Anda di halaman 1dari 45

BAB I

GAMBARAN UMUM

1.1. Wilayah

Puskesmas Susoh merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Kecamatan Susoh
Kabupaten Aceh Barat Daya, dengan jarak tempuh 2 km dari ibukota. Kecamatan Susoh
merupakan suatu daerah yang terletak di pesisir pantai Samudra Hindia terdiri dari
20Gampong, dengan mata pencaharian masyarakat pada umumnya adalah sebagai Nelayan.
Batas-batas wilayah Kecamatan Susoh meliputi :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Blangpidie
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Samudra Hindia
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Suak Setia
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jeumpa

Secara administratif Puskesmas Susoh terdiri dari 20 Wilayah Kerja, yaitu :


1) Gampong Kepala Bandar
2) Gampong Tangah
3) Gampong Gadang
4) Gampong Padang Hilir
5) Gampong Pantai Perak
6) Gampong Durian Rampak
7) Gampong Barat
8) Gampong Palak Hulu
9) Gampong Palak Hilir
10) Gampong Rumah II Lapis
11) Gampong Durian Jangek
12) Gampong Pinang
13) Gampong Baharu
14) Gampong Rumah Panjang
15) Gampong Kedai Susoh
16) Gampong Pawoh
17) Gampong Padang Baru
18) Gampong Pulau Kayu
19) Gampong Geulima Jaya
20) Gampong UjungPadang
Dengan Luas wilayah kerja puskesmas Per Gampong dapat dilihat pada
tabel I. Sebagai Berikut :
Tabel I
Luas Wilayah Wilayah Kerja Puskesmas Susoh Per Gampong

Luas Wilayah Jumlah


No Nama Gampong
(Km²/Ha²) Dusun
1 Tangah 0,23 3
2 Geulima Jaya 0,28 3
3 Kepala Bandar 2,28 3
4 Barat 0,76 3
5 Durian Rampak 4 3
6 Baharu 0,45 3
7 Durian Jangek 1,25 2
8 Pawoh 1,17 3
9 Padang Hilir 1,50 3
10 Palak Hulu 0,28 3
11 Gadang 0,15 3
12 Rumah II Lapis 0,5 3
13 Ujung Padang 2 4
14 Rumah Panjang 0,35 3
15 Pinang 0,65 3
16 Kedai Susoh 0,5 3
17 Padang Baru 8 4
18 Pulau Kayu 6 3
19 Pantai Perak 0,8 3
20 Palak Hilir 0,75 3
JUMLAH 31,99 62

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilhat luas wilayah Gampong terbesar


adalah Gampong Padang Baru dengan luas 8 km2/Ha2 dan luas gampong terkecil
adalah Gampong Kedai Susoh dan Gampong Rumah II Lapis dengan luas
0,5km2/Ha2
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Susoh

B T

X
1.2 Geografis

Secara geografis, seluruh Desa terletak didataran.

1.3 Kependudukan

Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Susoh tahun 2017 sebesar


17.423 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-Laki 8.162 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan 9.261 jiwa. Dengan rincian dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.

Tabel II
Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Susoh
Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya
PENDUDUK
NO NAMA DESA
Jumlah Lk Pr
1 Ujung Padang 742 373 369
2 Geulima Jaya 1050 520 530
3 Pulau Kayu 1811 913 898
4 Padang Baru 2635 850 1785
5 Pawoh 1299 642 657
6 Baharu 260 129 131
7 Pinang 547 259 288
8 Rumah Panjang 336 164 172
9 Kedai Susoh 265 129 136
10 Rumah II Lapis 298 159 139
11 Palak Hilir 339 168 171
12 Palak Hulu 376 199 177
13 Barat 408 201 207
14 Durian Jangek 366 187 179
15 Durian Rampak 989 482 507
16 Pantai Perak 918 415 503
17 Padang Hilir 1098 563 535
18 Gadang 1125 535 590
19 Tangah 1021 510 511
20 Kepala Bandar 1540 764 776
JUMLAH 17423 8162 9261
  SUMBER DATA : Bidan Desa, Kepala Desa  

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat sebanyak 2635 jiwa mendiami


Gampong Padang Baru dan menjadikannya Gampong dengan penduduk
terbanyak dalam wilayah kerja Puskesmas Susoh. Sedangkan Gampong Baharu
mempunyai penduduk paling sedikit dalam wilayah kerja Puskesmas Susoh
sebanyak 260 Jiwa.

1.4 Ekonomi
Masyarakat dalam Wilayah Kerja Puskesmas Susoh mayoritas bekerja
dibidang Kelautan/Nelayan, Pertanian, Pegawai Negeri Sipil dan Perdagangan.

1.5 Sosial dan Budaya


1.5.1 Sosial
Penyandang masalah kesejahteraan sosial cenderung meningkat yang
ditunjukkan oleh besarnya jumlah pendapatan masyarakat,
pengangguran, bencana alam dan lain sebagainya.
1.5.2 Pendidikan
Pelayanan umum yang harus mampu Pemerintah lakukan adalah salah
satunya Pendidikan. Fasilitas pendidikan yang tercatat dalam wilayah
Puskesmas Susoh yaitu 14 Unit SD/MIN, 5 unit SLTP/MTsn, dan
5unit SMU/SMK.
1.5.3 Kebudayaan
Nilai-nilai budaya tumbuh dan hidup dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada sisi lain muncul
gelombang modernisme yang memunculkan gejala lunturnya budaya
lokal dalam kehidupan sehari-hari.
1.6 Persediaan Air Bersih
Penggunaan air bersih yang paling dominan digunakan untuk kebutuhan
rumah tangga adalah sumur gali dengan jumlah3.708 unit, kemudian air PDAM
dengan jumlah 1272 Rumah tangga.

1.7 Sanitasi Dasar Rumah Tangga


Perumahan merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia disamping
sandang dan pangan . Masalah perumahan merupakan masalah yang mempunyai
pengaruh didalam kehidupan manusia sehari-hari. Akhir – akhir ini dengan
bertambahnya populasi manusia, dan kurangnya lahan untuk membangun rumah,
sehingga sering muncul masalah kesehatan pada rumah dan lingkungannya.
Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan
jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari
pengaruh alam luar. Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani
seperti membaca, menulis, istirahat dan lain-lain. Kebutuhan rohani misalnya ,
perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan sebagainya.

Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung / bernaung dan


tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik
fisik, rohani maupun sosial (WHO). Secara fisik, rumah yang sehat itu adalah
yang mempunyai ventilasi udara yang cukup, mempunyai jamban, lantai yang
kedap air / tidak lembab, menjaga privasi pemiliknya, dan sebagainya.

1.8 Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)


Pengawasan Tempat – Tempat umum (TTU) adalah upaya pengawasan yang
dilakukan terhadap fasilitas umum yang digunakan oleh masyarakat, seperti,
salon, bandara, motel, Penyediaan air minum, warung kopi dan kantin sekolah.
Tujuan dilakukannya pengawasan ini adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi
tempat tersebut, bilamana ada hal-hal yang dapat mengganggu dan ataupun
membahayakan kesehatan bagi para pengguna atau pengunjung yang berada
ditempat itu.

Upaya pengawasan pada tempat pengolahan makanan dilakukan guna


mengetahui kondisi sanitasi TPM dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
proses produksi makanan/minuman dari tempat tersebut. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki hygiene dan sanitasi dari para pekerja, peralatan kerja, hingga proses
produksi dari suatu produk, sehingga aman dikonsumsi atau digunakan oleh
masyarakat luas.

Tempat umum dan pengolahan makanan yang diperiksa pada tahun 2017
adalah restoran/rumah makan dan pasar serta TUPM lain selain tempat
penginapan motel, losmen dan wisma. Jumlah restoran /rumah makan yang di
periksa tahun 2017 sebanyak 18 unit, yang terdiri dari Jasa Boga, Depot Air
Minum Isi Ulang, Rumah Makan dan Kantin Sekolah. dari jumlah tersebut hanya
72,84 % yang memenuhi syarat kesehatan.
BAB II
SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN

Salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang


berkualitas yaitu sumber daya kesehatan, yang diharapkan dapat mengangkat
derajat kesehatan masyarakat. Dibawah ini menyajikan gambaran keadaan sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

2.1 TENAGA KESEHATAN


Berdasarkan undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada
pasal 21 menyebutkan bahwa Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72
Tahun 2012 tentang sistem kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk
melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan
sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan
kualitasnya serta terdistribusi secara adil dan merata.
Sumber daya manusia kesehatan termasuk diantaranya kelompok tenaga
kesehatan, yang terdiri Dari tenaga medis, tenaga paramedis, tenaga kefarmasian,
tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga teknisian medis
dan tenaga kesehatan lainnya.

Jenis pegawai di Puskesmas Susoh terdiri dari PNS, dan PTT, dan tenaga
Kontrak, dengan jumlah keseluruhan 83 Orang. Berikut ini jumlah dan jenis
ketenagaan serta status kepegawaian di Puskesmas Susoh.
Tabel III
Distibusi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Ketenagaan dan
Status
Kepegawaian Puskesmas Susoh Kecamatan Susoh Kabupaten
Aceh Barat Daya Tahun 2017
STATUS KEPEGAWAIAN
JENIS KETENAGAAN JUMLAH
PNS PTT Kontrak

Dokter Umum 1 1 0 2
Dokter Gigi 0 0 1 1
Kesehatan Masyarakat 4 0 0 4
Kebidanan 15 20 1 36
Keperawatan 14 0 5 19
Gizi 1 0 2 3
Gigi 2 0 3 5
Farmasi 3 0 0 3
Analis Kesehatan 2 0 0 2
Sanitasi 3 0 2 5
Sopir 0 0 1 1
Cleaning Service 0 0 1 1
Tenaga Administrasi 0 0 2 2
Jumlah 45 21 18 84

2.2 SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN


Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi; Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) alat kesehatan dan Sarana Upaya Kesehatan BersumberDaya
Masyarakat (UKBM).

2.2.1 Sarana
Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan diperlukan untuk
mengoptimalkan berbagai upaya kesehatan kepada masyarakat dan menjadi
salah satu perhatian utama pemerintah dalam pembangunan kesehatan agar
dapat menjangkau lapisan masyarakat secara adil dan merata. Sarana dan
prasarana kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas sebagai beikut :
1. Bangunan
Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) Puskesmas Susoh
memiliki 26 ruangan, tata ruang bangunan Puskesmas sesuai
dengan fungsi pelayanan. Adapun ruangan Pelayanan RJTP terdiri
dari :
a. Ruang Kantor
 Ruangan Kepala
 Ruangan Tata Usaha
 Ruangan Staf Tata Usaha dan Bendahara
b. Ruang Pelayanan
 Ruangan Kartu (pendaftaran) dan rekam medic
 Ruangan tunggu(Loby)
 Ruangan pemeriksaan umum
 Ruangan Tindakan/IGD
 Ruangan Sterilisasi
 Ruangan KIA dan KB
 Ruangan Persalinan
 Ruangan Pasca Persalinan
 Ruangan Obat/Farmasi
 Gudang Obat
 Ruangan Gigi
 Ruangan Laboratorium
 Ruangan Imunisasi
 Ruangan Gizi
 Ruangan Lansia
 Ruangan Promosi Kesehatan
 Ruangan P2M
 Ruangan MTBS dan ASI
 Kamar Mandi/WC
 Ruangan Mushalla
 Ruang Arsip& Dokumentasi
 Ruangan Gudang
 Aula/Ruangan Meeting
c. Pendukung
 Rumah dinas tenaga kesehatan ada 3 (tiga), terletak didalam
komplek Puskesmas.
 Parkir Kendaraan roda 4 (empat) dan 2 (dua), serta garasi
untuk ambulance.

Puskesmas Susoh mempunya 3 (tiga) Puskesmas pembantu (Pustu), dan 2


Poskesdes yang membantu pelayanan di wilayah kerja Puskesmas Susoh, yaitu :
1. Pustu Rawa berada di Desa Tangah.
2. Pustu Rumah II Lapis yang berada di Desa Rumah II Lapis.
3. Pustu Ujung Padang yang berada di Desa Ujung Padang.
4. Poskesdes Pulau Kayu yang berada di Desa Pulau Kayu.
5. Pokesdes Pantai Perak yang berada di Desa Pantai Perak.

Adapun sarana yang tersedia di Pustu dan Poskesdes sebagai berikut :


1. Pustu Rawa
a. Ruangan pelayanan
 Ruangan pendaftaran dan administrasi
 Ruangan tunggu
 Ruangan pemeriksaan umum
 Ruangan Persalinan
 Kamar mandi / WC
b. Pendukung
 Rumah dinas tenaga kesehatan
 Parkir kendaraan.
 Sarana Transportasi
2. Pustu Rumah II Lapis
a. Ruangan Pelayanan
 Ruangan pendaftaran dan administrasi
 Ruangan tunggu
 Ruangan pemeriksaan umum
 Ruangan Persalinan
 Kamar mandi / WC
b. Pendukung
 Rumah dinas tenaga kesehatan
 Parkir kendaraan
 Sarana Transportasi
3. Pustu Ujung Padang
a. Ruangan Pelayanan
 Ruangan pendaftaran dan administrasi
 Ruangan tunggu
 Ruangan pemeriksaan umum
 Ruangan Persalinan
 Kamar mandi / WC

b. Pendukung
 Rumah dinas tenaga kesehatan
 Parkir kendaraan.
 Sarana Transportasi
4. Poskesdes Pulau Kayu
a. Ruangan Pelayanan
 Ruangan pendaftaran dan administrasi
 Ruangan tunggu
 Ruangan pemeriksaan umum
 Ruangan Persalinan
 Kamar mandi / WC

b. Pendukung
 Rumah dinas tenaga kesehatan
 Parkir kendaraan.
 Sarana Transportasi

5. Poskesdes Pantai Perak


a. Ruangan Pelayanan
 Ruangan pendaftaran dan administrasi
 Ruangan tunggu
 Ruangan pemeriksaan umum
 Ruangan Persalinan
 Kamar mandi / WC

b. Pendukung
 Rumah dinas tenaga kesehatan
 Parkir kendaraan.
 Sarana Transportasi

2.2.2 Prasarana

Bangunan Puskesmas Susoh sudah mengalami rehab Total Sehingga


Memudahkan petugas nyaman melakukan tindakan ketika melayani pasien,
sistem saluran air bersih juga tidak ada kendala, sistem penyaluran air kotor /
limbah sudah tersedia intalasi pembuangan air limbah (IPAL). Tempat
sampah limbah infeksius dan non infeksius hanya memakai tong sampah
biasa. Puskesmas Susoh juga telah mempunyai incinerator sehingga bila saat
listrik dari PLN padam pelayanan administrasi jadi tidak terganggu karena
memiliki Generator untuk listrik cadangan. Tiap – tiap Ruangan juga telah
memiliki Kamar mandi/ WC di seluruh ruangan yang tersedia.

Keamanan di Puskesmas Susoh juga terjamin, kondisi jendela dan pintu di


semua ruangan masih dalam keadaan baik, Sistem komunikasi dalam upaya
mendukung pelayanan kesehatan hanya dengan menggunakan handphone
(HP). Di Puskesmas Susoh penggunaan Gas Medik adalah Oksigen (O2) yang
disimpan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Untuk meningkatkan pelayanan dan menjangkau seluruh lapisan


mansyarakat Puskesmas Susoh memilki 2 (dua) ambulance, satu digunakan
untuk merujuk pasien dari Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah
Teungku Peukan (RSUDTP), sedangkan Pusling digunakan untuk kegiatan
luar gedung dan keperluan dinas lainnya.
2.3 DENAH PUSKESMAS SUSOH
2.5 UPAYA KESEHATAN BERSUMBER MASYARAKAT
Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan kesadaran setiap anggota
masyarakat akan pentingnya perilaku sehat dan berkeinginan hidup sehat.
Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup
sehat. Langkah tersebut dapat dilhat dengan adanya pengembangan sarana upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).

Diwilayah kerja Puskesmas Susoh pada tahun 2017 terdapat 3 (tiga) Pustu,
dan 2 (dua) Poskesdes, dengan uraian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

UPAYA KESEHATAN BERSUMBER


N MASYARAKAT
NAMA GAMPONG
O
PUSTU POSKESDES POSYANDU

1 1 - 1
Tangah
2 - - 1
Geulima Jaya
3 - - 1
Kepala Bandar
4 - - 1
Barat
5 - - 1
Durian Rampak
6 - - 1
Baharu
7 - - 1
Durian Jangek
8 - - 1
Pawoh
9 - - 2
Padang Hilir
10 - - 1
Palak Hulu
11 Gadang - - 1
12 1 - 1
Rumah II Lapis
13 1 - 1
Ujung Padang
14 - - 1
Rumah Panjang
15 - - 1
Pinang
16 - - 1
Kedai Susoh
17 - - 2
Padang Baru
18 - 1 2
Pulau Kayu
19 - 1 1
Pantai Perak
20 - - 1
Palak Hilir
Jumlah 3 2 23

2.6 PEMBIAYAAN DAN SUMBER DANA PUSKESMAS


Pembiayaan dan sumber dana merupakan salah satu faktor yang akan
mempengaruhi Operasional Puskesmas dalam memerikan pelayanan yang optimal
kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pembiayaan dan
sumber dana operasional Puskesmas. Terdiri dari anggaran Dinas Kesehatan Aceh
Barat Daya, Jaminan Kesehatan Nasional dan Bantuan Operasional
Kesehatan.BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
DAN
UPAYA KESEHATAN

Untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-


tingginya bagi diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu menyeluruh dalam
bentuk upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Pengembangan Kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan
status kesehatan masyarakat, khususnya pada kelompok rentan. Berikut ini
diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan tahun 2017 :

3.1UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK


3.1.1. Antenatal Care
Antenatal Care atau kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan merupakan point penting dalam keberhasilan
melalui masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan baik bagi ibu maupun
bayi. Pelayanan antenatal care dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru
ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai
standar paling sedikit empat kali (K4) dengan distribusi sekali pada triwulan
pertama, sekali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan
ANC yang dilakukan pada tenaga kesehatan meliputi timbang berat badan,
pemeriksaan kehamilan,pemberian tablet besi, imunisasi TT, pemeriksaan tensi
dan konsultasi.

Dalam setiap pelayanan kesehatan, kehamilan merupakan kejadian yang


selalu mendapatkan perhatian yang luar biasa karena merupakan masa yang rawan
dari segi kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang
dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan
secara teratur. Disamping guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala
sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin juga digunakan
untuk mengantisipasi segala kejadian yang timbul pada masa kehamilan,
melahirkan, masa nifas sampai masa perawatan ibu dan bayi.

Grafik. I.
Cakupan K1 dan K4 di Puskesamas Susoh
Tahun 2016
Dari grafik diatas, terlihat cakupan ibu hamil yang melakukan kunjungan
pada masa kehamilan triwulan pertama sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa
97,7% ibu hamil sudah menyadari betapa pentingnya memeriksa kehamilannya
ditenaga kesehatan agar tidak terjadi komplikasi selama masa kehamilan dan
96,9% ibu hamil yang melakukan kunjungan secara lengkap.Diharapkan cakupan
K1 sama dengan K4 sehingga pencapaian ini juga dikaitkan dengan rencana
strategi Making Pregnancy Safer dengan cakupan ibu hamil yang melakukan
kunjungan secara lengkap sesuai standar selama masa kehamilan, persalinan
maupun masa nifas yang nantinya berdampak pada penurunan angka kematian
ibu.

3.1.2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di
bidang kesehatan, peningkatan kualitas pelayanan menjadi target pemerintah guna
menurunkan Angka Kematian Ibu maupun Angka Kematian Bayi. Salah satunya
adalah mengupayakan pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang berkompeten di bidang kebidanan. Diharapkan setiap persalinan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten untuk mencegah adanya
komplikasi yang mungkin muncul pada masa kehamilan, persalinan dan nifas.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil (kompeten)


merupakan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Menurut data penelitian
di berbagai Negara tingginya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terampil di yakini dapat membantu menurunkan komplikasi dan angka
kematian ibu. Deparetemen Kesehatan RI merekomendasi pelaksanaan strategis
Making Pregnancy Safer (MPS) dengan tiga pesan kunci : 1) Setiap persalinan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terampil 2) Setiap komplikasi obstetric dan
neonatal secara adekuat 3) setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi
keguguran.

Gambaran cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di


Puskesmas Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sebesar 92 % dari sasaran
ibu bersalin 375 pada tahun 2016.
3.1.3. Cakupan imunisasi TT Ibu Hamil (T5)
Imunisasi TT ibu hamil adalah pemberian vaksin TT pada ibu hamil
sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum
kehamilan) dengan tujuan memberikan kekebalan seumur hidup. Pemberian TT2
adalah selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa
perlingdungan 3 tahun. Pemberian TT3 adalah selang waktu pemberianminimal 6
bulan setelah TT2 dengan masa perlingdungan 5 Tahun. Pemberian TT4 adalah
selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan
10 Tahun.Pemberian TT5 adalah selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah
TT4, dengan masa perlindungan 25 Tahun. Pemberian TT2+ adalah imunisasi
yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau
sebelum kehamilan).

Cakupan imunisasi TT (T5) pada ibu hamil di Puskesmas susuh Kabupaten


Aceh Barat Daya, yang tertinggi terdapat di Desa Padang Baru dengan jumlah 32
Orang. Untuk meningkatkan jumlah cakupan TT-1 s/d TT-5, Kegiatan yang telah
dilakukan adalah melakukan skrining WUS untuk melengkapi imunisasi TT
untuk mendapatkan status TT menjadi T5.

3.1.4. Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3
Kebutuhan Zat besi ibu hamil 3 kali lebih banyak daripada wanita yang
tidak hamil. Zat besi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janinnya, serta pada saat melahirkan wanita mengeluarkan banyak darah.
Pemberian Zat besi pada ibu hamil melalui Tablet Tambah Darah (TTD)/Tablet
Fe sudah mulai diberikan sejak pemeriksaan pertama dilakukan, yang
pelaksanaannya terpadu dengan kegiatan program Kesehatan Ibu dan Anak.
Selama masa kehamilannya ibu hamil diharapkan mendapatkan minimal 90 TTD.
Untuk pemberian TTD yang pertama atau Tablet Fe1 diharapkan bisa tepat waktu
sesuai dengan pemeriksaan pertama pada Trimester I ( 3 bulan pertama masa
kehamilan).

Di Puskesmas Susoh, Cakupan pemberian Tablet Fe1 sebanyak 382orang,


pada ibu hamil sudah sangat maksimal, yaitu mencapai angka 97,7%. Sedangkan
untuk cakupan pemberian tablet Fe3 sebanyak 379orang adalah sebesar 96,9%
(391 bumil). Dalam upaya untuk menjaga dan meningkatkan jumlah cakupan
maka perlu dilakukan pengecekan rutin terhadap ketersediaan tablet, target
sasaran, akses distribusi dan sumberdaya manusia, disamping juga dilakukan
sweeping pemberian tablet Fe serta meningkatkan kerjasama lintas sektor dan
lintas program terkait.
3.1.5. Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang Ditangani
Penanganan masalah kesehatan ibu hamil merupakan prioritas yang tidak
dapat diabaikan begitu saja. Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga
bidan di Gampong, beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi dan
memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya dalam memberikan
pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan
Rumah Sakit.

Tahun 2016 jumlah sasaran ibu hamil mencapai 391 sedangkan jumlah ibu
hamil dengan resiko tinggi berdasarkan data yang di dapat dari PWS-KIA
sebanyak 112 dengan komplikasi kebidanan yang ditangani sebanyak 110(100%).
Kasus ibu hamil dengan resiko tinggi sangat banyak di wilayah Gampong Padang
Baru(16 bumil).

3.1.6. Neonatal Resiko Tinggi yang Ditangani


Kelahiran bayi dengan keadaan sehat, tanpa komplikasi jelas menjadi
harapan keluarga. Akan tetapi, kondisi fisik bayi baru lahir pada dasarnya masih
sangat rentan terhadap serangan penyakit. Bayi hingga usia kurang dari satu bulan
merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan yang paling
tinggi. Upaya penanganan kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan da pelayanan kesehatan pada neonatus.

Penanganan neonatus resti/komplikasi yang meliputi asfiksia, tetanus


neonatorum,sepsis,trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), sindroma
gangguan pernafasan dan kelainan neonatal yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih. Pada Tahun 2016, ditemukan sebanyak 29 kasus neonatal
resiko tinggi, sedangkan kasus yang terbanyak terdapat di wilayah Desa Padang
Baru6 kasus.

3.1.7. Pemberian Vitamin A pada Bayi, Balita, dan Ibu Nifas


Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi kepada balita 6-11 bulan dan anak
balita terbukti menurunkan kejadian kurang vitamin A pada anak, menurunkan
morbiditas dan mortalitas. Pencapaian pemberian kapsul vitamin A untuk bayi 6-
11 bulan pada tahun 2016 sebanyak 119 (91%) dari sasaran 219bayi 6-11 bulan
yang ada. Secara keseluruhan semua cakupannya sudah mencapai target yang
ditetapkan. Sedangkan untuk pemberian Vitamin A pada anak balita pada tahun
2016 sebanyak 1037( 90,2%) dari sasaran 1150 anak balita yang tersebar pada
wilayah kerja Puskesmas SusohKabupaten Aceh Barat Daya.
Pemberian Vitamin A pada ibu nifas bertujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan ibu nifas dan merupakan salah satu upaya untuk mencukupi
kebutuhan vitamin A pada bayi yang baru dilahirkan. Vitamin A yang diberikan
kepada ibu nifas merupakan Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dan dengan
waktu pemberian 1 kali 1 kapsul pada saat melahirkan dan 1 kali 1 kapsul lagi
selang satu hari atau selama masa nifas. Pelayanan ibu nifas sesuai standar, salah
satunya adalah pemberian Vitamin A. Pada tahun 2016 cakupan pemberian
vitamin A pada ibu nifas adalah sebesar 345(92%).

3.1.8. Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi


3.1.8.1 Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang
paling rentan terhadap serangan penyakit dan memilki resiko kesehatan paling
tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara
lain dengan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dengan melakukan
kunjungan neonatus pada tenaga kesehatan. Bayi baru lahir berumur (0-28 hari)
minmal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali lagi pada umur
8-28 hari.

Program ini merupakan salah satu indikator kinerja pelayanan minimal


pada sasaran dimaksud. Dalam rangka melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan bayi dan juga konseling mengenai
perawatan bayi baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan dasar
neonatal dasar, pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM)
dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.

Kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) di Puskesmas Susoh tahun 2016 adalah


92,97%, dari jumlah total lahir hidup sebanyak 344. Sedangkan untuk kunjungan
Neonatus lengkap adalah sebesar 344 atau sebesar 92,97% dari 344bayi lahir
hidup. Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus untuk
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/
masalah kesehatan neonatus.

3.1.8.2 Kunjungan Bayi


Setiap bayi (usia 0-1 tahun) diharapkan mendapatkan pelayanan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten minimal 4 kali. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi pemberian lima imunisasi dasar lengkap, pemberian
vitamin A (bayi diatas usia 6 bulan), Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
bayi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi di rumah menggunakan sarana prasaranan serta fasilitas yang
lengkap. Dengan program kunjungan bayi diharapakan setiap bayi hidup sehat,
tumbuh dan berkembang secara optimal. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik. II.
Jumlah kunjungan bayi Tahun 2016
Cakupan Kunjungan bayi pada tahun 2016 sebesar 344 dari target 370 bayi yang
ada dengan persentase 92,97%. Kualitas pelayanan kunjungan bayi diharapkan
akanmampumempercepat penurunan angka kematian bayi meningkatkan kualitas
dan kelangsungan hidup bayi.

3.1.9. Desa Uci dan Pelayanan Imunisasi


Kegiatan Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas bidang
kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
Millenium Development Goals (MDGs) khususnya menurunkan angka kematian
pada anak.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai bila perlindungan


yang diberikan mencapai hasil yang optimal. Pencapaian Universal Child
Immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan atas
imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi yang merupakan upaya
perlindungan sedini mungkin. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan
wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya
tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan PD3I.
Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi
desa/kelurahan. (Depkes RI, 2008).

Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 80 % bayi di


desa tersebut mendapat imunisasi lengkap. Cakupan untuk desa UCI Puskesmas
Susoh80% atau16desa, yaitu desa Desa Rumah Panjang, Desa Palak Hilir, Desa
Durian Rampak, Desa Padang Hilir, Desa Tangah,Desa Durian Jangek, Desa
Ujung Padang, Desa Geulima Jaya, Desa Padang Baru, Desa Pinang, Desa
Baharu, Desa Barat, Desa Kedai Susoh, Desa Rumah Dua Lapis, Desa Gadang
dan Desa Kepala Bandar.

Cakupan imunisasi DPT+HB dan Campak sangat berkaitan karena


menentukan angka Drop Out (DO). Cakupan imunisasi DPT+HB harusnya
seimbang dengan cakupan imunisasi Campak, dan angka Drop Out harusnya
bernilai 0 (nol). Semakin tinggi nilai DO Rate menunjukkan semakin tinggi pula
ketidakseimbangan antara cakupan DPT+HB dengan Campak, begitu pula
sebaliknya. Angka Drop Out di wilayah Puskesmas Susoh tidak ada, namun
pencapaian DPT+HB yang terendah Desa Palak Hulu dengan angka 12,5%.

Angka cakupan imunisasi BCG yang tertinggi adalah Desa Tangah, Desa
Geulima Jaya, Desa Kedai Susoh, Desa Palak Hilir dan Desa Baharu Dengan
Persentase 100% dan angka cakupan tertinggi imunisasi Polio4 adalah Desa
Padang Baru, Desa Baharu, Desa Tangah, Desa Durian Jangek, Desa Kedai Susoh
dan Desa Durian Jangek dengan presentase 100%. Cakupan imunisasi BCG yang
terendah adalah Desa Pulau Kayu dengan presentase 50% dan untuk angka
cakupan imunisasi Polio yang terendah adalahPalak Hulu dengan persentase
12,5%. Kegiatan yang telah dilakukan adalah melakukan sweping imunisasi
dengan sasaran bayi Drop Out di masing-masing Kecamatan, dengan caraDoor to
Door untuk meningkatkan cakupan / memberikan imunisasi bagi bayi yang DO.
Dengan peningkatan cakupan diharapkan perlindungan dari penularan dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) bagi bayi dan balita dapat
lebih optimal.
3.1.10. Jumlah Bayi yang Diberikan ASI Ekslusif
Pemberian ASI Eksklusif merupakan pemberian asupan gizi yang sangat
berguna untuk pembangunan manusia seutuhnya. ASI Eksklusif adalah pemberian
ASI pada bayi mulai 0 – 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

ASI diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat baik bagi bayi dari
aspek Gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/Ig A, whei-casein,
decosahexanoic (DHA), dan arachidonic acid (AA) dengan komposisi sesuai),
aspek imunologik (selain Ig A, terdapat laktoferin, Lysosim, dan 3 jenis leucosit
yaitu brochus-associated lymphocyte, Gutassociated lymphocyte tissue/GALT,
mammary associated lymphocytetissue/MALT serta faktor bifidus), aspek
Psikologis (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan,
aspek neurologic (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf
bayi), aspekekonomi, serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorrhea
laktasi/MAL). Selain aspek-aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi
bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (Sudden Infant Death
syndrome/SIDS). (Dinkes Jatim, 2008).

Pemberian ASI secara eksklusif mempunyai keuntungan yangsangat besar


seperti melindungi bayi terhadap infeksi, adanya kontak yang lebih erat antara ibu
dan anak, melindungi kesehatan ibu , memperpanjang kehamilan berikutnya
bahkan ada keuntungan ekonomi yang diperoleh. Bahkan WHO menganjurkan
pemberian ASI secara Eksklusif sampai dengan umur 6 bulan. Pemberian ASI
eksklusif dapat menurunkan kematian bayi sebesar 13 % dan dapat menurunkan
balita pendek (lancet 2010) .
Hasil pemantauan pemberian ASI di Puskesmas Susoh pada tahun 2016
menunjukkan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar114
atau66,6 % dari 171 jumlah bayi yang ada. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif
dipengaruhi banyak factor diantaranya kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan
di Puskesmas, perilaku masyarakat/ ibu yang memberikan makananan
pendamping ASI terlalu dini , mudahnya mendapatkan susu formula
dimasyarakat/ iklan susu di tayangan TV yang menonjolkan keunggulan –
keunggulan susu formula dan masih kurangya upaya bersama semua pihak untuk
kembali mengajak ibu – ibu agar menyusui bayi secara eksklusif 6 bulan hanya
dengan ASI saja . Karena itu upaya untuk meningkatkan pemberian ASI melalui
sosialisasi maupun konseling masih perlu dilakukan disemua kecamatan, sehingga
diharapkan dapat mencapai target yang diharapkan.
3.1.11. Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6 s/d 23 bulan
Bayi memerlukan makanan tambahan selain ASI setelah usia 6 bulan.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat pada Bayi 6-11 bulan
dan anak 12 – 23 bulan ditujukan mencegah agar anak tidak mengalami status gizi
yang kurang/buruk. Program pemberian ini diutamakan untuk keluarga miskin.
Pada saat profil ini disusun, belum tersedia data yang akurat tentang hal ini.

3.1.12. Cakupan Pelayanan Anak Balita


Balita dan anak-anak adalah harapan masa depan. Sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pemantauan secara intensif terhadap
perkembangannya. Pelayanan kesehatan pada kelompok Balita dan anak pra
sekolah, dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh
kembang, deteksi dini masalah kesehatan anak menggunakan MTBS dan
penanganannya serta pelayanan rujukan ke fasilitas yang lebih mampu. Pelayanan
tersebut dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung seperti di posyandu, dan
lain sebagainya.

Adapun kelompok usia sekolah dan remaja merupakan pelayanan


perpaduan lintas program dan lintas sektor. Pemeriksaan kesehatan anak Sekolah
Dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, yang dilakukan secara
berjenjang. Pada Tahun 2016, Anak Balita (12-59 bln) yang mendapat pelayanan
kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Susoh adalah sebesar 1535 dari 1612
balita yang ada.

3.1.13. Jumlah Balita ditimbang


Pemantauan dan pertumbuhan anak yang dilakukan melalui penimbangan
berat badan secara teratur dan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS),
berfungsi sebagai instrument penilaian pertumbuhan anak di masyarakat dan juga
sebagai sarana deteksi dini dan intervensi gangguan pertumbuhan serta entry
point berbagai pelayanan kesehatan anak ( misalnya imunisasi, pemberian kapsul
vitamin A, pencegahan diare dll) untuk meningkatkan kesehatan anak.
Tabel
Cakupan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita

No Balita Dilaporkan Balita Yang Persentase Ket


(S) Ditimbang (D) (D/S)

1 1515 1113 74%


Cakupan pemantauan tumbuh kembang balita pada tahun 2016 adalah sebesar
74% (D/S) dari 1515 balita dilaporkan (S). Dari 1113 balita yang ditimbang,
sebanyak 58 balita mengalami BGM.

3.1.14. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapatkan perawatan


Gizi buruk adalah gangguan kekurangan gizi tingkat berat yang ditandai
dengan adanya tanda-tanda klinis gizi buruk dan atau berat badan sangat rendah,
tidak sesuai dengan tinggi badan atau panjang badan anak ( BB/TB atau BB/PB <
-3 SD). Kasus gizi buruk seringkali disertai dengan penyakit penyerta antara lain
seperti penyakit infeksi dan kelainan bawaan lainnya sehingga bila tidak dirawat
sesuai standar memiliki risiko kematian yang sangat tinggi. Perawatan gizi buruk
dilaksanakan bisa melalui rawat inap dan rawat jalan. Bagi anak anak gizi buruk
yang disertai komplikasi penyakit dapat dirawat di Puskesmas perawatan/ TFC
(Terapiutic Feeding Center) atau Rumah Sakit. Sedangkan bagi anak gizi buruk
tanpa komplikasi dapat dirawat jalan. Perawatan anak dirumah dilakukan melalui
pembinaan petugas kesehatan dan kader. Pada tahun 2016 kasus gizi buruk tidak
ditemukan di Puskesmas Susoh pada waktu profil ini disusun.

3.1.15. Tuberkulosis Paru


Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberculosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS,
tuberculosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDGs.

MDGs menetapkan TB sebagai bagian dari tujuan dibidang kesehatan


yang terdiri dari :
a. Menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2016.
b. Menurunkan preavalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi
setengahnya pada tahun 2016 dibandingkan tahun 1990;
c. Sedikitnya 70 % kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program
Directly Observed Treatment Shortcource (DOTS) atau pengobatan TB Paru
dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO);
d. Sedikitnya 85 % tercapai Succes Rate (SR).

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberculosis dapat diukur dengan


insiden (Didefinisikan sebagai jumlah kasus baru dan kasus kambuh tuberculosis
yang muncul dalam periode waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satu
tahun), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberculosis pada suatu
titik waktu tertentu) dan Mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah
kematian akibat tuberculosis dalam jangka waktu tertentu).

Jumlah Suspek TB Tahun 2016 sebanyak 107 orang, Kasus baru BTA+
yang ditemukan pada tahun 2016 sebanyak 7orang. Jumlah penderita kasus BTA-
RO+tidak ditemukan karena langsung ditangani oleh Dokter Spesialis Paru yang
ada di Rumah Sakit Teungku Peukan. Kasus yang ditemukan pada tahun 2016
lebih sedikit dibanding kan dengan tahun 2015 dikarenakan Pemeriksaan BTA di
Puskesmas Susoh Cuma 6 bulan dan untuk 6 bulan kedepan di non aktifkan
dengan alasan Pembangunan gedung Puskesmas yang baru sehingga pemeriksaan
BTA di alihkan ke Puskesmas Blangpidie atau Puskesmas Sangkalan. Untuk
Kasus Tertinggi pada 6 bulan pertama di tahun 2016 terdapat di Desa Pulau Kayu
sebanyak 3 kasus.

Grafik
Kasus Baru BTA+ TB Paru Di Wilayah Kerja
Puskesmas Susoh Tahun 2016
8

5
Kasus Baru BTA+TB Paru
4
Laki- Laki
3 Perempuan

0
2016

Grafik diatas menujukkan kasus baru BTA+ TB Paru di Puskesmas Susoh


Kabupaten Aceh Barat Daya, dari grafik diatas jumlah kasus baru BTA+ TB Paru
menurun dari tahun sebelumnya. Dari 107 kasus baru TB pada tahun
2016,penderita terdiri dari4laki-laki dan 3 orang perempuan. Untuk kasus
terbanyak terjadi di Desa Pulau Kayu dengan 3 kasus.

3.1.16. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif
dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative yang berkualitas,
menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, dengan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman,
memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap
pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan
kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah
satu upaya dalam melaksanakan Usaha Kesehatan di sekolah adalah dengan
melakukan pemeriksaan kesehatan pada siswa kelas 1 SD,SLTP dan SLTA.
Selama tahun 2016 dari seluruh jumlah siswa kelas 1 SD,SLTP dan SLTA
sebanyak 719 siswa, sebanyak 719 siswa tersebut telah diperiksa kesehatannya.

3.1.17. Perilaku Hidup Masyarakat


Penyebab langsung kematian bayi dan balita sebenarnya relatif dapat
ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan perilaku
masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan
perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat. Tantangan yang dihadapi adalah
bagaimana memperbaiki perilaku keluarga dan masyarakat, terutama perilaku
hidup bersih dan sehat, termasuk upaya mencari pelayanan kesehatan serta
memperbaiki akses, memperkuat mutu manajemen terpadu penyakit bayi dan
balita, memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih dan sanitasi,
pengendalian penyakit menular, dan pemenuhan gizi yang cukup.

Berdasarkan hasil pemantauan Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Susoh pada Tahun 2016, sebanyak 110 (1,8%)
dari jumlah rumah tangga yang dipantau sejumlah 110 unit, sudah ber PHBS.

3.1.18. Sarana Sanitasi Dasar


Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi
kepemilikan jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Dari5.186
rumah Tangga yang ada, tidak semuanya bisa diperiksa karena keterbatasan
sumber daya yang ada. Selain Itu jumlah KK yang diperiksa berbeda untuk setiap
jenis pemeriksaan persediaan air bersih, kepemilikan jamban, tempat sampah, atau
Pengelolaan Air Limbah (PAL). Selayaknya pemeriksaan dilakukan satu kali
untuk semua jenis sarana sanitasi dasar.

3.1.19. Tempat – tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan


Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi
tempat penyebaran penyakit. TPM meliputi hotel, restoran, pasar sekolah dan
lain-lain. Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum dan pengelolaan makanan
dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang
cukup, luas lantai (luas ruangan) yang cukup memadai.

3.2 KUNJUNGAN RAWAT JALAN


Kunjungan rawat jalan di Puskesmas Susoh Tahun 2016 sebanyak 30.951
kunjungan, dapat dilihat perinciaannya pada grafik dibawah ini :
Grafik.III.
Sumber : Pemegang Laporan Kunjungan (tata usaha)

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat, jumlah kunjungan terbanyak yaitu


pada Bulan November dengan jumlah 4.166Kunjungan, dan jumlah Kunjungan
sedikit yaitu pada bulan Juli dengan jumlah Kunjungan sebanyak 1.868.

3.2 STANDAR PELAYANAN MAKSIMAL


1. Kabupaten Aceh Barat Daya menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan sesuai Standar Pelayanan Maksimal ( SPM ).
2. Standar Pelayanan Minimal berkaitan dengan pelayanan Kesehatan
yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target
tahun 2016.

A. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 ( 97,7 % )


2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 ( 96,9 % )
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga
Kesehatan yang memiliki kompetensi Kebidanan (92 %)
4. Ibu Hamil resiko tinggi yang dirujuk ( 15,3 % )
5. Cakupan Kunjungan Neonatus ( 92,97 % )
6. Cakupan Kunjungan Bayi ( 94,86 % )
7. Cakupan Bayi Berat Lahir Rendah / BBLR yang ditangani (95 %)

B. PELAYANAN KESEHATAN ANAK PRA SEKOLAH DAN USIA


SEKOLAH
1. Cakupan diteksi Dini tumbuh kembang anak balita dan Prasekolah
( 95 % )
2. Cakupan Pemeriksaan Siswa SD dan tingkat oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih / UKS / Dokter Kecil (85 %)
3. Cakupan Pelayanan kesehatan remaja ( 45 % )
C. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
Cakupan Pelayanan Aktif KB ( 65,3 % )

D. PELAYANAN OBS TETRIK DAN NEONATAL EMERGENCY


DASAR DAN
KOMPROHENSIF
1. Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman
untuk menangani rujukan Ibu Hamil dan Neonatus ( 0 % )
2. Ibu Hami resiko tinggi / Komplikasi yang ditangani ( 29,3 % )
3. Neonatal resiko tinggi komplikasi yang ditangani ( 7,42 % )

E. PELAYANAN IMUNISASI
Desa / kelurahan Universal Child Imumunization ( UCI ) (100 %)

F. PELAYANAN GIZI
1. Cakupan balita mendapat kapsul Vitamin A 2 kali pertahun ( 90,3
%)
2. Cakupan Ibu Hamil mendapat 90 tablet Fe ( 94 % )
3. Cakupan pemberian makan pendamping ASI pada bayi bawah
garis merah dari keluarga miskin ( 80 % )
4. Balita gizi buruk mendapat perawatan ( 0 % )

G. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA


1. Balita yang naik berat badan ( 65,7 % )
2. Balita bawah garis merah ( 3,8 % )

H. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN


PENGGULUNGAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) GIZI
BURUK
Desa / kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam (0 %)
1. Kecamatan bebas rawan Gizi ( 0 % )

I. PELAYANAN GAWAT DARURAT


Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang akses
masyarakat ( 60 % )

J. PELAYANAN PENGOBATAN
Cakupan Rawat Jalan ( 80 % )
K. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT ISPA
Cakupan balita dengan bukan pneomonia yang ditangani (100 %)

L. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT POLIO


Akute Flaccid Paralysis ( AFP ) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun (0
%)

M. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT TB PARU


Kesembuhan penderita TBC BTA positif ( 85 % )
Kesembuhan penderita TBC BTA Negatif RO Positif ( > 70 % )

N. PELAYANAN KESEHATAN JIWA


Pelayanan Gangguan Jiwa disarana pelayanan Kesehatan Umum ( 78 % )

O. PENDISTRIBUSIAN OBAT - OBATAN


Pendistribusian Obat - obatan disarana pelayanan Kesehatan Umum ( 75
%)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
.1 KESIMPULAN

Berdasarkan data keadaan umum Puskesmas Susoh,dapat disimpulkan, Sebagai


berikut :
1. Puskesmas Susoh Adalah Puskesmas Rawat Jalan Tingkat Pertama
(RJTP) yang terletak di desa Padang Baru Kecamatan Susoh Kabupaten
Aceh Barat Daya. Akses menuju puskesmas mudah dijangkau oleh
masyarakat karena lokasi gedung terletak dipinggir jalan nasional.

2. Puskesmas Susoh terdiri dari 20desa dalam wilayah kerja,yaitu : Desa


Tangah, Desa Geulima Jaya, Desa Kepala Bandar, Desa Barat, Desa
Durian Rampak, Desa Baharu, Desa Durian Jangek, Desa Pawoh, Desa
Padang Hilir, Desa Palak hulu, Desa Gadang, DesaRumah II Lapis, Desa
Ujung Padang, Desa Rumah Panjang, Desa Pinang, Desa Kedai Susoh,
Desa Padang Baru, Desa Pulau Kayu, Desa Pantai Perak dan Desa Palak
Hilir.

3. Jumlah Pegawai di Puskesmas Susoh berjumlah keseluruhan 83 Orang


dengan status kepegawaian 47 Orang PNS, 20 Orang PTT, dan 16 Orang
Kontrak. Dengan jenis ketenagaan Sebagai berikut : 2 orang Dokter
Umum, 1 orang Dokter Gigi, 3 Orang S-I kesehatan Masyarakat, 41
Orang D3 Kebidanan, 16 orang D3 Keperawatan, 3 Orang D3 Gizi, 5
Orang D3 Gigi, 3 orang D3 Farmasi,2 orang D3 Analis, 4 Orang
Sanitasi, 1 Orang Sopir, 1 Orang Cleaning Service, 1 orang Tenaga
Administrasi.

4. Sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Susoh sebagai berikut :

Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan diperlukan untuk


mengoptimalkan berbagai upaya kesehatan kepada masyarakat dan
menjadi salah satu perhatian utama pemerintah dalam pembangunan
kesehatan agar dapat menjangkau lapisan masyarakat secara adil dan
merata. Sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas
sebagai beikut :
1. Bangunan
Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) Puskesmas Susoh
memiliki 26 ruangan, tata ruang bangunan Puskesmas sesuai
dengan fungsi pelayanan. Adapun ruangan Pelayanan RJTP terdiri
dari :
a. Ruang Kantor
 Ruangan Kepala
 Ruangan Tata Usaha
 Ruangan Staf Tata Usaha dan Bendahara
b. Ruang Pelayanan
 Ruangan Kartu (pendaftaran) dan rekam medic
 Ruangan tunggu(Loby)
 Ruangan pemeriksaan umum
 Ruangan Tindakan/IGD
 Ruangan Sterilisasi
 Ruangan KIA dan KB
 Ruangan Persalinan
 Ruangan Pasca Persalinan
 Ruangan Obat/Farmasi
 Gudang Obat
 Ruangan Gigi
 Ruangan Laboratorium
 Ruangan Imunisasi
 Ruangan Gizi
 Ruangan Lansia
 Ruangan Promosi Kesehatan
 Ruangan P2M
 Ruangan MTBS dan ASI
 Kamar Mandi/WC
 Ruangan Mushalla
 Ruang Arsip & Dokumentasi
 Ruangan Gudang
 Aula/Ruangan Meeting

c. Pendukung
 Rumah dinas tenaga kesehatan ada 3 (tiga), terletak didalam
komplek Puskesmas.
 Parkir Kendaraan roda 4 (empat) dan 2 (dua), serta garasi
untuk ambulance.

5. Puskesmas Susoh mempunyai 3 (tiga) Puskesmas Pembantu (Pustu), dan


2 Poskesdes yang membantu pelayanan diwilayah kerja Puskesmas
Susoh.

6. Pembiayaan dan sumber dana operasional Puskesmas Susoh terdiri dari


anggaran Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya, Jaminan Kesehatan
Nasional dan Bantuan Operasional Kesehatan.

7. Cakupan Upaya Kesehatan Puskesmas Susoh


a. Upaya Kesehatan ibu dan anak
- Antenatal Care atau kunjungan ibu hamil pada kehamilan
triwulan pertama (K1) sangat tinggi yaitu 97,7% dan96,9 % ibu
hamil yang melakukan kunjungan secara lengkap (K4).

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


- Gambaran cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
di Puskesmas Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sebesar
345 (92%) dari sasaran375 ibu bersalin.

c. Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil (T5)


- Cakupan imunisasi TT (T5) pada ibu hamil diPuskesmas Susoh
Kabupaten Aceh Barat Daya yang tertinggi terdapat di Desa
Padang Baru dengan jumlah 32 orang
d. Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3
- Cakupan pemberian tablet Fe1 di Puskesmas Susoh sebanyak
382 orang, pada ibu hamil sudah sangat maksimal, yaitu
mencapai angka 97,7%. Sedangkan untuk cakupan pemberian
tablet Fe3 sebanyak 379 orang adalah sebesar 96,9% (391
bumil).

e. Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang Ditangani


- Tahun 2016 jumlah sasaran ibu hamil mencapai 391 sedangkan
jumlah ibu hamil dengan resiko tinggi berdasarkan data yang di
dapat dari PWS-KIA sebanyak 112 dengan komplikasi kebidanan
yang ditangani sebanyak 110 (100%). Kasus ibu hamil dengan
resiko tinggi sangat banyak di wilayah Desa Padang Baru (16
bumil).

f. Neonatal Resiko Tinggi yang Ditangani


- Pada Tahun 2016di Puskesmas Susoh ditemukan sebanyak 29
kasus neonatal resiko tinggi, sedangkan kasus yang terbanyak
terdapat di wilayah Desa Padang Baru6 kasus.

g. Pemberian Vitamin A pada Bayi, Balita, dan Ibu Nifas


- Pencapaian pemberian kapsul vitamin A untuk bayi 6-11 bulan
pada tahun 2016 sebanyak 119 (91%) dari sasaran 219 bayi 6-11
bulan yang ada. Secara keseluruhan semua cakupannya sudah
mencapai target yang ditetapkan. Sedangkan untuk pemberian
Vitamin A pada anak balita pada tahun 2016 sebanyak 1037
( 90,2%) dari sasaran 1150 anak balita yang tersebar pada
wilayah kerja Puskesmas Susoh Kabupaten Aceh Barat
Daya.Pada tahun 2016 cakupan pemberian vitamin A pada ibu
nifas adalah sebesar 345 (92%).
8. Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi
a. Kunjungan Neonatus
- Kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) di Puskesmas Susoh tahun
2016 adalah 92,97%, dari jumlah total lahir hidup sebanyak 344.
Sedangkan untuk kunjungan Neonatus lengkap adalah sebesar
344 atau sebesar 92,97% dari 344 bayi lahir hidup. Kunjungan
neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus untuk
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan/ masalah kesehatan neonatus.

b. Kunjungan Bayi
- Cakupan Kunjungan bayi pada tahun 2016 sebesar 344 dari
target 370 bayi yang ada dengan persentase 92,68%. Kualitas
pelayanan kunjungan bayi diharapkan akan mampu mempercepat
penurunan angka kematian bayi meningkatkan kualitas dan
kelangsungan hidup bayi.

9. Desa Uci dan Pelayanan Imunisasi


a. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 80 % bayi
di desa tersebut mendapat imunisasi lengkap. Cakupan untuk desa
UCI Puskesmas Susoh 80% atau 16 desa, yaitu desa Desa Rumah
Panjang, Desa Palak Hilir, Desa Durian Rampak, Desa Padang Hilir,
Desa Tangah, Desa Durian Jangek, Desa Ujung Padang, Desa
Geulima Jaya, Desa Padang Baru, Desa Pinang, Desa Baharu, Desa
Barat, Desa Kedai Susoh, Desa Rumah Dua Lapis, Desa Gadang dan
Desa Kepala Bandar.

b. Angka cakupan imunisasi BCG yang tertinggi adalah Desa Tangah,


Desa Geulima Jaya, Desa Kedai Susoh, Desa Palak Hilir dan Desa
Baharu Dengan Persentase 100% dan angka cakupan tertinggi
imunisasi Polio4 adalah Desa Padang Baru, Desa Baharu, Desa
Tangah, Desa Durian Jangek, Desa Kedai Susoh dan Desa Durian
Jangek dengan presentase 100%. Cakupan imunisasi BCG yang
terendah adalah Desa Pulau Kayu dengan presentase 50% dan untuk
angka cakupan imunisasi Polio yang terendah adalah Palak Hulu
dengan persentase 12,5%.

10. Jumlah Bayi yang Diberikan ASI Ekslusif


Hasil pemantauan pemberian ASI di Puskesmas Susoh pada tahun 2016
menunjukkan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar
114 atau 66,6% dari 171 jumlah bayi yang ada.

11. Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6 s/d 23 bulan


Program pemberian ini diutamakan untuk keluarga miskin. Pada saat
profil ini disusun, belum tersedia data yang akurat tentang hal ini.

12. Cakupan Pelayanan Anak Balita


Adapun kelompok usia sekolah dan remaja merupakan pelayanan
perpaduan lintas program dan lintas sektor. Pemeriksaan kesehatan anak
Sekolah Dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, yang
dilakukan secara berjenjang. Pada Tahun 2016, Anak Balita (12-59 bln)
yang mendapat pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Susoh
adalah sebesar 1535 dari 1612 balita yang ada.

13. Jumlah Balita ditimbang


Cakupan pemantauan tumbuh kembang balita pada tahun 2016 adalah
sebesar 74% (D/S) dari 1515 balita dilaporkan (S). Dari 1113 balita yang
ditimbang, sebanyak 58 balita mengalami BGM.

14. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapatkan perawatan


Gizi buruk adalah gangguan kekurangan gizi tingkat berat yang ditandai
dengan adanya tanda-tanda klinis gizi buruk dan atau berat badan sangat
rendah, tidak sesuai dengan tinggi badan atau panjang badan anak
( BB/TB atau BB/PB < -3 SD). Kasus gizi buruk seringkali disertai
dengan penyakit penyerta antara lain seperti penyakit infeksi dan
kelainan bawaan lainnya sehingga bila tidak dirawat sesuai standar
memiliki risiko kematian yang sangat tinggi. Pada tahun 2016 kasus gizi
buruk tidak ditemukan di Puskesmas Susoh.

15. Tuberkulosis Paru

Jumlah Suspek TB Tahun 2016 sebanyak 107 orang, Kasus baru


BTA+ yang ditemukan pada tahun 2016 sebanyak 7orang. Jumlah
penderita kasus BTA- RO+ tidak ditemukan karena langsung
ditangani oleh Dokter Spesialis Paru yang ada di Rumah Sakit
Teungku Peukan. Kasus yang ditemukan pada tahun 2016 lebih
sedikit dibanding kan dengan tahun 2015 dikarenakan Pemeriksaan
BTA di Puskesmas Susoh Cuma 6 bulan dan untuk 6 bulan
kedepan di non aktifkan dengan alasan Pembangunan Gedung
Puskesmas yang baru sehingga pemeriksaan BTA di alihkan ke
Puskesmas Blangpidie atau Puskesmas Sangkalan. Untuk Kasus
Tertinggi pada 6 bulan pertama di tahun 2016 terdapat di Desa
Pulau Kayu sebanyak 3 kasus.

16. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat


Salah satu upaya dalam melaksanakan Usaha Kesehatan di sekolah
adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pada siswa kelas 1
sekolah dasar. Selama tahun 2016 dari seluruh jumlah siswa kelas 1
SD,SLTP dan SLTA sebanyak 719 siswa, sebanyak 719 siswa tersebut
telah diperiksa kesehatannya.

17. Perilaku Hidup Masyarakat


Berdasarkan hasil pemantauan Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Susoh pada Tahun 2016, sebanyak 110
(1,8%) dari jumlah rumah tangga yang dipantau sejumlah 110 unit,
sudah ber PHBS.

18. Sarana Sanitasi Dasar


Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi
kepemilikan jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah.
Dari5.186 rumah Tangga yang ada, tidak semuanya bisa diperiksa
karena keterbatasan sumber daya yang ada. Selain Itu jumlah KK yang
diperiksa berbeda untuk setiap jenis pemeriksaan persediaan air bersih,
kepemilikan jamban, tempat sampah, atau Pengelolaan Air Limbah
(PAL). Selayaknya pemeriksaan dilakukan satu kali untuk semua jenis
sarana sanitasi dasar.

19. Tempat – tempat umum dan Tempat Pengelolaan Makanan


Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi
menjadi tempat penyebaran penyakit. TPM meliputi hotel, restoran,
pasar sekolah dan lain-lain. Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum
dan pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang cukup, luas lantai (luas
ruangan) yang cukup memadai

20. Kunjungan Rawat Jalan


Kunjungan rawat jalan di Puskesmas Susoh Tahun 2016 sebanyak
30.951
kunjungan, jumlah kunjungan terbanyak yaitu pada Bulan
November dengan jumlah 4.166Kunjungan, dan jumlah Kunjungan
sedikit yaitu pada bulan Juli dengan jumlah Kunjungan sebanyak
1.868.
.2 SARAN

Demikian penyajian Profil Puskesmas Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya


Tahun 2016, diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan yang lebih
mendalam mengenai informasi sumberdaya kesehatan dan hasil kegiatan program
selama kurun waktu selama satu tahun. Secara umum, pelayanan kesehatan yang
diberikan hampir rata – rata memenuhi target nasional, namun dari itu beberapa
hal dapat disimpulkan dari informasi data profil Puskesmas Susoh Kabupaten
Aceh Barat Daya tahun 2016 yaitu :

- Ratio ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dengan penduduk dalam


Kabupaten telah memadai sehingga ke depan upaya peningkatan kualitas
pelayanan yang harus ditingkatkan.
- Secara kuantitatif, rasio tenaga kesehatan masih memerlukan penambahan
khususnya tenaga medis.
- Keterlibatan masyarakat dalam upaya Kesehatan seperti kader malaria,
kesehatan lingkungan, posyandu, TB/Kusta, desa Siaga, Gizi dan Kader
Keswa mampu meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat .
- Dukungan anggaran dalam pelaksanaan Program prioritas dalam mencapai
Indikator pelayanan minimal kesehatan perlu menjadi pertimbangan
khusus untuk pemangku jabatan dan kepentingan Pemda Aceh Barat Daya,
sehingga sasaran dan peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas
bagi masyarakat dapat tercapai.

Demikianlah Profil Kesehatan tahun 2016 ini kami sampaikan, atas segala
upaya dan bantuan semua pihak yang telah memberi masukan sehingga profil ini
dapat diselesaikan kami ucapkan ribuan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai