Anda di halaman 1dari 7

YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO.136/D/0/2001
Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas MIPA Fakultas Hukum
1. Mesin S.1 1. Manajemen S.1 1. Inggris S.1 1. Matematika S.1 1. Ilmu Hukum S.1
2. Elektro S.1 2. Akuntansi S.1 2. Indonesia S.1
3. Industri S.1 3. Akuntansi D.3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana
4. Kimia S.1 4. Sekretaris D.3 1. Pendidikan Kewarganegaraan S.1 1. Magister Manajemen S.2
5. Informatika S.1 2. Magister Humum S.2
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten Tlp./Fax. (021) 7412566

UJIAN TENGAH SEMESTER


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER HUKUM
TAHUN AKADEMIK 2020-2021

Mata Kuliah : Hukum Lingkungan Hari/tanggal : Rabu, 28 April 2021


Fakultas/Jurusan : Magister Hukum Kelas : V.335
Semester : II (GENAP) Sifat Ujin : open book
Nama : Aziz Imam Hanafi NIM : 201017400128

1. Saudara jelaskan, apa pemahaman saudara terkait ilmu lingkungan, ekologi dan ekosistem.
2. Apa kesimpulan atau saran saudara atas tugas yang pernah saya sampaikan yaitu terkait pasal 66
UU 32 tahun 2009 dan perpindahan Ibukota DKI Jakarta ke Propinsi Kalimantan Timur.
3. Di Masyarakat berkembang pendapat bahwa pembangunan dan pertumbuhan populasi manusia
bertolak belakang dengan kelestarian sumber daya alam, Artinya kemajuan pembangunan dan
pertumbuhan populasi manusia akan diikuti dengan kerusakan sumber daya alam, Jelaskan
pandangan saudara terhadap pendapat masyarakat tersebut dalam persepktif hukum lingkungan
dan pembangunan.
4. Musibah Pandemi Covid-19 yang dialami di berbagai Negara di dunia dan durasinya atau
waktunya cukup panjang sudah satu tahun lebih dan sudah banyak memakan korban jiwa dan
harta, menurut pendapat saudara apakah musibah pandemic covid-19 tersebut mempunyai korelai
dengan lingkungan..? jelaskan
5. Sumber hukum bagi pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam di idonesia adalah UUD
1945 khususnya Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, dengan ketentuan tersebut
dan dengan diundangkannya UU Cipta Kerja apakah memperkuat pentingnya lingkungan atau
justru lingkungan menghambat investasi, jelaskan, makna ketentuan tersebut dalam persepktif
hukum lingkungan
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO.136/D/0/2001
Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas MIPA Fakultas Hukum
1. Mesin S.1 1. Manajemen S.1 1. Inggris S.1 1. Matematika S.1 1. Ilmu Hukum S.1
2. Elektro S.1 2. Akuntansi S.1 2. Indonesia S.1
3. Industri S.1 3. Akuntansi D.3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana
4. Kimia S.1 4. Sekretaris D.3 1. Pendidikan Kewarganegaraan S.1 1. Magister Manajemen S.2
5. Informatika S.1 2. Magister Humum S.2
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten Tlp./Fax. (021) 7412566

JAWABAN :

1. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim,
kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang
bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan
adalah cabang dari ilmu biologi. Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan
hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengertian
lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau
makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pada suatu lingkungan
terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem
yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup
mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan
benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat
bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air,
api, batu, udara, dan lain sebaiganya. Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam
menurut No 23 tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan
makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya
yang ada di sekitarnya.
Ekologi merupakan ilmu dengan topik yang luas dan kompleks, yang mencakup hierarki dan
keanekaragaman hayati, jumlah dan persebaran organisme, peran dan interaksi
antarorganisme, habitat dan relung, jaring-jaring makanan, daur nutrien dan daur
biogeokimia, serta berbagai proses lainnya. Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO.136/D/0/2001
Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas MIPA Fakultas Hukum
1. Mesin S.1 1. Manajemen S.1 1. Inggris S.1 1. Matematika S.1 1. Ilmu Hukum S.1
2. Elektro S.1 2. Akuntansi S.1 2. Indonesia S.1
3. Industri S.1 3. Akuntansi D.3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana
4. Kimia S.1 4. Sekretaris D.3 1. Pendidikan Kewarganegaraan S.1 1. Magister Manajemen S.2
5. Informatika S.1 2. Magister Humum S.2
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten Tlp./Fax. (021) 7412566

mengelompokkan ekologi menjadi sejumlah subdisiplin ilmu, baik menurut pola spasial
(tempat) dan temporal (waktu), subjek yang dipelajari, maupun keterkaitan dengan bidang
ilmu lainnya.
Suatu sistem ekologi disebut sebagai ekosistem. Susunan dai ekosistem ialah seluruh
organisme yang berfungsi bersama dalam suatu wilayah yang berinteraksi dengan lingkungan
fisiknya. Interaksi ini membentuk aliran energi yang menghasilkan struktur biota yang jelas
dan siklus materi antara bagian hidup dan tak hidup. Struktur yang sama terbentuk dalam
berbagai ekosistem yang berbeda. Semua ekosistem memiliki komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotiknya dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat trofiknya. Semua ekosistem
juga memiliki fungsi utama yang sama, yaitu mengalirkan energi dan membentuk siklus
materi.
2. Pemindahan ibu kota negara atas dasar pertimbangan masa depan Indonesia, karena
diprediksi pada 2030, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi keempat di dunia.
Pemindahan ibu kota ini bukan hal baru bagi Indonesia. Setidaknya, sudah tiga kali ibu kota
Indonesia dipindah. Pertama, ibu kota negara dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta pada 4
Januari 1946 dan selanjutnya dari Yogyakarta, ibu kota dipindah ke Bukittinggi pada 19
Desember 1948, namun tidak berlangsung lama karena ibu kota kembali dipindahkan ke
Bireun, Aceh, di tahun yang sama. Artinya, pada 1948 Indonesia sempat mengalami memiliki
tiga ibu kota, yaitu Yogyakarta, Bukittinggi di Sumatra Barat, dan Bireun di Aceh. Alasan
perpindahan ibu kota pada saat itu adalah faktor keamanan, tak lain karena kondisi Indonesia
yang ketika itu berusaha lepas sepenuhnya dari penjajah. Pada era Presiden Soekarno,
Palangkaraya diusulkan sebagai ibu kota baru pada tahun 1950-an. Kala itu Palangkaraya
dianggap cocok dijadikan pusat pemerintahan karena masih banyak lahan kosong. Bahkan
Soekarno sempat melakukan pemancangan tiang pertama di Palangkaraya pada 17 Juli 1957.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Jonggol di Bogor, Jawa Barat, sempat
diwacanakan menjadi ibu kota menggantikan Jakarta. Lokasinya yang cukup dekat dengan
Jakarta, hanya sekitar 40 kilometer ke arah tenggara, menjadikan pemindahan pusat
pemerintahan dianggap tidak terlalu sulit dan paling realistis. Bahkan pada tahun 1997,
Soeharto sudah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk membuat wilayah
Jonggol menjadi sebuah kota yang mandiri. Namun sebelum rampung, terjadi perubahan
nasional yang memaksa Soeharto mengundurkan diri. Berdasar data, pada tahun 2015, ada 3,6
juta pendatang di ibu kota Jakarta yang kemudian menjadi penduduk tetap di ibukota.
Sementara dari sisi transportasi, jumlah kendaraan meningkat satu juta unit per tahunnya dan
ini tidak dibarengi dengan penambahan jumlah jalan di ibukota, baik jalan tol maupun jalan
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO.136/D/0/2001
Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas MIPA Fakultas Hukum
1. Mesin S.1 1. Manajemen S.1 1. Inggris S.1 1. Matematika S.1 1. Ilmu Hukum S.1
2. Elektro S.1 2. Akuntansi S.1 2. Indonesia S.1
3. Industri S.1 3. Akuntansi D.3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana
4. Kimia S.1 4. Sekretaris D.3 1. Pendidikan Kewarganegaraan S.1 1. Magister Manajemen S.2
5. Informatika S.1 2. Magister Humum S.2
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten Tlp./Fax. (021) 7412566

non-tol. Dan yang jadi masalah, beberapa waktu terakhir adalah banjir yang menerjang
wilayah ibukota. Salah satu alasan lain pemerintah memindahkan ibukota adalah pemerataan
pembangunan dan mencanangkan Indonesiasentris. Sebelumnya, pembangunan Indonesia
selalu dipusatkan di Jawa -yang kemudian disebut Jawasentris. Pemerintahan Nawacita
Jokowi ingin mengubah paradigma itu dengan memeratakan pembangungan di wilayah
Indonesia yang lain. Wilayah Sumatera bagian timur, Kalimantan dan Sulawesi bagian
Selatan memenuhi kriteria untuk menjadi ibu kota baru, karena paling kecil terdampak risiko
bencana. Merujuk kajian Bappenas, suatu kota bisa menjadi calon ibu kota baru jika kota
tersebut terhubung dengan pusat aktivitas politik, di sisi lain, kepadatan penduduk relatif
rendah, serta minim risiko bencana alam dan kemanusiaan dan aman dari perspektif
pertahanan dan keamanan. Sejauh ini Palangkaraya disebut-disebut memenuhi persyaratan
ini. Selain itu sejak era Presiden Soekarno, kota ini sudah diproyeksikan sebagai ibukota
negara. Perbandingan untung rugi kalau ibu kota dipindahkan, dari sisi positif, ini mendorong
persebaran penduduk karena faktanya 57% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa,
sementara Kalimantan yang digadang-gadang sebagai ibu kota baru hanya ditinggali oleh 7%
penduduk Indonesia. Proses pemindahan ibu kota akan memakan waktu 10 - 20 tahun.
Merujuk data Bappenas, ibu kota baru ini memerlukan lahan sedikitnya 100 ribu hektar dan
pemerintah akan menerapkan konsep pembangungan kota yang ideal. Selain itu, berdasar
kajian Bappenas, pembahasan dan pengkajian lokasi ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Pemindahan ibu kota ini kan berdampak pada lingkungan Bukit Soeharto yang merupakan
kawasan hutan lindung. pemindahan ibukota tidak terlalu urgen di tengah perkembangan
teknologi yang kian pesat. Lokasi yang ada terletak di Kabupaten Gunung Mas itu paling siap
dengan adanya ketersediaan lahan seluas 300 hektar. saat ini masih dalam kalkulasi, masih
dalam kajian, masih dalam hitung-hitungan semuanya karena aspeknya kan banyak sekali.
Sekali lagi ini menyangkut aspek yang tidak satu dua. Urusan banjir mungkin di sini tidak.
Urusan gempa di sini tidak. Tapi apa, kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol lagi. Itu
juga salah satu pertimbangan-pertimbangan masalah sosial politiknya, masalah sosiologi
masyarakatnya, semuanya, semuanya dilihat semuanya.Pemerintah perlu memperhatikan
dampak lingkungan dari pemindahan ibu kota yang berimplikasi pada pembangunan kantor
pemerintahan yang notabene dibarengi fasilitas pendukung lain, seperti sarana pendidikan,
kesehatan dan pemukiman. Kita juga harus melihat jenis tanah karena terkait infrastruktur tadi
kalau banyak lahan terbuka yang
menjadi lahan tertutup kalau hujan pasti menyebabkan limpasan yang lebih besar. Kalau
tidak diantasipasi mungkin terjadi banjir. Aspek sosio kultural dari pemindahan ibu kota itu
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO.136/D/0/2001
Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas MIPA Fakultas Hukum
1. Mesin S.1 1. Manajemen S.1 1. Inggris S.1 1. Matematika S.1 1. Ilmu Hukum S.1
2. Elektro S.1 2. Akuntansi S.1 2. Indonesia S.1
3. Industri S.1 3. Akuntansi D.3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana
4. Kimia S.1 4. Sekretaris D.3 1. Pendidikan Kewarganegaraan S.1 1. Magister Manajemen S.2
5. Informatika S.1 2. Magister Humum S.2
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten Tlp./Fax. (021) 7412566

juga perlu dipertimbangkan, seiring dengan perpindahan pekerja di kantor pemerintahan ke


ibu kota baru. Karena mungkin akan ada pendatang baru yang akan berbeda budayanya
dengan masyarakat yang ada saat ini. Hanya saja, jika dilihat aspek infrastruktur, seperti
ketersediaan bandara dan jalan, Kalimantan Timur lebih siap.
3. Konferensi Lingkungan Hidup Sedunia I yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia pada
bulan Juni 1972, mendorong Pemerintah Indonesia untuk berkomitmen mengarahkan
pembangunan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan berkelanjutan dan mewujudkan
Indonesia yang asri dan lestari sesuai sasaran dan arah pembangunan Lingkungan Hidup yang
digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025. Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pengelolaan sumberdaya alam harus
berorientasi kepada konservasi sumberdaya alam untuk menjamin kelestarian dan
keberlanjutan fungsi sumberdaya alam, dengan menggunakan pendekatan yang bercorak
komprehensif dan terpadu. Namun dalam implementasinya terdapat beberapa fakta seperti
masih rendahnya pemahaman akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup secara berkesinambungan, lemahnya penegakan hukum sehingga
menyebabkan tekanan yang berlebihan terhadap fungsi lingkungan hidup, bahkan sampai
mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, masih tingginya tingkat pencemaran lingkungan
hidup, serta kurang adanya keselarasan pengaturan antara pemerintah pusat dan daerah, serta
antarsektor terkait. Dengan pendekatan yuridis normatif yang bersifat deskriptif analisis
melalui pengkajian hukum doktrinal, maka disimpulkan bahwa permasalahan lingkungan
hidup pada substansinya hanya terfokus pada “pengendalian lingkungan” dan dalam
implementasinya di daerah cenderung bersifat administratif-kewilayahan dan berorientasi
ekonomi. Oleh karena itu harus ada perubahan paradigma dalam pengelolaan sumber daya
alam agar supaya kebijakan keputusan yang diambil menggunakan perspektif jangka panjang
dengan mengedepankan pembangunan yang berkelanjutansecara terintegral serta
mempertimbangan aspek sosial masyarakat.
4. COVID-19 dianggap sebagai sebuah refleksi yang setidaknya dapat menyadarkan manusia
kalau alam memang memiliki kekuatan serta kemampuan dalam melindungi kehidupan kita
sebagai manusia. Tetapi, karena kondisinya telah rusak, maka manusia harus berhadapan
langsung dengan semua bencana dan selalu menjadi korban dari bencana tersebut.
Dalam konteks COVID-19 ini, manusia lalu dapat memberikan kesempatan kepada
lingkungan hidup untuk bernapas, memulihkan daya dukung dan daya tampungnya, semisal
yang terjadi di Italia. Sehingga orang-orang sadar, COVID-19 bukanlah sekadar siklus alam
belaka yang memakan banyak korban jiwa.
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO.136/D/0/2001
Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas MIPA Fakultas Hukum
1. Mesin S.1 1. Manajemen S.1 1. Inggris S.1 1. Matematika S.1 1. Ilmu Hukum S.1
2. Elektro S.1 2. Akuntansi S.1 2. Indonesia S.1
3. Industri S.1 3. Akuntansi D.3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana
4. Kimia S.1 4. Sekretaris D.3 1. Pendidikan Kewarganegaraan S.1 1. Magister Manajemen S.2
5. Informatika S.1 2. Magister Humum S.2
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten Tlp./Fax. (021) 7412566

Terlebih lagi, “COVID-19 mampu membenarkan cara pandang kita, bahwa alam tidak
sekadar komoditi ekonomi, bahwa alam lingkungan dan semesta memiliki nilai sosial dan
kultural, memiliki kemampuan mereduksi segala bentuk bencana, harus segera kita lakukan,
5. Pengebirian partisipasi publik pun terlihat dari penghapusan Komisi Penilai Amdal yang
dalam UU Cipta Kerja diganti jadi tim uji kelayakan yang dibentuk oleh Lembaga Uji
Kelayakan sebagaimana perubahan dalam Pasal 24. Tim uji kelayakan pun komposisi jadi
perwakilan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan ahli bersertifikat. Dalam catatan ICEL,
berdasarkan UU Lingkungan Hidup, masyarakat ditempatkan sebagai pihak setara secara
hukum untuk dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi hajat
hidup mereka. “Tidak ada unsur masyarakat dalam Lembaga Uji Kelayakan yang sebelumnya
ada dalam Komisi Penilai Amdal menghilangkan ruang untuk menjalankan partisipasi yang
hakiki. Ini berpeluang membuka partisipasi semu yang manipulatif,, Bukan hanya
masyarakat, perubahan konsep dalam penilaian amdal pun juga menghapus keterlibatan pihak
yang konsern masalah lingkungan hidup, termasuk organisasi masyarakat sipil (civil society
organization/CSO) jadi hilang. Sebelumnya, aturan ini ada dalam UU Lingkungan Hidup
Pasal 30 ayat 1 huruf f. peran organisasi masyarakat sipil sangat penting dalam memastikan
pengelolaan lingkungan berjalan baik. “Saya lebih percaya pada CSO, daripada dokumen
amdalnya. Kontrol mereka jadi kekuatan riil untuk tekan pengelolaan yang baik ketimbang
berbagai macam policy document,” Dalam catatan Greenpeace menyebutkan, kalau Lembaga
Uji Kelayakan berada di pemerintah pusat membuat kerusakan lingkungan hidup jadi sulit
terbendung. Proyek yang berdampak pada lingkungan itu berada di daerah. Kondisi ini akan
membuat beban kerja pemerintah pusat jauh melampaui kemampuan dan laju kerusakan
lingkungan hidup itu sendiri. Lemahkan penegakan hukum
Hal lain paling kentara dalam perlindungan lingkungan hidup dalam omnibus law ini adalah
pelemahan penegakan hukum . Hal ini terlihat dari perubahan Pasal 88 UU Lingkungan
Hidup terkait tanggung jawab mutlak perusak lingkungan. Pada UU Lingkungan Hidup,
menyebutkan, setiap orang yang tindakan, usaha, atau kegiatan baik memakai, menghasilkan
atau mengelola limbah B3 hingga menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup
bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur
kesalahan. Dalam omnibus law kata “tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan” dihilangkan.
“Padahal itu yang membuat banyak gugatan yang dimenangkan negara atau pemerintah dalam
melawan korporasi,”
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO.136/D/0/2001
Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas MIPA Fakultas Hukum
1. Mesin S.1 1. Manajemen S.1 1. Inggris S.1 1. Matematika S.1 1. Ilmu Hukum S.1
2. Elektro S.1 2. Akuntansi S.1 2. Indonesia S.1
3. Industri S.1 3. Akuntansi D.3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana
4. Kimia S.1 4. Sekretaris D.3 1. Pendidikan Kewarganegaraan S.1 1. Magister Manajemen S.2
5. Informatika S.1 2. Magister Humum S.2
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten Tlp./Fax. (021) 7412566

Dengan penghilangan kata ini, sebut ICEL, merancukan pemaknaan penormaan konsep strict
liability pasal ini. Jadi, penjelasan pasal perlu memasukan karakteristik dari konsep tanggung
jawab mutlak ini. “Ada potensi tidak bisa digunakan kalau memang hakim atau para tergugat
itu sangat kaku menafsirkan Pasal 88,”
penghilangan kata ini bukan sekadar menghilangkan diksi, tetapi kejahatan lingkungan
hidup, tidak bisa didekati dengan pendekatan pidana dan perdata biasa. Kalau merujuk pada
pasal-pasal yang diubah atau dihilangkan dari UU Lingkungan Hidup dalam omnibus law, ,
pendekatan penegakan hukum diutamakan sanksi administrasi terlebih dahulu. Dalam Cipta
Kerja ini, , sanksi hukum tidak berjalan beriringan sebagaimana UU Lingkungan Hidup
sebelumnya. Ia bisa terlihat dari penambahan Pasal 82A, 82B dan 82C yang mengatur soal
sanksi administratif. penguatan sanksi administratif tak akan sebanding dengan pelemahan
pasal-pasal afirmatif penegakan hukum seperti Pasal 88 ini. “Problem kita di implementasi
penegakan hukum, bukan di atas kertas.” deposit kemenangan Rp18 triliun pemerintah atas
kasus kebakaran hutan dan kerusakan lingkungan yang sejak 2015-2018. Sayangnya, eksekusi
dari vonis hukum ini minim.
“Dengan omnibus law ini makin terlihat jelas kalau korporasi dibiarkan melengang,
sementara masyarakat terus dikekang,”

Anda mungkin juga menyukai