1. Paparan Jurgen Moltmann tentang “Eskhatologi yang Transendental”
Pandangan Kristen mengenai Eskhatologi tidak hanya berbicara tentang masa depan. Eskhatologi sering dikatakan sebagai doktrin harapan Kristen. Harapan yang terdapat di dalam ke Kristenan selalu mengarah ke masa depan, bergerak maju dan mengubah masa kini. Harapan yang bersumber dari Allah akan memberikan harapan bagi pengikut Kristus. Titik tolaknya berangkat dari realitas yang pasti ada di dalam sejarah dan kenyataan yang ada di masa depan. Eskhatologi Kristen berbicara tentang pelayanan dan pekerjaan Yesus Kristus.1 Eskhatologi transendental yang memahami bahwa hubungan manusia dengan Allah yang berada “jauh disana”memberikan jarak namun yang pasti adalah ada penghubung Allah kepada manusia yaitu Yesus yang menjadi manusia. Yesus Kristus yang telah datang dalam kesempurnaan rupa manusia, menggambarkan bahwa Dia yang akan datang di akhirnya nanti juga akan datang dalam kesempurnaanNya. Eskhatologi dipahami sebagai masa depan yang terjadi di masa kini. Allah yang kita pahami sebagai Allah yang melampaui segala yang ada baik itu ruang, waktu dan suasana yang terjadi dalam kehidupan manusia. Allah yang tidak dapat diukur dengan pemahaman dan logika manusia adalah Allah yang Maha/sangat, amat, teramat besar dan tidak ada yang mampu melampuinya. Allah yang berinisiatif menjadi manusia agar setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Hal tersebut menunjukkan adanya secercah harapan kepada orang yang percaya kepada Allah. Allah membuktikan dirinya melalui diriNya sendiri. Pewahyuannya adalah bukti dari Tuhan yang diberikan oleh Tuhan diriNya sendiri. Tidak ada yang mengungkapkan Tuhan kecuali diriNya sendiri. Tuhan tidak mengungkapkan ini dan itu (pekerjaan yang dilakukan atau siapa diriNya), tetapi Ia memperkenalkan dirinya sendiri melalui perbuatan yang dilakukannya. Dengan menjadi seseorang yang bertindak dan bekerja dalam wahyu/Firman, Tuhan sendirila yang menggambarkan diriNya sendiri.2 Pemahaman Eskhatologis yang selalu mengarahkan kepada keterbukaan manusia terhadap masa yang akan datang yang ditekankan dalam kematian 1 Jurgen Moltmann, Theology of Hope, (New York : Harper and Row, 1996), Hal 3 2 Jurgen Moltmann, Theology of Hope, (New York : Harper and Row, 1996), Hal 25 dan kebangkitan Yesus. Memberikan harapan yang akan membuka pemahaman umat manusia untuk tetap melakukan hal sesuai dengan Firman Tuhan, karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan hariNya akan tiba. Pemahaman perbedaan antara objektivitas dan subjektivitas yang terdapat dalam dunia hendaknya diperdamaikan dalam pemahaman bahwa Allah sendiri yang menjadi sumber keselamatan dan sumber kehidupan yang kekal. Wahyu Tuhan tidak dapat disajikan dalam pandangan historis saja melainkan harusnya menghasilkan pemahaman mengenai harapan di masa depan sebagai bentuk-bentuk yang diambil dalam sejarah sebagai bantuan dari Roh Kudus yang membimbing perjalanan peziarahan umat manusia selama perjalanan menuju Eskhatologis yang disimpan dalam harapan dan digerakkan oleh janji yang berlandaskan pada salib dan kebangkitan Kristus. Argumentasi : Yesus yang menjadi satu-satunya sumber keselamatan dan sumber harapan kehidupan yang kekal di masa yang akan datang adalah pembuktian kasih Allah kepada umat manusia. allah mengosongkan dirinya dan menjadi manusia hanya untuk menyelamatkan umat manusia. Hingga tiba waktunya, semua orang percaya akan mempertanggungjawabkan apa hal yang sudah mereka lakukan selama ada di dunia ini. sering sekali dipahami sebagai akhir zaman atau kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. (Matius 24 : 36)”
Konfessi HKBP Pasal 16 tentang Kedatangan Tuhan
Kita mempercayai dan menyaksikan : Tuhan Yesus akan datang kedua-kalinya untuk menyatakan Yerusalem yang baru, sebagai penampakan keagungan dan kemuliaan Allah. Saat itulah dunia ini akan berakhir. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan waktuNya akan datang. Oleh sebab itu setiap orang percaya harus siaga dan berjaga-jaga di dalam kesitaan dan pengharapan akan kedatanganNya, karena saat itulah berlaku hukuman dan kasih karuniaNya (Yoh 5: 28; 1 Tes 4: 16; Mat 24: 3,42; Lukas 21 : 28; Mat 25; Why 20: 11-15; 1 kor 15:52; 2 kor 5: 10; Yes 60: 10-16). Dengan ajaran ini, hendaknya kita sungguh-sungguh memakai waktu dalam kehidupan kita sebagai masa kasih karunia dalam menyongsong kedatangan Tuhan. Kita menolak kebiasaan yang mencoba menghitung dan menetukan hari kedatangan Tuhan kedua-kalinya. Demikian juga dengan pandangan yang mengatakan tidak ada akhir dari dunia ini.3
3 Panindangion Haporseaon Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Tahun 1996 Pinaruarni Kantor Pusat HKBP Percetakan HKBP JL. Jend. A. Yani 63 P. Siantar