Nim : 433131420120009
Kelas : 1a
Ujian Prasat Kepdas 1
Modul 2
Seorang pasien (26 tahun, 58kg, 158 cm) datang ke RS hari pertama dengan keluhan nyeri perut
bagian kanan bawah sudah 7 hari. Keadaan umum lemah dan pucat. Hasil pemeriksaan TD =
100/70 mmHg, RR= 22x/menit, Nadi = 80x/menit, Suhu = 38,50 C. Untuk mendapatkan semua
data pasien lebih lengkap, perawat akan melakukan pemeriksaan fisik head to toe.
Inspeksi
Tujuannya melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang
mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Itu sebabnya pemeriksa perlu
mengetahui karakteristik normal dan abnormal tiap usia. Kondisi tubuh abnormal
pada orang dewasa muda adalah kulit keriput dan tidak elastis karena kondisi ini
umumnya dimiliki orang lanjut usia.
Inspeksi bisa dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran,
dan penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan,
tubuh akan diperiksa secara mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan
guna mendeteksi potensi kelainan. Ikuti instruksi dokter untuk memudahkan proses
inspeksi.
Palpasi
Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan
bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan hanya mengandalkan telapak
tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk mengecek kelembutan, kekakuan,
massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh.
Saat palpasi dilakukan, posisi harus rileks dan nyaman untuk mencegah
ketegangan otot. Dokter menjelaskan apa yang akan dilakukan, alasan, dan apa
yang dirasakan. Kamu juga diminta menghela napas agar lebih rileks dan berhenti
jika merasakan nyeri saat pemeriksaan berlangsung.
Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan
suara normal dan abnormal menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang
didengarkan berasal dari sistem kardiovaskuler, respirasi, dan gastrointestinal.
Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa kulit. Perkusi
bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Perkusi secara langsung
dilakukan dengan mengetukkan jari tangan langsung pada permukaan tubuh.
Sementara perkusi secara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan
jari tengah tangan non-dominan (biasanya tangan kiri) di permukaan tubuh yang
akan diperkusi, kemudian jaringan tengah tangan dominan (biasanya tangan
kanan) diketuk-ketuk di atas jari tengah tangan non-dominan untuk menghasilkan
suara.
Terdapat lima jenis suara yang dihasilkan (pekak, redup, sonor,
hipersonor, dan timpani) dan keseluruhannya menggambarkan kondisi organ
tubuh bagian dalam.
Yang di lakukan perawat awalnya Teknik pemeriksaan fisik abdomen
tentunya diawali dengan anamnesis berkaitan dengan keluhan pasien, baik yang
berhubungan dengan keluhan gastrointestinal, urogenital, maupun keluhan
lainnya. Anamnesis kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
fisik abdomen dilakukan untuk mendapatkan gambaran klinis organ-organ dan
ruang intraabdomen.
c. Sebutkan apa saja cara dalam pemeriksaan fisik untuk mengetahui baik atau buruknya
sirkulasi/peredaran daarah?
Dengan cara pemeriksaan darah lengkap seperti tes darah yang dilakukan untuk
mengetahui jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau jg dengan Tes
Treadmill (Exercise Stress Test) adalah pemeriksaan fisik jantung yang memberikan
informasi apakah jantung memiliki asupan darah dan oksigen dari sirkulasi saat terjadi
stress fisik. Tes treadmill juga dilakukan untuk memperoleh informasi penting apabila
ada kelainan dari irama jantung dan tekanan darah. Namun treadmill sebaiknya tidak
dilakukan pada pasien yang baru saja mengalami serangan jantung, atau pada saat baru
mengalami nyeri dada, maka sebaiknya lakukan uji treadmill sesuai anjuran/konsultasi
dokter sebelumnya.
d. Sebutkan apa saja cara dalam pemeriksaan fisik untuk mengetahui baik atau buruknya
nutrisi?
Menegakkan diagnosis malnutrisi membutuhkan beberapa tahap yang diawali dengan
anamnesis, penilaian status nutrisi, pemeriksaan fisik baik umum dan khusus untuk
mencari adakah tanda-tanda defisiensi mikronutrien tertentu, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Dari anamnesis, tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah penurunan berat
badan maupun tidak ada kenaikan berat badan. Pada anak-anak, dapat ditemukan
pertumbuhan yang lambat. Selain itu, penderita malnutrisi dapat mengalami gejala
perilaku seperti gelisah, apatis, berkurangnya respons sosial, cemas, serta gangguan
pemusatan perhatian.
Adapun gejala spesifik pada defisiensi mikronutrien yang mungkin ditemukan, yaitu:
Defisiensi zat besi: anemia, lemas, fatigue, gangguan fungsi kognitif, nyeri kepala,
glositis, dan perubahan pada kuku (koilonikia)
Defisiensi iodine, goiter, gangguan tumbuh kembang, retardasi mental
Defisiensi vitamin D, gangguan pertumbuhan, penyakit Rickets, hipokalsemia
Defisiensi vitamin A, rabun malam hari, xeroftalmia, gangguan pertumbuhan,
perubahan tekstur rambut
Defisiensi asam folat, anemia megaloblastik, glositis, neural tube defect (NTD)
pada fetus
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada malnutrisi meliputi pemeriksaan menyeluruh.
Status Gizi
Mulai dengan pemeriksaan status gizi dengan mengukur berat dan tinggi badan
pasien (panjang badan pada anak di bawah 2 tahun). Pada orang dewasa, status gizi ini
digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh pasien, yaitu dengan membagi berat
badan (kg) dengan tinggi badan (cm) kuadrat.
Kategori status gizi berdasarkan indeks massa tubuh pasien adalah sebagai berikut:
<18.5: Gizi kurang
18.5-24.9: normal
>25: Gizi lebih
25-29.9: Praobesitas
30-34.9: Obesitas I
35-39.9: Obesitas II
>40: Obesitas III
Walau demikian, kategori tersebut didasarkan pada penelitian menggunakan populasi
Kaukasian sehingga WHO mengajukan klasifikasi baru untuk populasi Asia sebagai
berikut:
<18.5: Gizi kurang
18.5-22.9: normal
>23: gizi lebih
23-24.9: berisiko
25-29.9: Obesitas I
>30: Obesitas II
Pada dewasa, obesitas sentral juga penting untuk dinilai dengan menilai lingkar
perut. Populasi Asia dikatakan obesitas sentral jika lingkar perut > 90 cm pada laki-laki
dan >80 cm pada perempuan. Rasio lingkar perut dan tinggi badan juga dapat digunakan
untuk menentukan obesitas sentral dengan cut off point >0.5.[10]
Pada anak, hasil pengukuran tinggi/panjang dan berat badan akan diplot pada
kurva pertumbuhan WHO (untuk usia hingga 2 tahun) atau CDC (untuk usia di atas 2
tahun). Pertumbuhan pada anak prematur berbeda sehingga kurva pertumbuhan yang
harus digunakan juga berbeda.