Anda di halaman 1dari 4

F6 UPAYA PENGOBATAN DASAR

JUDUL
PELAYANAN KESEHATAN DI POLI LANSIA PUSKESMAS LAKESSI

LB

Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal
tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia

Proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia diperkirakan akan terus meningkat. Perkiraan
peningkatan dari tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi 22%,
atau secara absolut meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar lansia( WHO,2014). Dari tahun
2010-2014 pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun terus meningkat, dari 3,54 juta per
tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Saat ini Jumlah penduduk usia lanjut Berkisar antara 27
juta (angka nasional), dan diprediksi pada tahun 2020 akan menjadi sekitar 38 juta atau
11,8%

Lanjut usia sehat berkualitas, mengacu pada konsep Active Ageing WHO yaitu proses
penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan jiwa sehingga dapat tetap sejahtera
sepanjang hidup dan berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai
anggota masyarakat. Sementara pemerintah juga harus memfasilitasi dengan menyediakan
fasilitas dan perlindungan yang memadai, keamanan, serta perawatan ketika dibutuhkan.

PERMASALAHAN

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia. Hasil Riskesdas 2013,
penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain
hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus
(DM). Untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif harus dilakukan
pembinaan kesehatan sedini mungkin selama siklus kehidupan manusia sampai memasuki
fase lanjut usia dengan memperhatikan faktor-faktor resiko yang harus dihindari dan faktor-
faktor protektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan

Masalah utama bagi para lanjut usia adalah pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, oleh
karena itu perlu dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya
peningkatan, pencegahan, dan pemeliharaan kesehatan di samping upaya penyembuhan dan
pemulihan.
Oleh karena itu diadakan kegiatan pelayanan kesehatan di Poli Lansia untuk meningkatkan
derajat kesehatan lansia sehingga tercapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan
berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas Lakessi.

PPI
1) Kegiatan
Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu pemberdayaan (empowerment) dalam hal ini
pemberdayaan individu. Pemberdayaan dilakukan dengan pemberian informasi kepada
individu (pasien lansia) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan pasien, serta proses membantu pasien, agar pasien tersebut berubah dari tidak
tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan
dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Inti
dari kegiatan adalah penegakan diagnosis dan penatalaksanaan komprehensif.

2) Menentukan Sasaran
Sasaran langsung adalah sasaran primer, yang merupakan pasien geriatric yaitu usia ≥ 60
tahun dengan masalah kesehatan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah keluarga.

3) Menetapkan Tujuan
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pelayanan kesehatan primer kepada
pasien lansia yang datang ke unit rawat jalan Puskesmas Lakessi
Tujuan Khusus: Secara khusus, kegiatan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Melakukan anamnesis pada pasien di Poli Lansia.
2. Melakukan pemeriksaaan fisis pada pasien di Poli Lansia.
3. Menentukan pemeriksaan penunjang sederhana bagi pasien di Poli Lansia bila
diperlukan.
4. Menegakkan diagnosis pada pasien di Poli Lansia.
5. Melakukan penatalaksanaan pada pasien di Poli Lansia.
6. Merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder bila diperlukan.
7. Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga dalam upaya peningkatan
kesehatan lanjut usia.

4) Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi KIE


Metode komunikasi yang digunakan berupa wawancara (anamnesis) dan konseling secara
tatap muka langsung tanpa menggunakan media komunikasi.

5) Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan ini terdiri dari:
1. Dokter pendamping internsip : dr. Yoan Laura Tampilang
2. Dokter internsip : dr. Andi Nadya Risalina Irwansyah

PELAKSANAAN
Kegiatan : Kegiatan pelayanan kesehatan primer
Hari/tanggal : Kamis, 12 November 2020
Waktu : pukul : 08.00-12.00 WITA
Tempat : Poli Lansia Puskesmas Lakessi
Peserta : Pasien geriatri yang datang ke Unit Rawat Jalan Puskesmas Lakessi
Pemberi materi : dr. Andi Nadya Risalina Irwansyah
Bahan dan alat : Stetoskop dan Penlight

Secara garis besar kegiatan ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu:
1. Anamnesis
Tahap ini dilakukan untuk mencari keluhan utama maupun keluhan penyerta yang
disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien. Penyakit lainnya yang merupakan faktor
risiko, riwayat keluarga, riwayat sosial, dan riwayat alergi menjadi informasi lainnya yang
harus digali pada tahap ini.

2. Pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang sederhana


Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang spesifik,
mengarah kepada diagnosis penyakit (pathognomonis). Pemeriksaan fisik menyeluruh
dilakukan secara berurutan mulai dari kepala, leher, thorax, abdomen, extremitas, serta
pemeriksaan lokalis bila diperlukan. Pemeriksaan penunjang sederhana yaitu pemeriksaan
laboratorium hanya dilakukan bila diperlukan untuk menegakkan diagnosis.

3. Penegakan diagnosis
Tahap ini ditegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang (bila dilakukan). Selanjutnya dijelaskan kepada pasien mengenai diagnosis dan
rencana tatalaksana penyakitnya.

4. Penatalaksanaan komprehensif
Tahap ini dilakukan penatalaksanaan berorientasi pada pasien (patient centered) yang terbagi
atas dua bagian yaitu penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi. Selain itu,
dilakukan juga edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga (family focus), aspek
komunitas lainnya (community oriented) serta merujuk ke Rumah Sakit sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan sekunder bila diperlukan.

ME
Monitoring dilakukan dengan melihat sikap kooperatif pasien terhadap dokter saat dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisis serta penunjang, seberapa jauh pemahaman pasien
mengenai penyakitnya serta rencana tatalaksana. Dengan sikap kooperatif tersebut
diharapkan mudahnya ditegakkan diagnosis terhadap penyakit pasien. Pasien yang
memahami penyakit serta rencana terapi diharapkan mampu mengikuti edukasi yang telah
diberikan oleh dokter dan mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter agar masalah kesehatan
pasien dapat terselesaikan.

Evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan adalah:


• Evaluasi struktur
Persiapan kegiatan dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pegawai Puskesmas
Lakessi bagian kartu. Sebelum masuk ke Poli Lansia pasien akan diregistrasi di bagian kartu
lalu diperiksa status gizi dan tanda-tanda vital. Setelah mendapat pelayanan kesehatan di Poli
Lansia pasien diarahkan ke Apotek untuk menyetor resep dan mengambil obatnya.

• Evaluasi proses
Kegiatan dilakukan setiap hari kerja selama tiga bulan. Kegiatan ini dilakukan pada semua
pasien lansia yang datang ke Unit Rawat Jalan Puskesmas Lakessi untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan primer. Selama kegiatan berlangsung pasien kooperatif dengan dokter
sehingga diagnosis dapat ditegakkan dan tatalaksana komprehensif dapat diberikan kepada
pasien.

• Evaluasi hasil
Kegiatan berjalan dengan lancar sebagaimana yang diharapkan, pasien memahami diagnosa
penyakit serta dilaksanakan tatalaksana komprehensif untuk menangani penyakit yang
dideritanya. Untuk penyakit akut pasien mengalami perbaikan setelah mendapat penanganan.
Untuk penyakit kronik pasien datang kontrol sesuai petunjuk dokter. Kelompok penyakit
terbanyak yang terdiagnosa adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan osteoarthritis.

Kesimpulan dari kegiatan ini, semua pasien paham akan penyakitnya, mampu
mempraktikkan edukasi dari dokter, serta mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya di wilayah
kerja Puskesmas Lakessi.

Anda mungkin juga menyukai