Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum w. w.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta tidak lupa
pula kita hadiahkan buat baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari
alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Penulis sangat merasa bersyukur karena telah dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas dalam mata kuliah Pengantar Bisnis yang di bimbing langsung oleh bapak dosen Ilham
Hudi, S.Pd, M.Pd. berjudul “Otonomi Daerah”. Disamping itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah bersedia membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena ini kami mengharapkan dan menghargai kritik dan saran yann
membangun dari pembaca. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammualaikum w. w.

Pekanbaru, Maret 2020

Kelompok

i
Daftar Isi

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Pengertian Otonomi Daerah.............................................................................................................2
B. Sejarah Otonomi Daerah Di Indonesia............................................................................................3
C. Aspek Otonomi Daerah...................................................................................................................4
D. Asas-Asas Otonomi Daerah.............................................................................................................4
E. Prinsip dan Tujuan Otonomi Daerah................................................................................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................................9
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam daerah di Indonesia yang tidak merata juga merupakan salah satu
penyebab diperlukannya suatu sistem pemerintahan yang menegakan pengolahan sumber
daya alam yang merupakan sumber pendapatan daerah sekaligus menjadi pendapatan
nasional. Seperti yang kita ketahui, bahwa terdapat beberapa daerah yang
pembangunannya memang harus lebih cepat daripada daerah lain. Karena itulah
pemerintah pusat membuat suatu sistem pengelolaan pemerintahan di tingkat daerah yang
disebut Otonomi Daerah.
Pada kenyataannya, otonomi daerah itu sendiri tidak bisa diserahkan begitu saja pada
pemerintah daerah. Selain diatur dalam perundang-undangan, pemerintah pusat juga
harus mengawasi keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah. Apakan
sudah sesuai dengan tujuan nasional, yaitu pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
republik Indonesia berdasarkan pada sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari otonomi daerah?
2. Bagaimana sejarah otonomi daerah di indonesia?
3. Apa saja aspek dari otonomi daerah?
4. Apa saja asas-asas dari otonomi daerah?
5. Apa prinsip dan tujuan dari otonomi daerah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari otonomi daerah
2. Mengetahui sejarah otonomi daerah di indonesia
3. Mengetahui aspek dari otonomi daerah
4. Mengetahui asas-asas dari otonomi daerah
5. Mengetahui prinsip dan tujuan dari otonomi daerah

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi itu berasal dari bahasa Yunani “autos” yang berarti sendiri dan “namos” yang
berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai
kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.
Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman (1997) mengemukakan bahwa :
1) F. Sugeng Istianto, mengartikan bahwa otonomi daerah itu sebagai hak dan
wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
2) Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna
kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan yang
terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
3) Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan
memerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.
Dengan otonomi daerah tersebut, menurut Mariun (1979) bahwa dengan kebebasan
yang dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri,
mengelola dan mengoptimalkan sumber daya daerah. Adanya kebebasan untuk
berinisiatif merupakan suatu dasar pemberian otonomi daerah, karena dasar pemberian
otonomi daerah adalah dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan setempat.
Kebebasan yang terbatas atau kemandirian tersebut adalah wujud kesempatan
pemberian yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, hak dan kewajiban
serta kebebasan bagi daerah untuk menyelenggarakan urusan-urusannya sepanjang
sanggup untuk melakukannya dan penekanannya lebih bersifat otonomi yang luas.
Meskipun dalam otonomi daerah ada kebebasan untuk menentukan apa yang menjadi
kebutuhan daerah, tetapi dalam kebutuhan daerah senantiasa disesuaikan dengan
kepentingan nasional, ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa otonomi daerah adalah
kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2
B. Sejarah Otonomi Daerah Di Indonesia
Peraturan perundang-undangan yang pertama kali menagtur tentang pemerintahan
daerah pasca proklamasi kemerdekaan adalah UU Nomor 1 tahun 1945. Undang-undang
ini merupakan hasil dari berbagai pertimbangan tentang sejarah pemerintahan di masa
kerajaan dan masa pemerintahan kolonialisme. Namun undang-undang ini belum
mengatur tentang desentralisasi dan hanya menekankan pada aspek cita-cita kedaulatan
rakyat melalui pembentukan badan perwakilan rakyat daerah.
Undang-undang tersebut diganti oleh UU nomor 22 tahun 1948 yang berfokus pada
pengaturan susunan pemerintahan daerah yang demokratis. Undang-undang ini
menetapkan dua jenis daerah otonom dan tiga tingkatan daerah otonom.
Perjalanan sejarah otonomi Indonesia selanjutnya ditandai dengan munculnya UU
nomor 1 tahun 1957 yang menjadi peraturan tunggal pertama yang berlaku seragam
untuk seluruh Indonesia. Selanjutnya UU nomor 18 tahun 1965 yang menganut sistem
otonomi yang riil dan seluas-luasnya. Kemudian disusul dengan munculnya UU nomor 5
tahun 1974 yang menganut sistem otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Hal ini
karena sistem otonomi yang sebelumnya dianggap memiliki kecenderungan pemikiran
yang dapat membahayakan keutuhan NKRI serta tidak serasi denagn maksud dan tujuan
pemberian otonomi kepada daerah.
UU yang terakhir ini berumur paling panjang, yaitu 25 tahun yang kemudian digantikan
dengan UU nomor 22 tahun 1999 pasca reformasi. Hal ini tidak terlepas dari
perkembangan situasi yang terjadi pada masa itu. Berdasarkan kehendak reformasi saat
itu, Sidang Istimewa MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan otonomi
daerah; pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan
serta peimbangan keuanagn pusat dan daerah dalam kerangka NKRI. Selain itu, hasil
amandemen MPR RI pada pasal 18 UUD 1945 dalam perubahan kedua, yang secara
tegas dan eksplisit menyebutkan bahwa negara Indonesia memakai prinsip otonomi dan
desentralisasi kekuatan politik juga semakin memberikan tempat kepada otonomi daerah
di tempatnya.

3
Tiga tahun setelah implementasi UU No. 22 tahun 1999, pemerintah melakukan
peninjauan dan revisi terhadap undang-undang yang berakhir pada lahirnya UU No. 32
tahun 2004 yang juga mengatur tentang pemerintah daerah yang berlaku hingga sekarang.
C. Aspek Otonomi Daerah
Otonomi daerah pada prinsipnya mempunyai tiga aspek, yaitu :
1) Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri
2) Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari
pemerintahan di atasnya, serta tetap berada dalam satu kerangka pemerintahan
nasional
3) Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai
perlimpahan kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga terutama
kemampuan menggali sumber pembiayaan sendiri
Yang dimaksud dengan hak dalam pengertian otonomi adalah adanya kebebasan
pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangga, seperti dalam bidang kebijaksanaan,
pembiyaan serta perangkat pelaksanaannnya. Sedangkan kewajban harus mendorong
pelaksanaan pemerintah dan pembangunan nasional. Selanjutnya wewenang adalah
adanya kekuasaan pemerintah daerah untuk berinisiatif sendiri, menetapkan
kebijaksanaan sendiri, perencanaan sendiri serta mengelola keuangan sendiri.
Dengan demikian, bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang Nomor 23 Tahun
2004, maka otonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus mampu :
1) Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu menyusun dan melaksanakan
kebijaksanaan sendiri
2) Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta peraturan pelaksanaannya
3) Menggali sumber-sumber keuangan sendiri
4) Memiliki alat pelaksana baik personil maupun sarana dan prasarananya

D. Asas-Asas Dari Otonomi Daerah


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
terdapat 3 jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar bagi

4
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, yaitu asas Desentralisasi,
Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

1) Asas Desentralisasi
Asas otnomi daerah yang pertama adalah asas desentralisasi. Asas ini
merupakan penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
daerah-daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya
dalam sistem negara kesatuan.
Penggunaan asas ini penting untuk memperpendek jalur birokrasi yang rumit
dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat, serta mengurangi beban pemerintah
pusat dalam mengurus urusan negara. Selain itu juga akan tercipta harmonisasi
antara pemerintah pusat dan daerah.

2) Asas Dekonsentrasi
Selanjutnya ada asas dekonsentraso. Asas ini merupakan bentuk pendelegasian
wewenang dari pemerintah pusat pada pemerintah daerah atau dari badan
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan sektor administrasi dalam sistem
negara kesatuan.
Pada asas ini, kontak langsung antara rakyat dan pemerintah menjadi lebih
sering. Selain itu, asas dekonsentrasi ini dapat menjadi alat yang efektif untuk
menjaga persatuan dan kesatuan, karena adanya perangkat politik di wilayah
daerah.

3) Asas Medebewind (Tugas Pembantuan)


Asas otonomi daerah yang terakhir adalah asas tugas pembantuan atau dikenal
dengan sebutan asas medewind. Asas ini merupakan bentuk penugasan dari
pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Asas ini merupakan suatu asas dasar hukum otonomi daerah yang memiliki
sifat membantu pemerintah pusat atau pemerintah yang lebih tinggi tingkatannya

5
dalam menyelenggarakan negara atau daerah melalui kewenangan yang dimiliki
oleh pemerintah atau badan otonom yang dimintai bantuannya tersebut.

E. Prinsip dan Tujuan Otonomi Daerah


Otonomi daerah dan daerah otonom, biasa rancu dipahami oleh masyarakat. Padahal
sebagaimana pengertian otonomi daerah di atas, jelas bahwa untuk menerapkan otonomi
daerah harus memiliki wilayah dengan batas administrasi pemerintahan yang jelas.
Daerah otonomi adalah wilayah administrasi pemerintahan dan kependudukan yang
dikenal dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dengan demikian jenjang daerah otonom ada dua bagian, walau titik berat pelaksanaan
otonomi daerah dilimpahkan pada pemerintah kabupaten/kota. Adapun daerah provinsi,
berotonomi secara terbatas yakni menyangkut koordinasi antar/lintas kabupaten/kota,
serta kewenangan pusat yang dilimpahkan pada provinsi, dan kewenangan
kabupaten/kota yang belum mampu dilaksanakan maka diambil alih oleh provinsi.
Secara konsepsional, jika dicermati berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
dengan tidak adanya perubahan struktur daerah otonom, maka memang masih lebih
banyak ingin mengatur pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Disisi
lain, pemerintah kabupaten/kota yang daerah otonomnya terbentuk hanya berdasarkan
kesejahteraan pemerintahan, maka akan sulit untuk berotonomi secara nyata dan
bertanggungjawab di masa mendatang.

Prinsip-prinsip Otonomi Daerah ini diantaranya ialah sebagai berikut, :


1) Prinsip Otonomi Seluas-luasnya
Dalam Otonomi daerah, daerah diberikan kebebasan didalam mengurus dan
juga dalam mengatur berbagai urusan pemerintahan yang melingkup
kewenangan pada seluruh bidang pemerintahan, kecuali pada kebebasan
terhadap bidang politik luar negeri, keamanan, moneter, peradilan, agama,
keamanan, dan juga fiskal nasional.

6
2) Prinsip Otonomi Nyata
Maksudnya ialah daerah diberikan kebebasan didalam menangani berbagai
urusan pemerintahan itu dengan berdasarkan tugas, wewenang, dan juga
kewajiban yang senyatanya telah ada serta berpotensi dapat tumbuh, hidup,
berkembang serta sesuai dengan potensi yang ada dan juga ciri khas daerah.
3) Prinsip Otonomi yang Bertanggung Jawab
Prinsip otonomi yang dalam sistem penyelenggaraannya itu harus sejalan
dengan tujuan yang ada serta maksud dari pemberian otonomi, yang pada
dasarnya ini guna untuk memberdayakan daerahnya masing-masing termasuk
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Atas dasar pemikiran di atas¸ maka prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah dalam
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek
demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah yang
terbatas
2) Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan
bertanggung jawab.
3) Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah
Kabupaten dan daerah kota, sedang otonomi daerah provinsi merupakan
otonomi yang terbatas.
4) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan kontibusi negara sehingga
tetap terjalin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.
5) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah
otonom, dan karenanya dalam daerah Kabupaten/daerah kota tidak ada lagi
wilayah administrasi.
6) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi
badan legislatif daerah, baik fungsi legislatif, fungsi pengawas maupun fungsi
anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah.

Tujuan Otonomi Daerah ini diantaranya ialah sebagai berikut :

7
1) Keadilan Nasional
2) Mendorong pemberdayaan masyarakat
3) Menjaga hubungan baik diantara pusat dengan daerah, antar pusat, dan juga
antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI
4) Pemerataan wilayah daerah
5) Guna mengembangkan kehidupan yang demokrasi.
6) Guna mengembangkan peran serta juga fungsi Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD).
7) Guna meningkatkan pelayanan masyarakat yang semakin baik.

8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap negara tentunya ingin berkembang, salah satu cara untuk berkembang adalah
diadakannya atau diberlakukannya otonomi daerah.Otonomi daerah bisa membuat suatu
negara itu menjadi lebih mandiri,karena dengan adanya otonomi daerah maka daerah
tersebut memilikikewenangan untuk mengatur dirinya sendiri.

B. Saran
Pelaksanaan otonomi daerah haruslah diiringi dengan rasatanggung jawab, karena
daerah yang menerapkan otonomi daerah ituartinya negara itu diberi kepercayaan oleh
pemerintah pusat untuk lebih dapat berkembang.

9
Daftar Pustaka
Abdul Gaffar Karim, Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah Di Indonesia, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003.
Lili Romli, Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokali, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2007.

10

Anda mungkin juga menyukai