Anda di halaman 1dari 17

PERANAN KELUARGA, SEKOLAH DAN

MASYARAKAT DALAM MENUNJANG


PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Rochanah
STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia

Abstract: THE ROLE OF FAMILY, SCHOOL AND SOCIETY


TO SUPPORT THE EFFECTIVE LEARNING: Education is
responsibility of schools, families and communities. The purpose of
teaching and learning is to create the better change. According to
Gagne, changes in behavior as a result of learning can be in verbal
information, information mastery in the form of both written and
spoken. Intellectual proficiency is individual skills in interacting
with its environment by using symbols. Cognitive strategy is an
individual’s ability to perform the control and overall management
activities. Attitude is learning outcomes in the form of an individual’s
ability to choose the type of action to be performed. A motor skill is
learning outcomes in the form of skills that is controlled by muscle
movement and physical. To support these goals, schools, families
and communities must work together synergistically in order to
succeed and realize effective learning. Their intervention and
involvement can support effective learning in school
Key words: role, family, school, community, effective learning

A. Pendahuluan
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara, sekolah keluarga
dan masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah
dalam keluarga. Cara bagaimana orang tua mendidik anaknya adalah
mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar anaknya Keluarga yang
sehat besar artinya untuk memberikan pendidikan dalam ukuran yang kecil
namun bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu
pendidik bangsa, negara dan dunia. Dengan adanya intervensi dan kontribusi
antara keluarga dan masyarakat, hal ini tentunya akan dapat mendukung
serta menunjang pembelajaran yang efektif di sekolah.
189

B. Pembahasan
1. Peranan Keluarga
Harapan dan keinginan setiap orang tua pada dasarnya adalah
anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara sempurna, sehat jasmani
dan rohani, cerdas, beriman, dan berbudi luhur. Namun terkadang orang
tua lupa bahwa keinginannya itu tidak akan terwujud tanpa kesungguhan
usaha dan perjuangan dalam mencapainya. Karenanya, orang tua dituntut
untuk mengetahui secara pasti apa yang sedang menjadi kebutuhan anak-
anaknya. (Juwairiyah, 2010: 82)
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan
hidup (sistem sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Ikatan
kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan,
cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku
yang baik serta pengakuan akan kewibawaan. Sangat wajar dan logis
jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan
tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah darah dagingnya
kecuali berbagai keterbatasan orang tuanya. Maka sebagian tanggung
jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain, yakni melalui
sekolah. (Hasbullah, 2013: 87)
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh
orang tua kepada anak antara lain:
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan,
minum dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah
maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa
mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain.
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan
akhir hidup muslim. (Arifin dalam Hasbullah, 2013: 88-89).
Point ke empat yang telah telah disebutkan diatas merupakan
bentuk kesadaran dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
190

membina anak yang perlu dikembangkan secara kontinu sehingga


pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat
dari orang tua, tetapi telah di dasari oleh teori-teori pendidikan modern,
sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderug selalu berubah. Tugas
utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi
pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat
anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota
keluarga yang lain.
Cara bagaimana orang tua mendidik anaknya adalah mempunyai
pengaruh yang besar terhadap belajar anaknya. Hal ini karena keluarga
adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat
besar artinya untuk memberikan pendidikan dalam ukuran yang kecil
namun bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu
pendidik bangsa, negara dan dunia. Orang tua yang tidak mempunyai
perhatian terhadap belajar anaknya, misalnya mengacuhkan kepentingan-
kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak
mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/ melengkapai alat
belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak
mau memperhatikan kemajuan belajar anaknya, kesulitan dan hambatan
yang dialami dalam belajar, maka akan berdampak pada ketidakberhasilan
dalam belajar. (Daryanto, 2013: 41)
Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik
anak yang tidak baik. Hal ini bisa terjadi ketika orang tua terlalu
kasihan ketika harus memaksa anaknya untuk belajar, hingga akhirnya
membiarkan anak tidak belajar. Jika hal ini terus dibiarkan berlarut-
larut, maka anak akan menjadi anak yang nakal, berbuat seenaknya dan
semaunya. Begitupun ketika mendidik anak dengan cara yang terlalu
keras dan ketat, hal ini pun juga cara yang salah dalam mendidik anak.
Hal ini akan menimbulkan ketakutan dan akhirnya benci untuk belajar,
bahkan akan berdampak pada gangguan kejiwaan jika hal itu semakin
serius. Orang tua yang demikian biasanya mengharapkan anaknya agar
bisa meraih prestasi yang membanggakan. Disinilah bimbingan dan
penyuluhan memegang peranan yang penting dalam upaya mengatasi
kesukaran belajar yang dialami anak. Dengan demikian, keterlibatan orang
tua berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar anak. (Daryanto,
2013: 42).

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif
191

Orang tua dalam sebuah keluarga mempunyai peran vital dalam


mewujudkan pembelajarn yang efektif. Bangkitnya semangat belajar anak
merupakan peran besar yang harus disalurkan oleh keluarga, ini karena
anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah.
Pembentukan watak, kepribadian, moral dan keilmuan adalah dibentuk
dari rumah. Karenanya, orang tua harus menjadi mitra belajar anak di
rumah. Menurut Sunardi, apabila orang tua menginginkan anaknya suskes,
maka ia pun harus belajar, hal ini berarti orang tua harus meluangkan
waktunya untuk siap menemani belajar anaknya. Disamping itu, sudah
sewajarnya bagi orang tua untuk menyediakan sumber belajar bagi anak,
mulai dari buku, majalah, kamus, koran dan alat belajar yang lain seperti
komputer, meja belajar belajar, alat hitung, dan media belajar lainnya.
Jika orang tua menghendaki untuk memberikan fasilitas seperti internet,
HP, tablet dan sejenisnya kepada anaknya, maka orang tua harus berhati-
hati. Orang tua harus mengawasi penggunaan barang-barang elektronik
tersebut untuk menjaga moralitas, akuntabilitas, dan integritas anak.
Maka akan lebih baik jika orang tua menghindari untuk memberikan
fasilitas yang bersifat mewah-mewah. Anak harus diberikan pengalaman
menjalani pahitnya proses sebelum merasakan manisnya hasil. Jika anak
selalu diberi manisnya hasil, maka anak tidak akan mendapatkan pelajaran
bahwa perjuangan hidup itu penting. Hal ini yang akan mengakibatkan
lahirnya generasi-generasi manja yang berbahaya bagi eksistensi mereka
di masa depan yang akan berdampak pada mundurnya suatu bangsa.
(Asmani, 2014: 188-189).

2. Kerjasama antara Keluarga dan Sekolah


Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa: pendidikan keluarga merupakan bagian
dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluaraga
dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan
keterampilan. Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi
oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang
tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di
sekolah. Perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya harus
diperhatikan. Begitu juga, orang tua harus menunjukkan kerjasamanya
dalam mengarahkan kegiatan belajar anak di rumah, menyelesaikan

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
192

pekerjaan rumahnya, juga tidak membebani anak dengan tugas rumah


tangga. Orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak
dalam belajar. (Hasbullah, 2013: 89)
Pekerjaan guru akan lebih efektif ketika ia mengetahui latar
belakang dan pengelaman anak didik di dalam keluarganya. Adanya kerja
sama antara orang tua dan pendidik akan membantu dalam mengatasi
anak didik yang kurang maju dalam pelajaran. Adapun cara yang dapat
ditempuh untuk menjalin kerja sama antara keluarga dan dengan sekolah
adalah sebagai berikut:
a. Kunjungan sekolah ke rumah anak didik
Pelaksanaan kunjungan ke rumah anak didik memiliki dampak
yang positif, diantaranya:
a) Menumbuhkan perasaan diperhatikan dan diawasi dari pihak sekolah.
b) Memberikan kesempatan kepada pendidik untuk melihat secara
langsung cara anak didik dalam belajar, latar belakang hidupnya, dan
tentang masalah-masalah yang dihadapinya serta penanganan dari
keluarga.
c) Hubungan semakin erat antara orang tua dan dengan sekolah.
d) Memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih
transparan dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan
pendidikan anaknya.
e) Adanya kesempatan pendidikan untuk mengetahui segala sesuatu yang
perlu diketahui.
f) Adanya timbal balik komunikasi dan informasi antara keluarga dan
sekolah tentang keadaan anak didik. (Hasbullah, 2013: 91-92)

b. Hadirnya orang tua ke sekolah


Adanya kegiatan di sekolah memberikan peluang kepada guru
untuk bisa hadir ke sekolah, antara lain dalam kegiatan classmeeting,
pengambilan raport, peringatan hari besar nasional dan hari besar
keagamaan. Selain dalam rangka memenuhi undangan dalam berbagai
kegiatan tersebut, orang tua dapat berkonsultasi dan mencari informasi
terkait dengan perkembangan ana didiknya di sekolah.

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif
193

c. Adanya daftar nilai atau raport


Raport pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi
siswa, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh
guru. Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, maka harus ada
dukungan dari siswa, guru, kepala sekolah dan orang tua siswa. Dukungan
ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar
yang lengkap dan akurat. Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Informasi ranah kognitif dan psikomotor
diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran
yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif
diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematiki.
(Uno, 2011: 140).
Pemberian raport yang diberikan oleh pihak sekolah kepada
wali siswa, dapat mendukung kuantitas kehadiran wali siswa datang
ke madrasah. Adanya raport maka wali siswa akan mengetahui hasil
belajarnya. Dengan hadirnya wali siswa ke sekolah akan memudahkan
guru mencari informasi terkait dengan kegiatan dan kesibukan serta
aktivitas siswa di rumah. Begitupun sebaliknya, wali siswa dapat bertanya
jawab dan mengetahui informasi tentang perkembangan dan keadaan
anaknya di sekolah.

3. Hubungan Masyarakat dan Sekolah


a. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap
belajar siswa. Jika dalam kehidupan suatu masyarakat terdiri terdiri dari
orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai
kebiasaan yang tidak baik, maka hal ini akan berdampak buruk pada
siswa yang berada disana. Anak akan tertarik untuk ikut berbuat seperti
yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. Hal ini akan berakibat
pada terganggunya belajar siswa dan bahkan akan kehilangan semangat
belajarnya karena perhatiannya berpindah pada perbuatan-perbuatan
yang selalu dilakukan orang-orang disekitarnya.
Sebaliknya, jika lingkungan tempat anak tinggal adalah orang
terpelajar yang berperilaku baik, yang mendidik dan menyekolahkan

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
194

anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya,
maka anak akan terpengaruh juga pada hal-hal yang dilakukan oleh orang-
orang di lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti yang dilakukan
oleh orang-orang yang ada di lingkungan masyarakatnya. Pengaruh
tersebut dapat mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi.
Karenanya, sangat perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar
dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/ siswa, sehingga
dapat belajar dengan sebaik-baiknya. (Daryanto, 2013: 450).
Masyarakat sebagai orang yang sangat merasakan hasil dari
pendidikan, hendaknya ikut aktif berpartisipasi dalam mewujudkan
pembelajaran yang efektif. Hal ini karena, apabila kemampuan dan
keterampilan anak didik berkembang, masyarakatlah yang akan
merasakan manfaatnya. Dukungan sumber daya yang diperlukan dalam
pembelajaran yang efektif adalah sebagai wujud dari peran yang bisa
dilakukan masyarakat. Sumber daya yang dimaksud adalah segala hal
yang dibutuhkan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, misalnya
sarana prasarana, dan finansial. Masyarakat bisa bekerja sama dengan
sekolah dalam penguatan sumber ekonomi. Sekolah diajak untuk memiliki
alternatif lain selain bantuan dari pemerintah, misalnya dengan aktif
berwirausaha supaya mandiri dan bisa memenuhi semua sarana prasarana
yang dibutuhkan. Disamping itu, masyarakat dapat berperan sebagai
narasumber bagi sekolah dalam memberikan informasi yang berguna
dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif, misalnya narasumber dari
aspek respons publik, efektivitas strategi yang diterapkan, dan masukan-
masukan konstruktif dan progresif bagi peningkatan kualitas guru
dan program sekolah. Diperlukan juga adanya pertemuan rutin antara
sekolah dan masyarakat sebagai ajang artikulasi dan ekspresi, untuk
menyampaikan pendapat, aspirasi, gagasan, ide, pemikiran dan hal-hal
lain yang bisa mendorong kebersamaan, kemajuan, dan kepedulian sosial.
(Asmani, 2014: 186-187). Berinteraksi dengan lingkungan adalah upaya
untuk mengambil peluang-peluang yang ada dan menciptakan peluang
yang akan datang serta belajar berpartisipasi aktif secara lebih baik.
(Hamid, 2011: 82-83).
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang jelas berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa
dalam masyarakat. Istilah masyarakat dapat diartikan sebagai suatu

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif
195

kelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu wilayah dengan


tata cara berpikir dan bertindak yang (relatif) sama yang membuat warga
masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai satu kesatuan (kelompok).
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak
orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak
berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan tinggi. Sementara
itu, dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan
pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan
berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.
Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat
maka sekolah harus menjalin hubungan dengan masyarakat. Di dalam
masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok
masyarakat. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat merupakan
titik tolak untuk bekerja sama. Pentingnya ikut berpartisipasi dalam
masyarakat antara lain: a. Merupakan alat untuk mengubah citra
masyarakat awam terhadap pengertian yang salah tentang kebijaksanaan
sekolah dan petugas sekolah. b. Memberikan informasi tentang program
dan kebijakan sekolah. c. Menghilangkan atau mengurangi kritik-ktitik
tajam terhadap sekolah. Adapun partisipasi yang dapat diwujudkan
misalnya: a. Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat,
misalnya tentang agama, bahaya narkotika, pendidikan pemuda, dan
pengenalan tentang pendidikan di sekolah. b. Mengadakan kerja bakti
sosial misalnya kerja bakti, pengairan, kebersihan, pemberantasan buta
huruf. c. Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahanan
masyarakat desa, maupun organisasi sosial lainnya. (Ahmadi, 1991: 31-32)
b. Keterkaitan Masyarakat Dan Sekolah
Masyarakat dan pendidikan, keduanya mempunyai keterkaitan dan
saling berperan. Sanafiah Faisal, mengemukakan bahwa hubungan antar
sekolah (pendidikan) dengan masyarakat setidaknya dapat dilihat dari
dua segi berikut:
a) Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi
pendidikan.
b) Fungsi pendidikan di sekolah sedikit banyak dipengaruhi pula oleh
corak pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat.
Perbedaan pengalaman di dalam dalam pergaulan masyarakat,
jenis bacaan yang dikunsumsi serta aktivitas-aktivitas lain di tengah

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
196

masyarakat kesemuanya membawa pengaruh terhadap fungsi


pendidikan yang dimainkan oleh sekolah terhadap diri seseorang. Nilai
dari semua aktivitas tersebut berpengaruh terhadap fungsi pendidikan
di sekolah. Karenanya, sekolah berkepentingan terhadap perubahan
lingkungan seseorang di tengah-tengah masyarakat. Hal ini pun juga
sebaliknya, kesadaran untuk berpartisipasi dari seseorang ditentukan
oleh tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilancarkan di
sekolah.
c. Fungsi pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh sedikit
banyaknya serta fungsional tidaknya pendayagunaan sumber-
sumber belajar di masyarakat.
Definisi sumber belajar sebagaimana yang diungkapkan oleh AECT
berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi, sehingga mempermudah siswa
dalam mencapai tujuan belajarnya. (Daryanto, 2013: 60-61)
Banyaknya sumber belajar di masyarakat, seperti perpustakaan
umum, museum, kebun binatang, peredaran koran dan majalah dan
sumber belajar lainnya disamping berfungsi sebagai medium pendidikan
bagi masyarakat luas, juga berfungsi pula untuk didayagunakan
bagi fungsi pendidikan persekolahan. Pendayagunaan sumber
belajar di masyarakat bagi kepentingan fungsi pendidikan di sekolah
peningkatannya bisa dilakukan dengan jalan penentuan strategi belajar
mengajar yang mengaktifkan keterlibatan mental siswa didalam
mengkaji sumber-sumber belajar di lingkungannya. Sebaliknya, gerakan
pendidikan yang diorganisasi di tengah-tengah masyarakat, penunaian
fungsi dan pendidikan di masyarakat itu juga bisa dan fungsional jika
mendayagunakan sumber-sumber sekolah yang berupa guru, gedung,
serta perlengkapan lainnya.
a) Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesan-pesan pendidikan dari
masyarakat lingkungannya.
Masyarakat dan sekolah memiliki ikatan hubungan rasional
berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak.
b) Sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan masyarakatnya, sekolah
membawa konsekuensi-konsekuensi konseptual dan teknis sehingga
berkesusuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif
197

dengan apa-apa yang dibutuhkan masyarakatnya.


c) Akurasi sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga
atau organisasi persekolahan, akan ditentukan pula oleh kejelasan
formulasi kontrak antara sekolah (selaku pelayan) dengan masyarakat
selaku pemesan
d) Penuaian fungsi sekolah sebagai pihak yang dikontrak untuk melayani
pesanan-pesanan pendidikan oleh masyarakatnya, hal ini tentunya
akan dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya.

d. Peran Masyarakat Terhadap Pendidikan


Sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan,
masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
berlangsungnya semua aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan.
Generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan kehidupan
masyarakat itu sendiri, baik di jalur pendidikan sekolah mupun jalur
pendidikan luar sekolah. Karenanya, bahan yang akan diberikan
kepada anak didik sebagai generasi penerus bangsa harus disesuaikan
dengan keadaan dan tuntutan masyarakat dimana kegiatan pendidikan
berlangsung. Adapun beberapa peran dari masyarakat terhadap
pendidikan adalah sebagai berikut: (Hasbullah, 2013: 100-101)
a) Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
b) Masyarakat sebagai pengawas pendidikan agar sekolah terus membantu
dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
c) Masyarakat berpartisipasi dalam menyediakan sumber-sumber belajar,
seperti gedung museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian,
kebun binatang dan sebagainya.
d) Masyarakat menyediakan sumber belajar yang dapat didatangkan ke
sekolah. Di dalam masyarakat, banyak orang-orang yang mempunyai
keahlian khusus seperti petani, peternak, saudagar, polisi, dokter dan
sebagainya. Berbagai macam profesi tersebut dapat dijadikan sebagai
narasumber dalam suatu kegiatan workshop/ seminar dalam upaya
menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik.
e) Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
Peran masyarakat disini adalah memberikan bahan pelajaran dalam
wujud aspek alami industri, perumahan, transportasi, perkebunan,

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
198

pertambangan, dan sebagainya.


Dengan mengacu pada hal diatas, nampak jelas bahwa masyarakat
memiliki peran yang sangat besar terhadap pendidikan sekolah.
Karenanya, sekolah perlu memanfaatkan sebaik-baiknya peran dari
masyarakat, dengan pertimbangan alasan sebagai berikut:
a) Dengan melihat realita dalam masyarakat, anak didik akan
mendapatkankan pengalaman langsung sehingga mereka dapat
memiliki pengalaman yang konkret dan lebih mudah untuk diingat.
b) Pendidikan membina anak-anak yang berasal dari masyarakat dan
akan kembali ke masyarakat.
c) Banyak sumber pengetahuan di masyarakat yang belum diketahui oleh
guru.
d) Pada kenyataannya, antara masyarakat dan sekolah keduanya saling
membutuhkan antara satu dengan lainnya.
Adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan yang ada dalam
masyarakat makan akan menguntungkan terhadap perkembangan
pribadinya. Namun ketika keterlibatan siswa dalam kegiatan masyarakat
terlalu padat, seperti berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan,
dan lain-lain maka akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih jika
tidak bijaksana dalam mengatur waktu, maka belajarnya akan semakin
terbengkalai dan terlupakan. Dengan demikian, membatasi kegiatan
siswa dalam masyarakat sangatlah perlu, hal demikian agar tidak sampai
mengganggu belajarnya. Namun demikian, kegiatan yang mendukung
belajar seperti kursus, PKK Remaja, kelompok diskusi dan semisalnya
tidaklah menjadi masalah. (Daryanto, 2013: 49)

e. Pembelajaran yang Efektif


Pembelajaran adalah suatu upaya untuk membelajarkan
siswa. Secara implisit, dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran
yang diinginkan. (Uno, 2011: 2)
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah
usaha mempengaruhi emosi, intelektual dan spiritual seseorang agar
mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran maka
akan terjadi proses pegembangan moral keagamaan, aktivitas dan

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif
199

kreativitas yang ada dalam diri peserta didik melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar.
Pada prinsipnya, pembelajaran adalah menekankan pada aktivitas
peserta didik. Adapun menurut Nasution, pembelajaran adalah suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadilah proses
belajar. Sedang definisi pembelajaran yang diungkapkan oleh Nata
adalah suatu usaha dalam membimbing peserta didik dan menciptkan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar.
Jadi pada intinya pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
pendidik untuk membelajarkan peserta didik yang pada akhirnya terjadi
perubahan perilaku. (Fathurrohman, 2012: 6-7).
Penyelenggaraan dalam pembelajaran merupakan salah satu tugas
utama seorang guru, namun demikian diperlukan interfensi antara
keluarga dan juga masyarakat dalam mewujudkan pembelajaran yang
efektif. Maksud yang terkandung didalam kegiatan pembelajaran adalah
agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri
siswa. Aspek penting yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran adalah
hasil belajar berupa perubahan tingkah laku pada diri siswa dan proses
hasil belajar berupa sejumlah pengalaman intelektual, emosioanal
dan fisik pada diri siswa. Pembelajaran juga berarti meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif (daya pikir), afektif (tingkah laku),
dan psikomotor (keterampilan siswa). Kemampuan-kemampuan tersebut
dikembangkan bersama dengan perolehan pengalaman-pengalaman
belajar. Dengan demikian, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan dalam membelajarkan siswa yang dinilai dari perubahan
perilaku dan meningkatnya penegatahuan dan pengalaman pada diri
siswa. (Fathurrohman, 2012: 7-8)
Kreativitas siswa hanya akan terwujud melalui pembelajaran yang
kreatif, yakni pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan
proses pembelajaran yang kreatif. Jerry Wennstrom mengatakan
bahwasannya proses kreatif adalah suatu format eksplorasi yang berbeda
dari yang lain, yakni proses yang dihubungkan dalam pengalaman hidup.
Proses pembelajaran kreatif adalah suatu tindakan penemuan yang
dilakukan secara terus-menerus, penggalian yang mendalam dengan hati,
pikiran dan semangat untuk mendapatkan keindahan dan pengalaman

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
200

baru yang dapat ia rasakan. Proses belajar dikatakan kreatif jika dilihat dari
pelaku belajar itu sendiri, dan bukan dilihat dari orang lain. Karenanya,
keindahan dan pengalaman baru tersebut hanya bisa dirasakan oleh siswa
itu sendiri. Dengan demikian, proses kreatif antara siswa yang satu dengan
yang lainnya berada pada takaran yang berbeda-beda. (Asmani, 2014: 88)
Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwasannya pembelajaran merupakan suatu proses belajar. Dalam
proses pembelajaran, seorang individu melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan dalam belajar, seorang individu harus mampu mengadakan
perubahan tingkah laku. Perubahan yang diharapkan dalam pembelajaran
adalah perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,
dapat ditarik kesimpulan bahwasannya komponen yang terdapat dalam
kegiatan pembelajaran yakni: sesuatu yang dipelajari oleh peserta didik,
proses yang terjadi dalam kegiatan belajar dan hasil dari kegiatan belajar.
(Fathurrohman, 2012: 11)

INPUT PROSES OUTPUT

f. Peranan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam menunjang


pembelajaran yang efektif.
Segala sesuatu yang kita lakukan haruslah memiliki tujuan, dengan
adanya tujuan maka hal yang kita inginkan akan bisa tercapai. Tujuan
merupakan cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran.
Sebagai unsur penting dalam suatu kegiatan, maka dalam kegiatan
apapun tujuan tidak bisa diabaikan. Demikian juga halnya dengan dengan
kegiatan pembelajaran, tujuan adalah suatu cita-cita yang hendak dicapai
dalam kegiatannya. Tidak ada pembelajaran yang diprogramkan tanpa
tujuan, jika tidak memiliki tujuan maka kegiatan tersebut tidak memiliki
kepastian dalam menentukan arah, target terakhir dan prosedur yang
dilakukan. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan tentang perubahan
perilaku apa yang akan diperoleh setelah proses pembelajaran. Jika tujuan
diketahui, maka siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Karenanya,
agar tujuan pembelajaran mudah diketahui, maka harus dirumuskan
secara khusus.

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif
201

Dalam tujuan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat


merubah dirinya dengan acuan pelajaran yang baru saja didapatkan.
Belajar dimaksudkan agar sesuatu yang belum diketahui oleh siswa akan
diketahui. Tujuan belajar dimaksudkan untuk memberikan landasan
belajar, yaitu dari bekal pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik
sampai pada pengetahuan berikutnya. Hal ini dimaksudkan agar dalam
benar peserta didik terkonsentrasikan hasil belajar yang harus menerima
materi pelajaran yang akan disampaikan oleh gurunya. Dengan demikian,
tujuan pembelajaran adalah suatu harapan perubahan yang dicapai oleh
peserta didik dari adanya proses pembelajaran.
Pada intinya, pembelajaran adalah suatu proses transfer ilmu
(Chatib, 2012: 135) dimana tujuannya adalah terciptanya perubahan
menuju keadaan yang lebih baik. Tujuan pembelajaran tidak dapat
dicapai dengan mudah tanpa adanya usaha yang serius dari semua orang
yang terlibat dalam proses tersebut, baik dari orang yang belajar maupun
orang yang mengajar. (Fathurrohman, 2012: 13). Dalam hal ini, tujuan
pembelajaran akan lebih mudah tercapai jika ada keterlibatan antara
semua pihak, baik sekolah, keluarga dan masyarakat.
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum
kegiatan pembelajaan. Abdorakhman Gintings menjelaskan, tujuan
pembelajaran harus ditetapkan sebelum proses belajar dan pembelajaran
berlangsung agar guru sebagai pengemudi dan siswa sebagai penumpang
memahami apa perubahan tingkah laku yang akan dicapai dan bagaimana
mencapainya. Jika tujuan pembelajaran tidak ditetapkan terlebih dahulu,
maka ibarat bus atau mobil yang berjalan tanpa tujuan, pembelajaran
tersebut tidak akan berjalan dengan efektif. Dalam meentapkan rumusan
tujuan pembelajaran pun harus jelas, yakni bagaimana seharusnya peserta
didik berperilaku pada akhir pembelajaran. (Fathurrohman, 2012: 13).
Pembelajaran yang efektif merupakan salah satu tujuan yang
diharapkan dan diprioritaskan dalam proses pembelajaran. Pendapat
yang dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington memandang
bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan
menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang dapat
dicapai sebagai hasil belajar. (Uno, 2011: 35).
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dikelola
sedemikian rupa sehingga dengan input yang ada dan proses belajar yang

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
202

dikelola dapat dicapai hasil seoptimal mungkin. Dilihat dari kegiatan


siswa, pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat membuat
siswa terdorong dan mampu memanfaatkan kesempatan belajar yang ada
untuk menguasai kompetensi yang dipelajari. Adapun jika ditinjau dari
kegiatan guru, pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang menuntut
guru agar memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada siswa
agar membangun kompetensinya. (Aqib, 2009: 22).
Menurut Gagne, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar
dapat berbentuk sebagai berikut:
a) Informasi verbal, yakni penguasaan informasi dalam bentuk verbal
baik secara tertulis maupun tulisan.
b) Kecakapan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam melakukan
interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol.
c) Strategi kognitif, yaitu kecakapan individu untuk melakukan
pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam
konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan
mengendalikan ingatan dan cara-cara berpikir agar terjadi aktivitas
yang efektif. Strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran.
d) Sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu
untuk memilih jenis tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata
lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberika
kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau
peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang
menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.
e) Kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. (Hamdani, 2010: 68)
Efektivitas sekolah berarti memaksimalkan segenap potensi dan
peluang yang tersedia dalam upaya menghasilkan sesuatu secara optimal.
Selaras dengan makna dasar efektif, dengan menjalankan efektivitas,
sekolah diharapkan dapat menjadi semakin bermutu, berkualitas dan
mencerahkan. (Naim, 2010: 240). Karenanya, Tiga elemen utama
pendidikan, yakni sekolah, keluarga dan masyarakat harus bekerja sama
secara sinergis demi sukses dan terwujudnya pembelajaran yang efektif.
Jangan sampai satu diantara ketiga elemen pasif, bahkan pasif ketiga-
tiganya. Dibutuhkan forum secara kontinu untuk mempertemukan ketiga

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif
203

elemen ini agar setiap persoalan yang muncul bisa dimusyawarhakan


secara bersama untuk menemukan solusi terbaik.

C. Simpulan
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara, sekolah keluarga
dan masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Cara bagaimana orang tua mendidik anaknya adalah mempunyai
pengaruh yang besar terhadap belajar anaknya. Keluarga yang sehat besar
artinya untuk memberikan pendidikan dalam ukuran yang kecil namun
bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidik
bangsa, negara dan dunia. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan
dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak
adalah dalam keluarga.
Tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah terciptanya perubahan
menuju keadaan yang lebih baik. Peserta didik diharapkan dapat merubah
dirinya dengan acuan pelajaran yang baru saja didapatkan. Belajar
dimaksudkan agar sesuatu yang belum diketahui oleh siswa akan diketahui.
Menurut Gagne, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat
berbentuk sebagai berikut: Informasi verbal, yakni penguasaan informasi
dalam bentuk verbal baik secara tertulis maupun tulisan. Kecakapan
intelektual, yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol. Strategi kognitif,
yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan
keseluruhan aktivitasnya. Sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa
kecakapan individu untuk memilih jenis tindakan yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan
memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau
peristiwa. Kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. (Hamdani, 2010: 68).
Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, tiga elemen utama
pendidikan, yakni sekolah, keluarga dan masyarakat harus bekerja sama
secara sinergis demi sukses dan terwujudnya pembelajaran yang efektif.
Dengan adanya intervensi dan keterlibatan antara keluarga dan masyarakat,
hal ini tentunya akan dapat mendukung serta menunjang pembelajaran yang
efektif di sekolah.

ELEMENTARY
Vol. 4 ∫ No. 1 ∫ Januari-Juni 2016
204

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aqib, Zainal. 2009. Belajar dan Pembelajarn di Sekolah Dasar. Bandung:
CV. Yrama Widya.
Daryanto. 2013. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Wydia.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan
Pembelajaran: Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar
Nasional. Yogyakarta: Teras.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.
Hasbullah. 2013. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Juwairiyah. 2010. Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al Qur’an.
Yogyakarta, Teras.
Ma’mur Asmani, Jamal. 2014. 7 Tips Aplikasi Pakem (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press.
Munif, Chatib. 2012. Sekolahnya Manusia. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Naim, Ngainun. 2010. Rekonstruksi Pendidikan Nasional: Membangun
Paradigma Yang Mencerahkan, Yogyakarta: Teras.
Uno Hamzah, B. 2011. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Rochanah
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Menunjang Pembelajaran yang Efektif

Anda mungkin juga menyukai