Anda di halaman 1dari 3

INVESTASI OBLIGASI

Investasi obligasi dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :

a) Investasi obligasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
b) Investasi obligasi yang dikelompokkan sebagai Investasi Tersedia Untuk
Dijual
c) Investasi obligasi dimiliki hingga jatuh tempo

Investasi Obligasi Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi

Biasanya aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah
saham. Sekalipun demikian, tidak menutup kemungkinan perusahaan memiliki
obligasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. SAK mengijinkan
perusahaan untuk mengukur obligasi yang dimilikinya pada nilai wajar melalui
laba rugi, asalkan perusahaan konsisten dalam menerapkannya.

Pada saat pengakuan awal, obligasi yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
diukur pada nilai wajarnya. Nilai wajar pada pengakuan awal ini adalah sebesar
nilai transaksi. Biaya transaksi yang timbul pada saat perolehan obligasi dicatat
secara terpisah dan diakui langsung sebagai beban.

Contoh :

PT Alam Persada membeli obligasi PT Asri Mulia senilai Rp. 38.000.000 pada
tanggal 1 Juli 20X1. Nilai nominal obligasi Rp. 40.000.000. Bunga 10%
dibayarkan setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember dan tempo obligasi 4 tahun.
Biaya broker untuk membeli obligasi tersebut adalah Rp. 500.000 . PT Alam
Persada menetapkan obligasi tersebut sebagai obligasi yang dinilai pada nilai
wajar melalui laba rugi.

Jurnal yang dibuat oleh PT Alam Persada pada saat pembelian obligasi :

Investasi Obligasi – Nilai Wajar 38.000.000


Beban Broker 500.000
Kas 38.500.000
Sebagaimana tampak pada jurnal diatas, beban broker tidak ditambahkan ke
rekening Investasi Obligasi.

Jurnal yang dibuat pada saat menerima bunga pada tanggal 31 Desember 20X1 :

Kas 2.000.000
Pendapatan Bunga 2.000.000
Bunga dihitung dengan mengalikan tingkat bunga dengan nilai nominal. Oleh
karena bunga dibayarkan dua kali dalam setahun, maka bunga harus dikalikan
dengan 6/12 . Jadi, bunga yang diterima adalah Rp. 2.000.000 (6/12 x 10% x Rp.
40.000.000).

Setelah pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar (tanpa dikurangi
biaya transaksi yang mungkin timbul pada penjualan atau pelepasan aset).

Contoh :

Melanjutkan contoh PT Alam Persada diatas, misalkan nilai wajar obligasi PT


Asri Mulia pada tanggal 31 Desember 20X1 Rp. 39.000.000, maka PT Alam
Persada mencatat dan mengakui laba rugi perubahan nilai obligasi sebagai
berikut :

Penyesuai Nilai Wajar Investasi Obligasi 1.000.000


Keuntungan (Kerugian) Perubahan Nilai 1.000.000
Wajar Obligasi
Perusahaan mengakui kerugian sebesar Rp. 1.000.000 yang merupakan selisih
nilai wajar obligasi pada tanggal 31 Desember 20X1 dengan nilai wajar obligasi
pada pelaporan keuangan tahun sebelumnya.

Obligasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak perlu dievaluasi
penurunan nilainya, karena setiap kali obligasi tersebut ditentukan nilai wajarnya
otomatis penurunan nilai obligasi sudah diperhitungkan. Sama halnya dengan
investasi saham yang diukur pada nilai wajar, akun Penyesuai Nilai Wajar
Investasi Obligasi disajikan melekat dengan akun Investasi Obigasi dalam laporan
posisi keuangan. Sedangkan, akun Keuntungan (Kerugian) Perubahan Nilai Wajar
Obligasi akan disajikan dalam laporan laba rugi pada bagian Pendapatan dan
Beban Lain – Lain.

Anda mungkin juga menyukai