ABSTRAK
Pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh penggunaan asam sitrat sebagai agen cross- linking
terhadap karakteristik dari edible film pati singkong utuh. Pati singkong utuh didapat dari ekstraksi pati
singkong tanpa proses pengupasan yang akan membuat pekerjaan lebih efisien dan menghasilkan
rendemen pati yang lebih banyak. Pembuatan edible film dilakukan dengan meng- gunakan 5 g pati
singkong utuh, 2 ml gliserol, dan asam sitrat kristal (0%, 10%, 20%, dan 30% dari berat pati kering).
Hasil analisis ANOVA dengan signifikasi 5% menunjukkan penambahan asam sitrat dapat
meningkatan ketebalan dan kelarutan edible film serta penurunan laju tranmisi uap air dan pemanjangan.
Penambahan asam sitrat 10% akan meningkatkan kuat tarik, pada penambahan 20% dan 30% akan
menyebabkan penurunan kuat tarik edible film. Pada pengujian FTIR adanya reaksi cross-linking pada
pembuatan edible film dari pati singkong utuh yang menghasilkan gugus ester dapat terbaca pada rentang
1725.4 - 1730.22 cm-1
Kata kunci : Asam Sitrat, Cross-linking, Edible Film, Pati Singkong Utuh
ABSTRACT
The aim of the research is to study effect of citric acid as cross-linking agent on whole cassava
starch based edible films. Whole cassava starch was extracted from cassava without peeling which had
more starch content and more efficient. Edible film made from 5 g of whole cassava starch, 2 ml gliserol
and citric acid (0%, 10%, 20%, 30% w/w starch). Results of ANOVA analysis with 5% significance shows
added citric acid could improved thickness and solubility of edible film, and shows degrease of water
vapor tranmission rate and elongation. Whole cassava starch based edible film with 10% citric acid show
improved tensile streght, but added 20% and 30% citric acid shows reduction tensile streght. In FT-IR
analysis, crosslink- ing reaction in whole cassava starch based edible films recognized at the peak 1725.4
- 1730.22 cm-1 which demonstrates the existence of an ester group
143
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 2 [Agustus 2017] 143-152
Studi Karakteristik Pati Singkong Utuh Berbasis Edible Film [Kawijia dkk.]
Uji Ketebalan
Ketebalan film diukur pada lima titik
yaitu pada pojok kanan atas, pojok kanan bawah,
pojok kiri atas, pojok kiri bawah, dan tengah
menggunakan mikrometer dan dihitung
ketebalan rata-rata (McHugh et al., 1993).
144
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 2 [Agustus 2017] 143-152
Studi Karakteristik Pati Singkong Utuh Berbasis Edible Film [Kawijia dkk.]
Uji Laju Transmisi Uap Air fotometer FTIR tipe FT-IR-8201 PC. Data yang
Silica gel sebanyak 10 g dimasukkan dihasilkan ditampilkan dalam bentuk grafik.
dalam cawan WVTR dan kemudian direkatkan
menggunakan edible film. Cawan WVTR Rancangan Percobaan
ditempatkan dalam toples tertutup (RH 70%) Rancangan percobaan yang diguna- kan
yang didalamnya terdapat larutan NaCl 27%. dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Cawan WVTR akan ditimbang setiap 1 jam Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu kadar
selama 8 jam. Data yang diperoleh dibuat penambahan asam sitrat. Variasi konsentrasi
persamaan regresi linearnya. Untuk memperoleh asam sitrat yang digunakan ada- lah 0%, 10%,
laju tranmisi uap air, hasil yang diperoleh 20%, 30% (b/b dari berat pati kering) dengan tiga
dimasukkan dalam Persamaan 2 (Gontard et al., kali pengulangan sampel dan dua kali analisis
1993). tiap sampel.
slope kenaikan
÷
ö
è W berat jam Analisis Data
V æ ÷
Data yang
TR cawan çç ø diperoleh akan
= .. dianalisis
g luas
menggunakan one
permukaan (2) way ANOVA pada
taraf signifikan 5%.
film (m2
Jika terdapat beda
) nyata akan
Uji Kelarutan Llyod TAplus.
Ediblefilm Edible film dipotong
sebanyak 500 dengan ukuran
mgdikeringkan panjang 20 cm dan
selama 2 jam dalam lebar 1 cm dan
oven menggunakan dipasang pada alat.
suhu 105 °C. Edible Data yang dihasilkan
film ditimbang akan dimunculkan
beratnya kemudian dalam program Llyod
dimasukkan ke instrument’s.
dalam akuades 50
ml dan didiamkan
selama 24 jam load at
dengan pengadukan kuat tarik ((Nkgf
maximum m2))´9.80665
=
secara berkala. Film ...(4)
dipisahkan dari Area
akuades kemudian
dikeringkan kembali (m2
selama 6 jam dalam )
oven menggunakan
suhu
105 °C. Persen
kelarutan dihitung
dengan
menggunakan
Persamaan 3
(Ghanbarzadeh et al.,
2011).
berat
kelarutan =
awal-berat akhir
´100%...(3)
berat awal
146
Tabel 1. Pengaruh penambahan asam sitrat terhadap karakteristik edible film
Laju tranmisi
Konsentrasi Ketebalan uap air (g/jam Kelarutan Kuat tarik Pemanjangan
asam sitrat (mm) m2) (%) (MPa) (%)
Gambar 1. Skema reaksi esterifikasi asam sitrat dan pati pada pembuatan edible film
(Olsson et al., 2013)
Gambar 2. Hasil uji FT-IR edible film dengan penambahan asam sitrat 0%
Gambar 3. Hasil uji FT-IR edible film dengan penambahan asam sitrat 10%
Gambar 4. Hasil uji FT-IR edible film dengan penambahan asam sitrat 20%
Gambar 5. Hasil uji FT-IR edible film dengan penambahan asam sitrat 30%
singkong memiliki kelemahan yaitu sangat roadikoesoemo, 1986).
kohesif, viskositas tinggi, serta mudah ru- sak Singkong yang digunakan merupa- kan
karena perlakuan panas dan asam (Tjok- singkong varietas jalaktuwo. Kandun- gan pati
singkong utuh dari singkong vari- etas jalaktuwo
sebesar 26.66% (berat basah). Kandungan pati Laju Transmisi Uap Air
dari umbi singkong utuh (korteks dan parenkima) Pada penelitian ini laju transmisi uap air
sebesar 20-36% pati berat basah atau 77% pati terendah sebesar 9.3723 g/jam m2. Hasil
berat kering (Alves, 2017; Ogbo dan Okafor, penelitian ini masih menunjukkan nilai laju
2015; Charles et al., 2016; Luchese et al., 2017). transmisi uap air yang lebih tinggi dari pe-
Menurut Onwueme (1978) pati yang nelitian Harris (2001) yang menggunakan pati
berkualitas baik berwarna putih dengan ka- dar air singkong, gliserol 3%, CMC 1%, dan lilin lebah
10-13.5%. Kadar air pada pati menun- jukkan yaitu sebesar 8.79 g/jam m2. Data hasil pengujian
kandungan air dalam pati, semakin banyak air ANOVA menunjukkan adanya pengaruh
dalam pati menunjukkan semakin sedikit padatan secara signifikan (ρ=0.05) penam- bahan
kering dalam pati (Akpa et al., 2012). Kadar air asam sitrat terhadap penurunan laju transmisi uap
dari pati singkong utuh sebe- sar 9.32%. Bila air edible film. Menurut Gutié- rrez et al. (2015)
kadar air lebih dari 14%, maka pati kemampuan permeabilitas edible film dapat
dikhawatirkan dapat menjadi tempat dipengaruhi karena keteba- lan edible film.
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat Semakin tebal edible film akan meningkatkan
menyebabkan bau dan off flavour pada pati kemampuan permeabilitas edible film yang
(Akpa et al., 2012). berarti akan menurunkan laju transmisi uap air.
Penambahan asam sitrat 10% dan 20%
menyebabkan terjadinya pe- nurunan laju
Karakteristik Edible Film transmisi uap air. Pada penam- bahan asam sitrat
Ketebalan dari 20% ke 30% terjadi peningkatan ketebalan
Data yang diperoleh dari penelitian ini tetapi menunjukkan kenaikan laju transmisi uap
dapat dilihat pada Tabel 1. Ketebalan edible film air. Hal ini men- unjukkan laju transmisi uap air
tertinggi diperoleh pada penambahan asam sitrat tidak hanya dipengaruhi ketebalan tetapi juga
dengan konsentrasi 30% sebesar 0.1812 mm. Hal kandun- gan yang dimiliki edible film itu sendiri.
ini sesuai dengan Skurtys et al. (2010) bahwa Pada singkong utuh selain kandungan pati juga
ketebalan edible film tidak lebih dari 0.25 mm, mengandung holoselulosa yang terdapat pada
jika ketebalan lebih dari kulit singkong (Aripin et al., 2013; Bay- itse et
0.25 disebut lembaran. al., 2015).
Penambahan asam sitrat pada pem- buatan Menurut Olivato et al. (2012) penu- runan
edible film pati singkong utuh ber- pengaruh permeabilitas uap air diakibatkan karena adanya
pengurangan gerakan rantai polimer yang
secara signifikan (ρ=0.05) terha- dap menyebabkan sulitnya difusi air melalui edible
peningkatan ketebalan edible film. Hasil uji film. Menurut Ghanbarza- deh et al (2011) pada
statistik menggunakan DMRT(α=0.05) batasan tertentu penam- bahan asam sitrat dapat
menunjukkan adanya beda nyata ketebalan pada menyebabkan pe- nurunan permeabilitas uap air
variasi konsentrasi asam sitrat yang digunakan. karena gugus
hidroksil yang bersifat hidrofilik digantikan
Menurut Santoso et al. (2013) hal ini dengan gugus ester yang bersifat hidrofobik. Jika
dikarenakan semakin tinggi kon- sentrasi asam konsentrasi asam sitrat yang digunakan sudah
sitrat yang digunakan akan meningkatkan total melebihi batasan dapat menyebabkan
padatan terlarut yang akan meningkatkan terbentuknya jarak antar ikatan karena adan- ya
ketebalan edible film yang dihasilkan. Hal ini sisa molekul asam sitrat diantara rantai polimer
yang mepermudah difusi uap air melalui film
dapat disebabkan karena jumlah asam sitrat yang yang dapat mempercepat trans- misi uap air.
bereaksi dengan pati jumlahnya terbatas. Sisa Menurut Olivato et al. (2012) ke- naikan
asam sitrat yang tidak bereaksi dengan pati akan permeabilitas uap air terjadi karena adanya reaksi
menambah total padatan terlarut dari edible film. hidrolitik yang menyebabkan gerakan molekul
pada edible film yang men- jadi lebih cepat
sehingga edible film lebih per- meable dengan
air.
Kelarutan
Penambahan asam sitrat pada pem- buatan
edible film pati singkong utuh ber-
pengaruh secara signifikan (ρ=0.05) terha- Pada Ghanbarzadeh et al. (2011)
dap peningkatan kelarutan edible film. Hal ini penambahan asam sitrat pada pembuatan edible
sesuai dengan Zuraida et al. (2012) yang film dari pati jagung hingga konsen- trasi 10%
menyatakan penambahan asam sitrat akan mampu menurunkan kelarutan ed- ible film,
meningkatkan kelarutan pati. Menurut Oli- vato namun pada penambahan lebih dari 10% terjadi
et al. (2012) peningkatan persen kelaru- tan peningkatan kelarutan edible film. Hal ini
karena penggunaan asam organik seperti asam disebabkan karena konsentrasi asam sitrat yang
sitrat yang dapat menghidrolisis pati saat proses berlebih yang menyebabkan sulit terjadi interaksi
pembuatan edible film dan adanya asam bebas asam sitrat dengan molekul pati. Selain itu,
dalam edible film yang mudah larut dalam air terjadinya interaksi dengan air dapat menganggu
menambah persentase berat edible film yang ikatan yang terben- tuk antara asam sitrat dengan
hilang dalam air. molekul pati yang dapat mengurangi kestabilan
molekul pati dan menyebabkan terjadinya Pada Tabel 1 menunjukkan adanya
pening- katan kelarutan edible film. Pada kenaikan nilai kuat tarik pada penambahan asam
penelitian Menzel et al. (2013) penambahan sitrat 10% yang diikuti penurunan nilai kuat tarik
asam sitrat pada pembuatan edible film dari pati pada penambahan asam sitrat lebih dari 20%.
kentang hingga konsentrasi 30% menyebabkan Pada umumnya seiring den- gan tingginya
penu- runan kelarutan edible film. konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan akan
semakin meningkatkan kuat tarik dari edible film
Kuat tarik (Shi et al., 2008). Menurut Olivato et al. (2012)
Penambahan asam sitrat pada pem- dan Ghanbar- zadeh et al. (2011) adanya gugus
buatan edible film pati singkong utuh pen- garuh baru (gugus karboksil dan ester) dalam film
secara signifikan (ρ=0.05)terhadap kuat tarik yang beri- katan dengan gugus hidroksil dalam
pati akan mampu meningkatkan kekompakan
edible film. Hasil kuat tarik edible film pati molekul polimer yang akan meningkatkan kuat
singkong utuh penambahan asam sitrat 0% tarik edible film. Pada batasan tertentu
sebesar 0.1275 MPa. Pada Yuniter (2016) pada penambahan asam sitrat akan menurunkan nilai
pembuatan edible film menggu- nakan pati kuat tarik karena sisa asam sitrat pada larutan
komersil dengan penambahan gliserol 40% edible film dapat mengurangi inter- aksi
antarmolekul pati dan dapat berperan sebagai
menghasilkan kuat tarik sebesar 0.1088 MPa. plasticizer (Ghanbarzadeh et al., 2011). Padahal
Kisaran kuat tarik edible film pati singkong utuh agen cross-linking dan plasti-
dengan penambahan asam si- trat (10-30% b/b) cizer akan memberi efek yang berbeda ter- hadap
antara 0.2626-0.9007 (MPa). Edible film dari pati karakteristik mekanik (kuat tarik dan
singkong utuh dengan penambahan asam sitrat pemanjangan) edible film yang dihasilkan. Se-
bagai plasticizer asam sitrat akan mengurangi
memiliki kualitas kurang baik, karena menurut interaksi antar-molekul yang dapat menu- runkan
Krochta dan de Mulder-Johnson (1997) edible kuat tarik edible film (Shi et al., 2008; Azeredo
film yang layak memiliki kuat tarik antara 10- et al., 2015).
100 MPa. Rendahnya nilai kuat tarik yang
dihasilkan dapat dikarenakan bahan yang Pemanjangan
Pemanjangan edible film tanpa penam-
terkandung dalam edible film dapat bahan asam sitrat (konsentrasi 0%) sebesar
menyebabkan su- litnya terjadi perpindahan 145.9899%. Kisaran pemanjangan edible film-
posisi antar mole- kul (Warkoyo et al., 2014). dengan penambahan asam sitrat (10-30%)
sebesar 21.87-28.87%. Hasil penelitian ini
hampir sama dengan penelitian Garcia et al.
(2011) yang menyatakan perpanjangan edible
film dari pati singkong dengan penambahan
gliserol, asam sitrat, dan PBAT berkisar anta- ra
8.61-23.63%. Edible film dengan penam- bahan
asam sitrat ini masih dianggap layak karena
memiliki pemanjangan antara 10-50% (Krochta
dan de Mulder-Johnson, 1997).
Penambahan asam sitrat pada pem- buatan
edible film pati singkong utuh berpen-
garuh secara signifikan (ρ=0.05) terhadap
penurunan pemanjangan edible film. Menurut
Olivato et al. (2012) sebagai agen cross-linking
asam sitrat akan membentuk ikatan hidro- gen
antarmolekul yang memunculkan gugus ester.
Menurut Ghanbarzadeh et al. (2011) penurunan
persen perpanjangan diakibat- kan karena jumlah
asam sitrat yang berlebih, residu dari asam sitrat
dapat melemahkan struktur pembentuk film
sehingga edible film menjadi rapuh.
Uji FT-IR (Fourier Transform Infrared) puncak baru yang berarti tidak ter- jadi
Pada pembuatan edible film pati sing- penambahan gugus baru (Yulianti dan Ginting,
kong utuh digunakan asam sitrat yang di- 2012). Penambahan asam sitrat akan
harapkan dapat menjadi agen cross-linking. memunculkan gugus baru yaitu gugus ester (Shi
Untuk dapat mengetahui adanya reaksi cross- et al., 2007).
linking yang terjadi dapat dilakukan analisa Pembacaan gugus ester yang terben- tuk
dari ikatan gugus karboksil dari asam sitrat dengan
menggunakan metode FT-IR untuk mengi- gugus hidroksil dari pati yang terdapat pada
dentifikasi adanya pergeseran dan perluasan pengujian FT-IR dapat menun- jukkan
rantai gugus yang terjadi pada campuran polimer penambahan asam sitrat sebagai agen cross-linking
(Zuraida et al., 2012). Penambahan plasticizers mampu membentukreaksi cross- linking. Gugus
seperti gliserol tidak akan memu- nculkan karboksil pada asam sitrat yang merupakan
kelompok senyawa ester dapat terbaca pada
cakupan gelombang 1800- 1650 cm-1 (Garcia et
al., 2011). Pada Shi et al. (2007) terbentuknya Pada Penelitian ini gugus karboksil dapat
gugus ester dapat dibaca pada peak 1729 cm-1. terbaca pada rentang peak 1725.4 – 1730.22 cm-1.
Pada Garcia et al. (2011) gugus ester dapat Pada pembacaan gugus kar- boksil yang
dibaca pada peak 1726 cm-1 dan 1728 cm-1. merupakan kelompok senyawa ester yang
Reaksi pembentukan gugus ester aki- terbentuk menunjukkan frekue- nsi gelombang
bat reaksi esterifikasi dari asam sitrat dan yang tidak sama. Menurut Da Róz et al. (2011)
pati dapat dilihat pada Gambar 1. Pada
penambahan asam sitrat 0% cakupan gelom- frekuensi gelombang yang bervariasi
bang 1800-1650 cm-1 tidak terbaca karena tidak menunjukkan bahwa modi- fikasi tidak dapat
ada penambahan senyawa yang men- gandung dilakukan menggunakan senyawa fungsional
gugus karboksil dan tidak muncul gugus baru karena tidak akan ter- baca saat pengujian FT-IR.
yaitu gugus ester. Tetapi pada penambahan asam Semakin ban- yak konsentrasi penambahan asam
sitrat 0% terbentuk pun- cak pada gelombang
1633.78 yang menun- jukkan adanya ikatan OH sitrat menunjukkan intensitas penyerapan yang
dari air (Pop et al., 2013). Pada penambahan semakin kuat dan terjadi peningkatan area
asam sitrat 10% gu- gus ester terbaca pada tiga penyerapan gugus karboksil. Intensitas serapan
peak 1709.97 cm-1; 1728.29 cm-1; dan 1743.72 yang semakin lebar dan kuat men- unjukkan
cm-1 dengan inten- sitas 55.40; 55.66; dan 55.87. adanya pengaruh gugus karboksil yang terdapat
Menurut Shi et al. (2007) gugus ester dari asam
sitrat dapat dibaca pada peak 1729 cm-1. Menurut pada asam sitrat terhadap ed- ible film yang
Garcia et al. (2011) gugus ester dari asam sitrat dihasilkan (Setiani et al., 2013).
da- pat dibaca pada peak 1726 cm-1 dan 1728 cm-
1
. Peak dari penambahan asam sitrat 10%yang
mendekati peak gugus ester dari pati dan asam SIMPULAN
sitrat adalah peak 1728.29 cm-1, sedan- gkan
pada penambahan 20% dan 30% gugus karboksil
terbaca pada peak 1725.4 cm-1 dan 1730.22 cm-1 Pada pembuatan edible film pati sing- kong
dengan intensitas 72.01 dan 9.24. utuh dengan penambahan asam sitrat (0%, 10%,
20%, 30% dari berat pati), akan ter- jadi reaksi
cross-linking karena reaksi esteri- fikasi dari
gugus karboksil pada asam sitrat dengan gugus
hidroksil pada pati singkong utuh yang
membentuk gugus baru yang ter- baca pada
rentang peak 1725.4 – 1730.22 cm-1. Penambahan
asam sitrat dapat berpengaruh terhadap
peningkatan ketebalan dan kelaru- tan edible film
serta penurunan laju tranmisi uap air dan
pemanjangan. Penambahan asam sitrat 10% akan
meningkatkan kuat tarik, pada penambahan 20%
dan 30% akan menyebab- kan penurunan kuat
tarik edible film.
DAFTAR PUSTAKA