Anda di halaman 1dari 12

KLIPING

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

Disusun oleh :
Nama : Bertha Fara Puspita
No Absen : 07
Kelas : X Askep 2

SMK KESEHATAN BANTUL


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

1 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin..

Penulis

2 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I. PEMERIKSAAN FISIK.............................................................................4
1. Pengertian:.................................................................................................4
2. Tujuan:.......................................................................................................4
3. Macam-macam Metode Pemeriksaan ......................................................4
 Metode Pemeriksaan Darah .........................................................4-5
 Metode Pemeriksaan Suhu ..........................................................5-7
 Metode Pemeriksaan Nadi ...........................................................7-8
 Metode Pemeriksaan Pernafasan ...............................................8-10

LAMPIRAN ..........................................................................................................11

BAB II. PENUTUP................................................................................................12


A. KESIMPULAN...........................................................................................12
B. SARAN.......................................................................................................12

3 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


BAB I .PEMERIKSAAN FISIK

1. Pengertian:
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan pasien. Ini merupakan tahap ke tiga dalam
pengumpulan data. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk
mendapatkan data objektif dari riwayat pemeriksaan pasien.
2. Tujuan:
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk menentukan status kesehatan
pasien, mengidentifikasi masalah pasiendan mengambil data dasar untuk
menenrukan rencana tindakan keperawatan. 
3. Macam – Macam Metode Pemeriksaan

 Metode Pemeriksaan Tekanan Darah yang Tepat


1. Alat Periksa yang Tepat
Gold standard pemeriksaan tekanan darah masih menggunakan
spigmomanometer raksa hingga saat ini. Hal ini disebabkan oleh perubahan desain
yang sangat sedikit dari saat pertama kali digunakannya pada 60 tahun lalu, yang
menyebabkan akurasi yang tidak jauh berbeda pada berbagai merk yang ada di
pasaran. Spigmomanometer aneroid (jarum) banyak digunakan saat ini, namun
dinilai tidak lebih akurat dari spigmomanometer raksa dan memerlukan kalibrasi
yang lebih rutin untuk memastikan akurasinya.

2. Lokasi Pengukuran yang Tepat


Lokasi standar pemeriksaan tekanan darah adalah pada regio antebrachii
dengan stetoskop diletakkan pada fossa cubiti di atas arteri brakialis. Saat ini, alat
pemeriksaan pada pergelangan tangan bahkan jari banyak diperkenalkan, namun
penting untuk diingat bahwa tekanan darah dapat bervariasi pada lokasi yang
berbeda.

3. Ukuran Cuff yang Tepat


Ukuran cuff penting dalam menjaga akurasi pemeriksaan. Cuff  yang ideal
sebaiknya memiliki kantung dalam sepanjang 80% dan selebar 40% dari lingkar
lengan, atas dengan kata lain, rasio panjang : lebar adalah 2 : 1. Sebuah studi telah
membuktikan adanya minimalisasi kesalahan pemeriksaan jika pemeriksaan
dilakukan dengan ukuran cuff yang sesuai.
Rekomendasi ukuran cuff :

4 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


 untuk lingkar lengan 22-26 cm, ukuran cuff sebaiknya 12x22 cm
 untuk lingkar lengan 27-34 cm, ukuran cuff sebaiknya 16x30 cm
 untuk lingkar lengan 35-44 cm, ukuran cuff sebaiknya 16x36 cm
 untuk lingkar lengan 45-52 cm, ukuran cuff sebaiknya 16x42 cm

4. Posisi Tubuh Pasien yang Tepat


Posisi tubuh pasien juga perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tekanan
darah. Terdapat dua posisi yang banyak digunakan, yakni posisi duduk dan
supinasi, namun keduanya dapat memberikan hasil yang berbeda. Sudah terbukti
bahwa posisi duduk dapat memberikan hasil pemeriksaan diastolik yang lebih
tinggi (sekitar 5 mmHg) dibandingkan posisi supinasi, walaupun tidak terdapat
perbedaan signifikan pada sistolik.

5. Cara Pengukuran yang Tepat


Sebelum meletakkan cuff, pemeriksa sebaiknya melakukan palpasi arteri
brakialis, dan bagian tengah cuff (biasanya ditandai oleh produsen cuff) diletakkan
tepat di atas arteri brakialis. 

 Metode Pemeriksaan Suhu


Suhu tubuh normal manusia berada pada kisaran 36,5 - 37,2 derajat Celcius.
Ketika suhu tubuh berada di atas normal, itu berarti tubuh sedang berjuang
melawan penyakit atau infeksi yang menyerang. Untuk mengukur suhu tubuh, ada
berbagai jenis termometer yang beredar di pasaran. Tidak harus menggunakan
termometer inframerah yang ditodongkan ke dahi, seperti yang banyak digunakan
di area-area publik. 

Berikut jenis-jenis termometer beserta cara mengukur suhu tubuh yang tepat
serta tingkat keakuratannya:
1. Termometer Oral

Merupakan jenis termometer yang paling banyak digunakan, karena mulut


dianggap dapat merepresentasikan suhu tubuh dengan akurat. Namun, jika kamu
menggunakan termometer oral, pastikan untuk menjaga kebersihannya, ya.
Beberapa produk termometer oral menyediakan penutup plastik sekali pakai. Jika
tidak ada penutupnya, kamu harus mencuci termometer dengan air mengalir dan
mengeringkannya, sebelum digunakan.

Cara penggunaannya adalah dengan meletakkan ujung termometer di bagian


bawah lidah dan tutup mulut hingga alat mengeluarkan bunyi tertentu. Bunyi
tersebut biasanya menandakan bahwa suhu tubuh telat selesai tercatat. Selama
pengukuran, kamu disarankan untuk tetap relaks dan bernapas melalui hidung saja,
karena mulut harus tertutup. Kalau kamu baru saja mengonsumsi makanan atau

5 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


minuman panas atau dingin, atau merokok, tunggulah sekitar 20-30 menit sebelum
menggunakan termometer.
2. Termometer Rektal

Termometer rektal adalah jenis termometer yang digunakan melalui rektum


atau anus. Biasanya lebih cocok digunakan untuk bayi dan anak-anak. Meski
terkesan jorok, termometer rektal justru dinilai sebagai cara pengukuran suhu tubuh
yang paling akurat, lho. Sebelum pemakaian, bersihkan termometer terlebih dahulu
dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Lalu, lapisi dengan pelumas
berbahan dasar air, dan masukkan ujung termometer ke dalam anus.

Biarkan bayi atau anak dalam posisi tengkurap selama pengukuran, agar
lebih mudah. Kemudian, setelah termometer berbunyi, cabut dari anus dan lihat
suhu tubuh yang berhasil terukur. Setelah selesai, cuci kembali termometer dan
keringkan, lalu simpan. Sanitasi saat penggunaan termometer jenis ini harus sangat
dijaga, mengingat bakteri E. coli yang terdapat di anus dapat menyebabkan infeksi.
3. Termometer Timpani

Termometer timpani memang agak berbeda dengan yang lainnya, karena


dirancang khusus agar sesuai dengan saluran telinga. Sensor termometer yang satu
ini dapat mencerminkan emisi inframerah dari membran timpani (gendang telinga).
Sebelum memasukkannya ke dalam telinga, pastikan termometer kering dan bersih
dari kotoran telinga. Kondisi termometer yang basah dan kotor dapat mengurangi
keakuratan pengukuran suhu tubuh.

Setelah termometer dinyalakan, tempatkan penutup steril di ujungnya,


pegang kepala, dan tarik kembali pada bagian atas telinga untuk meluruskan
saluran serta membuat termometer lebih mudah untuk dimasukkan. Selama
pengukuran, tidak perlu menyentuh gendang telinga dengan ujung termometer
karena alat ini telah dirancang untuk mengambil bacaan jarak jauh. Tunggu saja
hingga berbunyi dan suhu tubuh terbaca.

Jika telinga sedang mengalami infeksi, terluka, atau baru pulih dari operasi,
hindari penggunaan termometer timpani untuk mengukur suhu tubuh. Soal
keakuratan, termometer ini bisa dibilang cukup akurat membaca suhu tubuh, jika
diposisikan dengan benar. Namun kekurangannya, termometer timpani biasanya
memiliki harga yang cenderung lebih mahal dibanding jenis termometer lain.
4. Termometer Ketiak

Termometer ketiak juga banyak digunakan untuk mengukur suhu tubuh.


Namun, termometer ini tidak seakurat termometer yang digunakan pada mulut,
anus, ataupun telinga. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, gunakan
termometer di kedua ketiak dan ambil angka rata-rata dari hasil dua pengukuran
tersebut. Pengukuran suhu di ketiak biasanya lebih rendah daripada area tubuh lain,
dengan suhu normal menunjukkan 36,5 derajat Celsius.

Sebelum menggunakan termometer ini, pastikan ketiak dalam keadaan


kering. Lalu, tempatkan ujung termometer ke tengah ketiak (tepatnya menunjuk ke

6 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


atas ke arah kepala) dan pastikan lengan mendekap di dekat tubuh, sehingga panas
tubuh terperangkap. Tunggu beberapa saat atau hingga termometer berbunyi dan
menampilkan hasil pengukuran.
5. Termometer Plaster

Termometer plaster biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh anak-


anak, dengan cara ditempelkan pada dahi. Termometer ini dirancang menggunakan
kristal cair yang dapat bereaksi terhadap panas tubuh, dengan mengubah warna
untuk menunjukkan suhu kulit. Iya, hanya suhu kulit saja, bukan suhu di dalam
tubuh. Itulah sebabnya akurasi dari termometer plaster cukup bervariasi.

Cara menggunakan termometer ini adalah dengan menempelkannya di kulit


dahi secara horizontal, lalu tunggu setidaknya satu menit. Sebelum memasangnya,
pastikn dahi tidak berkeringat, baik karena aktivitas fisik ataupun terbakar sinar
matahari. Agar hasil pengukuran lebih akurat, tempatkan termometer plaster di
dekat garis rambut, karena aliran darah pada area ini lebih merefleksikan suhu
tubuh dengan baik.

6. Termometer Arteri Temporal 

Termometer ini juga kerap disebut dengan nama “termometer dahi”. Hal ini
karena penggunaannya yang ditodongkan ke arah dahi, walaupun tanpa menyentuh.
Dalam mengukur suhu, termometer ini menggunakan pemindai inframerah untuk
mengukur suhu arteri temporal pada dahi. Termometer jenis inilah yang sering
kamu jumpai di ruang-ruang publik saat ini.

Kelebihan termometer arteri temporal terletak pada keakuratan dan


kecepatannya. Termometer ini dapat merekam suhu tubuh seseorang dengan cepat
dan mudah. Bahkan, termometer arteri temporal disebut-sebut dapat memberikan
pembacaan yang akurat pada bayi baru lahir. Selain cepat, termometer ini juga
bersifat contactless, karena memang tidak ditempelkan langsung ke kulit. Itulah
sebabnya termometer ini sangat cocok digunakan untuk mengukur suhu tubuh
banyak orang di tempat umum. 

 Metode Pemeriksaan Nadi


Denyut nadi bisa diukur pada beberapa titik dalam tubuh, seperti di
pergelangan tangan, siku bagian dalam, dan sisi leher bagian bawah. Di antara
semua titik pengukuran, kamu bisa lebih mudah menemukan denyut nadi di
pergelangan tangan. Berikut adalah cara pengukuran denyut nadi di pergelangan
tangan:

 Putar pergelangan tangan, sehingga telapak tangan menghadap ke atas.


 Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan bagian dalam
yang dilewati pembuluh darah arteri. Tekan bagian tersebut sampai
merasakan denyut nadi. Jika pengukuran dilakukan di siku bagian dalam
atau leher, tempatkan kedua jari dan tekan sampai menemukan denyut nadi.
 Hitung denyut nadi selama 60 detik. Atau, kamu bisa menghitung denyut
nadi selama 15 detik dan dikalikan 4 kali agar mendapatkan hasil denyut

7 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


nadi per menit. Kamu bisa mengulang pengukuran denyut nadi jika belum
yakin dengan hasilnya.

 PEMERIKSAAN PERNAFASAN

Pernapasan
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir
dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan meliputi:

1) Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru


2) Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah
3) Perfusi yaitu distribusi oleh sel drh merah ke dan dari kapiler
darah

Faktor yang mempengaruhi pernafasan:


4) Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalamanuntuk memenuhi kebutuhan
tubuh untuk menambah oksigen.
5) Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat
stimulasi saraf simpatik.
6) Anemia. Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam
darah. Individu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghantaran O2.
7) Posisi tubuh. Postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi paru.
Posisi yang bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.
8) Medikasi (analgetik narkotik dan sedatif meningkatkan RR).
9) Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat frekuensi
dan irama pernapasan.

Mekanisme pernapasan
1) Inhalasi
Normalnya terjadi proses berikut; diafragma berkontraksi (mengempis), tulang iga
bergerak ke atas dan keluar, dan sternum bergerak keluar sehingga memperbesar
ukuran toraks dan memungkinkan pengembangan paru.

2) Ekshalasi
Selama ekshalasi, diafragma relaksasi, tulang iga bergerak ke bawah dan ke dalam,
dan strenum bergerak ke dalam sehingga memperkecil ukuran toraks saat paru-paru
terkompresi. Normalnya proses bernapas terjadi secara normal dan tanpa usaha.
Proses inspirasi pada orang dewasa normal berlangsung selama 1-1,5 detik dan
proses ekspirasi berlangsung selama 2-3 detik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pernafasan:

8 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


1) Frekuensi pernafasan
Perawat mengobservasi inspirasi dan ekspirasi penuh pada saat menghitung
frekuensi ventilasi dan pernapasan. Frekuensi pernapasan normal turun sepanjang
hidup.

2) Kedalaman pernafasan
Kedalaman dikaji dengan mengobservasi derajat peyimpangan atau gerakan
dinding dada. Perawat menggambarkan gerakan ventilator sebagai dalam, normal
dan dangkal. Pernapasan yang dalam melibatkan ekspansi penuh paru dengan
ekshalasi penuh.

3) Irama pernafasan
Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah setiap siklus pernapasan.
Bayi cenderung untuk kurang teratur dalam bernapas. Anak-anak kecil mungkin
beranpas secara lambat selama beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas
secara cepat. Irama pernapasan teratur dan tidak teratur.

Frekuensi pernapasan
Rata-rata normal menurut

Usia Frekuensi

Bayi Baru Lahir 35-40 x/menit


Bayi (6 Bulan) 30-50 x/menit
Todler (2 Tahun) 25-32 x/menit
Anak-anak 20-30 x/menit
Remaja 16-19 x/menit
Dewasa 12-20 x/menit
Frekuensi pernafasan normal menurut usia.

Gangguan dalam pola nafas:

1) Bradipnea: Nafas teratur namun lambat secara tidak normal (pernafasan kurang
dari 12x/menit).
2) Takipnea: Nafas teratur namun cepat secara tidak normal (pernafasan lebih dari
20x/menit).
3) Hipernea: Nafas sulit, dalam, lebih dari 20x/menit. Secara normal terjadi setelah
olahraga.
4) Apnea: Nafas berhenti untuk beberapa detik.

9 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


5) Hiperventilasi: Frekeunsi dan kedalaman nafas meningkat.
6) Hipoventilasi: Frekuensi nafas abnormal dalam kecepatan dan kedalaman.
7) Pernafasan Cheyne stokes: Frekuensi dan kedalaman nafas yang tidak teratur
ditandai dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah ubah.
8) Pernafasan Kussmaul: pernafasan dalam secara tidak normal dalam frekuensi
nafas yang meningkat.
9) Pernafasan Biot: Nafas dangkal secara tidak normal diikuti oleh periode apnea
(henti nafas) yang tidak teratur.

Prosedur pemeriksaan pernapasan:


1) Pemeriksaan inspeksi: Perhatikan gerakan pernafasan pasien secara menyeluruh
(lakukan inspeksi tanpa mempengaruhi psikis dari pasien).
Pada inspirasi, perhatikan: Gerakan iga ke arah lateral, pelebaran sudut
epigastrium, adanya retraksi dinding dada (supraklavikuler, suprasternal,
interkostal, epigastrium), penggunaan otot-otot pernafasan aksesoris serta
penambahan ukuran anteroposterior pada rongga dada.

Pada ekspirasi, perhatikan: Masuknya kembali iga, menyempitnya sudut


epigastrium dan pengurangan diameter anteroposterior di rongga dada.

2) Pemeriksaan palpasi: pemeriksa meletakkan telapak tangan untuk merasakan naik


turunnya gerakan dinding dada.
3) Pemeriksaan auskultasi: menggunakan membran stetoskop yang diletakkan pada
dinding dada di luar lokasi bunyi jantung.

Interpretasi pemeriksaan pernapasan


1. Frekuensi. Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh dengan inspeksi, palpasi,
atau dengan menggunakan stetoskop. Normalnya frekuensi nafas orang dewasa sekitar
14 – 20 kali per menit dengan pola nafas yang teratur.
2. Irama pernapasan. Irama pernapasa dapat reguler atau irregular.

LAMPIRAN

10 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


BAB II

11 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital


PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalah kesehatan
pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut
nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur
pelaksanaan yang berperan penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan
untuk menambah pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring dengan
bertambahnya umur seseorang maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi
ataupun rasa nyeri yang di alami oleh seseorang itu juga berpengaruh terhadap
meningkatnya tekanan darah.
Dengan demikian Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat
menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuansistem kardiovaskuler,
yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.

B. SARAN
Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda – tanda
vital. Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda – tanda vital maka kita tidak
bisa memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan karena
pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien.

12 | Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital

Anda mungkin juga menyukai