Ditinjau dari sifat fisiknya, tanah adalah benda alami yang bersifat komplek,
heterogen, yang tersusun dari tiga fase yaitu fase padat (butir-butir bahan anorganik
yang terdiri dari pecahan batuan-batuan, mineral dan berbagai senyawa hasil
pelapukan, dan lapukan bahan organik yang terdiri dari sisa-sisa tumbuhan, hewan,
dan jasa hidup lainnya yang bersifat makro dan mikro); fase gas (udara tanah
sebagai fase gas untuk mengisi pori-pori tanah yang tidak ditempati oleh air); dan
fase cair (air tanah seperti cairan yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori yang
terdapat diantara butir-butir tanah atau didalam agregat tanah). Be rikut adalah
beberapa sifat fisik tanah sebagai berikut:
1. Tekstur tanah
Komponen mineral dari tanah adalah pasir, lumpur dan tanah liat, proporsi
dari kombinasi ketiga bahan tersebut akan menentukan tekstur tanah (menyerupai
kombinasi antara tepung, air dan telur). Hal yang dipengaruhi oleh tesktur tanah
mencakup porositas, permeabilitas (kemampuan menyerap), infiltrasi, dan kapasitas
kandungan air. Tanah dan Pasir dan lumpur merupakan produk dari material induk
yang mengalami proses fisika dan kimiawi. Tanah liat merupakan produk dari
pengendapan material induk yang larut sebagai material sekunder.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-
fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas,
permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada
daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel
tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu
dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm
infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988).
Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka
hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang
beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar
dan sangat kasar.
Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas
dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat
atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan “separate tanah”.
Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan disebut
analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran
partikel tanah (Hakim et al, 1986).
Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air,
ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air
(perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat
mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien
dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode
pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan
perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986).
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah
seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya
yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara
alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur
dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan
jasad hidup dan pengaruh permukaan akar. Tipe struktur terdapat empat bentuk
utamanya yaitu :
a. Bentuk lempung
b. Bentuk prisma
c. Bentuk gumpal
d. Bentuk spheroidel atau bulat
III. Sedang, yaitu lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu dan
debu.
IV. Agak halus, yaitu lempung berliat, lempung liat berpasir dan lempung liat
berdebu.
1. Pasir (Sand), yaitu tanah lepas-lepas dan berbutir tunggal, mudah dilihat dan
dirasakan, jika diinjak kering berderai, basah tergumpal meremah.
2. Lempung berpasir (Sandy Loam), yaitu tanah yang mengandung cukup pasir,
melekat karena adanya debu dan liat kering bergumpal dan mudah pecah,
basah menggumpal liat.
3. Lempung (Loam), yaitu tanah yang mengandung sama banyak pasir, debu dan
liat.
4. Silt Loam, yaitu tanah kering menggumpal tetapi mudah pecah.
5. Clay Loam, yaitu tanah bertekstur halus yang mudah pecah menjadi gumpalan-
gumpalan yang keras.
6. Clay, yaitu tanah bertekstur halus yang biasanya membentuk gumpalan halus
keras dan kering, jika basah liat dan bila dipijat melekat.
Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah tergantung
dari rasio partikel utama tanah, yaitu pasir, liat, dan debu. Pasir dan liat itu
datangnya dari pelapukan batu-batuan.
Beberapa bentuk struktur tanah yang dapat dilihat di lapangan, yaitu sebagai
berikut:
Sama seperti struktur butir tunggal, tetapi struktur pejal ini memiliki kohesi yang
besar sekali sehingga menjadi pejal, dengan ruang pori yang bersambung. Biasanya
terdapat pada horizon yang lebih bawah. Contohnya gumpalan tanah pejal hasil
pembajakan.
Struktur ini mempunyai permukaan bidang bilah alami yang dapat dilihat dengan
jelas. Struktur gabungan ini terdiri dari:
a. Struktur Kubus
Sumbu vertical dan horizontalnya hampir sama panjang. Struktur ini termasuk
struktur tipe gumpal bersudut. Struktur gumpal biasanya terdapat pada tanah-tanah
liat. Struktur ini susunannya terdapat lebih banyak pori-pori mikro yang terisi air.
Pori-pori makronya kurang sehingga tata udara kurang baik. Struktur gumpal
umumnya mempunyai tata udara kurang baik dan mudah terurai apabila kena air
hujan.
b. Struktur tipe tiang prismatic
Struktur ini mempunyai sumbu vertical lebih panjang daripada sumbu horizontal,
permukaan bidang bilah vertical sangat dominan. Struktur ini yang ujungnya
maupun rusuknya persegi, tipe tiang kolumnar rusuknya bersegi, tetapi ujungnya
membulat dengan kelas-kelas yang sama bagi keduanya.
Struktur ini mempunyai sumbu horizontal lebih panjang daripada sumbu vertical,
permukaan bidang bilah horizontal lebih dominan.
d. Struktur remah
Struktur ini mempunyai susunan agregat yang paling dikehendaki dalam usaha
pertanian. Pada keadaan ini terdapat ruang pori makro non kapiler yang tidak dapat
menampung air sehingga biasanya diisi oleh udara tanah. Struktur ini bisa atau tidak
bisa larut dalam air hujan tergantung dari sifat bahan perekat butir-butir primer
tanah yang membentuk struktur remah tersebut.
Keuntungan dari struktur remah ini yaitu keadaan air dan udaranya dapat
diperlukan untuk pengambilan unsur hara dan pernafasan akar tersedia cukup dan
seimbang.
Struktur tanah ini terbagi menjadi empat yaitu, tidak beragregat, derajat
lemah, derajat sedang, dan derajat kokoh.
a. Jenis tanah tanpa struktur (sesuatu yang buyar) : terdiri dari butiran pasir
(single grain) dan Batu.
b. Degradasi lemah : Ped yang sulit dibentuk, dapat dilihat dengan mata
telanjang.
c. Degradasi sedang : Ped yang dapat dibentuk dengan baik, tahan lama, dan
jelas. Tetapi tidak jelas pada tanah yang tidak terganggu.
d. Degradasi kuat : Ped yang kuat, jelas pada tanah yang tidak terganggu satu
dengan yang lain terikat secara lemah, dan tahan terhadap perpindahan.
3. Temperatur tanah
Tanah memiliki temperatur yang bervariasi mulai dari tingkat dingin ekstrim
-20 derajat celcius hingga tingkat panas ekstrim mencapai 60 derajat celcius.
Temperatur tanah penting bagi germinasi biji tanaman, pertumbuhan akar tanaman
serta menyediakan nutrisi bagi tanaman tersebut. Tanah yang berada 50cm dibawah
permukaan cenderung memiliki temperatur yang lebih tinggi sekitar 1,8 derajat
celcius.
Suhu tanah pada setiap saat tergantung pada perbandingan energi yang
diabsorbsi dan yang dilepaskan selain tergantung pada energi yang ada, suhu tanah
juga sangat tergantung pada panas jenis atau kemampuan panas (Thermal
Capacity) dari tanah dan airnya. Misalnya pada jumlah panas tertentu yang
diabsorbsi oleh tanah tidak selalu diikuti kenaikan suhu secara cepat, tergantung
pada panas jenis dari tanah.
Selain itu jumlah energi yang masuk ke dalam tanah dipengaruhi oleh warna,
kemiringan, serta vegetasi penutup dan penutup tanah (mulsa). Contohnya pada
tanah-tanah organik warna gelap, mengabsorbsi banyak energi, tetapi karena
kandungan airnya tinggi maka banyak air yang harus dipanaskan sehingga
penambahan panas tidak segera menaikkan suhu tanah.
Kandungan air bisa juga dikatakan sebagai faktor terpenting dalam menentukan
temperatur tanah. Sehingga dapat dikatakan pada saat musim penghujan tanah
cukup tinggi kandungan airnya dan panas akan menyebabkan perubahan
temperatur secara perlahan, tetapi perubahan panas akan cepat terjadi pada saat
musim kemarau.
Drainase sangat penting dan mempengaruhi temperatur tanah. Selain itu mulsa dan
penutup tanah lainnya akan menyebabkan berkurangnya jumlah radiasi yang
diabsorbsi tanah, kehilangan aerasi dari tanah karena radiasi dan kehilangan air
karena evaporasi serta infiltrasi.
Temperatur atau suhu tanah sangat berpengaruh pada proses-proses kimiawi dan
aktivitas jasad-jasad renik yang dapat merombak hara-hara tanaman menjadi
bentuk tersedia.
Jika temperatur tanah turun maka kehidupan jasad renik dalam tanah akan turun
aktivitasnya dan akhirnya terhenti. Aktivitas organisme ini akan lambat pada saat
temperatur mencapai 40°F (4,5°C) dan giat kembali pada suhu 70°F (21,1°C)
sampai 90°F (33,3°C).
Temperatur tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang terutama sangat
berpengaruh kepada proses-proses yang terjadi didalam tanah seperti pelapukan
dan penguraian bahan induk, reaksi-reaksi kimia dan lain-lain dan dapat
mempengaruhi langsung pada pertumbuhan tanaman memalui perubahan
kelembaban tanah, aerasi, aktivitas mikrobia, ketersediaan unsur hara tanaman dan
lain-lain.
Umumnya fluktuasi atau naik-turunnya temperature dalam tanah lebih kecil daripada
fluktuasi temperature udara. Hal ini akan menyebabkan temperature udara menjadi
faktor pembatas yang lebih utama daripada temperature tanah. Temperatur tanah
mempengaruhi aktivitas jasad renik dalam tanah. Tingkat aktivitas optimum bagi
jasad hidup tanah terjadi pada temperature antara 18º-30º. Pada temperature
diatas 40º jasad hidup tanah tidak dapat aktif.
Temperatur lapisan tanah atas mengalami perubahan selama 24 jam dalam suatu
hari, dan perubahan ini tergantung pada musim. Sedangkan pada lapisan tanah
bawah sampai kedalaman 1 meter tidak banyak mengalami perubahan temperature.
Perubahan temperature tanah ini tergantung pada banyaknya panas yang diterima
dari matahari. Hal ini banyak dipengaruhi oleh keadaan cuaca, bentuk daerah, dan
keadaan tanah.
4. Warna tanah
Warna tanah seringkali menjadi faktor paling dasar bagi kita untuk
membedakan jenis jenis tanah. Umumnya, warna tanah ditentukan oleh kandungan
material organic, kondisi drainase, minearologi tanah dan tingkat oksidasi.
Pengembangan dan distribusi warna tanah berasal dari proses kimiawi dan tingkat
pelapukan material organic. Ketika mineral primer dalam bahan induk lapuk, elemen
tanah akan dikombinasikan pada senyawa dan warna yang baru. Mineral besi
merupakan mineral sekunder yang akan menghasilkan warna kuning atau
kemerahan pada tanah, material organic akan menghasilkan warna hitam kecoklatan
atau coklat (warna subur). Manggan, sulphur dan nitrogen akan menghasilkan
warna hitam.
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan
sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang
terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan
warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979).
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip
warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil
Colour Chartsebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan
warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah
penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik
yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi
tanah (Thompson dan Troen, 1978).
Mineral-mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan
berwarna agak terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak
kelabu terang, jika terdiri dari mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami
perubahan kimiawi.
Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari
bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan
organik di dalam tanah diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam
tanah akan mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat
pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga
sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
Warna tanah dapat menyatakan jenis, kandungan bahan organik, kondisi
drainase dan aerasi tanah dalam hubungannya dengan hidratasi, oksidasi dan proses
pelindian tingkat perkembangan tanah, kadar air tanah atau adanya bahan-bahan
tertentu. Warna tanah merupakan komposit/campuran dari warna-warna komponen
penyusunnya.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart
terdiri atas kartu-kartu yang berbeda warna spektrumnya (Hue) dan diberi simbol
angka dan huruf dan diletakkan pada sudut kanan atas. R untuk merah, Y untuk
kuning. Selain berdasarkan Huenya penentuan warna tanah juga didasarkan pada
nilai value yang mempunyai nilai dari 2 – 8 dan interval Chroma dengan nilai dari 0 –
8 tanpa angka 5. nilai Value/Chroma diletakkan di belakang nilai Hue. Misalnya
untuk tanah Rendzina nilai warnanya 5YR 6/2 (Pinkish Gray), Terra Rosa 10R 2/2
(Very Dusky Red).
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
perbedaan warna tanah permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan
bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organic, maka warna tanah semakin
gelap.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang
terdapat dalam buku “Munsell Soil Color Chart”. Dalam warna baku ini warna
disusun oleh tiga variabel yaitu: hue, value, dan chroma. Hue adalah warna
spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan
gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma
menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari spectrum (hue).
Warna tanah dicatat dengan menggunakan notasi dalam buku Munsell
tersebut, misalnya 7,5 YR 5/4 (coklat). Ini berarti bahwa warna tanah mempunyai
hue = 7,5 YR, value = 5, chroma = 4, yang secara keseluruhan disebut berwarna
coklat. Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab atau kering, sehingga
dalam menentukan warna perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan
basah, lembab, atau kering.
5. Kepadatan tanah
Tingkat kepadatan tanah umumnya berkisar antara 2,6 hingga 2,75 gram per
cm dan biasanya tidak dapat berubah. Kepadatan partikel tanah yang banyak
3
Bulk Density adalah perbandingan rasio berat per volume tanah dalam
keadaan kering multak. Bulk density juga merupakan petunjuk kepadatan tanah.
Makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin
sulit untuk meneruskan air atau ditembus tanaman.
Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1 – 1,6 g/cc. Beberapa jenis
tanah mempunyai bulk density <0,90 g/cc, misalnya tanah Andisol. Beberapa jenis
tanah juga ada yang <0,10 g/cc, misalnya tanah gambut.
Berat jenis/Bobot isi adalah perbandingan bobot per volume atau isi tanah
dalam keadaan alami.
Berapa berat tanah 1 hektar dengan tebal tanah 20 cm dan bulk density 1,2 g/cc?
= 100.000.000 cm2
= 2.000.000.000 cm3
Berat tanah = 1,2 х 2.000.000.000 g
= 2.400.000.000 g
= 2.400.000 kg
Volume besar maka berat jenisnya kecil. Volme tanah sangat tergantung pada pori-
pori tanah.
6. Porositas tanah
Porositas mirip seperti kepadatan, hanya saja porositas berarti ruang kosong
(pori pori) diantara tekstur tanah yang tidak terisi dengan mineral atau bahan
organic namun terisi oleh gas atau air. Semakin tinggi kepadatan tanah maka
semakin rendah porositasnya dan sebaliknya semakin rendah kepadatan tanah
semakin rendah porositasnya. Idealnya, total porositas dari tanah adalah sekitar
50% dari total volume tanah. Ruang untuk gas dibutuhkan tanah untuk
menyediakan oksigen yang berguna untuk organisme dalam menguraikan material
organic, humus dan akar tanaman. Porositas juga mendukung pergerakan serta
penyimpanan air serta nutrisi.
Tingkat porositas tanah dibagi menjadi 4 kategori yaitu sangat baik dengan
tingkat porositas kurang dari 2 mikro meter, baik dengan tingkat porositas 2-20
mikro meter, sedang dengan tingkat porositas 20-200 mikro meter dan kasar
dengan porositas 200 mikro meter hingga 2 mili meter.
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara. Merupakan
indikator kondisi drainase dan aerasi tanah.
Porositas tanah berkaitan erat dengan kerapatan isi, kerapatan zarah dan
persen ruang pori-pori. Jumlah dan ukuran pori-pori tanah mempengaruhi jumlah
dan gerakan air serta udara dalam tanah.
Kerapatan isi adalah berat persatuan volume tanah kering oven yang
biasanya dinyatakan dalam gr/cm3.
Kerapatan zarah adalah kerapatan partikel, kerapatan zarah tiap jenis tanah
adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang antara partikel-partikel.
Pori-pori tanah adalah persentase ruang pori-pori dalam tanah dapat dihitung
dari kerapatan isi dan kerapatan zarah.
Selain air, udara juga merupakan bagian yang penting dalam tanah.
Kekurangan udara dalam tanah dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena
tertekannya:
8. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah berarti kemampuan tanah untuk menempel pada objek
lain dan kemampuan tanah untuk menghindari deformasi atau berpisah. Konsistensi
diukur dengan 3 kondisi kelembapan yaitu: kering, lembap dan basah. Konsistensi
tanah bergantung pada tingkat banyaknya tanah liat.
1. Konsistensi basah, yaitu dengan ciri tanah dapat menempel atau melekat antara
ibu jari dan jari telunjuk terbagi atas : tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat
lekat. Digunakan untuk menilai derajat kelekatan tanah terhadap benda yang
menempelinya.
Berdasarkan plastisitasnya atau mudah tidaknya diubah, liat dapat dibagi atas : tak
liat, agak liat, liat dan sangat liat. Digunakan untuk melihat derajat kelenturan tanah
terhadap perubahan bentuknya.
3. Konsistensi kering, menyatakan lunak atau keras dengan cara memecahkan atau
meremukkan yang terbagi atas : lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras,
ekstrim keras.
Upper Plastic Limit adalah kandungan air dalam tanah sudah lewat jenuh (air
mengalir)
Lower Plastic Limit adalah kandungan air dalam tanah pada saat konsistensi
tanah berubah dari lekat menjadi gembur.
Misalnya pada tanah yang ber-PLA tinggi ( Upper Plastic Limit), maka tanah ini
umumnya banyak mengadung fraksi partikel halus dan berbentuk lempeng.
9. Kadar Air
Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk
menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap
tanah kering. Bobot tanah yang lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan
lembab sering bergejolak dengan keadaan air.
Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum
bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah,
senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim
dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga
berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya
terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh
meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta
tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air
tanaman (Hanafiah, 2005).
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya
tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut dalam tanah. Air dapat
menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan
gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler (Hardjowigeno,2003).
Kadar air merupakan komponen utama tanaman hijau yang merupakan 70%-
90% dari berat segar.
Menurut Indranada 1994, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah terdiri
dari:
a. Kadar Bahan Organik
b. Kedalaman Solum
c. Iklim dan Tumbuhan
d. Senyawa Kimiawi
e. Tekstur Tanah
f. Struktur Tanah, Permeabilitas, dan Pori tanah
11. Infiltrasi
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah.
Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat
kemampatannya, kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi
air, dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena
pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari
pukulan air hujan pada permukaan tanah.
Infiltrasi adalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah. Perkolasi
adalah gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of
saturation). Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan
dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan ( run off). Beberapa faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah :
a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
b. Kelembaban tanah.
c. Pemampatan tanah oleh curah hujan.
d. Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan).
e. Pemampatan oleh orang dan hewan.
f. Struktur tanah.
g. Tumbuh-tumbuhan.
h. Udara yang terdapat dalam tanah.
i. Topografi.
j. Intensitas hujan.
k. Kekasaran permukaan.
l. Mutu air.
m. Suhu udara.
n. Adanya kerak di permukaan.
12. Permeabilitas
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah
yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau
permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun
sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air.
Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan
laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi
dan dengan demikian, menurunkan laju air larian. Koefisien permeabilitas terutama
tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran
partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran
partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.
Menurut Susanto dan Purnomo (1996), pada kebanyakan tanah, pada
kenyataan konduktivitas hidroulik tidak selamanya tetap. Karena berbagai proses
kimia, fisika dan biologi, konduktivitas hidroulik bisa berubah saat air masuk dan
mengalir ke dalam tanah. Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks yang
dapat dipertukarkanseperti saat air memasuki tanah mempunyai komposisi atau
konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan larutan awal, bisa sangat merubah
konduktivitas hidroulik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila konsentrasi
zat terlarut elektrolit berkurang, disebabkan oleh penomena pengembangan dan
dispersi yang juga dipengaruhu oleh jeni-jenis kation yang ada pelepasan dan
perpindahan partikel-partikel lempung, selama aliran yang lam, bisa menghasilkan
penyumbatan pori. Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan pengaruhnya
terhadap konduktivitas hidroulik khususnya penting pada tanah-tanah masam dan
berkadar natrium tinggi.
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meloloskan air dengan
kecepatan tertentu.
Permeabilitas tanah ada dua macam, yaitu permeabilitas pada tanah jenuh
air dan permeabilitas pada tanah tidak jenuh air. Permeabilitas jenuh adalah laju
gerakan air dalam tanah pada keadaan seluruh pori-pori tanah tersebut diisi
air. Permeabilitas tidak jenuh adalah laju gerak air dalam keadaan seluruh pori-pori
tanah tersebut tidak seluruhnya diisi air tetapi hanya sebagian terisi oleh udara.
Permeabilitas pada tanah jenuh, terutama pada tanah kering, lebih cepat
daripada laju permeabilitas tanah tidak jenuh. Permeabilitas tanah jenuh terjadinya
sewaktu diberikan pengairan atau ketika terjadinya hujan lebat, sehingga air akan
segera meninggalkan pori-pori drainase, yang kemudian akan dilanjutkan
dengan permeabilitas tidak jenuh. Pergerakan air tanah yang tidak jenuh ini selain
kearah vertical, bisa juga kearah horizontal atau mendatar.
Permeabilitas air dalam tanah banyak tergantung pada tektur dan struktur
tanahnya. Perlindungan tanah dengan tanaman penutup tanah akan memelihara
kestabilan agregat dan porositas, sehingga kapasitas infiltrasi dan permeabilitas
diperbesar. Celah dan lobang-lobang yang ditimbulkan oleh serangga dan jasad
hidup tanah lainnya akan meningkatkan daya perserapan air.
Berikut disajikan kelas permeabilitas dari “The United States Soil Survey”,
yang banyak dipakai dimana-mana.
13. Stabilitas Agregat
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan
pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan
tergantung padaketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan
sementasi atau pengikatan, Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kemantapan
agregat antara lain bahan-bahan penyemenagregat tanah, bentuk dan ukuran
agregat, serta tingkat agregasi Stabilitas agregat yang terbentuk tergantung pada
keutuhan tanag permukaan agregat pada saat rehidrasi dan kekuatan ikatan
antarkoloid-partikel di dalam agregat pada saat basah. Pentingnya peran lendir
(gum) microbial sebagai agen pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas
mikroba dalam proses pembentukan ped dan agregasi.
Tekstur tanah tersusun dari tiga komponen, yaitu: pasir, debu dan liat. Ketiga
komponen tersebut dibedakan berdasarkan ukurannya yang berbeda. Partikel pasir
berukuran antara 200 mikrometer sampai dengan 2000 mikrometer. Partikel debu
berukuran antara 2 mikrometer sampai dengan kurang dari 200 mikrometer. Partikel
liat berukuran kurang dari 2 mikrometer. Makin halus ukuran partikel penyusun
tanah tersebut akan memiliki luas permukaan partikel per satuan bobot makin luas.
Partikel tanah yang memiliki permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang
lebih banyak terhadap terjadinya reaksi kimia. Partikel liat persatuan bobot memiliki
luas permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun
tekstur tanah lain (seperti: debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada
permukaan patikel liat lebih banyak daripada yang terjadi pada permukaan partikel
debu dan pasir persatuan bobot yang sama. Dengan demikian, partikel liat adalah
komponen tanah yang paling aktif terhadap reaksi kimia, sehingga sangat
menentukan sifat kimia tanah dan mempengaruhi kesuburan tanah.
Sumber Referensi: