Anda di halaman 1dari 13

Sosiologi Komunikasi dalam Perspektif Komunikasi Massa

dan Komunikasi Pembangunan

Oleh:
1.Putu Sri Handayani 81930537
2. Ni Luh Gede Puspita Murdani 81930554
3. Wanda Hanif Setyowati 81930578
4. Dede Rifani 81930524
5. A.A Istri Pebriyanti 81930511

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling
produktif. Di samping itu ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, Secara tradisional lamun telah
dimanfaatkan untuk Digunakan untuk kompos dan pupuk, Cerutu dan mainan anak-anak,
Dianyam menjadi keranjang, Tumpukan untuk pematang, Mengisi kasur, Ada yang dimakan,
Dibuat jaring ikan. Pada zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk Penyaring
limbah, Stabilizator pantai, Bahan untuk pabrik kertas, Makanan, Obat-obatan.(Brainly.2010)
Lamun merupakan bentangan tetumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari
kelasangiospermae. Lamun adalah tumbuhan air yang berbunga (spermatophyta) yang hidup
dantumbuh terbenam di lingkungan laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, dan
berakar.Keberadaan bunga dan buah ini adalah faktor utama yang membedakan lamun dengan
jenistumbuhan lainnya yang hidup terbenam dalam laut lainnya, seperti rumput laut
(seaweed ).Hamparan lamun sebagai ekosistem utama pada suatu kawasan pesisir disebut
sebagai padang lamun (seagrass bed). Secara struktural lamun memiliki batang yang
terbenam didalam tanah, disebutrhizomeatau rimpang. Rimpang dan akar lamun terbenam di
dalam substrat yang membuat tumbuhan lamun dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak
dan arus. (Tridoyo,2000)
Lamun (seagrass) memiliki kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan
serat. Biji lamun banyak mengandung pati. Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks
yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai
produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
sumber energi yang penting. Bila dihidrolisis akan menyerang ikatan 1-4 alfa glukosida pada
pati dan membentuk dekstrin atau glukosa tergantung pada derajat pemecahan rantai
polisakaridanya. Reaksi ini membutuhkan  katalisator yang digunakan sebagai mempercepat
reaksi tersebut. (kimlovers.com,2011)
Hasil analisis kadar gizi Lamun menunjukkan bahwa buah lamun memiliki kandungan
nutrisi yang relatif lebih tinggi yaitu 59,26%, kandungan protein sebesar 5,65%, dan
kandungan lemak sebesar 0,76%. (Badui,2010)
Terkait kenyataan ini, pemanfaatan lamun untuk bahan makanan sangat
dimungkinkan. Hal ini karena lamun mengandung kadar gizi yang sangat tinggi, selama ini
2
lamun belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Berbeda dengan tanaman-
tanaman lain yang sudah sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan seperti jamur dan
kedelai. Jamur dapat diolah menjadi jamur crispy sedangkan kedelai diolah menjadi tahu dan
selanjutnya diolah lagi menjadi tahu crispy. Crispy merupakan salah satu sebuah istilah untuk
menyebutkan kerenyahan, garing atau gurihnya suatu makanan. Makanan crispy dapat dibuat
dengan cara mencampurkan bahan utama dengan tepung dan memberinya bumbu kemudian
digoreng.
Beraneka produk crispy sangat digemari oleh remaja. Masa remaja merupakan salah
satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan
psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.(Satria,2011)
Selama ini belum banyak masyarakat yang mengolah lamun dalam bentuk crispy dan
belum ada peneltian yang menguji tingkat daya terima remaja terhadap produk lamun crispy.
Terkait kenyataan ini peneliti tertarik untuk meneliti tingkat daya terima lamun crispy pada
kalangan remaja.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu “Lamun
adalah tanaman laut yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan dapat
dijadikan sebagai bahan makanan. Hanya saja selama ini belum banyak penelitian yang
menguji tingkat daya terima produk makanan dari lamun”. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.2.1. Apakah lamun dapat diolah menjadi lamun crispy?
1.2.2. Bagaimana tingkat daya terima lamun crispy dikalangan remaja?

1.3 Hipotesis
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.3.1. Untuk mengetahui bahwa lamun dapat dijadikan lamun crispy.as
1.3.2. Untuk mengetahui tingkat daya terima lamun crispy dikalangan remaja.

1.4 Kerangka Berpikir


Manfaat dari penelitian ini meliputi :
1.4.1 Masyarakat dapat mengolah lamun menjadi berbagai produk makanan.
1.4.2 Mendorong tumbuhnya penelitian di bidang sumber daya kelautan.
1.5 Metodelogi Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling
produktif. Di samping itu ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, Secara tradisional lamun telah
dimanfaatkan untuk Digunakan untuk kompos dan pupuk, Cerutu dan mainan anak-anak,
Dianyam menjadi keranjang, Tumpukan untuk pematang, Mengisi kasur, Ada yang dimakan,
Dibuat jaring ikan. Pada zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk Penyaring
limbah, Stabilizator pantai, Bahan untuk pabrik kertas, Makanan, Obat-obatan.(Brainly.2010)

2.2 Teori Pendukung Utama

Lamun merupakan bentangan tetumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari


kelasangiospermae. Lamun adalah tumbuhan air yang berbunga (spermatophyta) yang hidup
dantumbuh terbenam di lingkungan laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, dan
berakar.Keberadaan bunga dan buah ini adalah faktor utama yang membedakan lamun dengan
jenistumbuhan lainnya yang hidup terbenam dalam laut lainnya, seperti rumput laut
(seaweed ). Hamparan lamun sebagai ekosistem utama pada suatu kawasan pesisir disebut
sebagai padang lamun (seagrass bed). Secara struktural lamun memiliki batang yang
terbenam didalam tanah, disebutrhizomeatau rimpang. Rimpang dan akar lamun terbenam di
dalam substrat yang membuattumbuhan lamun dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak
dan arus. (Tridoyo,2000)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Nusa Dua, Jalan Taman Mahardika No.4 Nusa Dua.
Dari tanggal 13 Juli – 31 Juli 2015.

3.2. Jenis Penelitian


4
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan
metode pengumpulan datanya menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL).
Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 3 ( tiga) perlakuan yaitu:
P-1 : Jamur Crispy.
P-2 : Tahu Crispy.
P-3 : Lamun Crispy.
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 9 (sembilan) kali. Sehingga terdapat 27 objek
penelitian.
3.3 Indikator Penelitian
Penelitian ini menguji tingkat daya terima Lamun Crispy di kalangan remaja dengan
menggunakan skala likert terhadap :
3.3.1 Warna.
Indikator warna bertujuan untuk menguji tingkat kesukaan responden terhadap warna Lamun
Crispy yang dihasilkan dengan kriteria sangat suka(5), suka(4), biasa(3), tidak suka(2), sangat
tidak suka(1).
3.3.2 Kerenyahan
Indikator Kerenyahan bertujuan untuk menguji tingkat kesukaan responden terhadap
Kerenyahan Lamun Crispy yang dihasilkan dengan kriteria sangat suka(5), suka(4), biasa(3),
tidak suka(2), sangat tidak suka(1).
3.3.3 Aroma
Indikator Aroma bertujuan untuk menguji tingkat kesukaan responden terhadap Aroma
Lamun Crispy yang dihasilkan dengan kriteria sangat suka(5), suka(4), biasa(3), tidak
suka(2), sangat tidak suka(1).
3.3.4 Rasa
Indikator Rasa bertujuan untuk menguji tingkat kesukaan responden terhadap rasa Lamun
Crispy yang dihasilkan dengan kriteria sangat suka(5), suka(4), biasa(3), tidak suka(2), sangat
tidak suka(1).

3.4 Kategori Penilaian


Untuk memudahkan dalam menilai hasil uji tingkat daya terima maka diberikan kategori
penilaian sebagai berikut :
Skor Rata-rata Kategori Penilaian
1,00 – 1,50 Sangat Tidak Suka
1,51 – 2,50 Tidak Suka
2,51 – 3,50 Biasa
3,51 – 4,50 Suka
5
4,51 – 5,00 Sangat Suka

3.5 Responden Penelitian


Reseponden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Nusa Dua dimana dari 450 siswa
dipilih 45 siswa sebagai responden dengan metode Acak Sederhana.

3.6 Bahan dan Alat Penelitian


Bahan dalam penelitian ini berupa :
1. Biji Lamun (Seagrass Bed).
2. Tepung Terigu
3. Sambal Rajang
4. Minyak Goreng
5. Kelapa Parut
6. Gula
7. Air
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa
1. Lesung
2. Penggorengan
3. Kompor
4. Spatula
5. Sendok
6. Baskom
7. Pulpen
8. Kamera
9. Kertas
10. Tissu
11. Piring Kertas

3.7 Prosedur atau Tahapan Penelitian


Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan Biji Lamun (Seagrass Bed), lalu kupas kemudian disangrai.
2. Tumbuk didalam lesung sampai halus.
3. Diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 238 mess.
4. Campur tepung biji lamun dengan tepung terigu dan kelapa parut lalu tambahkan
bumbu Rajang dan diaduk hingga rata.

6
5. Bentuk adonan sesuai yang di inginkan lalu goreng.
6. Siapkan 27 piring kertas lalu beri kode dibagian bawah dari P1-1 sampai P1-9, P2-1
sampai P2-9 dan P3-1 sampai P3-9.
7. Untuk P1-1 sampai P1-9 letakkan potongan kecil Jamur Crispy, untuk P2-1 sampai
P2-9 letakkan potongan kecil tahu crispy dan P3-1 sampai P3-9 letakkan potongan
kecil Lamun Crispy.
8. Letakkan semua piring tersebut diatas meja secara acak.
9. Beri nomer piring kertas tersebut dibagian atasnya agar terlihat.
10. Lakukan uji tingkat daya terima terhadap warna, kerenyahan, aroma dan rasa kepada
50 responden siswa siswi SMP Nusa Dua.
11. Tabulasi data hasil uji tingkat daya terima.
12. Simpulkan dan buat dalam bentuk laporan.
13.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kuantitatif dan kualitatif. Dalam teknik analisis data ini, hasil pengumpulan data diuraikan
secara sistematis untuk menjawab permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Teknik
analisis data ini hanya menjabarkan dan menguraikan data secara sistematis sehingga menjadi
sebuah informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan Uji Tingkat Daya Terima terhadap indikator warna diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Uji tingkat daya terima P-1, P-2, dan P-3 terhadap indikator warna.
Ulangan P-1 P-2 P-3
1 3,60 3,20 3,82
7
2 3,71 3,64 3,80
3 3,89 3,95 3,85
4 3,84 3,44 3,72
5 4,11 3,57 3,80
6 3,84 3,53 3,49
7 3,20 3,55 3,52
8 3,58 3,73 3,58
9 3,64 3,69 3,36
Total Skor 33,41 32,30 32,94
Skor Rata-rata 3,71 3,58 3,66

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat daya terima untuk P-1 yaitu
Jamur Crispy pada indikator warna adalah 3,71 yang berarti disukai. Sementara untuk P-2
yaitu Tahu Crispy menunjukkan hasil untuk Indikator warna sebesar 3,58 yang berarti
disukai. Untuk indikator warna P-3 memliki rata-rata skor 3,66 yang berarti disukai.

Berdasarkan Uji Tingkat Daya Terima terhadap indikator kerenyahan diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4.2 Uji tingkat daya terima P-1, P-2, dan P-3 terhadap indikator kerenyahan.

Ulangan P-1 P-2 P-3


1 3,18 3,26 3,33
2 3,69 3,33 3,60
3 3,60 3,11 3,52
4 3,31 3,40 3,32
5 3,58 3,04 3,63
6 3,71 3,22 4,20
7 3,20 3,11 3,36
8 3,58 3,15 3,23
9 3,64 3,29 3,47
Total Skor 31,49 28,91 31,66
Skor Rata-rata 3,49 3,21 3,51
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat daya terima untuk P-1 yaitu
Jamur Crispy pada indikator kerenyahan adalah 3,49 yang berarti biasa saja. Sementara untuk
P-2 yaitu Tahu Crispy menunjukkan hasil untuk Indikator kerenyahan sebesar 3,21 yang
berarti biasa saja. Untuk indikator kerenyahan P-3 memliki rata-rata skor 3,51 yang berarti
disukai kerenyahannya.

8
Berdasarkan Uji Tingkat Daya Terima terhadap indikator aroma diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Uji tingkat daya terima P-1, P-2, dan P-3 terhadap indikator aroma.
Ulangan P-1 P-2 P-3
1 3,51 3,35 3,62
2 3,44 3,42 3,74
3 3,87 3,46 3,52
4 3,64 3,68 3,43
5 3,82 3,22 3,43
6 3,98 3,22 3,63
7 3,53 3,60 3,29
8 3,64 3,42 3,29
9 3,53 3,40 3,58
Total Skor 32,96 27,55 31,53
Skor Rata-rata 3,66 3,06 3,50
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat daya terima untuk P-1 yaitu
Jamur Crispy pada indikator aroma adalah 3,66 yang berarti disukai. Sementara untuk P-2
yaitu Tahu Crispy menunjukkan hasil untuk Indikator aroma sebesar 3,06 yang berarti biasa
saja. Untuk indikator aroma P-3 memliki rata-rata skor 3,50 yang berarti biasa saja.

Berdasarkan Uji Tingkat Daya Terima terhadap indikator rasa diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Uji tingkat daya terima P-1, P-2, dan P-3 terhadap indicator rasa.
Ulangan P-1 P-2 P-3
1 3,44 3,40 3,97
2 3,82 3,17 3,85
3 3,78 3,37 3,80
4 4,13 3,06 3,65
5 3,69 3,40 3,56
6 3,64 3,17 3,63
7 3,73 3,15 3,20
8 3,75 3,17 3,20
9 3,51 2,97 3,25
Total Skor 33,49 28,86 32,11
Skor Rata-rata 3,72 3,20 3,56
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat daya terima untuk P-1 yaitu
Jamur Crispy pada indicator rasa adalah 3,72 yang berarti disukai. Sementara untuk P-2 yaitu
Tahu Crispy menunjukkan hasil untuk Indikator rasa sebesar 3,20 yang berarti biasa saja.
Untuk indikator rasa P-3 memliki rata-rata skor 3,56 yang berarti disukai.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

9
Berdasarkan uji tingkat daya terima Lamun Crispy di kalangan remaja khususnya siswa siswi
SMP Nusa Dua diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Tingkat Daya Terima Lamun Crispy di Kalangan Remaja

Indikator Total Skor Rata-rata Kategori


Warna 32,94 3,66 Suka
Kerenyahan 31,66 3,51 Suka
Aroma 31,53 3,50 Biasa
Rasa 32,11 3,56 Suka

Berdasarkan Tabel tersebut terlihat bahwa untuk indikator warna lamun crispy dapat diterima
oleh kalangan remaja dengan kategori suka atau disukai. Hal ini berdasarkan skor rata-rata
indikator warna yang menunjukkan angka 3,66. Sementara untuk indikator kerenyahan lamun
crispy juga dapat diterima oleh kalangan remaja dengan kategori penilaian suka atau disukai.
karena skor rata-rata menunjukkan angka 3,51. Pada indikator aroma, lamun crispy masih
dapat diterima di kalangan remaja namun dengan kategori biasa saja. Sesuai dengan rata-rata
skor 3,50. Sedangkan untuk rasa lamun crispy juga dapat diterima dikalangan remaja dengan
kategori penilaian suka atau disukai sesuai dengan kategori skor rata-rata 3,56.

10
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan :
5.1.1 Biji Lamun dapat dijadikan Lamun Crispy dengan terlebih dahulu mengolahnya menjadi
bentuk tepung lalu mencampurkannya dengan tepung terigu, kelapa parut dan bumbu Rajang
sebagai pemberi rasa dan aroma.
5.1.2 Uji Tingkat Daya Terima Lamun Crispy di Kalangan Remaja menunjukkan hasil pada
indikator warna lamun crispy disukai dengan skor rata-rata 3,66. Pada indikator kerenyahan,
lamun crispy disukai dengan skor rata-rata 3,51. Sementara untuk indikator aroma lamun
crispy masih dapat diterima dengan kategori penilaian biasa karena skor rata-ratanya 3,50 dan
untuk indikator rasa skor rata-rata lamun crispy 3,56 sehingga lamun crispy suka atau disukai
oleh kalangan remaja.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka saran yang direkomendasikan adalah :
5.2.1 Perlu penambahan campuran bumbu untuk menghasilkan aroma lamun crispy yang
lebih disukai oleh remaja.
5.2.2 Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman lamun sebagai sumber daya laut yang dapat
diolah menjadi berbagai bahan makanan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Badui, 2010, Analisis Kadar Gizi Buah Lamun, KaryaIlmiah.um.ac.id. Diakses tanggal 13 Juli
2015

Brainly, 2010, Ekosistem Lamun, brainly.co.id. Diakses tanggal 13 Juli 2015

Satria, 2011, Pengertian Remaja, Id.shvoong.com. Diakses tanggal 13 Juli 2015

S Yuda YYD, 2011, Pati atau Amilum, kimlovers.blogspot.com. Diakses tanggal 13 Juli 2015

Tridoyo, 2000, Pengembangan Sumberdaya Kelautan Dalam Memperkokoh Perekonomian


Nasional Abad 21, www.lfip.com. Diakses tanggal 13 Juli 2015

12
13

Anda mungkin juga menyukai