Disusun oleh :
Nama : Bertha Fara Puspita
No Absen : 07
Kelas : X Askep 2
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin..
Penulis
COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I. PEMERIKSAAN FISIK.............................................................................4
1. Pengertian:.................................................................................................4
2. Tujuan:.......................................................................................................4
3. Macam-macam Metode Pemeriksaan ......................................................4
Metode Pemeriksaan Darah .........................................................4-5
Metode Pemeriksaan Suhu ..........................................................5-7
Metode Pemeriksaan Nadi ...........................................................7-8
Metode Pemeriksaan Pernafasan ...............................................8-10
LAMPIRAN ..........................................................................................................11
1. Pengertian:
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan pasien. Ini merupakan tahap ke tiga dalam
pengumpulan data. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk
mendapatkan data objektif dari riwayat pemeriksaan pasien.
2. Tujuan:
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk menentukan status kesehatan
pasien, mengidentifikasi masalah pasiendan mengambil data dasar untuk
menenrukan rencana tindakan keperawatan.
3. Macam – Macam Metode Pemeriksaan
Berikut jenis-jenis termometer beserta cara mengukur suhu tubuh yang tepat
serta tingkat keakuratannya:
1. Termometer Oral
Biarkan bayi atau anak dalam posisi tengkurap selama pengukuran, agar
lebih mudah. Kemudian, setelah termometer berbunyi, cabut dari anus dan lihat
suhu tubuh yang berhasil terukur. Setelah selesai, cuci kembali termometer dan
keringkan, lalu simpan. Sanitasi saat penggunaan termometer jenis ini harus sangat
dijaga, mengingat bakteri E. coli yang terdapat di anus dapat menyebabkan infeksi.
3. Termometer Timpani
Jika telinga sedang mengalami infeksi, terluka, atau baru pulih dari operasi,
hindari penggunaan termometer timpani untuk mengukur suhu tubuh. Soal
keakuratan, termometer ini bisa dibilang cukup akurat membaca suhu tubuh, jika
diposisikan dengan benar. Namun kekurangannya, termometer timpani biasanya
memiliki harga yang cenderung lebih mahal dibanding jenis termometer lain.
4. Termometer Ketiak
Termometer ini juga kerap disebut dengan nama “termometer dahi”. Hal ini
karena penggunaannya yang ditodongkan ke arah dahi, walaupun tanpa menyentuh.
Dalam mengukur suhu, termometer ini menggunakan pemindai inframerah untuk
mengukur suhu arteri temporal pada dahi. Termometer jenis inilah yang sering
kamu jumpai di ruang-ruang publik saat ini.
PEMERIKSAAN PERNAFASAN
Pernapasan
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir
dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan meliputi:
Mekanisme pernapasan
1) Inhalasi
Normalnya terjadi proses berikut; diafragma berkontraksi (mengempis), tulang iga
bergerak ke atas dan keluar, dan sternum bergerak keluar sehingga memperbesar
ukuran toraks dan memungkinkan pengembangan paru.
2) Ekshalasi
Selama ekshalasi, diafragma relaksasi, tulang iga bergerak ke bawah dan ke dalam,
dan strenum bergerak ke dalam sehingga memperkecil ukuran toraks saat paru-paru
terkompresi. Normalnya proses bernapas terjadi secara normal dan tanpa usaha.
Proses inspirasi pada orang dewasa normal berlangsung selama 1-1,5 detik dan
proses ekspirasi berlangsung selama 2-3 detik.
2) Kedalaman pernafasan
Kedalaman dikaji dengan mengobservasi derajat peyimpangan atau gerakan
dinding dada. Perawat menggambarkan gerakan ventilator sebagai dalam, normal
dan dangkal. Pernapasan yang dalam melibatkan ekspansi penuh paru dengan
ekshalasi penuh.
3) Irama pernafasan
Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah setiap siklus pernapasan.
Bayi cenderung untuk kurang teratur dalam bernapas. Anak-anak kecil mungkin
beranpas secara lambat selama beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas
secara cepat. Irama pernapasan teratur dan tidak teratur.
Frekuensi pernapasan
Rata-rata normal menurut
Usia Frekuensi
1) Bradipnea: Nafas teratur namun lambat secara tidak normal (pernafasan kurang
dari 12x/menit).
2) Takipnea: Nafas teratur namun cepat secara tidak normal (pernafasan lebih dari
20x/menit).
3) Hipernea: Nafas sulit, dalam, lebih dari 20x/menit. Secara normal terjadi setelah
olahraga.
4) Apnea: Nafas berhenti untuk beberapa detik.
LAMPIRAN
A. KESIMPULAN
Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalah kesehatan
pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut
nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur
pelaksanaan yang berperan penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan
untuk menambah pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring dengan
bertambahnya umur seseorang maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi
ataupun rasa nyeri yang di alami oleh seseorang itu juga berpengaruh terhadap
meningkatnya tekanan darah.
Dengan demikian Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat
menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuansistem kardiovaskuler,
yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.
B. SARAN
Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda – tanda
vital. Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda – tanda vital maka kita tidak
bisa memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan karena
pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien.