi tersebut dapat diintegrasikan ke
dalam proses belajar-mengajar di kelas. Selain itu, kegiatan ini juga dapat
menunjang visi SLB Perwari Padang menjadikan siswa yang mandiri,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan terbentuknya
perilaku seksual siswa yang baik dan terhindar dari perilaku seksual yang
beresiko.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA

SLB yang menjadi sasaran pengabdian kami adalah SLB Perwari Padang.
SLB Perwari Padang dengan nomor NTSN 10303550 berlokasi di Jalan
S.Parman Nomor 36 Kelurahan Ulak Karang Kecamatan Padang Utara Kota
Padang Lokasi SLB Perwari Padang cukup strategis berada di pusat Kota Padang.
Lokasi yang strategis ini tentunya memudahkan siswa mendapatkan akses
internet dan transportasi. Kemudahan akses internet dan transportasi ini juga
dapat meningkatkan resiko bagi siswa disabilitas mengalami perilaku seksual
beresiko yang dapat menimbukan masalah kesehatan reproduksi seperti
menonton video porno, berpacaran, melakukan hubungan seksual beresiko dan
bahkan mengalami kekerasan seksual, ditambah lagi pada umumnya masing-
masing mereka sudah memiliki android. Berdasarkan hasil survey awal dengan
Kepala Sekolah SLB Perwari Padang, ditemukan terdapat beberapa siswa yang
suka melihat video porno, berpacaran dan bahkan hamil di luar nikah. Kasus
siswi yang mengalami hamil di luar nikah sudah ditemukan sebanyak 2 kasus
dari tahun 2011 hingga tahun 2020 di SLB Perwari Padang. Pada tahun 2020,
kasus tersebut terjadi pada siswi tunarungu dan dan siswi tersebut dihamili oleh
temannya yang sama-sama penyandang disabilitas.
Visi SLB Perwari Padang yaitu terwujudnya pendidikan luar biasa yang
mandiri, berprestasi dan berketerampilan serta beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa. Kegiatan pengabdian ini tentunya dapat menunjang visi
tersebut terutama dalam mewujudkan siswa yang mandiri dan beriman serta
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan ini dapat meningkatkan
kemandirian siswa dalam mencapai reproduksi yang sehat dan dapat mencegah
siswa dalam melakukan perilaku seksual beresiko yang dilarang dalam agama.
SLB Perwari Padang termasuk lima besar SLB dengan jumlah siswa
terbanyak di Kota Padang. Jenis keterbatasan yang dimiliki oleh siswa di SLB
tersebut terdiri dari tunagrahita dan tunarungu. Jumlah seluruh siswa adalah 53
orang siswa, sedangkan jumlah guru sebanyak 14 orang guru. Siswa yang berada
di Kelas VII (SMP) dan kelas VIII (SMA) berjumlah 24 orang yang terdiri dari 8
siswa tunarungu dan 16 siswa tunagrahita. Siswa SMP dan SMA ini yang akan
menjadi sasaran pengabdian karena mereka sudah menginjak masa remaja dan
mengalami pubertas.
6

BAB III
METODE PELAKSANAAN

1. Tahap Persiapan
Pada tahapan persiapan kegiatan, Tim PKM telah melakukan beberapa
kegiatan untuk menjelaskan tujuan pelaksanaan PKM, sasaran PKM, dan
menggali data serta informasi dari kepala sekolah SLB Perwari Padang. Selain
itu, tim PKM juga meminta persetujuan mitra PKM yang dibuktikan melaui
surat kerjasama mitra.
2. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan perencanaan berupa anggaran biaya, peralatan,
sarana dan prasarana yang diperlukan untuk kegiatan pengabdian.
3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan :
a. Pelatihan Guru
Kegiatan pelatihan ini akan dilakukan secara luring dengan menerapkan
protokol Covid-19. Pelatihan dilakukan secara luring karena jumlah guru
tidak terlalu banyak yaitu 14 orang dan tersedianya ruangan yang cukup
besar untuk pelatihan, sehingga sangat memungkinkan untuk menerapkan
protokol kesehatan. Materi pelatihan yang diberikan berupa cara
pengenalan alat dan fungsi reproduksi pada siswa, tanda-tanda pubertas,
cara merawat dan menjada alat reproduksi yang sehat serta cara
memberikan pendidikan seksual bagi siswa disabilitas.
b. Edukasi Siswa
Tim PKM bersama guru memberikan edukasi kepada siswa berupa
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi secara luring dengan merapkan
protokol covid. Kegiatan edukasi dilakukan 2 tahap :
 Edukasi bagi siswa tunarungu yang berjumlah 8 orang,
edukasi dilakukan bersama guru tunarungu dengan media
yang tepat bagi siswa tunarungu.
 Edukasi bagi siswa tunagrahita yang berjumlah 16 orang,
edukasi dilakukan bersama guru tunagrahita dengan media
yang tepat bagi siswa tunagrahita.
c. Pembuatan buku pedoman kesehatan reproduksi
Buku ini dibuat agar guru dapat dengan mudah mengintegrasikan materi
tentang kesehatan reproduksi dalam mata pelajaran IPA.
4. Tahap evaluasi
Pada tahapan ini dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilakukan dan evaluasi terhadap target capaian apakah sudah tercapai atau
belum.
7

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Bahan/perlengkapan habis pakai ( kertas A4 1 rim, tinta 2.030.000
printer,ATK, alat dan perlengkapan protokol Covid 19 )
2 Paket data (Internet dan telepon) 800.000
3 Penyimpanan data (Flashdisk 32 Gb) 300.000
4 Media Penunjang edukasi ( leaflet, poster, alat peraga, buku) 2.300.000

5 Pembuatan buku pedoman 1000.000

7 Transportasi (dari kampus ke SLB Perwari Padang untuk 5x 1000.000


perjalanan)
Jumlah 7.430.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan
No JenisKegiatan Person Penanggung-
1 2 3
jawab
1 Persiapan V Hafiza Fil Ihsan

2 Pelaksanaan V V Hafiza Fil Ihsan


 Pelatihan Guru Nurazlin
 Edukasi Siswa Desy Tiamida
Anisa Yolanda Sasbia

3 Pelaksanaan (Pembuatan V V Desy Tiamida


Buku Pedoman)
4. Evaluasi V Nurazlin

5. Pembuatan Laporan V Anisa Yolanda Sasbia


8

BAB V
HASIL YANG DICAPAI

Program Kreativitas Mahasiswa pengabdian masyarakat yang di


laksanakan di SLB Perwari padang tentang upaya Perlindungan dan Pemenuhan
Hak Kesehatan Reproduksi Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi di SLB
Perwari Padang dapat dinilai sudah berjalan dengan baik pasalnya semua
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan timeline sudah terjadwal. Langakah
pertama kegiatan ini adalah survei lokasi awal yang tujuannya adalah mengetahui
tempat,potensi dan masalah yang terdapat pada lokasi tersebut. Setelah
permasalahan dan potensi tersebut benar – benar dapat dimanfaatkan,langkah
selanjutnya adalah melakukan perijinan serta konsultasi pada pihak yang
bersangkutan dan berbagai pihak terutama kepada Kepala Sekolah SLB Perwari
Padang. Respon dari pihak tersebut sangat baik dan mendukung adanya Program,
yang diharapkan pula dapat berkembang dan diikitu oleh seluruh guru dan siswa
SLB Perwari Padang yang remaja.
Pemberian Edukasi awal dilakukan pada tanggal 22 Juli 2021 yang diikuti
oleh 8 orang guru bertepatan pada hari itu guru rapat kenaikan kelas. kegiatan
tersebut juga bertepatan dengan masa ppkm darurat di kota , sehingga semua guru
tidak dapat hadir dalam kegitan tersebut .namun pelaksanaan kegiatan tersebut
mematuhi dan menerapkan protol kesehatan yang ketat semua guru hadir di
sekolah dan bisa mengikuti kegiatan edukasi ini, Respon guru dalam pengenalan
awal ini sangat baik dan mendukung sepenuhnya kegiatan ini. Walaupun dalam
masa pandemi semua guru - guru tetap semangat dalam mengkuti kegiatan
tersebut .hal ini buktikan dengan adahnya berapa guru yang antusias bertanya
terkait dengan materi kesehatan reproduksi yang di berikan .pelaksaan kegiatan
tersebut bisa di lihat pada link video berikut . https://youtu.be/CFRsq2kW9YM
vidio ini sudah dipublikasikan di channel youtube info unbrah – Universitas
Baiturrahmah
Pada tanggal 5 Agustus kegiatan selanjutnya adalah melakukan edukasi
pada siswa dan siswi remaja SLB Perwari. Kegiatan edukasi ini di lakukan secara
daring (melalui aplikasi zoom ) karna kegiatan ini juga dilaksanakan pada masa
ppkm level 4 kota padang , sehinga semua tidak di perbolehkan untuk datang ke
sekolah kegiatan . ini diikuti oleh 1 orang guru pendamping dan 7 orang siswa.
Fungsi guru pendamping ini untuk menterjemakan materi edukasi yang di berikan
kedalam bahasa isyarat.hal ini di lakukan agar siswa tunaruwungu juga bisa
memahami materi tersebut. Kegiatan Hal ini diterima baik oleh siswa SLB,
walaupun dilakukan melalui Zoom siswa tetap semangat dan bisa menerima apa
yang disampaikan oleh pemateri dan bisa menjawab apa yang ditanya oleh
pemateri. https://youtu.be/CFRsq2kW9YM vidio ini sudah dipublikasikan di
channel youtube info unbrah – Universitas Baiturrahmah
9

Pada tanggal 16 agustus diadakan lagi kegiatan edukasi kepada siswa


tahap ke dua yang diikuti oleh 7 orang siswa dan satu orang pendamping kegiatan
ini juga dilakukan secara daring karena masih dalam masa PPKM level IV. Siswa
terliat antusias, aktif bertanya dan aktif menjawab pertanyaan pada saat kegiatan
berlangsung. Bukti edukasi siswa tahap kedua ini dapat dilihat pada link berikut
ini.https://drive.google.com/file/d/1EBs6VQ-
j7IQPZnt27MzoLCAohvQJfZUV/view?usp=drivesdk vidio ini sudah
dipublikasikan di channel youtube info unbrah – Universitas Baiturrahmah
Adapun hasil yang dicapai adalah meningkatnya pengetahuan guru dan
siswa tentang kesehatan reproduksi. Guru diharapakan dapat melanjutkan
pemberian edukasi kesehatan reproduksi kepada siswa saat pembelajaran di kelas.
dan siswa bisa mengubah pola hidup yang dulunya tidak baik dan menjadi
Dengan adanya edukasi kesehatan reproduksi baik,yang siswa awalnya tidak
mengetahui tentang masalah reproduksi seperti,tentang tanda-tanda
pubertas,penyakit menular seksual,bahaya menonton porno dan masalah
menstruasi,setelah melakukan edukasi semua siswa paham dan mengerti apa itu
kesehatan reproduksi. Selain itu dengan meningkanya pengetahuan siswa juga
dapat menerapkan sikap dan tindakan untuk menjaga kesehatan reproduksi.
Kemudian draft untuk buku pedoman pelaksanaan PKM sudah dibuat.
10

BAB VI
POTENSI HASIL

Manfaat dari edukasi ini sangat banyak sekali terutama bagi siswa SLB
karena mereka memiliki keterbatasan untuk mendapatkan informasi mengenai
kesehatan reproduksi ini dan Sekolah pun jarang didapatkan materi ini karena
pada usia remaja Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting,
Sebab, masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik
menjaga kebersihan, yang bisa menjadi aset dalam jangka panjang.

remaja adalah orang yang berusia 12 hingga 24 tahun. Masa remaja


merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses
pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada
masa ini.Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan kembali keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut,
seringnya reproduksi hanya dianggap sebatas masalah seksual atau hubungan
intim. Alhasih, banyak orang tua yang merasa tidak nyaman untuk membicarakan
masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi, terutama pada
remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses
reproduksi. Terutama pada siswa SLB ini mereka memiliki kekurangan tidak bisa
menangkap informasi secara cepat tanpa diberikan secara langsung. Karena pada
usia remaja ini retan sekali terjadinya pelecehan seksual dan kehamilan di usia
muda.

Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi


nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang
sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual
menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya
nyawa remaja.Nyatanya peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam
edukasi seksual pada remaja. Apalagi saat ini masih belum banyak orang yang
peduli terhadap risiko-risiko yang bisa menyerang remaja “salah pergaulan”
tersebut. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka kematian ibu yang meningkat
karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan karena nekat
mengambil tindakan aborsi.

Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan


reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut,
informasi yang benar terhadap pembahasan ini juga bisa menghindari remaja
melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.Memiliki pengetahuan yang tepat
terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga kesehatannya, diharapkan mampu
membuat remaja lebih bertanggung jawab. Terutama mengenai proses reproduksi,
dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan.

Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja


putri saja. Sebab, anak laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup
dengan reproduksi yang sehat. Pergaulan yang salah juga pada akhirnya bisa
11

memberi dampak merugikan pada remaja laki-laki pula. Edukasi kesehatan


reproduksi yang perlu diberikan mengenai :

 Ciri- ciri pubertas

 Mengenanai menstruasi

 Dampak pergaulan bebas

 Perilaku seks yang beresiko

 Dampak menonton film porno

 Penyakit menular seksual

Ini sangat perlu sekali diberikan pada anak remaja karena pada usia remaja
ini merupakan waktu yang terbaik untuk membangun kebiasaan baik terutama
dalam menjaga kebersiha yang menjadi hal yang terpenting dalam kehidupan
jangka panjang terutama remaja putri.untuk itu pentingnya kesehatan reproduksi
bagi remaja.

Kegiatan edukasi ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi siswa
SLB karena sebelumnya siswa –siswa ini belum mengetahui tentang kesehatan
reproduksi dan belum pernag mendapatkan materi tentang kesehatan reproduksi
ini,sehingga siswa – siswa tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi. Dan setelah kegiatan edukasi ini semua siswa paham dan mengetahui
apa itu kesehatan reproduksi dan bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi
agar terhindardari penyakit menular seksual. Semua siswa sangat senang
mendapatkan materi ini sehingga pengetahuan siswa bertambah dan bisa
memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya siswa yang menerima
materi ini guru-guru juga sangat senang manerima materi edukasi kesehatan
reproduksi karena awalnya guru tersebut memiliki pnegetahuan yang kurang
mengenai kesehatan reoroduksi ini dan dengan adanya edukasi ini pengetahuan
guru-guru mengenai kesehatan reproduksi bertambah dan dulunya tidak tahu dan
sekarang sudah mengetahui apat itu kesehatan reproduksi. Oleh karena itu
pntingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi,dan edukasi ini memberikan
manfaat yang banyak untuk siswa – siswa dan guru –guru SLB Perwari padang
sehingga pengetahuan mereka meningkat tentang kesehatan reproduksi.
12

BAB VII

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

1. Melakukan edukasi ke guru SLB Perwari Padang untuk tahap ke dua

2. Pembelian tambahan alat peraga untuk edukasi siswa SLB Perwari Padang

3. Melengkapi buku pedoman

4. Memberikan buku bacaan untuk ditinggalkan disekolah sehinga siswa-siswa


dan guru bisa membaca buku tersebut dan menambah pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi.

5. Kami juga memberikan leaflet dan poster untuk di tiggalkan di sekolah


sehingga siswa bisa membaca leaflet dan poster tersebut dan makin semangat
untuk menjaga kesehatan reproduksi.

6. Memberikan handsoap dan tisu ke sekolah agar siswa –siswa dan guru –guru
membiasakan mencuci tangan dan tetap mejnaga kebersihan

7. Memberikan vidio tentang edukasi kesehatan reproduksi sehingga dengan


menontom vidio tersebut bisa menambah pengetahuan siswa dan keingintahua
tentang kesehatan reproduksi.
13

DAFTAR PUSTAKA

APSARI, N. C. (2018). Peran Lembaga Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia


(HWDI) bagi Perempuan Tuna Rungu Korban Pelecehan Seksual. Prosiding
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 73.
https://doi.org/10.24198/jppm.v5i1.16018
Ariantini, N. S. (2019). Kebutuhan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa
Tunarungu Di Sekolah Luar Biasa B. 2, 24–31.
Pascalia, T. (2019). Dampak Kekerasan Seksual Pada Penyandang Disabilitas
[Universitas Djharma Yogyakarta].
http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-
8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y
%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.r
esearchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERP
USAT_STRATEGI_MELESTARIKAN_
Rokhmah, I., & Warsiti. (2015). Identifikasi Kebutuhan Kesehatan Reproduksi
Bagi Remaja Perempuan Difabel (Tuna Grahita). Kebidanan UNIMUS, 4(1),
39–49.
Syafputra. (2020). Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 3 tahun
2015 Tentang Pemenuhan dan Perlindungan Hak-hak Penyandang
Disabilitas di Kota Padang. JURNAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN, 1(1), 1–3.
https://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JFKIP/article/view/17358
14

Lampiran kegiatan

Link vidio kegiatan edukasi ke guru https://youtu.be/CFRsq2kW9YM


Link vidio kegiatan edukasi ke siswa https://youtu.be/CFRsq2kW9YM
Link vidio kegiiatan edukasike siswa tahap ke dua
https://drive.google.com/file/d/1EBs6VQ-
j7IQPZnt27MzoLCAohvQJfZUV/view?usp=drivesdk

Dokumentasi kegiatan pelatihan guru SLB Perwari Padang


15
16

Lampiran biaya yang digunakan

NO Hari / Tanggal Kegiatan yang dilakukan Biaya yang dikeluarkan

1 Kamis / 6 juli Diskusi tentang pelaksanaa Paket = Rp 50.000 x 4


2021 kegiatan edukasi ke guru
SLB dan mempersiapkan = Rp 200.000,00
materi yang akan
disampaikan melalui aplikasi
ZOOM.

2 Jum’at / 16 Mencetak spanduk untuk Rp 167.500,00


juli 2021 pelaksanaan kegiatan.

3 Selasa / 20 juli Survei lokasi dan persiapan Transportasi =


2021 lokasi pelaksanaan kegiatan Rp100.000,00

4 Rabu / 21 juli Pembelian Rp 331.000,00


2021 masker,handsanitizer,tisu,dan
hands wash untuk kegiatan
edukasi

5 Kamis / 22 juli Melaksanakan kegiatan Transportasi =


2021 edukasi ke guru SLB Perwari Rp100.000,00
Padang

6 Sabtu / 24 juli Pembelian alat peraga untuk Rp 107.000,00


2021 edukasi ke siswa SLB

7 Minggu / 25 Pembuatan poster dan leaflet Paket = Rp 100.000,00


juli 2021

8 Senin / 26 juli Mencetak poster dan Rp 559.000,00


2021 leaflet,beli bingkai
poster,upah bingkai dan
cetak leaflet

9 Kamis / 5 Pelatihan ke Siswa SLB Paket 7 orang siswa dan 1


agustus 2021 orang guru pembimbing :

8x 100.000 = Rp
800.000,00

4 mahasiswa dan 1 dosen


pembimbing :5x75.000 =
Rp 375.000,00

Total = Rp1.175.000,00

10 Kamis / 12 Pembelian buku bacaan Rp 833.000,00


17

agustus 2021 untuk siswa SLB

11 Sabtu / 14 Pembuatan vidio kegiatan Rp 300.000,00


agustus 2021 edukasi dan pengaplodan
vidio

12 Senin /16 Edukasi tahap ke dua siswa Paket 7 siswa dan guru
agustus 2021 SLB pembimbing :

8x100.000 =
Rp800.000,00

Paket 2 orang mahasiswa


dan 1 orang dosen
pembimbing :

3x75.000 = Rp225.000,00

Total = 1.025.000,00
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga
Jenis Pengeluaran Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
1. Bahan/perlengkapan habis pakai
a. Kertas HVS A4 1 rim 60.000 60.000
b. Tinta printer 2 botol 100.000 100.000
c. ATK untuk pelatihan 40 paket 10.000 400.000
d. Masker (APD protokol covid) 10 kotak 50.000 500.000
e. Hand sanitizer (protokol covid) 50 botol 15.000 750.000
f. Tissue (protokol covid) 4 bal 35000 140.000
g. Sabun cuci tangan ( protokol
2 botol 40.000 80.000
covid)
SUB TOTAL 2.030.000
2. Paket data
a. Paket internet 2 paket 300.000 600.000
b. Paket telepon 2 paket 100.000 200.000
SUB TOTAL 800.000
3. Penyimpanan data
a. Flashdisk 32 GB 2 150.000 300.000
SUB TOTAL 300.000
4. Media Penunjang Edukasi
a. Leaflet 100 5.000 500.000
b. Poster 5 100.000 500.000
c. Alat peraga 2 paket 150.000 300.000
10
d. Buku Bacaan 100.000 1.000.000
eksamplar
SUB TOTAL 2.300.000
20
5. Pembuatan buku pedoman 50.000 1.000.000
eksamplar
SUB TOTAL 1.000.000
6. Perjalanan
a. Transportasi tim dari kampus ke
SLB Perwari dan kembali ke 5 kali 200.000 1.000.000
tempat tinggal masing-masing
SUB TOTAL 1.000.000
TOTAL 7.430.000
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No. Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1 Hafiza Fil DIII Kebidanan 6 Melakukan
Ihsan/ Kebidanan survey awal,
1910070130030 membuat
proposal,
Mengoordinir
pelaksanaan
kegiatan,
2 Nurazlin/ DIII Kebidanan 6 Membuat
Kebidanan bahan edukasi
1910070130030
dan buku
pedoman
3 Desy Tiamida/ DIII Kebidanan 6 Membuat
Kebidanan bahan edukasi
2010070130020
dan buku
pedoman
4 Anisa Yolanda DIII Kebidanan 6 Membuat
Sasbia/ Kebidanan laporan
kegiatan
2010070130008
20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra


21

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra


22

Anda mungkin juga menyukai