KONSERVASI LINGKUNGAN
TEKNISI
NUGROHO DWI PRASOJO, S,ST
NIP 199503042019031015
a. Dasar Teori
Lahan adalah lingkungan fisik yang mencakup tanah, iklim, relief, hidrologi
dan vegetasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi potensi penggunaan
lahan (Widiatmika, 2007). Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting
untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, berdasarkan hal tersebut lahan
merupakan lingkungan biofisik yang mencakup tanah, iklim, relief, hidrologi,
vegetasi dan adanya campur tangan manusia dalam perubahan lahan.
Pengelolaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan agar tidak
menurunkan produktivitas lahan. Kemampuan lahan merupakan sifat dasar
kesanggupan lahan memberikan hasil untuk penggunaan tertentu secara optimal
dan lestari. Lahan yang tidak tertutup oleh vegetasi akan menyebabkan
berkurangnya bahan organik akibat terkena langsung air hujan yang turun, selain
itu aliran permukaan akan lebih besar sehingga produktivitas tanah akan
berkurang.
Lahan juga merupakan suatu tempat yang digunakan sebagai usaha
pertanian. Pekerjaan untuk menilai suatu lahan disebut dengan kemampuan lahan.
Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk digunakan sebagai usaha
pertanian yang paling intensif yang termasuk juga tindakan pengelolaannya tanpa
menyebabkan kerusakan dalam jangka waktu yang terbatas. Lahan yang
mempunyai kemampuan yang baik memiliki sifat fisik dan kimia yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman sehingga akan mampu mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman secara optimal dan berkesinambungan (Suripin, 2002).
Untuk mengetahui kelas kemampuan suatu lahan dilakukan atas dasar
intensitas faktor pembatas permanen atau faktor pembatas yang sulit/tidak dapat
di ubah. Sedangkan penggolongan ke dalam sub kelas, didasarkan pada macam
faktor pembatas. Selanjutnya, pengelompokkan ke dalam satuan pengelolaan
sudah dikemukakan perlakuan pengawetan tanah khusus dan jumlah pupuk yang
diperlukan.
Penentuan kelas kemampuan suatu lahan digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan tindakan perbaikan atau rekomendasi lahan yang lebih baik dan
sustainable. Dengan melihat sistem pertanian di Indonesia yang mulai
mengabaikan kesehatan lingkungan, maka tindakan pengkelasan kemampuan
lahan yang mengarah pada tindakan perbaikan perlu dilakukan sedini mungkin.
b. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan klasifikasi kemampuan lahan dengan
berdasarkan metode USDA dan Menetapkan rekomendasi Tataguna Lahan di
Lapangan.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi perlakuan konservasi tanah secara vegetatif
dan mekanis di masing-masing SPL.
3. Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi perbaikan konservasi tanah.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
B. Pelaksanaan Praktikum
1. Hitung beberapa faktor yang mempengaruhi kelas kemampuan lahan
seperti tekstur, lereng, drainase, kedalaman efektif, tingkat erosi,
batuan/kerikil dan bahaya banjir
2. Setelah semua faktor didapatkan dilakukan pengkelasan pada tabel di
lembar yang telah disediakan
3. Setelah mendapatkan kelas kemampuan lahan dilakukan diskusi antar
kelompok untuk merekomendasikan penggunaan lahan yang lebih baik
(Sustainable).
4. Berdasarkan rekomendasi penggunaan lahan diskusikan renkomendasi
tindakan konservasi baik secara vegetatif maupun mekanis
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah-tanah di dalam
lahan kelas IV lebih besar dari pada tanah-tanah di dalam kelas III, dan
pilihan tanaman juga lebih terbatas. Jika digunakan untuk tanaman
semusim diperlukan pengelolaan yang lebih hati-hati dan tindakan
konservasi yang lebih sulit diterapkan dan dipelihara, seperti teras
bangku, saluran bervegatasi dan dam penghambat, disamping tindakan
yang dilakukan untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik tanah.
Tanah di dalam kelas IV dapat digunakan untuk tanaman semusim dan
tanaman pertanian dan pada umumnya, tanaman rumput, hutan produksi,
padang penggembalaan, hutan lindung dan cagar alam.
Hambatan atau ancaman kerusakan tanah-tanah di dalam kelas
IV disebabkan oleh salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut: (1)
lereng yang miring atau berbukit (> 15% – 30%), (2) kepekaan erosi
yang sangat tinggi, (3) pengaruh bekas erosi yang agak berat yang telah
terjadi, (4) tanahnya dangkal, (5) kapasitas menahan air yang rendah, (6)
selama 2 sampai 5 bulan dalam setahun dilanda banjir yang lamanya
lebih dari 24 jam, (7) kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau
penggenangan terus terjadi setelah didrainase (drainase buruk), (8)
terdapat banyak kerikil atau batuan di permukaan tanah, (9) salinitas
atau kandungan Natrium yang tinggi (pengaruhnya hebat), dan/atau (1)
keadaan iklim yang kurang menguntungkan.
Kelas V
Kelas VI
Kelas VII
Kelas VIII
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan